Ditemukan 38422 dokumen yang sesuai dengan query
Ritasari Yuliawati
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2004
T39753
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Nur Cahya Eka Darmayanti
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2004
T40045
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Universitas Indonesia, 2003
S28618
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Arief Firdaus
"Penelitian ini membahas tentang berapa laju pembentukan dan energi aktivasi barium heksaferrite. Telah dilakukan eksperimen pada barium hexaferrite dengan suhu 900℃, 1100℃, dan 1200℃ masing-masing selama 1, 3, 5, 7, dan 10 jam. Diperoleh hasil bahwa pada suhu 900℃ laju pembentukan adalah 6,69x10-4/menit, pada suhu 1100℃ adalah 3,02x10-4 dan suhu 1200oC adalah 1,23x10-4/menit dengan n-1. Sedangkan energi aktivasi barium hexaferrite adalah 83,91 Kj/mol.
This research study about how much accelerating hexaferrite barium activation energy and forming. Have been done by experiment at hexaferrite barium with temperature 900℃, 1100℃, and 1200℃ each during 1, 3, 5, 7, and 10 hour. Obtained by result of that at temperature 900℃ accelerating forming is 6, 69x10-4 / minute, at temperature 1100℃ is 3, 02x10-4 and temperature 1200oC is 1, 23x10-4 / minute with n-1. While activation energy of hexaferrite barium is 83, 91 Kj / mole."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2005
S28936
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Ulung Gondo Kusumo
"Penelitian ini membahas pembentukan besi dari Mill scale secara efesien. Millscale yang terdiri atas 3 jenis fasa dioksidasi dahulu menjadi fasa tunggal hematite. Kemudian hematite dicampur dengan karbon dengan perbandingan berat 1:1 setelah itu dipanaskan menggunakan laju pemanasan 10ºC/menit untuk mencari temperatur efesien untuk proses reduksi oksida besi. Setelah diperoleh temperatur efesien laju pemanasan menuju dan lama pada temperatur efesien divariasikan untuk mendapatkan laju pemanasan yang efesien. Setelah didapatkan temperatur, laju dan lama pemanasan efesien dicari berat carbon minimum untuk proses reduksi. Efektivitas dari proses reduksi berusaha ditingkatkan menggunakan high energy ball mill.
Disimpulkan proses reduksi paling efesien menggunakan laju pemanasan 20ºC/menit hingga temperatur 1000ºC dimana temperatur tersebut ditahan selama 1 jam. Sedangkan perbandingan karbon dengan hematite yang paling baik adalah 1:1 lebih besar dari hasil yang diperoleh berdasarkan perhitungan. Sedangkan proses ball mill terbukti mampu meningkatkan efektivitas proses reduksi di udara bebas.
This research discusses how to make iron from mill scale efficiently. Mill scale which is comprised of three phase is oxidized into a single phase hematite. After that hematite is mixed with carbon with a ratio of 1:1 and then heated with a 10K/menit heating rate to find the efficient temperature for an iron oxide reduction process. After obtaining the efficient temperature the heating rate and time of heating is varied for the efficient temperature this is to obtain the efficient heating rate. After obtaining the efficient temperature, heating rate and time of heating the minimum weight of carbon for the reduction process is searched. The effectivity of the reduction process is increased using high energy ball mill. The conclusion is that the most efficient process of reduction is using a 20 C/menit heating rate up to 1000ºC where it is held for 1 hour. While the weight ratio between hematite and carbon is 1:1 bigger than the calculated result. And the ball mill process is proven to have increased the effectivity of the reduction process on free air."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2006
S29017
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
"ABSTRAK Telah dilakukan sintesis senyawa magnetik BaO.6(Fe2O3) dengan bahan dasar limbah baja yang disebut mill scale dan Barium Sulfat, BaSO4. Senyawa BaSO4 terlebih dahulu dikonversi menjadi BaCO3 melalui reaksi padat (solid state reaction) dengan serbuk KOH kering di dalam alat pembuat serbuk ball mill dengan waktu milling divariasikan 15 - 300 menit. Serbuk hasil milling direaksikan dengan gas CO?2 yang dialiri selama 0-60 menit. Evaluasi senyawa dengan XRD menunjukkan bahwa senyawa baru BaCO3 berhasil terbentuk dengan fraksi berat meningkat progresif dengan bertambahnya waktu alir gas CO2. Fraksi berat BaCO3 yang berhasil diperoleh dari sintesis dengan cara ini bisa mencapai 72%. Senyawa magnetik BaO.6(Fe2O3) berhasil dibuat dengan mereaksikan senyawa BaCO3 dan mill scale yang dioksidasi menjadi Fe2O3, setelah proses sinter pada suhu 1100 oC selama 14 jam. Berdasarkan evaluasi XRD terhadap material pasca sinter menunjukkan bahwa dalam metarial terdapat senyawa BaO.6(Fe2O3) sebanyak 90.33% berat sedangkan 9.67% masih terdiri dari BaSO4. Telah pula berhasil dibuat sampel magnet dengan menggunakan material hasil sintesis dengan nilai remanen terukur sebesar 0.36 kG. Masih lebih kecil dibandingkan nilai remanen yang ada di pasaran yaitu 1 kG. Kata kunci: ball mill; barium heksaferit; barite; sintering."
[Universitas Indonesia, ], 2003
S30169
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Dody Priyanda
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2004
T39788
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Erfan Handoko
"Berdasarkan perkembangan penelitian magnet permanen dalam 100 tahun terakhir penelitian terfokus pada penemuan komposisi baru dalam material magnet sampai akhir abad 20 ketika fasa magnetik Nd2Fe14B ditemukan dan tidak ada lagi penemuan fasa magnetik baru setelahnya. Pada kenyataannya arah pengembangan penelitian bahan magnet lebih telah berubah dan terfokus pada rekayasa struktur dari material magnetik yang pernah dikembangkan sebelumnya kepada nanomaterials.
Dalam penelitian ini telah diteliti material magnetik sistem komposit Nd2Fe14B/Fe3Si yang disiapkan melalui metode mechanical alloying. Diawali dengan pembentukan paduan Nd-Fe-B komposisi stoikiometri melalui peleburan arc dalam lingkungan yang bebas oksida. Paduan Nd-Fe-B tahan oksidasi hanya dapat diperoleh melalui peleburan dan sistem dengan pencetakan dengan laju yang cepat. Validasi tahapa-tahapan pembuatan magnet sinter Nd-Fe-B telah diperoleh melalui pembuatan magnet sinter komposisi Nd15Fe77B8 (at %) yang telah terbukti memiliki memiliki sifat-sifat kemagnetan yang optimal. Penggabungan antara fasa magnetik Nd2Fe14B dan Fe3Si dalam sistem komposit dilakukan untuk menghasilkan magnet permanen Nd-Fe-B dengan sifat-sifat yang unggul. Hal ini diperoleh melalui pemanfaatan interaksi pertukaran antara fasa magnet permanen Nd2Fe14B yang memiliki magnetisasi total 1,6 T dan fasa magnet tidak permanen Fe3Si yang memiliki magnetisasi total 2 T.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa magnet komposit sistem Nd2Fe14B/Fe3Si terbentuk dengan baik namun struktur material belum dapat dikontrol dengan baik ditandai dengan masih rendahnya nilai koesivitas dan remanen. Interaksi pertukaran antar fasa-fasa magnetik hanya dapat diperoleh bila ukuran kristal fasa-fasa magnetik dalam sistem komposit masuk dalam ukuran skala nanometer."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2011
D1879
UI - Disertasi Open Universitas Indonesia Library
Universitas Indonesia, 2005
S28823
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Universitas Indonesia, 2004
S28455
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library