Hasil Pencarian

Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 93837 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Syafri Erizon
"Film komposit sensitif kelembaban PVA-PEO dan TiO2 yang dideposisikan pada substrat PCB dengan elektroda berstruktur interdigital dari film Cu yang dilapisi Ag telah berhasil dipreparasi. Film komposit ini dibuat dengan tujuan memodifikasi sifat sensitif kelembaban dari film PVA. Fabrikasi film PVA-PEO-TiO2 menggunakan teknik dipcoating. Amonium peroksodisulfat (APS) digunakan sebagai insiator untuk crosslinking PVA. Film yang dimodifikasi telah dikarakterisasi sifat-sifat mekanik, struktur dan sifat listriknya. Parameter fabrikasi yang ikut diteliti berupa tebal film yang divariasi dengan cara difabrikasi secara berlapis dan pengaruh konsentrasi TiO2. Penambahan PEO sebesar 40,0 mg pada film PVA dapat menurunkan tingkat swellingnya sebesar 10% dan meningkatkan nilai fraksi gel sebesar 30% relatif terhadap tingkat swelling dan nilai fraksi gel film PVA sendiri. Perubahan sifat ini dapat meningkatkan stabilitas mekanis film. Perbaikan sifat ini diduga disebabkan karena terjadinya IPN antara PVA dengan PEO. Pengujian dengan FTIR menunjukan bahwa penambahan PEO maupun TiO2 tidak merubah spektrum film PVA. Hasil ini berarti antara PVA dengan PEO maupun TiO2 tidak terjadi ikatan kimiawi. Sedangkan topografi film yang diamati melalui SEM menunjukan TiO2 tersebar pada permukaan dan di dalam film PVA-PEO.
Karakterisasi listrik dilakukan dengan meneliti hubungan antara perubahan impedansi film komposit PVA-PEO-TiO2 terhadap perubahan kelembaban relatif menggunakan RCL-meter. Penambahan TiO2 sebesar 1000 mg (96% relatif terhadap massa PVA-PEO) sebagai modifikator memberikan efek penurunan nilai impedansi film sebesar empat orde pada kondisi RH tinggi, sehingga film komposit lebih sensitif. Sifat sensitif kelembaban film komposit ini dipengaruhi oleh frekuensi ukur, tebal film dan massa modifikator. Frekuensi ukur 1 kHz dan massa modifikator 1000 mg menghasilkan sifat listrik dan sifat sensitif kelembaban yang paling baik untuk film komposit PVA-PEO-TiO2. Uji pengaruh lapisan film menunjukkan, film komposit dengan variasi tebal satu lapis memiliki sifat sensing yang lebih baik, sedangkan film PVA dan film PVA-PEO memiliki sifat sensing yang baik pada kondisi film tiga lapis. Sifat sensitif kelembaban film komposit PVA-PEO-TiO2 diduga merupakan sumbangan dari sifat sensitif PVA dan TiO2.
Sifat sensitif PVA dimungkinkan karena sifatnya yang hidrofilik. Gugus OH pada rantai molekul PVA dapat menangkap molekul air, sehingga perubahan orientasi dipol air dapat diamati efeknya dengan menggunakan signal ac. Perubahan sifat sensing dari film karena modifikasi TiO2 diduga muncul saat preparasi film. Saat preparasi diduga APS telah menyebabkan partikel TiO2 mempunyai kemampuan kemisorbsi terhadap molekul air sehingga saat film berfungsi sebagai material sensitif terhadap kelembaban, permukaan partikel-partikel TiO2 telah dipenuhi oleh molekul-molekul air yang terkemisorbsi. Selanjutnya molekul-molekul air di udara akan berikatan secara fisisorbsi dengan molekul-molekul air yang ada dipermukaan partikel TiO2 sehingga menyebabkan penambahan sifat sensitif dari film komposit tersebut. Reproduksibilitas fabrikasi film diuji dengan melakukan dua kali preparasi dengan menggunakan dua wadah dan perubahan sifat listrik karena efek penuaan selama 60 hari memberikan hasil yang cukup stabil yang bersesuaian dengan hasil dari uji mekanis."
Lengkap +
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2008
T21403
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Endi Prijowidyantoto
"Film material sensitif kelembaban berbasis polyvinyl alchohol (PVA) dengan penambahan methylene diacrylamide (MDA) telah dipreparasi dan dideposisikan pada substrat PCB berelektroda dari material tembaga yang dilapisi perak dengan metode pencelupan (dip coating). Karakterisasi Film yang dilakukan meliputi sifat mekanik, struktur dan sifat listrik dalam lingkungan kelembaban yang divariasikan. Sifat mekanik film diteliti dengan melakukan pengukuran swelling, fraksi gel dan uji tarik. Struktur film dikarakterisasi dengan menggunakan FTIR sedangkan sifat listrik dikarakterisasi dengan RCL meter. Frekuensi ukur RCL meter divariasikan dari 1 kHz ? 1 MHz dengan tegangan ac 1 volt. Hasil uji sifat mekanik film menunjukkan bahwa dengan adanya penambahan MDA tingkat swelling film menjadi turun, fraksi gelnya meningkat serta menyebabkan kekuatan tarik film berkurang. Hal ini sebagai akibat dari terjadinya ikatan antara MDA dengan PVA, yaitu MDA telah berhasil bertindak sebagai crosslinker antara PVA.
Hasil karakterisasi dengan FTIR menunjukkan bahwa penambahan MDA tidak berpengaruh pada spektrum PVA karena kemampuan menyerap air PVA telah membuat spektrum absorbsinya sangat lebar. Pengaruh frekuensi pada impedansi film PVA menunjukkan bahwa film hanya sensitif pada kondisi RH tinggi. Penambahan MDA dapat menurunkan impedansi film PVA hanya pada daerah kondisi RH tinggi tetapi tidak merubah secara signifikan impedansi film di daerah RH rendah. Sifat terbaik film material sensitif kelembaban ditunjukkan ketika diukur pada frekuensi 1 kHz dan terjadi pada komposisi film PVA ( 1,0g ) - MDA (0,03g). Reprodusibilitas film PVA- MDA menunjukkan hasil yang lebih baik dibandingkan film PVA terjadi pada komposisi film PVA ( 1,0 g ) - MDA ( 0,10 g). Sedangkan berdasarkan hasil pengujian efek penuaan terhadap impedansi film selama 100 hari, terlihat bahwa untuk film lapis satu dan dua menunjukan stabilitas impedansi yang baik. Perbaikan sifat sensitif film PVA karena penambahan MDA kurang signifikan karena MDA hanya berfungsi sebagai crosslinker, walaupun demikian telah dapat meningkatkan sifat mekanis dari film, sehingga reprodusibilitas dan stabilitas film PVA dapat diperbaiki."
Lengkap +
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2008
T21428
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Wiwik Widayana
"Film komposit sensitif kelembaban dari polivinil alkohol (PVA) dan Al2O3 dengan metode celup (dip-coating) telah berhasil dibuat. Film komposit ini dideposisikan pada modul substrat berelektroda interdigital dari bahan tembaga yang dilapisi perak. Film komposit ini dibuat dengan tujuan memodifikasi sifat sensitif kelembaban dari PVA menjadi lebih baik. Ada dua jenis Al2O3 yang digunakan sebagai modifikator yaitu alumina dengan ukuran butir 10 µm dan 63 ? 200 µm. Preparasi film komposit PVA- Al2O3 dilakukan suhu ruangan dengan cara mencampur bahan PVA dan Al2O3 yang dilarutkan dengan bidest. Sebelum pencelupan, pasta PVA- Al2O3 dimasukkan ke dalam termostat dan dipanaskan pada suhu 80oC selama 12 jam dan dicampur dengan APS agar terjadi crosslinking (ikatan silang) pada molekul-molekul PVA.
Karakterisasi film dilakukan untuk meneliti sifat sensing kelembaban film. Dalam penelitian ini digunakan dua macam karakterisasi, yaitu karakterisasi listrik dan karakterisasi struktur. Karakterisasi listrik menggunakan RCL meter, sedangkan karaterisasi struktur menggnakan SEM dan XRD. Karakterisasi listrik menggunakan empat frekuensi ukur masing-masing 1 kHz, 10 kHz, 100 kHz dan 1 MHz, sedangkan ukuran butir, konsentrasi dan distribusi ukuran butir modifikator Al2O3 divariasikan. Sifat sensing PVA meningkat 40% saat untuk menggunakan modifikator berukuran butir 10 µm. Konsentrasi 50% Al2O3 memberikan sifat sensing yang optimal pada frekuensi triger 1 kHZ. Modifikator dengan distribusi ukuran butir 10 µm 80% dan 63-200 µm 20% menghasilkan sifat sensing yang paling optimal.
Karakterisasi struktur dilakukan dengan menggunakan SEM dan XRD dengan tujuan meneliti topografi permukaan film dan struktur butir kristalit modifikator Al2O3. Dari SEM terlihat bahwa ukuran butir mempengaruhi topografi film. Analisis XRD membuktikan bahwa modifikator Al2O3 dengan ukuran butir 10 µm strukturnya berupa amorf, sedangkan modifikator Al2O3 dengan ukuran butir 63 ? 200 µm strukturnya berupa kristal. Telah dibuktikan bahwa sifat sensing modifikator berstruktur amorf lebih baik dibandingkan yang berstruktur kristal. "
Lengkap +
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2007
T21177
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fiananda Lituhayu Narendragharini
"ABSTRAK
Penelitian ini membahas verba pronominal yang terdapat pada subtitle sepuluh
film pendek dalam film antologi Paris, Je T’aime. Verba pronominal bahasa
Prancis yang memiliki empat makna (makna refleksif, resiprokal, pasif, dan
makna sebenarnya) dianalisis dengan menggunakan teori verba pronominal
bahasa Prancis dari Jean Dubois, teori verba bahasa Indonesia dari Harimurti
Kridalaksana, dan teori subtitling dari Gottlieb. Setelah itu, dilihat pula pergeseran
yang terjadi dan probabilitas perpadanan yang muncul dalam penerjemahan
subtitle tersebut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam sepuluh film pendek
ini, sebagian besar makna gramatikal verba pronominal tampak dalam
padanannya yang bermakna resiprokal dan pasif, tetapi tidak demikian halnya
dengan verba pronominal bermakna refleksif. Sementara itu, untuk verba
pronominal bermakna sebenarnya, padanan yang dihasilkan dalam bahasa sasaran
sebagian besar berhasil diterjemahkan dengan baik.

ABSTRACT
This research studies the pronominal verbs contained in the subtitle of ten short
films in the anthology film Paris, Je T’aime. French pronominal verbs that have
four meanings (reflexive, reciprocal, passive, and idiomatic verbs) were analyzed
by using the theory of French pronominal verbs by Jean Dubois, theory of
Indonesian verbs by Harimurti Kridalaksana, and theory of subtitling by Gottlieb.
In addition, I also look for the translation shift and the equivalence probability
that appear in the subtitle translation. The result shows that in these ten short
films, most of grammatical meanings in pronominal verbs are seen in the
translations of reciprocal and passive meaning, but not in reflexive meaning.
Meanwhile, for idiomatic meaning, the translations in target language are properly
translated."
Lengkap +
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2014
S54627
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Prakosa,Gotot
Jakarta: FFTV-IKJ, 1997
791.43 Pra f
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Anisa Purwo Lestari
"Pada penelitian ini dilakukan adsorpsi ion logam Cu2+ dengan menggunakan komposit film alginat-karagenan dan rumput laut bergenus Sargassum. Daya adsorpsi kemudian dibandingkan antara komposit film alginat-karagenan dengan S.crassifolium untuk mengetahui adsorben mana yang lebih baik. Kondisi optimum adsorpsi adsorben diketahui dengan melakukan variasi adsorpsi meliputi variasi pH, waktu kontak, konsentrasi awal ion logam Cu2+ serta variasi suhu kontak. Diperoleh pH optimum adsorpsi untuk komposit film alginat-karagenan adalah 5, sedangkan untuk S. crassifolium pada pH 3, dengan waktu optimum berturut-turut 120 menit dan 90 menit. Biosorpsi logam meningkat secara linier sebagai fungsi konsentrasi awal logam sampai konsentrasi 50 mg/L dengan nilai serapan untuk S.crassifolium dan komposit film alginat-karagenan berturut-turut 19,1106; 20,3667 mg/g adsorben kering.
Pada variasi suhu diperoleh pula serapannya naik baik untuk S.crassifolium maupun komposit film alginat- karagenan. Diperoleh % recovery dengan menggunakan HCl 3 M paling tinggi sebesar 97,495 % dan 91,771% berturut-turut untuk komposit film alginat- karagenan dan S.crassifolium. Diketahui daya adsorpsi komposit film alginat- karagenan lebih tinggi dibanding S.crassifolium pada semua pengukuran variasi. Selama adsorpsi berlangsung, S.crassifolium melepaskan sejumlah zat organik ke dalam larutan sehingga diperoleh kadar organik terlarutnya tinggi, sehingga penggunaan komposit film alginat-karagenan sebagai adsorben logam lebih disarankan.

In this study, adsorption of metal ions Cu2+ was performed by using composite films alginate-carrageenan and brown seaweed (Sargassum sp.). The adsorption between composite films alginate-carrageenan and S.crassifolium was compared to know the best adsorbent. To determine the optimum condition of adsorbent, several variation was conducted, include variation of pH, contact time, initial concentration of Cu2+ ions solution, and temperature. Optimum pH adsorption obtained for composite films alginate-carrageenan is 5, while for S. crassifolium at pH 3, with successive optimum contact time of 120 minutes and 90 minutes. Metal biosorption increased linearly as the function of the initial concentration of the metal until the concentration of 50 mg/L with uptake value for S.crassifolium and composite films alginate-carrageenan consecutive 19.1106; 20.3667 mg/g dry adsorbent.
In the effect of temperature is also obtained an increase in adsorption for both S. crassifolium and composite films alginate- carrageenan. The maximum of % recovery using 3 M HCl is 97.495% and 91.771% respectively for the composite films alginate-carrageenan and S.crassifolium. It is found that the adsorption of composite films alginate- carrageenan is higher than S. crassifolium in all the measurement variation. During the adsorption process, a number of organic substances are released from S.crassifolium into solution producing high levels of dissolved organic material, so the use of composite films alginate-carrageenan as metal adsorbent is recommended.
"
Lengkap +
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2013
S43513
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Silaban, Ida Fretti
"Dengan kebebasan yang diberikan Repada laser disc saat ini, setiap orang (termasuk remaja) dapat menonton film video laser dengan bebas. Yang dikawatirkan adalah bahwa remaja, hanya menonton film-film yang ada adegan seksnya, yang akan menimbulkan keinginan dihati mereka untuk meniru yang mereka tonton "tu dalam kehidupan sehari~hari. Dalam skripsi ini penulis ber:usaha mendeskripsikan bagaimana sikap yang dimiliki remaja tersebut terhadap adegan-ad egan seks yang mereka lihat di film video laser. Penulis beranggapan bahwa frekuensi menonton mempengaruhi sikap
remaja, dimana frekuensi yang terbentuk dipengaruhi oleh jenis
kelamin dan konsumsi remaja akan media yang bermuatan seks. Untuk itu penulis mengamrril sampel sebanyak 100 orang remaja yang berusia 13 - 21 tahun, dengan teknik penarikan sampel bola salju. Untuk mengetahui sikap yang mereka miliki, penulis menggunakan skala Likert. Dalam penelitian terbukti bahwa jenis kelamin dan konsumsi media bermuatan seks mempengaruhi frekuensi menonton film video laser. Frekuensi menonton yang terbentuk. ini ternyata mempengaruhi sikap yang remaja miliki terhadap adegan seks di film video laser tersebut. Para remaja pria, frekuensi menonton tidak terlihat pengaruhnya dalam membentuk sikap mereka terhad~p adegan seks. Sedangkan pada remaja wanita frekuensi mempengaruhi sikap yangterbentuk; dimana frekuensi menonton yang tinggi membentuk
sikap yang positif, dan frekuesi menonton rendah membentuksikap
negatif. Pada remaja yang mngkonsumsi media bermuatan seks
terlihat bahwa frekuensi mempengaruhi sikap mereka terhadap
adegan seks . Sikap positif yang terbentuk berasal dari remaja
dengan frekuensi menonton tinggi. Sedangkan pada remaja yang
tidak meng konsumsi media bermuatan seks, pengaruh frekuensi
berbanding terbalik dengan sikap yang terbentuk. Sikap positif
dimiliki oleh remaja yang frekuensi menontonnya rendah, dan
sikap negatif dimiliki oleh yang frkuensi menontonnya tinggi.
"
Lengkap +
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1994
S4108
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Jufry
"ABSTRAK
Dalam kurun lima tahun terakhir ini Indonesia tengah dilanda gejolak sosial budaya sebagai akibat berbagai inovasi di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi komunikasi. Berbagai kemajuan, khususnya di bidang teknologi komunikasi telah menimbulkan suatu revolusi dalam proses penyebaran informasi melalui media massa terhadap aspek kehidupan, khususnya melalui media massa audio visual. Sebagai dampak dari kemajuan tersebut suatu kenyataan baru harus dihadapi media audio visual Indonesia bahwa dalam era global mendatang mau tidak mau harus bersaing dengan media audio visual impor dengan tanpa proteksi dan dukungan Pemerintah kecuali pasar yang menentukan. Menghadapi kenyataan ini, dunia perfilman Indonesia dihadapi pada posisi sulit sekaligus dilematis. Berbagai infra struktur dan dukungan teknologi, manajemen, sumber daya dan perlindungan Pemerintah belum membentuk suatu keatuan yang siap bersaing di pasar babas. Kondisi di atas lebih diperburuk lagi dengan belum terciptanya "kesetiaan dan kecintaan" masyarakat penonton dalam negeri terhadap film-film nasional.
Masalah yang dihadapi oleh film Indonesia bukan hanya datang dari masalah internal ketidak siapan insan film Indonesia mengemas produksi film dengan kualitas yang diharapkan oleh masyarakat penonton, tetapi masalah juga datang dari faktor eksternal, yakni semakin maraknya program-program siaran televisi lima tahun dan dilema bersaing dengan film impor khususnya film-film produksi Hollywood, Amerika, yang menguasai 90 % bioskop-bioskop di Indonesia.
Memang harus diakui, dominasi film-film Amerika hampir merasuk keseluruh negara dibelahan bumi ini. Akan tetapi situasi ini harus terus diupayakan melainkan media menentukan agenda khalayak tidak digunakan dan dijadikan pegangan dan dapat segera ditanggulangi, setidak-tidaknya tetap mengupayakan menempatkan film dalam negeri sebagai bagian utama pertunjukkan film di gedung bioskop di Indonesia dan keberadaan film Amerika itu sendiri harus dikondisikan seperti rencana semula yakni sebagai suplisi atau pelengkap pertunjukkan film di bioskop. Akan tetapi fakta lapangan mengisyaratkan cengkeraman film-film produksi Hollywood amat dirasakan, bahkan mampu menekan jumlah produksi dan menggeser minat masyarakat untuk menyaksikan pertunjukkan film-film yang dihasilkan Indonesia. Padahal sebagai negara besar yang memiliki jumlah penduduk terbesar ketiga di dunia tentu mempunyai pangsa pasar cukup potensial untuk memasarkan film Indonesia. Hanya saja sejauhmana insan film Indonesia memaksimalkan pemanfaatan potensi yang ada, inilah yang menjadi pemikiran awal melakukan penelitian ini. Atas dasar pertimbangan di atas, penelitian ini mengacu pada "teori uses and gratifications" dan beberapa teori-teori lain yang menempatkan harapan, keinginan, kebutuhan dan selektifitas khalayak atas pesan yang disampaikan oleh media ditentukan oleh khalayak sendiri. Secara khusus penelitian dengan mengacu "teori uses and gratifications" ini berangkat dari pemikiran apa yang diinginkan khalayak terhadap media, bagaimana selektifitas khalayak dalam memilih berbagai media pertunjukkan film, sejauhmana penggunaan media film oleh khalayak dan bagaimana manfaat atau kegunaan pesan yang disampaikan oleh media pada diri khalayak, Penelitian ini menghimpun penilaian dan pendapat khalayak terhadap film Indonesia dan film Amerika yang pernah mereka saksikan selama tahun 1995 - 1996. Semua penilaian dan pendapat tersebut dihimpun dalam suatu daftar pertanyaan yang telah disiapkan.
Selanjutnya dari seluruh pertanyaan yang ada dipilih dan digunakan sebagian saja, khususnya yang menyangkut inti terpenting dari penelitian. Sedangkan subyek penelitian adalah mahasiswa Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta, terdiri dari Fakultas Ilmu Sosial Politik, Fakultas llmu Administrasi, Fakultas Hukum, Fakultas Teknik dan Fakultas Farmasi, Penetapan responden dilakukan secara kuota yang ditetapkan 100 responden. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui penyebaran kuesioner dan wawancara kepada pihak lain yang terkait dalam proses produksi film sebagai upaya cross check atas hasil-hasil yang diperoleh. Untuk melengkapi argumentasi dikombinasikan pula dengan menghimpun data dan kepustakaan yang terkait dengan masalah penelitian, Berdasarkan teori di atas maka penelitian ini akan menghimpun penilaian dan pendapat khalayak terhadap film Indonesia dan Amerika tahun 1995-1996. Semua penilaian dan pendapat tersebut dihimpun dalam suatu daftar pertanyaan yang telah disiapkan sebanyak 60 item pertanyaan. Sebagai subyek penelitian adalah publik mahasiswa Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta dengan responden dilakukan secara kuota (100 responden) mengingat luasnya subyek yang menjadi sasaran penelitian ini.
Sedangkan teknik pengumpulan data dilakukan melalui penyebaran kuesioner dan wawancara kepada pihak lain yang terkait dalam proses produksi film sebagai penilaian ulang (cross check) atas hasil-hasil yang diperoleh. Untuk melengkapi argumentasi dikombinasikan pula dengan menghimpun data dan perpustakaan yang terkait dengan masalah penelitian.
"
Lengkap +
1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Annisa Istiqomah
"Film dapat berisi penggambaran peristiwa sejarah yang terjadi di masa lampau. Salah satu film yang menggambarkan peristiwa sejarah adalah film De Oost. De Oost menggambarkan penjajahan yang dilakukan Belanda di Indonesia pada tahun 1946 di Sulawesi Selatan. De Oost disutradarai oleh Jim Taihuttu dan dirilis pada tahun 2020. De Oost memperlihatkan penjajahan Belanda di Indonesia baik yang dilakukan secara fisik maupun verbal. Penelitian ini berfokus pada kekerasan verbal yang dilakukan oleh para tokoh yang terdapat dalam film De Oost tepatnya yaitu disfemisme. Beberapa dialog dalam film tersebut mengandung disfemisme yang dipicu oleh rasa marah, tidak suka, dan perasaan superior atau dominan. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan analisis deskriptif. Penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat enam jenis disfemisme dengan posisi tertinggi pada jenis membandingkan orang dengan binatang dan sumpah serapah. Disfemisme banyak dilakukan oleh prajurit Belanda sebagai pihak penjajah atau penguasa. Dari temuan tersebut dapat disimpulkan bahwa seiring dengan tema film De Oost yakni penjajahan, maka disfemisme yang muncul dalam film De Oost dipicu oleh dominasi kuasa pihak superior yakni prajurit Belanda yang terlihat dalam bahasa yang mereka gunakan sehari-hari.

Films can contain depictions of historical events that occurred in the past. One film that depicts historical events is De Oost. De Oost depicts the Dutch colonisation of Indonesia in 1946 in South Sulawesi. De Oost is directed by Jim Taihuttu and was released in 2020. De Oost shows the Dutch colonisation of Indonesia both physically and verbally. This research focuses on the verbal crimes committed by the characters in De Oost, namely dysphemism. Some dialogues in the film contain dysphemisms triggered by anger, dislike, and feelings of superiority or dominance. This research uses qualitative method with a descriptive analysis approach. This research shows that there are six types of dysphemism with the highest position in the type of comparing people with animals and swearing. Many of the dysphemisms were done by Dutch soldiers as the colonisers or rulers. From the findings, it can be concluded that along with the theme of De Oost, namely colonialism, the dysphemisms that appear in De Oost are triggered by the dominance of the power of the superior party, namely the Dutch soldiers, which can be seen in the language they use daily.
"
Lengkap +
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>