Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 153592 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Akbar Novianto Hadaning Putra
"Kota Padang menurut para pakar geologi dinyatakan sebagai daerah rawan gempa, karena terletak diantara dua sumber gempa aktif yaitu pertemuan lempeng Australia dan lempeng Eurasia. Berdasarkan catatan sejarah pada tahun 1797 M dan 1833 M telah terjadi gempa besar (+ 9 skala richter) di sekitar Mentawai yang diikuti oleh gelombang tsunami yang besar, sehingga menghabiskan sepertiga Kota Padang. Oleh karena itu kesiapsiagaan untuk mengantisipasi bencana menjadi sangat penting, mengingat jika terjadi gempa besar yang diikuti oleh tsunami, maka resiko bahaya akan sangat besar, karena Kota Padang terletak di pinggir pantai dengan konsentrasi penduduk yang tinggal di wilayah pantai cukup tinggi. Pemetaan dan analisis tingkat resiko tsunami harus dilakukan dengan pendekatan multikriteria sesuai dengan daerah kajian. Berdasarkan analisis Penginderaan Jauh dan Sistem Informasi Geografis (SIG) dengan metode Cell Based Modelling dapat ditunjukkan bahwa tingkat risiko bencana tsunami di setiap wilayah kecamatan di Kota Padang memiliki variasi spasial yang berbedabeda.
Wilayah-wilayah yang memiliki tingkat risiko tinggi dan sangat tinggi berada pada wilayah Kota Padang bagian barat yang dekat dengan permukaan laut, dimana memiliki ketinggian topografi <10 m. Risiko bencana yang tinggi ini juga diakibatkan karena lokasi kemungkinan terjadi bencana tsunami tersebut berada pada daerah pemukiman padat penduduk sehingga perlu dikembangkan mitigasi bencana tsunami yang komprehensif di Kota Padang, terutama pada wilayah-wilayah yang memiliki kerawanan dan kerentanan bencana tsunami yang tinggi, dan memiliki tingkat kesiapsiagaan bencana yang rendah. Sedangkan wilayah yang hanya memiliki tingkat risiko rendah, dan sangat rendah terdapat di wilayah Kota Padang bagian timur, atau yang jauh dari permukaan laut, dimana memiliki ketinggian >15 m. Wilayah ini dapat digunakan sebagai zona evakuasi bencana tsunami.

According to some geology experts Padang City is declared as an earthquake tendency region because it locates between two active earthquakes sources that are Australian and Eurasian plates. Based on the history record on 1787 M and 1833 M a massive earthquake (+ 9 Richter scale) has already happened around Mentawai that followed by a big tsunami until depleted one per three of Padang City. Therefore state of being prepared and on the alert for anticipating disasters is become very important, remembering if big earthquake followed by tsunami happen then the danger risk will be very huge because of Padang City is located in the coastal area with high enough population. Mapping and analysis of tsunami risk level must be done by multi criterion approach which appropriate with the location of study. Based on Remote Sensing and Geography Information System (GIS) analysis with Cell Based Modeling method it can be shown that tsunami risk level in every sub district region of Padang City have different spatial variation.
The regions which are high risk and very high risk locates on the west of Padang City that is close to the sea surface where the topography height <10 m. This high risk is also caused by those tsunami possibility locations located on the high population settlement area so that a comprehensive tsunami disaster mitigation is need to be develop in Padang City, especially on the regions which have high potential tsunami disaster, and low disaster prepared level. Whereas some regions which only have low and very low risk level locates on the east of Padang City or far from sea surface with height >15 m. These regions can be used as tsunami disaster evacuation zone.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2009
T39422
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ichwan Hanif
"Bencana merupakan sebuah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan menggangu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor alam dan/atau faktor non alam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda dan dampak psikologis. Penelitian ini merupakan peneltian geografi yang memiliki ciri khas dalam hal melihat fenomena keruangan yang terjadi di permukaan bumi Pada hal ini fenomena yang terjadi merupakan sebuah bencana alam yang berdampak terhadap alam secara fisik itu sendiri maupun terhadap komponen manusia yang mengalaminya. Bencana yang dimaksud dalam penelitian ini merupakan bencana alam gempa bumi dan tsunami di Kota Padang. Kota Padang juga merupakan wilayah yang termasuk kedalam wilayah rawan bencaana, terkhusus untuk bencana gempa bumi dan tsunami. Maka dari itu perilaku kebencanaan masyarakat berupa pemilihan lokasi evakuasi dipengaruhi oleh pengetahuan masyarakat terhdap bencana. Pengetahuan yang dilihat merupakan pengetahuan berdasarkan pengalaman, pengetahuan terkait lokasi, dan pengetahuan terkait informasi sosialisasi bencana. Sehingga menghasilkan sebuah pola variasi spasial pengetahuan berdasarkan tingkat wilayah bahaya bencana. Hal ini menghasilkan tingkat pengetahuan yang akan mempengaruhi perilaku kebencanaan masyarakat dalam kesiapsiagaan mengahadapi bencana.

Disaster is an event or series of events that threaten and disrupt people's lives and livelihoods caused by both natural and/or non-natural factors as well as human factors, resulting in human casualties, environmental damage, property losses and psychological impacts. This research is a geographical research that has a characteristic in terms of seeing spatial phenomena that occur on the earth's surface. The disaster referred to in this study is an earthquake and tsunami natural disaster in the city of Padang. The city of Padang is also an area that is included in a disaster-prone area, especially for the earthquake and tsunami disaster. Therefore, community disaster behavior in the form of choosing an evacuation location is influenced by community knowledge about disasters. The knowledge seen is knowledge based on experience, knowledge related to location, and knowledge related to disaster socialization information. So as to produce a pattern of spatial variation of knowledge based on the level of the disaster hazard area. This results in a level of knowledge that will influence community disaster behavior in disaster preparedness."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Kompas, 2005
904 Ben
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Buku Kompas, 2005
904 Ben
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Hilza Ikhsanti
"

Kota Pariaman berada di pantai barat Pulau Sumatera yang kondisi geografisnya berada dekat dengan jalur seismik patahan Semangko (Semangko Fault) yaitu berupa patahan Barat Sumatera yang memanjang dari utara ke selatan dan zona penunjaman lempeng yang berada di dasar laut yaitu pertemuan antara dua lempeng Eurasia dan Indo-Australia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat risiko tsunami pada wilayah pesisir Kota Pariaman. Metode yang digunakan yaitu pemodelan, pembobotan serta overlay data bahaya, kerentanan, dan kapasitas. Hasil analisis menunjukkan bahwa sebagian besar daerah pesisir Kota Pariaman berada pada tingkat risiko tsunami sangat tinggi, dengan luas sebesar 466,40 Ha atau 37% dari total luas wilayah bahaya. Tingkat risiko tsunami tinggi seluas 330, 39 Ha, tingkat risiko tsunami sedang seluas 348,41 Ha, risiko tsunami rendah seluas 109,80 Ha dan risiko tsunami sangat rendah seluas 3,56 Ha. Pada tingkat risiko tsunami sangat tinggi terdapat satu desa yang mendominasi yaitu Desa Taluk dengan tingkat risiko tsunami seluas 97,94 Ha.

 


Kota Pariaman is a coastal city in West Sumatera which is located near the seismic fracture. The Semangko fracture consists of the Sumatran fault that extends from north to south and the subduction zone of the plate is located at the base where the two Indo-Australian plates meet. This study aims to determine the level of tsunami risk assesment in the Pariaman City Coastal region. The method used in this research were modelling method, weighting method, and overlay method. Analysis has shown that much of the coastal area of Pariaman City is at a very high risk of tsunami with 466,40 Ha or 37 % of the total area of tsunami hazard area. Tsunami risk level at high about 330,39 Ha area, risk level at middle about 348,41 Ha, risk level at low about 109,80 Ha and tsunami risk level at very low about 3,56 Ha. At tsunami risk levels there is one dominating village in Taluk with 97.94 Ha total area of tsunami risk.

 

"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Kompas, 2005
551.22 BEN
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Arwin Datumaya Wahyudi Sumari
"Berdasarkan data geologi, sejak tahun 2009 para ahli telah memeperkirakan bahwa di kepulauan mentawai akan terjadi gempa bumi besar (megathrust) dengan magnitude 8,9 skala richter dan 10 menit setelahnya akan terjadi tsunami di kepulauan tersebut. Pada menit ke 35, tsunami setinggi 10 meter akan sampai di kota padang yang berjarak 2,5 Km dari garis pantai, tergantung topografi daratannya. Pangkalan TNI Angkatan Udara (Lanud) Padang termasuk salah satu wilayah yang terancam oleh megathryst Mentawai karena terletak hanya +_ 800 meter dari garis pantai. Untuk mengetahui seberapa tinggi resiko bencana gempa bumi di Lanud Padang, telah dilakukan penelitian dengan cara menilai bahay gempa bumi , kerentanan bangunan , dan kapasitas masyarakat, sedangkan untuk mengetahui seberapa tinggi resiko dan dampak bencana tsunami dilakukan penilaian bahaya tsunami dan waktu evakuasi tsunami . Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah integrasi data dari system informasi geografis, citra potret udara dan observasi di lapangan. Penilaian bahaya gempa bumi merupakan perpaduan informasi antara geologi Lanud dengan nilai indeks siesmik Sumatra Barat. Penilaian kerentanan bangunan melalui observasi dengan menggunakan metode Rapid Visual Screning (RVS) of bulding for potential seismic hazard yang dikembangkan oleh Federal Emergency Management Agency (FEMA) . Penilaian kapasitas masyarakat melalui wawancara dan kuisoner terhadap variable kesadaran dan kesiapsiagaan. Penilaian bahaya tsunami dilakukan dengan memadukan informasi melalui elevasi permukaan laha, kelas kerawanan tsunami Kota Padang dan ketinggian air landasan Tsunami. Penilaian waktu evakuasi Tsunami dilakukan dengan memadukan informasi mengenai simulasi evakuasi bahaya tsunami dan klasifikasi waktu evakuasi. Berdasarkan hasil analisa , penilaian resiko bencana gempa bumi menghasilkan 5(lima) kelas indeks risiko yang sangat rendah (0-0,240), rendah (0,241-0,480), sedang (0,481-0,720), tinggi (0,721-0,960) dan sangat tinggi (0.961-1,200). Penilaian dampak bencana tsunami menhasilkan lima kelas indeks dampak yaitu sangat rendah (0-1,17_)rendah (1,171-1,710), sedang (1,711-2,250_, tinggi (2,251-2,790) dan sangat tinggi (2,791-3,360). Upaya pengurangan risiskko dilakukan dengan menitikberatkan pada peningkatkan infrastruktur dan peningkatan kapasitas dapat mengurangi akibat yang ditimbulkan oleh bencana gempa bumi ?tsunami."
Bogor: UNHAN ( Universita Pertahanan Indonesia), 2016
345 JPUPI 6:1 (2016)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Diyah Krisna Yuliana
"ABSTRAK
Wilayah pesisir Kota Cilegon merupakan daerah yang rawan gempa dan tsunami, karena posisinya yang berbatasan langsung dengan Selat Sunda dan dekat dengan keberadaan Gunung Anak Krakatau. Pada tahun 1883 pernah terjadi gempa besar di Selat Sunda dan tsunami besar akibat letusan gunung api Krakatau sehingga memakan korban 36.000 jiwa. Kesiapan bencana menjadi sangat penting, mengingat bila terjadi gempa besar yang diikuti oleh tsunami maka risiko bahaya sangat besar. Kota Cilegon memiliki aktivitas ekonomi dan konsentrasi penduduk yang tinggal di wilayah pesisir cukup tinggi. Penilaian risiko bencana tsunami yang dihasilkan dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode Multi Criteria Evaluation (MCE) dan teknik Sistem Informasi Geografis (SIG). Variabel yakni bahaya, kerentanan dan kemampuan penanganan adalah variabel penting dalam penilaian risiko bencana tsunami. Berdasarkan analisis MCE dan SIG dapat ditunjukkan bahwa tingkat risiko bencana tsunami di setiap unit analisis di wilayah pesisir Kota Cilegon berbeda-beda. Wilayah yang memiliki tingkat risiko tinggi dan sangat tinggi berada pada wilayah pesisir Kota Cilegon bagian barat yang dekat dengan permukaan laut, dimana mempunyai ketinggian kurang dari 12 m dpl dan jarak dari garis pantai kurang dari 3000 m. Dari hasil penilaian risiko dua skenario tektonik dan vulkanik, disimpulkan bahwa risiko bencana tsunami akibat vulkanik jauh lebih besar dibandingkan dengan risiko bencana tsunami akibat tektonik.

ABSTRACT
Coastal areas in the Cilegon City is an area prone to earthquakes and tsunamis, because of its position directly adjacent to the Sunda Strait and close to the existence of Mount Anak Krakatau. Based on the historical record, large earthquakes have occurred in the Sunda Strait and the massive tsunami caused by the eruption of Mount Krakatau in 1883 have killed 36,000 people. Therefore, disaster preparedness is very important, considering the case of a large earthquake followed by a tsunami, then the hazard would be very large because Cilegon City has economic activity and the concentration of people living in coastal areas is quite high. Tsunami risk assessment in this study were calculated using Multi Criteria Evaluation (MCE) and Geographical Information System (GIS) techniques. Hazard, vulnerability and coping capacities are important variables in the tsunami risk assessment. Based on MCE and GIS analysis can be shown that the level of tsunami risk in each unit of analysis in the coastal region of the Cilegon City is different. Areas that have a high and very high level of risk is the western part of Cilegon City coastal areas, which is near the sea surface and has height less than 12 m and the distance from the shoreline more than 3000 m. As the results of tsunami risk assessment which have two scenarios tectonic and volcanic, it can be concluded that due to volcanic, the tsunami risk is much greater than the risk of tsunami caused by tectonic. "
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2014
T42637
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zikri Alhadi
"Tesis ini membahas tentang upaya Pemerintah Kota Padang untuk meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi ancaman bencana gempa dan tsunami. Penelitian ini berfokus pada tahap pencegahan yang terkait dengan peningkatan kesiapsiagaan sebagai bagian dari siklus manajemen bencana.Pendekatan penelitian yang dipakai adalah pendekatan kualitatif dengan tenis penelitian deskriptif. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh hasil bahwa upaya Pemerintah Kota Padang untuk meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi ancaman bencana gempa dan tsunami secara umum belum mencapai hasil yang diinginkan. Ini dibuktikan dengan sikap Pemerintah Kota Padang yang lebih mengutamakan penanggulangan bencana pada tahap tanggap darurat, edukasi kesiapsiagaan yang belum merata, kerentanan bangunan terhadap gempa dan tsunami yang masih tinggi, jalur dan lokasi evakuasi yang belum tersedia dan mencukupi serta sistem peringatan dini yang masih butuh perbaikan. Untuk itu Pemerintah Kota Padang perlu mengubah paradigma dalam penanggulangan bencana dengan lebih memperhatikan tahap pencegahan (pra ? bencana) berupa kesiapsiagaan sebagai upaya untuk mengurangi resiko bencana gempa dan tsunami jika terjadi.

This research discusses about the efforts of Padang City Government to raise public awareness in facing potential earthquake and tsunami. This research focuses on pre ? disaster stage by raising preparedness as a part of disaster management. This descriptive research uses qualitative method. Based on the result, it is concluded that Padang City Government efforts to raise public awareness in facing potential earthquake and tsunami have not yet achieved the target. This can be inferred from the goverment?s disaster management priority in the post-disaster emergency response, the uneven disaster preparedness education, the poor building construction, the absence of sufficient evacuation lines and centers as well as the need to maintain the early warning system. It is recommended that the Padang City Government change its perspective in disaster management by prioritizing in pre-disaster preparedness as an effort to reduce the risk of potential earthquake and tsunami."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2011
T28581
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dani Miftahul Akhyar
"Penelitian ini merekonstruksi Sistem Komunikasi Krisis dan Risiko Kebencanaan di Media Sosial dalam Pengurangan Risiko Bencana Tsunami Vulkanik di Indonesia. Riset difokuskan pada kasus Tsunami Selat Sunda pada tahun 2018 yang menelan 426 korban jiwa. Tragedi ini disebabkan oleh lemahnya situational awareness akibat ketidaksinkronan kebijakan peringatan dini tsunami vulkanik antar lembaga, lemahnya crisis response masyarakat di media sosial, dan rumor yang berkembang akibat kesenjangan digital masyarakat terdampak bencana. Metode penyelesaian masalah menggunakan Soft Systems Methodology (SSM) Multi Method, dengan penggunaan Social Network Analysis pada SSM tahap ke dua untuk memperkaya Rich Picture dan Textual Network Analysis pada SSM tahap ke lima untuk mempertajam perbandingan model konseptual dengan dunia nyata. Survei dengan instrumen berplatform Open Data Kit dilakukan tehadap 100 penduduk desa yang terkena dampak langsung atau tidak langsung tsunami menghasilkan visualisasi crisis sensing network selama bencana dari perspektif publik. Wawancara mendalam dengan 22 orang yang mewakili 15 pemangku kepentingan nasional dan lokal utama menghasilkan crisis sensing network dari perspektif pemerintah. Riset ini merekomendasikan beberapa hal. Pertama, rekomendasi secara akademis, yaitu mengintroduksi collective intelligence sebagai pengembangan dari Social Mediated Crisis Communication dengan kolaborasi pengelolaan media sosial antar lembaga dan partisipasi masyarakat dalam komunikasi risiko dan krisis khususnya peringatan dini bencana. Kedua, kontribusi secara metodologis yaitu elaborasi varian baru SSM multi method yang memperkaya penerapan SSM dalam riset berbasis digital. Ketiga, rekomendasi secara praktis/ sosial; mengusulkan amandemen UU kebencanaan No.24/2007 dengan menambahkan tsunami non-tektonik (vulkanik) ke dalam tipe krisis/bencana tsunami; dan mempertegas peran institusi TNI dan Polri dalam komunikasi risiko dan krisis.

This study reconstructs the Crisis Communication System on Social Media for Disaster Risk Reduction of Volcanic Tsunami Disaster in Indonesia. Research is focused on the case of the Sunda Strait Tsunami in 2018 which claimed 426 lives. This tragedy was caused by weak situational awareness due to the out-of-synchronization of volcanic tsunami early warning policies between institutions, the weak crisis response of the community on social media, and rumors that developed due to the digital divide of the community affected by the disaster. The problem solving method uses the Soft Systems Methodology (SSM) Multi Method, with the use of Social Network Analysis in the second stage of SSM to enrich the Rich Picture and Textual Network Analysis in the fifth stage of SSM to sharpen the comparison of conceptual models with the real world. The survey using the Open Data Kit platform instrument was conducted on 100 villagers who were directly or indirectly affected by the tsunami, resulting in a visualization of the crisis sensing network during the disaster from a public perspective. In-depth interviews with 22 people representing 15 key national and local stakeholders produced a crisis sensing network from a government perspective. This research recommends several things. First, academic recommendations, namely introducing collective intelligence as a development of Social Mediated Crisis Communication with collaborative social media management between institutions and community participation in crisis communication, especially disaster early warning. Second, the methodological contribution, namely the elaboration of a new multi-method SSM variant which enriches the application of SSM in digital-based research. Third, practical/social recommendations; proposed an amendment to the Law on Disasters No.24/2007 by adding a non-tectonic (volcanic) tsunami to the type of tsunami crisis/disaster; and reinforce the role of TNI and Polri institutions in crisis communication.

Keywords: Social Media, Crisis Communication, Volcanic Tsunami, SSM Multi-Method, Social Network Analysis (SNA), Textual Network Analysis (TNA)"

Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2023
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>