Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 119489 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Suharto
"Penelitian telah dilakukan untuk memperoleh karakteristik baja karbon rendah dan sedang hasil proses balik dari fasa spheroidite ke fasa martensite. Sampel baja bahan baku baut kendaraan bermotor dari berbagai grade (grade SCM 435, grade 12A, dan grade 45K) yang sudah memiliki fasa spheroidite diberi perlakuan panas dengan beberapa variasi suhu dan waktu tahan sampai dengan 50 menit, diikuti dengan proses quenching. Kemudian dilakukan uji foto optik, uji kekerasan, dan uji SEM-EDX terhadap sampel setelah perlakuan, dan hasilnya sebagai berikut:
Untuk grade SCM 435, morfologi mikrostruktur fasa martensite sedikit tampak pada daerah temperatur 950°C dan 1050°C dengan waktu tahan 50 menit. Fraksi volume martensite pada temperatur dan waktu tahan tersebut tidak dapat didefinisikan oleh alat "Image Analyzer". Tingkat kekerasan paling tinggi terjadi pada daerah temperatur 1050°C dengan waktu tahan 50 menit.
Untuk grade 12A, morfologi mikrostruktur fasa martensite sama sekali tidak tampak pada daerah temperatur 760°C, 850°C, 950°C, dan 1050°C dengan waktu tahan 10 menit, 20 menit, 30 menit, 40 menit, dan 50 menit. Tingkat kekerasan paling tinggi terjadi di daerah temperatur 850°C dengan waktu tahan 50 menit. Namun, fraksi volume martensitenya tidak dapat didefinisikan oleh alat "Image Analyzer".
Untuk grade 45K, morfologi mikrostruktur fasa martensite tampak lebih jelas pada daerah temperatur 950°C dan 1050°C dengan waktu tahan 50 menit. Kekerasan paling tinggi terjadi di daerah temperatur 1050°C dengan waktu tahan 50 menit. Fraksi volume martensite dapat didefinisikan oleh alat "Image Analyzer" pada temperatur 950°C dan 1050°C. Sedangkan pada daerah temperatur 760°C dan 850°C, fraksi volume martensite tidak dapat didefinisikan oleh alat "Image Analyzer".
Dari masing-masing grade, ternyata grade 45K memiliki morfologi martensite yang paling jelas dan kekerasannya juga paling tinggi, diikuti oleh grade SCM 435 dan grade 12A."
Depok: Universitas Indonesia, 2006
T20732
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sugiyono
"Telah dilakukan penelitian transformasi fasa pada 3 grade baja yaitu 45 K, SCM 435 dan 12 A, ketiganya dapat dibuat spheroidite namun hanya SCM 435 dan 45 K yang dapat dibuat menjadi martensite dan martemper. Hal ini terlihat dari mikrostruktur yang diperkuat data uji tarik dan hardness. Grade 12 A tidak cocok untuk aplikasi industri baut dan mur.

Have been conducted by research of transformation fasa at 3 grade become militant that is 45 K, SCM 435 and 12 A, third of grade can be made by spheroidite but only SCM 435 and 45 K which can be made to become martensite and martemper. This matter is seen from microstructure strenghtened by data of interesting test and hardness. Grade 12 A incompatible for the industrial application of bolt and nut."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2006
T20817
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pohan, Hasian
2007
T39857
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Toweula, Sanserlis F.
"Terbentuknya fasa spheroidite pada proses anil tidak selalu berhasil. Oleh karena itu, diperlukan analisis struktur kristal setiap fasa spheroidite yang terbentuk untuk mengetahui sejauh mana struktur kristal ini mempengaruhi terbentuknya fasa spheroidite pada setiap proses anil. Untuk keperluan analisis struktur kristal baja karbon rendah digunakan XRD. Keluarannya dapat mengidentifikasi fasa yang terbentuk atau perubahan parameter kristal. Hasil yang diharapkan adalah sebuah hubungan antara kandungan spheroidite pada baja karbon rendah dan sedang dengan struktur kristalnya. Ini berguna untuk meningkatkan pemahaman tentang sifat pembentukan fasa spheroidite."
Depok: Universitas Indonesia, 2006
T20982
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Iceu Rufiana
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2006
T39688
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hasan Basrih
"Pada penelitian ini dilakukan pembuatan fasa spheroidite pada baja karbon sedang lewat proses anil. Kemudian kandungan (prosentasi) spheroidite dihitung serta dilakukan karakterisasi sifat kekerasan (hardness).
Diperoleh bahwa semakin besar kandungan (prosentasi) spheroidite, sifat kekerasan semakin berkurang (makin lunak). Sifat kekerasan spheroidite yang diperoleh berada pada daerah 75 HRB dengan kandungan (prosentasi) spheroidite 6.74 %. Niiai kekerasan tersebut jauh lebih kecii dari kekerasan fasa martensit. Karena itu, pengaruh kandungan (prosentasi) spheroidite sangat besar terhadap sifat kemudahan pengerjaan (workability) baja karbon sedang untuk aplikasi industri pembuatan mur dan baut otomotif, serta memungkinkan pemilihan kandungan spheroidite untuk tujuan pabrikasi/pembentukan (forming) tertentu. Artinya tidak semua bahan baku produk industri harus memiliki kandungan spheroidite 100 %. Dengan pengetahuan ini tentunya akan meminimalisi biaya produksi yang pada akhirnya dapat meningkatkan produktivitas dan efisiensi."
Depok: Universitas Indonesia, 2006
T17649
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Harjanto
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1993
S41122
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Detin Audriyanti
"KOWEL adalah salah satu komponen otomotif yang digunakan P.T German Motor Manufacturing Gunung Putri Cileungsi Bogor pada kendaraan tipe light truck Mercedes Benz 800. Fungsinya adalah sebagai dudukan kaca depan, penyangga pintu dan tempat dudukan lampu depan. Bahan dasar KOWEL adalah lembaran baja karbon sangat rendah tipe SPCE dengan unsur paduan dan memiliki sifat kekuatan dan kekerasan serta keuletan yang memenuhi syarat untuk proses pembentukan. Pembentukan KOWEL dengan proses press forming langsung dari bahan dasar sering mengalami kegagalan yang pada akhirnya sia-sia karena kualitasnya yang rendah tidak sesuai dengan keinginan. Untuk itu dilakukan penelitian pada benda uji dari lembaran baja sebelum dan sesudah proses press forming dengan pilihan kontrol temperatur dan waktu penahanan dengan tujuan untuk mengetahui dan mendapatkan solusi karakteristik sifat mekanik serta tekstur guna meningkatkan optimasi bahan. Pengujian yang dilakukan mencakup pengamatan XRD, uji komposisi kimia, uji tarik, koefisien anisotropi plastis, uji kekerasan, metalografi dengan mikroskop optik dan pengamatan permukaan patahan dengan SEM serta pengamatan pole figure-tekstur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses press forming di samping terjadinya penipisan pada benda kerja diikuti pula dengan meningkatnya kekerasan, kekuatan dan berkurangnya keuletan dan berkurangnya ketajaman tekstur. Proses perlakuan panas pada temperatur 400 °C dengan waktu penahanan masing-masing 15 menit dan 60 menit tidak menunjukkan perubahan yang berarti pada benda uji sebelum maupun setelah proses press forming.

KOWEL is an automotive component used by P.T. German Motor Manufacturing Gunung Putri Cileungsi Bogor that is usually assembled for front panel of light truck-type of Mercedes Benz 800 construction. Base material for this KOWEL is ultra low carbon steel sheet SPCE-type which has alloying elements with toughness, hardness and ductility suit for forming process. Unfortunately, press forming of the material to form KOWEL often results in failure. To get the solution and to find out the characteristic of mechanical properties and texture before and after press forming process, a research is then carried out. Some examinations are applied including XRD measurement, chemical composition, tensile strength, anisotropy coefficient, Vickers's hardness, optical metallography, SEM and pole figure. The results show that press forming will thin the material followed by increase of hardness and toughness and decrease of ductility and texture sharpness. Heat treatment at 400 °C for 15 and 60 minutes does not give a significant change in material before and after the press forming process."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2001
T810
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rini Riastuti
"ABSTRAK
Proses lapis listrik paduan merupakan salah satu pengembangan dari sistem lapis listrik yang sudah ada.
Prinsip dari lapis listrik paduan yaitu mengendapkan ion-ion atau unsur logam dari larutan elektrolitnya secara bersamaan di katoda.
Pada proses lapis listrik paduan Sn-Ni, kenaikan rapat arus pelapisan (0.10 ; 0.37 ; 0.64 A/dmz) pada dua konsentrasi SnC12.2H20 (35 dan 45 gpl} dalam larutan elektrolit menghasilkan penampakkan visual yang sama baik (mengkilap), tetapi masih terdapat goresan untuk rapat arus 0.10 A/dmz dan terbentuk sumuran pada kondisi 0,64 A/dmz untuk konsentrasi 45 gpl SnClz.2H2U.
Meningkatnya rapat arus pelapisan menjadikan persentase kandungan ion Sn menurun, sedangkan dengan meningkatnya konsentrasi SnCI2.2H20 dalam elektrolit menjadikan persentase kandungan Sn dalam lapisan meningkat. Kekerasan mikro lapisan meningkat seiring dengan meningkatnya rapat arus pelapisan dan konsentrasi Sn 02.2H2U."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1997
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Subowo
"ABSTRAK
Dalam industri perakitan bodi kendaraan (otomotif), Las Tahanan Titik (Resistance Spot Welding) banyak dipakai untuk penyambungan komponen bodi, Yaitu dengan cara pemanasan disertai penekanan. Demikian pula yang difakukan di PT. Toyota Astra Motor, dimana pengambilan spesimen dan pengelasan dari penelilian ini dilakukan.
Kahan komponen yang banyak dipakai pada bodi kendaraan Kijang adalah plat baja karbon rendah SPCD (Cold Rolled Steel Sheet) dengan ketebalan 0,8mm, sedang peralatan las yang dipakai adalah model Portebel Type YR-500 SAZ-1 DY 9. Spesimen di las dengan parameter pengelasan dibuat samal konstan seperti yang dilakukan dalam perakitan bodi kijang. Pengelasan dilakukan pada satu titk dan dua titik, untuk yang dua titik jarak antar titik las dibuat variasi (it-12 - f3).
Pengaruh sikius termal akibat laku panas dari proses las, secara metalurgi daerah hasii sambungan las mengalami perubahan, makin dekat dengan Manik Las/ Nugget, butiran semakin besar, begitu pula dengan Kekerasannya semakin tinggi.
Pengaruh jarak antar nugget terhadap uji tank, terjadi peningkatan seiring dengan semakin lebarjarak antar nugget.
Terhadap uji fatik terjadi peningkatan siklus seiring dengan penurunan tegangan (0.7 ou, , = 0.3 c I? h) dan terjadi batas limit pada pembebanan 0.3 a, .,10,
"
1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>