Ditemukan 53142 dokumen yang sesuai dengan query
Saepul Qodar
"Penelitian ini akan mensimulasikan temperatur transisi pada superkonduktor TBCCO. Secara umum, superkonduktor TBCCO dapat dituliskan sebagai Tl
mBa
2Ca
n-1Cu
nO
2(n+1)+m dimana m adalah jumlah bidang TlO dan n adalah jumlah bidang CuO. Simulasi temperatur transisi superkonduktor TBCCO dapat dipelajari dengan menggunakan model ASYNNNI. Dalam model ASYNNNI, oksigen di tempatkan pada bidang CuO secara acak. Kandungan oksigen dan jumlah bidang CuO akan mempengaruhi besarnya temperatur transisi. Temperatur transisi tertinggi terjadi pada superkonduktor TBCCO yang mempunyai tiga bidang CuO dengan m=2. Untuk m=2, temperatur transisi tidak dihasilkan dalam simulasi empat bidang CuO, karena bahan ini tidak bersifat superkonduktor.
This research will simulate the transition temperature in supercondustors TBCCO. Generally, superconductors TBCCO can be written as TlmBa2Can-1CunO2(n+1)+m where m is the number of TlO planes and n is the number of CuO planes. Simulation of transition temperature in superconductors TBCCO can be studied using ASYNNNI model. In ASYNNNI model, oxygen is placed in CuO planes randomly. The oxygen content and the number of CuO planes will affect on transition temperature level. The highest transition temperatur level is in three CuO planes superconductors TBCCO with m=2. For m=2, transition temperature is not resulted in four CuO planes simulation because the material is not superconductor."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2009
T39893
UI - Tesis Open Universitas Indonesia Library
Madali
"Penelitian ini akan mensimulasikan temperatur transisi pada superkonduktor NdBa2Cu3O7-x. Superkonduktor NdBa2Cu3O7-x terdiri dari satu bidang CuO. Sumulasi temperatur transisi superkonduktor NdBa2Cu3O7-x dapat dipelajari dengan menggunakan model ASYNNNI. Dalam model ASYNNNI, oksigen di tempatkan pada bidang CuO secara acak. Kandungan oksigen yang diberikan akan mempengaruhi besarnya temperatur transisi. Temperatur transisi tertinggi terjadi pada superkonduktor NdBa2Cu3O7-x dengan kandungan oksigen 90% yaitu sekitar 30 K. Temperatur transisi tidak dihasilkan dalam simulasi dua bidang CuO, karena bahan ini tidak bersifat superkonduktor."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2009
T21606
UI - Tesis Open Universitas Indonesia Library
Latifah Zafirah
"Penelitian ini mensimulasi temperatur kritis superkonduktor FeSe dengan menggunakan model ASYNNNI yang menggambarkan kandungan selenium pada Kristal FeSe secara acak. Kandungan selenium pada FeSe mempengaruhi terjadinya temperatur kritis. Temperatur kritis dihasilkan oleh simulasi dengan kandungan selenium sebanyak 90, 80, dan 70. Temperatur kritis menunjukkan bahwa kristal FeSe bersifat superkonduktor. Tidak ditemukannya temperatur kritis pada simulasi dengan kandungan selenium lainnya menunjukkan tidak adanya superkonduktivitas.
This research meant to simulate FeSe superconductor's critical temperature with ASYNNNI model which randomly show selenium in FeSe crystal. Concentration of selenium affects critical temperature in FeSe. Critical temperature showed by simulation contained 90, 80, 70 of selenium. Critical temperature shows that FeSe crystal is a superconductor. Absence of critical temperature in another selenium concentration shows that there is no superconductivity."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2017
S70170
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Mauludi Ariesto Pamungkas
"ASYNNNI model adalah salah satu model yang menerangkan mekanisme pengaturan atom oksigen pada bidang basal senyawa YBa2Cu307-x. Pengaturan atom oksigen pada bidang basal ini sangat mempengaruhi sifat senyawa tersebut. Bila 0
0.5 bersifat nonsuperkonduktor dengan struktur tetaragonal.Di samping itu, temperatur juga mempengaruhi sifat superkonduktor. Pada temperatur tertentu (temperatur transisi) ikatan pasangan elektron akan terputus, saat itu sifat superkonduktivitasnya akan menghilang. Temperatur transisi ternyata berubah-ubah dengan berubahnya kandungan oksigen.Untuk x=0.1 dan x=0.2 temperatur transisi sekitar 90°K, sedangkan untuk x=0.3 dan x=0.4 temperatur transisi sekitar 70°K dan untuk x=0.5 temperatur transisi sekitar 60°K.Simulasi ini telah menunjukkan adanya perubahan fasa yang ditunjukkan oleh lonjakan harga Cv pada temperatur tertentu.Simulasi ini menggunakan metode Monte Carlo, sedangkan program yang digunakan bahasa C."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2001
T5728
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
JURFIN 6:18 (2002)
Artikel Jurnal Universitas Indonesia Library
JURFIN 5:15 (2001)
Artikel Jurnal Universitas Indonesia Library
"Telah dibuat superkonduktor komposit YBa2Cu3O7-x + X dengan X adalah Ag203 dan PVA (polyvinil alcohol) dan diukur suseptabilitasnya. Massa bahan komposit tambahan Ag2O3 sekitar 13 %, sedangkan massa PVA adalah 10 %. Superkonduktor komposit disiapkan dengan reaksi padatan. Selanjutnya cuplikan disiapkan dalam bentuk silinder tipis berdiameter 10 mm dan tebal sekitar 2 mm. Cuplikan superkonduktor diuji dengan melihat levitasinya di dalam medan magnet. Pengukuran suseptibilitas dilakukan dengan mengukur suseptibilitas AC nya hasil pengukuran menunjukkan bahwa penambahan Ag2O3 ke dalam cuplikan akan mengurangi kekuatan gandengan butiran superkonduktor dan mempengaruhi suhu kritis dari bahan superkonduktor beberapa kelvin. hasil yang serupa diperoleh pada superkonduktor komposit dengan PVA. Kekuatan gandengan antar butir pada superkonduktor komposit Ag lebih besar dibandingkan dengan kekuatan gandengan antar butir pada superkonduktor komposit PVA."
JURFIN 1:4 (1997)
Artikel Jurnal Universitas Indonesia Library
Andri Suherman
"ASYNNNI model adalah salah satu model yang menerangkan mekanisme pengaturan atom oksigen pada bidang basal (bidang CuO) senyawa BSCCO yang terdiri dari senyawa Bi2Sr2CuO7-x (BSCCO 2201), senyawa Bi2Sr2CaCu2O9-x (BSCCO 2212), dan senyawa Bi2Sr2Ca2Cu3O11-x (BSCCO 2223). Atom-atom oksigen terletak pada lapisan bidang CuO. BSCCO 2201 mempunyai satu lapisan bidang CuO, BSCCO 2212 mempunyai dua lapisan bidang CuO, dan BSCCO 2223 mempunyai tiga lapisan bidang CuO. Pengaturan atom oksigen dan banyak lapisan bidang basal sangat mempengaruhi sifat senyawa tersebut. Senyawa dengan struktur kristal ortorombik bersifat superkonduktor, sedangkan senyawa dengan struktur tetragonal bersifat non-superkonduktor. Temperatur transisi adalah keadaan terjadinya transisi sifat struktur bahan non-superkonduktor ke struktur superkonduktor atau sebaliknya.
Temperatur transisi dari perubahan struktur tetragonal ke struktur ortorombik sangat dipengaruhi oleh kandungan oksigen. Temperatur transisi ternyata berubah-ubah dengan berubahnya kandungan oksigen. Telah dihitung temperatur transisi senyawa BSCCO, diperoleh hasil untuk BSCCO 2201 dengan temperatur transisi tertinggi 13.5 K, untuk BSCCO 2212 dengan temperatur transisi tertinggi 83 K, dan untuk BSCCO 2223 dengan temperatur transisi tertinggi 110 K. Simulasi ini telah menunjukkan adanya perubahan fasa yang ditunjukkan oleh lonjakan harga kalor jenis Cv pada temperatur tertentu.
Simulasi ini menggunakan metoda Monte Carlo, algoritma Metropolis, dan Glauber Dynamics. Program ini ditulis menggunakan bahasa C."
Jakarta: Universitas Indonesia, 2006
T20835
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Satria Wibisana
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1999
S40776
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Muhammad Tito Setiawan
"Peningkatan penggunaan bahan superkonduktor di berbagai bidang aplikasi memacu para insinyur mendesain superkonduktor. Kawat superkonduktor telah diaplikasikan pada Magnetic Resonance Imaging MRI untuk menggambarkan kondisi tubuh manusia. Bahan superkonduktor MgB2 memiliki Tc tertinggi untuk superkonduktor berbasis non-Cu yaitu 39K. Sintesis MgB2 diproses in-situ berbahan serbuk menggunakan metode Powder in Tube PIT. MgB2 murni dan penambahan SiC dan CNT dengan berat 1 dan 2 disinter pada 800°C selama 3 jam. Hasil karakterisasi SEM menunjukan porositas terjadi dan tidak ada fase pengotor dari hasil XRD. Sampel MgB2 murni dan MgB2 ditambah dengan 2 CNT menunjukan sifat superkonduktor setelah disinter sedangkan yang lain menunjukkan perilaku resistivitas yang unik. Setelah dibentuk menjadi kawat, semua sampel menunjukkan perilaku superkonduktor. Penambahan SiC dan CNT pada sampel menurunkan Tc MgB2. Meskipun sampel yang ditambahkan dengan CNT menurunkan Tc, sampel CNT memiliki Tc lebih tinggi daripada kawat MgB2/SiC.
Increasing of superconductor material usage in variety fields of application enforced engineers in making designs of superconductor. Superconductor wires has been applied in Magnetic Resonance Imaging MRI to examine human condition body. MgB2 superconductor material has the highest Tc for non Cu Based superconductor, which is at 39 K. One of the ways to synthesized of in situ MgB2 can be processed using powder in Tube PIT method. In this research, pure MgB2 was doped with 1 and 2 wt. of each SiC and CNT and sintered at 800°C for 3 hours. The morphology of sintered materials characterized using scanning electron microscope showed the even distribution of the particles with inherent porosities. Structural characterization examined using X ray diffraction showed that there is no other impurities and other or phases detected. Pure MgB2 and MgB2 doped with 2 of CNT is a superconductor after being sintered whereas others show unique resistivity behaviors. After deformation by rolling process to form a wire, all of the samples show a superconducting behavior. The presence of SiC and CNT decreased the critical temperature, Tc, of MgB2. Although the sample doped with CNT decreases the Tc, CNT doped samples has higher Tc than that of MgB2 SiC wire."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library