Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 96845 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nopryandi
"Heat exchanger merupakan suatua alat yang mengkonversikan energi panas dalam sutau industri kimia.. salah satu heat exchanger jenis HE-XX pada PT. S telah mengalami kebocoran pada tube-tubenya. Kebocoran tube tersebut disebabkan terjadinya korosi. Dari hasil visual maupun photo mikro ditemukan kegagalan disisi luar tube yang berhubungan langsung dengan Benzene Toluene Mixing (BTM), sedang bagian dalm tube yang berhubungan langsung dengan media pendingin air tidak terjdi kegagalan. Kegagalan yang terjadi berupa celah dan korosi pitting. Korosi ini disebabkan oleh penunpukan oksida pada sisi luar tube Dari hasil penelitian yang telah dilakukan oksida yang menumpuk pada sisi luar tube menyebabkan terjadinya perbedaan kosentrasi O2 dengan kosentrasi O2 lingkungannya yaitu Benzene Toluene Mixing (BTM). Perbedaan ini menghasikanmenghasilkan sisi anoda dan sisi katoda. Yang menjadi penebab terjadinya korosi. Untuk mnghambat terjadinya korosi pada masa yang akan datang, heat exchanger jenis HE-XX perlu dipertimbangan pemberian inhibitor, karena selama beroperainya belum pernah diberikan inhibitor.

Heat exchanger is a equipment for heat transfer utilized petrochemical industriy, on of heat exchanger HE-XX type used at PT. S. get several time get leakage at the tube. The tube leakage is caused corrosion. From result of visual inspection and result micro photo found failure happened at external tube side that direct contact with Benzene Toluene Mixing (BTM), but internal tube side that direct contact with the cooling water is not failure. Failure that happened in the form of interposes corrosion and pitting. This corrosion caused deposit oxide at external tube side Refer to the result of the research deposit of oxide at external side tube happening of concentration difference O2 below deposit with concentration of O2 in environment of Benzene Toluene Mixing (BTM), this difference yield anode side and cathode side so that reaction of corrosion happened. As protection to hamper sped of corrosion in the future for heat exchanger HEXX type is utilized corrosion inhibitor, since utilized HE-XX never use corrosion inhibitor."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2006
T20973
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lutfy Faluthi Firdaus
"ABSTRAK
Peralatan penukar panas tipe shell and tube merupakan peralatan yang berfungsi untuk mentransfer panas di antara dua atau lebih fluida. Di industri pengolahan minyak, peran peralatan ini sangatlah penting. Kegagalan pada alat penukar panas akan berdampak terhadap keandalan, ketersediaan, dan keamanan peralatan secara keseluruhan, yang pada akhirnya dapat menyebabkan kerugian finansial. Oleh karena itu, penyelidikan perlu dilakukan untuk mengetahui akar penyebab kegagalan tabung penukar panas, sehingga kegagalan yang serupa tidak terulang kembali di kemudian hari. Penyelidikan dilakukan pada bagian shell dan tube yang meliputi pengamatan lapangan, pengukuran dimensi, pengamatan visual, serta melakukan pengujian tidak merusak menggunakan die penetran.
Dari pengamatan pada bagian shell, tidak tampak ada tanda kerusakan pada bagian luar maupun dalam, sedangkan pengamatan pada bagian tube tampak tanda kerusakan sehingga dilakukan pengujian metalografi dengan mikroskop optik dan pemindaian mikroskop elektron, dan analisis komposisi kimia.
Hasil analisis menyimpulkan bahwa akar penyebab kegagalan pada tube adalah karena retak korosi retak tegang (stress corrosion cracking), yang disebabkan oleh kombinasi dari lingkungan kerja asam dan tegangan tarik.

ABSTRACT
Shell and tube type heat exchanger is the equipment that functioned to transfer heat between two or more fluids. In the oil processing industry, the role of this equipment is very important. Failure of the heat exchanger will have an impact on the overall reliability, availability and safety of the equipment, which in turn can cause financial losses. Therefore, an investigation needs to be carried out to find out the root cause of the failure of the heat exchanger tube, so that similar failures do not recur in the future. Investigations were carried out on the shell and tube sections which included field observations, dimensional measurements, visual observations, as well as non-destructive testing using die penetrants.
From observations on the shell, there were no visible signs of damage either on the outside or inside, while observations on the tube showed signs of damage so metallographic testing with optical microscop and scanning electron microscop, and chemical composition analysis were carried out.
The results of the analysis concluded that the root cause of failure in the tube is due to stress corrosion cracking, which is caused by a combination of acid working environment and tensile stress."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Handayani Syukri
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2004
T39769
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ridwan Fahrudin
"Model Predictive Control (MPC) merupakan salah satu metode pengendali prediktif berbasis model yang populer digunakan pada dunia industri. Beberapa keuntungan yang ditawarkan oleh pengendali ini diantaranya adalah kemampuannya dalam menangani sistem multivariabel dengan cukup mudah dan juga kemampuannya untuk memberikan constraints atau batasan tertentu baik pada sinyal pengendali maupun pada keluaran sistem.
Sistem Heat Exchanger yang akan digunakan pada tesis ini juga merupakan sistem multivariabel berorde tinggi yang mempunyai dua masukan dan dua keluaran. Model sistem yang dipakai berupa model linear diskrit yang didapat dari linearisasi model linearnya. Hasil pengendalian menggunakan MPC constraints akan dibandingkan dengan MPC unconstraints.

Model Predictive Control is one of the predictive control methods that popular for being used in industry. Some advantages offered by this controller are its ability to easily handle multivariable system easier and also its ability to give constraints or certain limitation of controller signal/ on output system.
Heat exchanger system which will be controlled here is also high-order multivariable system with two inputs and two outputs. The system model that use is discrete linear model which is get from linearization of linear model. The result of controller using MPC constraints will be compare with MPC unconstraints.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
T27754
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Rino Jaya Pranoto
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2003
S37138
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wirawan
"Laporan ini merupakan tugas akhir penulis dalam studinya di Queensland University of Technology (QUT), Brisbane, Australia. Penulis bergabung ke dalam tim projek Dual Fuel Engine dengan pengawasan Dr. Richard Brown yang berpusat pada penelitian, perancangan, pelaksanaan dan mengoptimalkan system dual fuel yang ditemukan dan dipatentkan (7,000,573 B2) oleh Mr. Uli Kruger. Di dalam tim ini, setiap anggota memiliki kontribusi masing-masing guna mengembangkan projek tersebut.
Projek penulis memusatkan pada beberapa hal, sebagai berikut: testing dual fuel engine, kaliberasi ethanol injector dan design heat exchanger. Tujuan utama dalam projek penulis adalah untuk merancang heat exchanger untuk mesin Dual Fuel yang digunakan untuk experiment lebih lanjut. Dengan perhitungan thermodynamic yang akurat diharapkan rancangan heat exchanger ini bias menyediakan energy yang cukup untuk memanaskan ethanol menjadi gas di dalam system dual fuel tersebut.
Tujuan lain dari projek ini adalah menampilkan hasil dari experiment yang dilaksanakan pada bunlan Desember 2008 dan kalibrasi ethanol injector. Menganalisa performa mesin dan mengidentifikasi setiap masalah yang mungkin timbul dalam system dual fuel. Kaliberasi ethanol injector dilakukan untuk mengetahui apakah injector yang dipilih sesuai dengan system tersebut. Mesin yang digunakan dalam projek ini adalah Mesin diesel buatan Ford dengan kapasitas 2701CC, 4 Cilinder. Kecepatan rata-rata mencapai 2500rpm, dengan ukuran bore x stroke: 108.2 x 115 (mm), volume perindahan 1057 dan rasio kompresi 15.5:1. Mesin ini yang kemudian dimodifikasi dengan Kruger dual fuel system sehingga dapat menggunakan campuran diesel dan ethanol sebagai bahan bakar.
Penggunaan campuran Ethanol dengan diesel sebagai bahan bakar, atau bias juga disebut biodiesel diharapkan dapat menjawab masalah lingkungan yang ada pada saat ini. Masalah lingkungan ini yang mendorong penelitian untuk mengurangi kebutuhan dalam sumber energy yang tidak dapat diperbaharui. Mobil merupakan sumber karbon dioxida, gas rumahkaca yang utama penyebab pemanasan global. Dalam system Dual Fuel ini, diperlukan heat exchanger yang dapat menghasilkan energy yang sama untuk memanaskan ethanol di dalam system udara bahan bakar berdasarkan perhitungan dan rancangan yang sesuai. Perhitungan lain yang harus di pikirkan dalam rancangan adalah area pemasangan heat exchanger yang sangat terbatas.
Penulis mencoba menyelesaikan masalah di atas menggunakan design type double pipe. Pemilihan type ini didasari beberapa alas an, yaitu: designnya yang sederhana, kemudahan pemasangan, ukuran yang dapat disesuaikan dengan area yang ada, dan biaya yang murah. Ukuran yang digunakan dalam rancangan tersebut disesuaikan dengan keterbatasan area, yang kemudian dimodifikasi lebih lanjut guna mencapai hasil yang maksimal. Double pipe heat exchanger dalam bentuk tradisionalnya merupakan alat yang paling sederhana untuk mengalihkan panas antara dua cairan atau gas, terdiri dari pipa di dalam pipa dengan hubungan yang tepat untuk kedua cairan atau gas tersebut, seperti yang dapat dilihat pada gambar 2.1.Perhitungan rancangan heat exchanger untuk mesin yang digunakan sebagai pegujian akan diterangkan lebih lanjut pada Chapter 3."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2009
S51019
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Asmadi
"Penelitian ini dilakukan untuk mencari penyebab kegagalan pada tube superheater. Tube superheater adalah alat bantu Boiler yang berfungsi untuk menghasilkan uap superheat dengan temperatur 462 ºC yang selanjutnya digunakan untuk penggerak turbin uap. Tube menerima panas dari gas alam dengan temperatur 919 ºC.
Material tube superheater adalah Baja Karbon Molybdenum (15 Mo3) yang direncanakan untuk beroperasi selama 12 tahun. Tetapi baru beroperasi 2 tahun, 4 bulan telah mengalami kegagalan.
Setelah dilakukan pemeriksaan fraktografi mikro dengan menggunakan SEM (Scanning Electron Microscope) pada daerah pecah ditemukan retak mikro di permukaan pecah. Retak mikro ini terbentuk diperkirakan ketika dilakukan proses pengerolan panas sewaktu tube dibuat. Selanjutnya dilakukan pemeriksaan EDS (Energy Dispersive Spectroscopy) ditemukan unsur S (sulphur) hanya di daerah pecah saja. Penambahan retak mikro ini dipicu oleh proses dan kondisi overheating yang mengakibatkan terjadinya peristiwa kegagalan."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1996
T649
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bagus Fadhlurrohman
"Sistem pendingin dan pemanas banyak digunakan khalayak umum. Ini membuat penggunaan energi yang tinggi disertai dengan efek pemanasn global.
Solusi dari permasalahan ini ialah menggabungkan kedua sistem tersebut dimana panas hasil pendinginan akan digunakan untuk memanaskan. Salah satunya untuk memanaskan air. Komponen yang berperan penting ialah heat exchanger, dalam penulisan ini dipilih Shell and Tube dikarenakan kapasitas besar dan perawatan yang mudah.
Didapatkan dari hasil analisa pada sistem ideal bahwa kapasitas pemanasan paling tinggi ialah ketika temperatur kerja AC 20oC dengan nilai 2,9 kW dengan waktu pemanasan 31 menit 18 detik dan untuk paling rendah pada temperatur kerja AC 25oC dengan nilai 2,8 kW dengan waktu pemanasan 32 menit 30 detik.

Cooling and heating systems are widely used by public. This makes high energy usage accompanied by a global heating effect.
The solution to this problem is to combine the two systems where the heat from the cooling will be used for heating. One of them is to heat water. The component that plays an important role in the heat exchanger. In this paper, Shell and Tube was chosen because of its large capacity and easy maintenance.
It is obtained from the analysis on the ideal system that the highest heating capacity is when the AC working temperature is 20oC with a value of 2,9 kW with a heating time of 31 minute 18 seconds and for the lowest in 25oC of AC working temperature with a value of 2,8 kW with a heating time of 32 minute 30 seconds.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Saragih, Rylzking
"ABSTRAK
E vapor a."Lor inerupakan sal ah sahu conhoh penukar kalor
jenis kompak. Evaporator yang dibahas disini adalah jenis
dongan all ran silang Cct-oss fhoxi}^. Pomasangan
fin-fin torsebut berfungsi untuk memperluas bidang
permukaan perpidahan kalor.
Evaporator telah banyak digunakan dan dikembangkan
baik konfigurasi geometrik maupun proses pierpindahan
kalornya. Dalam sistem pendinginan udara Cair
coTiidi Liortirt^y y evaporator memegang peranan paling penting
didalam siklus refrigerasi, yaitu mendinginkan media
seki tarnya.
Dal am proses perpindahan kalornya, evaporator yang
digunakan untuk pendinginan udara lembab, terjadi
perubahan f ase kondensasi di luar tube dan penguapan di
dal am tube. Perubahan fase ini sangat mempengaruhi
koefisien perpindahan kalor.
Pada kenyataannya koefisien perpindahan kalor
keseluruhan" tidak konstan, bervariasi terhadap lokasi
dan sangat dipengaruhi bilangan Reynold, sifat fisik
fluida, beda temperatur dan tekanan fluida. Karena
banyaknya variasi yang mempengaruhi perancangan
evaporator, tidak hanya perhitungan aritmatik tetapi lebih
khusus lagi karena banyaknya pertimbangan yang diberikan,
maka penyelesaiannya akan kompleks bila dilakukan dengan
perhitungan manual.
Perkembangan teknologi komputer dibidang software
maupun hardware, telah membantu perhitungan perekayasaan
yang kompleks, berulang dan iteratif. Dengan teknik finite
elemen dan metoda numerik, proses perhitungan rancangan
termal yang rumit dapat diselesaikan dengan kecepatan dan
akurasi yang tinggi. Penggunaan program Pascal,
memungkinkan menulis program, secara terstruktur dan mudah di mengerti."
1993
S36050
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tengku Aditya Priandana
"This report deals with the heat exchanger modeling for the Cummins engine. The engine is used in dual fuel project that ongoing at Queensland University of Technology, interested in developing and optimizing a dual fuel engine developed by Uli Kruger. The design being calculated and designed to achieved appropriate heat exchanger that will be used at the engine. The heat exchanger need to provide sufficient heat transfer energy that required to vaporize the ethanol. The limited space that available to install the heat exchanger also needs to be considered. To overcome the requirement, student tried to calculate and design a copper tube coil heat exchanger. Beside heat exchanger, this report also determines the hazard and safety issues not only during the dual fuel engine test campaign but also when services and modification are carry out."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2009
S51021
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>