Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 172548 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Leo Anis
"Penentuan berat lumpur adalah faktor yang sangat penting dalam optimalisasi pemboran. Model mekanika bumi ? MMB dapat dibuat dan dipakai untuk menghitung jendela berat lumpur sehingga dapat mengoptimalkan pemboran. MMB adalah sebuah representasi dari seluruh aspek geomekanika pada sebuah lapangan atau basin seperti: kekuatan batuan, stress, tekanan formasi, stratigrafi mekanika. Multi-displin tim : geophysicist, geologist, petrophysicist, reservoir engineer, drilling engineer dan ahli geomekanik diperlukan untuk pembuatan MMB. Informasi mengenai struktur geologi, litologi, stratigrafi, kekuatan dan elastisitas batuan, deformasi batuan, kandungan fluida dan reservoir properties disatu sisi yang dikombinasikan dengan informasi mengenai stress bumi, drilling fluida, teknologi drilling disisi yang lain adalah merupakan input yang sangat berharga dalam pembuatan MMB. Dengan mengkombinasikan dan mengintegrasikan seluruh informasi dari GGRP (Geologi, Geofisika, Reservoir, Petrofisika) dan informasi pemboran, MMB dapat dibuat dan dapat diaplikasikan untuk tahap eksplorasi maupun pengembangan khususnya pada optimalisasi pemboran.

In order to minimize the risks and for drilling optimization, a determination of mud weight is extremely important. One of the processes to minimize the risks is to plan for wellbore stability and the key process for wellbore stability is building a Mechanical Earth Model (MEM). MEM is a living representation of all geomechanics aspect for a field or basin such as: rock strength, earth stresses, pore pressure, mechanical stratigraphy. Building a MEM required multi-disciplinary team: geophysicist, geologist, petrophysicist, reservoir engineer, drilling engineer and geomechanics. In one side, information about structural geology, lithology, stratigraphy, strength and elasticity of the rock, rock deformation, fluid content, and reservoir properties are combined with information about earth stresses, drilling fuid, drilling practices in the other side gives valuable input when building MEM. By combining, integrating and analyzing all the information from GGRP (Geology, Geophysics, Reservoir, Petrophysics) and drilling, a MEM is built and the result of MEM can be used for explorationand development such as drilling optimization."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2007
T20987
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Panguriseng, Muharram Jaya
"Middle Baong Sand (MBS) merupakan reservoar penghasil utama minyak dan gas bumi disamping lapisan batupasir anggota Formasi Keutapang di Cekungan Sumatra Utara. Middle Baong Sand adalah kipas turbidit yang diendapkan pada lingkungan laut dalam yang diamati sebagai perulangan berkali-kali lapisan tipis batupasir dan serpih pada singkapan (outcrop). Batupasir kipas turbidit sangat susah ditebak ukuran, geometri, arah dan pola penyebarannya dari metoda interpretasi conventional. Studi ini bertujuan untuk membelajari variasi lithofasies, geometri dan distribusi spasial kipas turbidit Middle Baong Sand pada prospek ?Corundum? dengan analisis electro-fasies dan analisis multiatribut seismik dengan menggunakan pendekatan artificial neural network. Pendekatan artificial neural network untuk karakterisasi lithofasies dan dimensi reservoir Middle Baong Sand diterapkan pada 2 (dua) level data, yaitu (1) data open hole log sumur dan (2) multi-atribut seismik pada prospek ?Corundum?, Cekungan Sumatra Utara. Sumur eksplorasi Besitang-1 yang memiliki data lengkap dipilih sebagai training well sehingga hasilnya dapat dikalibrasi dengan data cutting, core, dan biostratigraphic, model Besitang-1 digunakan untuk memprediksi fasies batupasir pada sumur Ruby-1 dalam area study. Selanjutnya setiap fasies batupasir yang diperoleh pada Ruby-1 dipetakan melalui análisis multiatribut data seismik Corundum3D untuk mengidentifikasi distribusi lateral dan geometri batupasir anggota Middle Baong Sand. Dari studi ini diperoleh 4 (empat) fasies batupasir turbidit dalam area Corundum3D berturut-turut dari tua ke muda; (1) fasies batupasir-4 berbutir sedang ? kasar dengan kenampakan coarsening upward pada elektrofasies sebagai produk cannel fill, (2) fasies batupasir-3 berbutir sedang - kasar, (3) fasies batupasir-2 perselingan pasir halus - sedang dan lanau, dan terakhir (4) facies batupasir-1 diperoleh sebagai batupasir berbutir halus - lanauan pada sumur Ruby-1 namun ditemukan sebagai lobe turbidit di baratdaya sumur Ruby-1. Arah sedimentasi adalah dari Tinggian Malaka, fasies batupasir-4 yang paling tua provenannya dari arah baratlaut, berangsur-angsur bergeser searah jarum jam hingga provenan fasies batupasir-1 yang paling muda adalah dari arah utara. "
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2008
T21558
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Syahrizal
"ABSTRAK
Identifikasi karakter reservoir dengan data seismik merupakan hal yang menarik
untuk dilakukan dalam eksplorasi dan produksi hydrocarbon, untuk menginterpretasikan
kondisi bawah permukaan seperti porositas, struktur geology,
karakter reservoir dan kandungan HC diperlukan suatu metoda geofisika, seperti
inverse seismik. Terutama jika berhubungan dengan batuan karbonat, dimana
distribusinya selalu menjadi focus utama dalam eksplorasi minyak bumi karena
baik penyebaran vertikal maupun horizontal pada umumnya tidak homogen.
Subcekungan Jambi dimana salah satu reservoir yang penting dan banyak
menghasilkan hidrokarbon adalah batupasir dan batuan karbonat, dimana batuan
karbonat secara lateral maupun vertikal mempunyai tingkat uncertainty yang
tinggi. Dengan dasar tersebut kami mencoba untuk mempelajari kondisi bawah
permukaan daerah penelitian dengan menggunakan metod inverse seismik dengan
melihat response Acoustic Impedance (AI). Salah satu sifat akustik batuan adalah
impedansi akustik (AI) yang sangat dikontrol oleh kecepatan. Sementara
kecepatan terutama tergantung terhadap porosity atau material yang mengisi poripori
baik gas maupun cairan yang dapat berupa air atau minyak.
Data log sumur yang diintegrasikan dengan seismik stack akan diperoleh akustik
impedance hasil inversi, selanjutnya dilakukan cross plot dengan well untuk
mendapatkan hubungan yang akan dipakai sebagai dasar mengevaluasi nilai AI
hasil inversi, kemudian didapat hasil akhir porositas.
Berdasarkan analisis dan evaluasi yang menyeluruh diketahui bahwa didaerah
Tasya terdapat prospek hidrokarbon dilapisan batupasir, karbonat dan
kemungkinan fracture Basement."
2007
T21156
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eko Triarso
"Gas hidrat merupakan sumberdaya energi potensial di masa yang akan datang dimana potensinya melebihi sumberdaya energi konvensional yang ada saat ini seperti minyak, gas dan batu bara. Dengan bertambahnya kebutuhan sumberdaya energi ini maka akan meningkatkan pula eksplorasi yang menjadikan minat riset di bidang ini terus berkembang.
Bottom Simulating Reflector (BSR) muncul pada penampang seismik yang merupakan suatu indikasi akan hadirnya gas hidrat pada lapisan bawah permukaan laut. Kehadiran gas hidrat dapat meningkatkan velocity gelombang seismik yang melalui reservoar gas hidrat. Efek ini akan dapat memperlihatkan kenampakan kontras impedansi akustik antara hidrat yang terdapat pada sedimen dengan kecepatan rendah yang dihasilkan dari sedimen yang berisi gas yang dikenal sebagai Bottom Simulating Reflector (BSR) pada profil sedimen laut.
Konsep AVO (Amplitudo Versus Offset) yang mengamati perubahan amplitudo terhadap offset dalam suatu data CDP gather dapat memberikan informasi adanya BSR yang berasosiasi dengan gas hidrat.
Untuk mengetahui model geologi yang berasosiasi dengan BSR telah dibuat pemodelan seismik. Respon dari pemodelan seismik diamati berdasarkan konsep AVO analisis terutama pada angle gather yang mengindikasikan adanya BSR.

Gas hydrate is potential energy resources in the future which more potential than existing conventional energy resources like oil, gas and coal deposits. Increasing necessity of energy resources will increase interest of exploration so enthusiasms for research in this area will growth.
Bottom Simulating Reflector (BSR) appearance in seismic profile known as tool to identify the presence of gas hydrate in sea bed. The presence of gas hydrate will increase velocity of seismic wave through reservoir gas hydrate. This effect will make contrast acoustic impedance between gas hydrate bearing sediment with lower velocity from gas-filled sediment as known as bottom simulating reflector (BSR) in seabed profile.
AVO concept (amplitude Versus Offset) based on the amplitude variation with increasing offset can detect the existence of BSR which associated with gas hydrate.
Seismic modeling has been made to find out geological model which is associated with BSR. Response of seismic modeling can be determined base on AVO analysis concept particularly on angle gather which is indicating the existence of BSR.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2009
T21591
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Yarra Sutadiwiria
"Karakterisasi reservoir merupakan suatu proses pendeskripsian berbagai karakteristik reservoir dalam hubungannya dengan variabilitas spasial. Karakterisasi reservoir mengelaborasi data hasil analisis geologi, geofisika dan petrofisika sehingga menghasilkan model geologi yang selanjutnya menjadi data masukan untuk simulasi reservoir. Pada penelitian ini, karakterisasi reservoir difokuskan pada pemodelan model distribusi fasies dan sifat-sifat petrofisik reservoir. Lapangan yang digunakan sebagai objek penelitian adalah reservoir batupasir 1900?, Formasi Bekasap Lapangan Bungsu, Blok CPP Sumatera Tengah. Pemodelan model distribusi menggunakan pendekatan geostatistik stokastik (sequential gaussian simulation & sequential indicator simulation) dan geostatistik deterministik (krigging). Masing-masing metode divariasikan dengan penggunaan tipe variogram eksponensial, dengan pertimbangan bahwa tipe eksponensial merupakan tipe yang paling sesuai (matching) dengan fitur-fitur geologi di Lapangan Bungsu. Dengan menggunakan software modelling Roxar, secara keseluruhan diperoleh 27 (dua puluh tujuh) skenario dan realisasi model geologi dalam penelitian ini. Kriteria dalam penentuan ranking yang digunakan adalah nilai volumetrik (STOIIP). Penentuan ranking ini merupakan langkah pertama dalam membuat model untuk simulasi reservoir berikutnya. Hasil ranking juga telah dikalibrasi dengan hasil produksi kumulatif total (total cumulative production) dan recovery factor. Berdasarkan penentuan nilai ranking (low, base dan high) maka dapat dijadikan sebagai masukan untuk analisis simulasi selanjutnya. Nilai ranking dari model geologi yang dapat mewakili tersebut mampu untuk menangkap faktor ketidakpastian reservoir.

Reservoir characterization is a process to describe various reservoir characteristics in the existence of spatial variability. Reservoir characterization elaborates results from geological, geophysical and petrophysical data to produce a geologic model, which is used as an input data for the reservoir simulation. In this research, reservoir characterization is focused on facies and reservoir petrophysical modelling. The object of the research is sand 1900? reservoir of Bekasap Formation Bungsu Field, CPP Block Central Sumatera. Stochastic geostatistics (sequential gaussian simulation & sequential indicator simulation) and deterministic geostatistics (krigging) approach were used in modelling the distribution model. Each method was varied using exponential types of variogram, whis is considered as the most matching type with geometry of Bungsu Field. Overall, by using Roxar software of modelling, 27 scenarios and realizations of geological model were generated in this study. The main ranking criterion used in this study was STOIIP. This rank is used as first step to take reservoir model to flow simulation. The results were calibrated also with total cumulative production and recovery factor. From this type of ranking high, base and low cases can be determined and carried forward into a full field flow simulation analysis. A representative number of geological models issufficient to capture the reservoir uncertainty."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2007
T21192
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arfizaldi
"Pemetaan distribusi reservoir pada lapangan X, Jawa Barat Utara, dilakukan dengan menggunakan seismik inversi impedansi akustik dan analisis atribut RMS. Pada studi ini data seismik diinversi menjadi nilai impedansi akustik yang diturunkan dari data sumur untuk mengubah data volume seismik menjadi data volume impedansi akustik. Inversi seismik model based digunakan untuk melakukan proses tersebut. Analisa terfokus pada hasil inversi dan atribut RMS pada reservoar batu pasir Oligocence awal. Identifikasi pada reservoar dari data sumur terlihat pada kedalaman 2500 m - 2700 m dengan ketebalan yang relatif tipis yaitu berkisar 8 m. Berdasarkan data log dan hasil inversi, reservoar batu pasir memiliki nilai impedansi akustik yang cukup tinggi yaitu sekitar 8500 - 13000 (m/s)*(gr/cc). Hasil inversi dan atribut dapat mendeteksi distribusi batu pasir pada horizon Reservoar di formasi Pre-TAF terkonsentrasi pada bagian barat hingga selatan daerah penelitian.

Mapping the distribution of reservoirs in the field of X, the North West Java, is carried out by using seismic acoustic impedance inversion and attribute analysis of RMS. In this study the seismic inversion is constrained by well to change the volume of seismic data to the data volume of acoustic impedance. Seismic inversion model based is used to invert the siesmic data. Analysis is focused on the inversion results and RMS attributes of the reservoir of sandstone Oligocence early. Identification of the reservoir from well data visible at a depth of 2500 m - 2700 m with a relatively thin thickness of about 8 m. Based on well data and the results of inversion, reservoir sandstone has a value of acoustic impedance is high at around 8500 -13 000 (m / s) * (g / cc). The results of inversion and attributes can detect the distribution of sandstones at Reservoar horizon in the formation of Pre-TAF concentrated in the west to the southern area of research."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2011
S1233
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Idiq Pramada
"Dalam pengembangan suatu lapangan minyak dipengaruhi banyak faktor. Salah satu faktor yang penting untuk dipertimbangkan adalah patahan dan rekahan pada batuan reservoar. Patahan dan rekahan dapat dikenali dengan menggunakan data sumur maupun data seismic terutama seismic 3D. Umumnya patahan dikenali langsung dengan melihat data seismik 3D sebagai ketidak menerusan seismic event. Dalam penelitian ini digunakan sebuah metode yang disebut Ant-Track. Metode ini digunakan untuk mengidentifikasi patahan berdasar data seismic 3D dan rekahan pada sumur yang berasosiasi dengan patahan tersebut. Metode ini dikembangkan dari sebuah algoritma yang disebut Ant Colony Based Routing Algorithm. Metode ini mampu memperjelas gambaran patahan dengan menggunakan data seismic 3D. Dengan menggunakan metode ini dapat diketahui letak patahan secara lebih jelas dibandingkan dengan metode yang ada sebelumnya seperti metode pengamatan langsung pada sayatan seismic maupun penghitungan varian. Metode pengamatan langsung pada sayatan seismic hanya mampu menunjukkan gambaran fault besarnya saja. Metode penghitungan varian akan bisa menunjukkan ketidak menerusan trace seismic saja. Ketidak menerusan trace seismic ini bisa berupa gambaran patahan ataupun perubahan fasies sehingga tidak spesifik menggambarkan patahan. Dalam metode ant-track tidak hanya mampu menggambarkan patahan tetapi juga mampu menunjukkan patahan yang berasosiasi dengan data rekahan dan patahan yang diproleh dari data FMI di sumur minyak. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengaplikasi metode ant-track pada sebuah daerah contoh untuk mendapatkan gambaran patahan yang berasosiasi dengan rekahan di sumur minyak secara lebih jelas dan menemukan adanya hidokarbon yang terperangkap dalam rekahan-rekahan yang berasosiasi dengan patahan tersebut.

Oil field development is depend on many factor. One of important factor to consider is fault and fractures at reservoir rock.. Fault and fracture could defined using wells data and seismic data especially 3D seismic. Usually the fault was identified by direct observation on seismic section as discontinuity of seismic event. In this study the method was used called ant track to identify the fault base on seismic data and fractures which associated with those fractures base on wells data. This method developed base on an algorithm called Ant Colony Based Routing Algorithm. This method can enhance the fault image quality using seismic 3D data. Ant-Track method can define clearer the fault location than the previous method like direct observation in seismic section and variance calculated section. The direct observation in seismic section can give the main fault image only and the variance calculated section can show the trace seismic discontinuity. These trace continuity could be fault, or facies change. The ant-track method is not only showing very clear fault but also can show fault which are associated with fractures. The fractures image from FMI used to guide fault distribution in seismic 3D. The purpose of this study is applying the ant-track method at a sample area to get the fault image which is associated with fractures in wells more clearly and find the potential hydrocarbon trap in fractured reservoir."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2008
T21370
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Eirenio Chanra Imey
"Studi ini bertujuan untuk pengidentifikasian zona reservoar batuan karbonat dari Formasi Baturaja pada Cekungan Sumatera Selatan dengan mengunakan metode inversi seismik. Data yang digunakan adalah data sesimik 3D post stack (441 inline & 449 crossline) serta sumur TA-6. Parameter seismik impedansi akustik dapat memetakan persebaran batuan karbonat pada Formasi Baturaja yang berada diantara batuan pasir dari Formasi Gumai dan Talang Akar. Model persebaran impedansi akustik dari hasil inversi Model Based menunjukkan rentang nilai impedansi akustik pada zona prospek sebesar 10000 m/s.gr/cc - 12000 m/s gr/cc. Dari korelasi antara nilai impedansi akustikdan porositas dapat diketahui persebaran nilai estimasi porositas pada zona prospek sebesar 10-15%. Dengan bantuan ekstraksi atribut amplitudo rms pada peta struktur persebaran batuan karbonat dapat diketahui lingkungan pengendapannya. Sehingga integrasi model hasil inversi impedansi akustik dengan nilai estimasi porositas serta didukung dengan hasil ekstraksi atribut amplitudo RMS menunjukkan pada daerah tinggian Formasi Baturaja terdapat daerah-daerah yang memiliki anomali impedansi akustik rendah dan porositas tinggi yang tersebar pada fasies body karbonat hingga back reef serta pada bagian atas zona tinggian tersebut terdapat lapisan seal sebagai penutupreservoar.

The purpose of this study is to identify reservoir zone of carbonate rock from Baturaja Formation at South Sumatera Basin. The data used from seismic 3D post stack data (441 inline & 449 crossline) and TA-6 log. Acoustic impedance seismic parameter can map the distribution of carbonate rock at Baturaja Formation where is between the sand stone from Gumai Formation and Talang Akar Formation. Distribution model of acoustic impedance from the Model Based Inversion results shows the range value of acoustic impedance at the potential zone is range from 10000 m/s.gr/cc - 12000 m/s gr/cc. From the correlation of values acoustic impedance and porosity, we can infer that distribution of porosity estimation value in potential zone range from 10-15%. With the support of RMS amplitude extraction on map structure of carbonate rocks distribution, the depositional environment can be known. Therefore integration of acoustic impedance inverted results model with porosity estimation results and supported by RMS amplitude attribute extraction results show that at the Baturaja Formation anticlines there are zones that consists of anomaly low acoustic impedance and high porosity which spread out among carbonate body to back reef and at the top part of the anticlines there is a seal as a closure of reservoir."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2013
S47660
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wah Adi Suseno
"Dalam suatu eksplorasi minyak dan gas bumi, pengetahuan dan pembelajaran suatu kerangka regional dari suatu lapangan minyak sangat mutlak diperlukan. Hal ini diperlukan untuk mengetahui struktur dan geometri dari suatu tubuh reservoar agar dapat diketahui daerah-daerah prospek eksplorasi minyak dan gas bumi. Semakin menipisnya cadangan minyak bumi, semakin sempitnya daerah eksplorasi dan semakin meningkatnya harga minyak dunia akhir-akhir ini merupakan tantangan bagi para ekplorasionis untuk terus mencari dan mengembangkan metoda-metoda pencarian minyak dan gas bumi.
Metoda gabungan seismik inversi data pre-stack AVO dan geostatistik mencoba memberikan pendekatan lain untuk memetakan properti fisik lµr pada suatu interval reservoar batupasir formasi Talang Akar di lapangan minyak WGR yang terdapat di cekungan Sunda, Sumatra Tenggara. Hasil akhir pemetaan properti lµr dengan gabungan kedua metoda tersebut di atas mampu memberikan informasi yang cukup baik dan berguna dalam penentuan daerah prospektif minyak dan gas bumi di daerah ini. Namun masih ada beberapa kekurangan dan kelemahan sehingga saran dan kritik masih terbuka untuk penyempurnaan selanjutnya.

In hydrocarbon exploration, knowledge and study of regional framework is completely required to get an understanding the structure and geometry of reservoir, which will lead into hydrocarbon prospective zone. The decrease of hydrocarbon reserve, the narrower exploration area and the rising of oil price have made challenges for explorationist to discover and to develope methods of finding hydrocarbon.
Joint methods of pre-stack seismic AVO inversion and geostatistic attempt to give another approach to map physical properties of lµr at reservoar interval of sandstones Talang Akar formation at WGR oil field at Sunda basinal area, Southeast Sumatra. The map of physical property of lµr using combination approach of AVO inversion and geostatistic shows good result and usefull for determining prospect area of hydrocarbon accumulation in this area. There are still liabilities and weaknesses, thus critics and sugestions are all wide opened for future work.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2008
T21379
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Dyah Tribuanawati
"Metode litologi seismik bertumpu pada amplitudo gelombang-gelombang seismik yang dipantulkan oleh bidang batas antar lapisan. Litologi seismik menghasilkan penampang pseudosonic log, pseudo velocity atau impedansi akustik yang merepresentasikan litologi lebih baik dari pada seismik struktur.
Amplitudo dari sinyal seismik terpantul tergantung pada variasi impedansi akustik yang merupakan hasil kali kecepatan dan densitas. Sehingga perubahan pada salah satu parameter tersebut, kecepatan atau densitas batuan akan berkontribusi pada variasi respon seismik dari reservoar.
Litologi dan ketebalan reservoar serta sejumlah sifat petrofisika batuan seperti porositas dan saturasi fluida dipengaruhi kedua parameter tersebut. Oleh karena itu untuk mengestimasi sifat-sifat petrofisika batuan dengan menggunakan data seismik harus mengkuantisasi kontribusi masing-masing parameter petrofisika pada pengukuran akustik.
Metoda ini digunakan untuk mengestimasi parameter petrofisika reservoar migas dari data seismik sehingga disebut sebagai 'Seismically guided reservoir characterization di luar sumur pengeboran.
Geostatistik merupakan framework yang mengkombinasikan sample yang terdistribusi secara spatial, berdasarkan atas data log sumur dan data seismik. Yang berguna untuk estimasi yang akurat dari reservoar properties dari ketidakpastian dari model reservoar.
Dalam geostatistik mapping teknik ini berdasarkan atas Kriging, Regresi Linear dan Cokriging untuk memberikan kontribusi berdasarkan informasi petrofisika batuan yang diperoleh dari log sumur dan arah spatial dari seismik attribute. Secara garis besar teknik geostatistik untuk mengkombinasikan informasi petrofisika dan data seismik.
Dengan geostatistik pada situasi dengan minimal kontrol data, dapat memprediksi karakteristik reservoar dengan lebih baik dibandingkan dengan mapping standard.

Seismic Lithology method was introduced in the 1970's was based on amplitude of the seismic waves reflected by the subsurface interfaces. Seismic lithology generates pseudo sonic log, pseudo velocity log or acoustic impedance time section which represents the lithology better than the seismic structure. By using this method it is possible to estimate the petrophysical properties of the reservoir rocks from seismic data. Furthermore it is possible to estimate the reservoir parameters from seismic data. This approach enables to implement a new method which referred to as seismically guided reservoir characterization in the zones outside the borehole.
The amplitudes of reflected seismics signals depend primarily on variations in acoustic impedance. Changes in either rock velocity or density will contribute to variations in the seismic response of the reservoir. A number of petrophysical properties, such as porosity, fluid saturation affect both rock velocity and density. To estimate reservoir properties using seismic data it is necessary to quantify the respective contribution of each petrophysical parameter to the acoustic measurements.
A series of laboratory P wave and S wave measurement has been conducted on limestone core samples from Baturaja limestone reservoir. By using the laboratory acoustic measurement data to support seismic derived porosity and fluid saturation determination in the reservoir. Several parameters have been derived from transit time data such as P and S wave velocities, Poisson ratio. To provide relationship between fluid saturation, porosity, P wave velocity and Poisson ratio, and modify acoustic impedance, crossplots between the parameters have been generated using a combination of laboratory acoustic measurement on core samples and mathematic modelling.
A geostatistical technique integrating well and seismic data has been studied for mapping porosity in hydrocarbon reservoirs. The most important feature of the cokriging method is that it uses spatial correlation functions to model the lateral variability of seismic and porosity measurements in the reservoir interval.
Cokriging was tested on a numerically simulated reservoir model and compared first with kriging, then with a conventional least squares procedure relying only on local correlation between porosity and acoustic impedance. As compared to kriging, the seismically assisted geostatistical method detects subtle porosity lateral variations that cannot be mapped from sparse well data alone.
As compared to the standard least squares approach, cokriging provides not only more accurate porosity estimates that are consistent with the well data. Using seismically derived acoustic impedances, cokrigging also was applied to estimate the distribution of porosity in limestone reservoir.
"
1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>