Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 162687 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Tri Surawan
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2005
T39777
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Thamrin Pahar
"Di Indonesia yang termasuk kelompok negara-negara "Stone-belt", urolitiasis merupakan suatu masalah yang besar karena kebanyakan mengenai golongan umur produktif. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan data prevalensi, profit radiologik, pengaruh suku dan tingkat sosial ekonomi terhadap urolitiasis.
Materi penelitian ini adalah penderita urolitiasis rawat inap di salah satu rumah sakit pendidikan Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin. Didapatkan 155 penderita batu saluran kemih selama jangka waktu 4 tahun dari bulan Juli 1986-Juni 1990 yang terdiri dari 115 laki-laki dan 40 wanita dengan umur antara 1-75 tahun. Frekunsi kejadian tertinggi pada kelompok umur 40-49 tahun yaitu 40 dari 155 kasus {25,81%) dan paling rendah pada kelompok umur 10-19 tahun yaitu 6 dari 155 kasus (3,87%).
Lokalisasi Batu Saluran Kemih (BSK) yang terbanyak adalah pada ureter yaitu 82 kasus (45,05%) dan paling sedikit adalah uretra yaitu 1 kasus (0,54%). Pada penelitian ini ditemukan semua BSS{ dari kelompok umur 0-9 tahun adalah vesikolitiasis yang jumlahnya adalah 10 kasus. Dan ini adalah 30,30% dari semuua kasus vesikolitiasis yang berjumlah 33 kasus. Jeis batu radiopak lebih banyak dari batu radiolusen dengan perbandingan 2,2, : 1.
Baik pada nefrolitiasis maupun pada ureterolitiasis tidak ditemukan perbedaan yang bermakna secara statistik antara penderita yang termasuk tingkat sosial ekonomi yang rendah, sedang dan tinggi. Namun pada vesikolitiasis ditemukan perbedaan yang bermakna antara setiap tingkat sosial ekonomi. Penyulitan yang didapatkan secara radilogik berupa hidronefrosis 48 (35,40%) dan gangguan fungsi ginjal 32 (25,60%).
Kekerapan BSK paling tinggi pada suku Toraja yaitu 41 kasus dari 4210 penderita suku Toraja yang dirawat inap (9,73% per mil) dibanding dengan suku Bugis Makassar (6,32 per mil), Jawa (4,13 per mil) dan Cina (2,04 per mil). Melihat tingginya angka penyulitan BSK dan banyaknya batu radiolusen, maka perlu dilakukan pemeriksaan Pielografi Intravena (PIV) pada setiap BSK."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 1991
T5334
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Partini Pudjiastuti
"Latar Belakang
Sarnpai saat ini batu saluran kemih (BSK) pada anak masih merupakan masalah kesehatan anak di negara yang sedang berkembang ( Aurora dkk.,1970; Remzi dkk.,1984 ). Urolitiasis atau batu saluran kemih telah dikenal sejak beberapa abad yang lampau. Ruffer (dikutip oleh Aurora dkk.,1970) melaporkan penemuan batu buli-buli di sela kerangka Predinasti Mesir; namun hingga saat kini BSK masih merupakan hal yang menarik dalam ilmu kedokteran untuk dibicarakan. Beberapa laporan dari Eropa dan Amerika yang dikutip oleh Walther dkk.(1980) menunjukkan adanya penurunan frekuensi kejadian BSK pada anak. Namun di beberapa negara Asia, penyakit ini masih bersifat endemis ( Malek, 1976; Tellaloglu dan Ander, 1984). Indonesia terletak pada kelompok negara dunia yang termasuk dalam daerah 'sabuk batu' ('stone belt').
Batu saluran kemih pada anak mempunyai frekuensi kejadian, komposisi batu dan keadaan Minis yang berbeda-beda, dari satu negara ke negara lain, dan dari masa ke masa. Bahkan di negara-negara yang penyakit ini bersifat endemis, terdapat perbedaan lokasi batu dan hubungannya dengan infeksi saluran kemih (Tellaloglu dan Ander, 1984). Penyakit ini berhubungan erat dengan faktor sosioekonomi. Berbagai penelitian telah membuktikan bahwa dengan perbaikan status sosio-ekonomi, frekuensi kejadian BSK bagian bawah akan menurun, namun frekuensi kejadian BSK bagian atas akan meningkat (Sinno dkk., 1979). Penyakit ini juga menunjukkan adanya predisposisi dalam keluarga ( Aurora dkk.,1970; Malek,1976; Smith,1981; Noe dkk.,1983 ).
Baru saluran kemih merupakan bagian yang besar dari penyebab kunjungan ke unit gawat darurat maupun perawatan bedah di rumah sakit. Bahkan bagian terbesar dari operasi urologi adalah pengangkatan batu dari saluran kemih (Remzi,1980; Asworth dan Hill, 1988). Di Jakarta, dalam kurun waktu 1979 - 1980, Rahardjo dan Firdaoessaleh (1982), menemukan 319 kasus (20,49 %) batu saluran kemih dari 1557 kasus urologi yang dirawat.
Akibat yang ditimbulkan oleh batu saluran kemih ialah obstruksi, infeksi, rasa nyeri dan metaplasia, yang sangat merugikan penderita. Obstruksi dan infeksi yang berlangsung lama akan menyebabkan gangguan fungsi ginjal, bahkan dapat sampai ke taraf gagal ginjal. Sedang rasa nyeri yang hebat, dapat menyebabkan seorang penderita Herman dari Binjai (Sumatera Utara) pada tahun 1988, nekat mengoperasi dirinya sendiri untuk mengeluarkan batu dari dalam buli-bulinya (Tempo, 1988).
Meskipun penelitian yang ekstensif telah banyak dilakukan, namun sampai sekarang etiologi dan patogenesis pembentukan BSK masih belum jelas (Aurora dkk.,1970; Remzi, 1980 ). Penyakit batu saluran kemih sebenarnya merupakan penyakit kronik. Penyelidikan faktor penyebab terjadinya BSK pada setiap kasus perlu dilakukan untuk dapat mengatur cara pencegahan kekambuhan. Oleh karena belum semua faktor pembentukan batu dapat diterangkan dengan jelas, maka pemantauan untuk mengawasi hasil operasi dan kemungkinan kekambuhan sangat penting. Namun sangat disayangkan, pada kasus-kasus BSK , usaha yang dilakukan sering kali masih dititikberatkan pada pengangkatan batu itu sendiri, sehingga meskipun pengobatan BSK mengalami kemajuan yang pesat akhir-akhir ini, tetapi usaha pencegahan kekambuhan masih merupakan tantangan bagi para peneliti (Ohkawa dan Morimoto, 1987)."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 1989
T5398
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dhian Luluh Rohmawati
"Batu saluran kemih merupakan salah satu masalah kesehatan yang terjadi di daerah perkotaan. Salah satu jenis batu saluran kemih adalah batu cetak ginjal. Pasien pasca pembedahan batu cetak ginjal dengan PCNL biasanya mengalami retensi urin. Akibat dari retensi urin yang terlalu lama akan mengakibatkan inkontinensia overflow.
Tujuan penulisan ini adalah untuk melakukan analisis evidence based mengenai Kegel exercise dalam mengatasi masalah inkontinensia urin pada pasien pasca operasi batu cetak ginjal.
Hasil dari latihan Kegel pada pasien ini terbukti efektif dalam mengurangi inkontinensia urin pasca pembedahan.
Rekomendasi penulisan ini ialah agar perawat perlu mengajarkan latihan Kegel kepada pasien pasca operasi batu cetak ginjal untuk mengatasi inkontinensia urin.

Urinary lithiasis is one of problem in urban health nursing. One of kind urinary lithiasis is staghorn calculi. Patient after underwent percutaneous nephrolithotomy operation for treatment of staghorn kidney stone disease usually feel urinary retention. Overflow incontinence is the effect of chronic retention.
This article has purpose to analysis evidence based about Kegel exercise to solve urinary incontinence problem.
The result of Kegel exercise showed that this exercise efectively to solve urinary incontinence problem after surgery.
Recommendation for next writter is using kegel exercise to solve the urinary retention in patient after underwent percutaneous nephrolithotomy operation for treatment of staghorn kidney stone disease.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Puspa Utami Putri
"Urolitiasis merupakan masalah kesehatan yang cukup bermakna di dunia ataupun di indonesia. Penyakit ini terjadi pada 5-10% populasi di seluruh dunia dengan angka kejadian dan prevalency terkecil terjadi di wilayah Asia khususnya jepang. Di indonesia, batu saluran kemih merupakan salah satu penyakit yang memiliki jumlah pasien terbesar di klinik urologi dan besarnya angka kejadian ini terjadi karena 50% dari penderita batu saluran kemih mengalami kekambuhan dalam 5 tahun dan 70% dalam 10 tahun. Karya ilmiah ini dibuat untuk mengetahui asuhan keperawatan serta discharge planning pada klien dengan urolitiasis. Karya ilmiah ini menggunakan metode studi literatur yang kemudian membandingkannya dengan hasil praktik di lapangan.
Hasil dari penelitian ini adalah Ny T mengalami 3 dari 6 tanda dan gejala klien dengan urolitiasis, memiliki 6 dari 10 faktor resiko penyebab urolitiasis, mengalami nyeri pada pre operatif, resiko jatuh pada intra operatif dan mengalami nyeri, hipertermi dan resiko kekurangan cairan pada saat post operasi. Klien menjalani 4 pemeriksaan penunjang, menjalani tidakan medis URS dan pemasangan DJ Stent serta telah diberikan discharge planning. Hasil ini diperoleh karena Ny T telah menjalani proses pengkajian serta intervensi medis dan keperawatan. Akan tetapi, agar asuhan keperawatan dan discharge palnning pada klien dengan urolitiasis dapat dilakukan dengan baik, disarankan agar pihak RS memberikan pelatihan kepada perawat mengenai asuhan keperawatan dan discharge planning, melakukan supervisi dan pengawasan dalam proses pemberian asuhan keperawatan dan discharge planning serta diharapkan adanya kesadaran dari tenaga kesehatan khususnya perawat untuk meningkatkan pengetahuannya mengenai asuhan keperawatan dan discharge planning klien dengan urolitiasis.

Urolithiasis is a considerable health problem in the world as well as in Indonesia. This disease occurs in 5-10% of the population around the world with incidence and smallest prevalency occurred in areas of Asia, especially Japan. In Indonesia, a urinary stone is one of the disease which has the largest number of patients at the urology clinic and this is occurred because 50% of patients experience a recurrence of urinary tract stones in 5 years and 70% within 10 years. This paper was made to determine nursing care and discharge planning on the client with urolithiasis. This paper used a literature study methods and comparetion with the results of field practice.
Results of this study was Mrs T had 3 over 6 signs and symptoms of urolithiasis, has 6 over 10 of risk factors cause urolithiasis, experiencing pain in pre-operative, had risk of fall and experienced pain in intraoperative, hyperthermia and risk for defecient fluid volume in post operative. The client also endured 4 examination, URS procedure and DJ Stents treatement, and has been given the discharge planning. However, in order to give nursing care and discharge planning on the client with urolithiasis well, training for nurses regarding nursing care and discharge planning and supervision in the process of providing nursing care and discharge planning on the client with urolithiasis should be addressed by hospitals. Besides, awareness of health practitioners especially nurses to improve their knowledge about nursing care and discharge planning on clients with urolithiasis need to be enhanced.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Arifal Dianes Febri
"Pb doped ZnO disintesis dengan metode kopresipitasi menggunakan prekursor ZnSO4.7H2O dan PbCl2 dengan variasi konsentrasi dopant Pb (0.5%, 3%, 3.5% dan 5%) pada kondisi pH 13 serta temperatur pengeringan 100 0C selama empat jam. Sampel dikarakterisasi dengan X-Ray Diffraction (XRD) dan Energy Dispersive X-Ray (EDX) untuk melihat morfologi serta komposisi Pb doped ZnO. Hasil karakterisasi XRD menunjukkan terbentuknya fase utama wurtzite ZnO serta ditemukan fase sekunder PbO. Analisa lebih lanjut menunjukkan perubahan parameter kisi wurtzite ZnO (a=3.252, c=5.216) serta penurunan ukuran kristal (18 hingga 12 nm) dengan penambahan dopant Pb. Sifat optik Pb doped ZnO dikarakterisasi menggunakan UV-Vis Spectroscopy dan diperoleh penurunan energi celah pita ZnO (3.379 hingga 3.310 eV). Penurunan energi celah pita ZnO mengindikasikan terbentuknya pita tambahan di bawah pita konduksi ketika terjadi substitusi Pb ke dalam matriks ZnO. Kemampuan fotokatalis Pb doped ZnO dikarakterisasi dengan metode Photocatalytic Activity (PCA) menggunakan sinar UV pada rentang 200–800 nm selama 1 jam dan didapatkan efisiensi fotokatalis terbaik pada sampel Pb doped ZnO dengan kadar dopant 3.5%.

Pb doped ZnO were synthesized by coprecipitation with ZnSO4.7H2O and PbCl2 (0.5%, 3%, 3.5% and 5%) at pH 13 and 100 0C for four hours. Morphology and composition of Pb doped ZnO were characterized by X-Ray Diffraction (XRD) and Energy dispersive X-ray (EDX). XRD spectrum indicated the formation of wurtzite ZnO and PbO. Further analysis showed that lattice parameter of ZnO has changed (a = 3.252, c = 5.216) and crystallite size has decreased (18 to 12 nm) with the addition of Pb. The optical properties of Pb doped ZnO were characterized using UV-Vis spectroscopy and showed that bandgap energy was decreased (3.379 to 3.310 eV). This indicated the formation of additional bandgap below the conduction band when the substitution of Pb into the ZnO matrix. Photocatalytic Activity (PCA) of Pb doped ZnO photocatalysts were characterized using UV in 200-800 nm for 1 hour and Pb Doped ZnO 3.5% has the best photocatalytic activity.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lusiyana Dwi Rahmawati
"Latar Belakang: Distribusi penderita urolitiasis di Jakarta mengalami peningkatan setiap tahunnya dari 2016-2019, namun distribusi komposisi batu pada penderita urolithiasis tersebut belum diketahui. Selain itu, belum diketahui hubungan distribusi komposisi batu ginjal tersebut dengan jenis kelamin dan usia.
Tujuan: Untuk mengetahui distribusi karakteristik komposisi  batu ginjal yang ada di wilayah Jakarta dan mengetahui hubungan batu ginjal dengan jenis kelamin dan usia.
Metode: Penelitian ini adalah penelitian cross-secsional yang menggunakan 160 sampel dari data hasil analisis komposisi batu ginjal di Laboratorium Biokimia dan Biologi Molekuler FKUI. Data dianalisis dengan sistem SPPS tipe 20, setelah itu dilakukan uji chi square untuk mengetahui hubungan antara jenis kelamin dan usia terhadap komposisi batu ginjal. Kemudian dilakukan uji Mann Whitney pada data yang tidak memenuhi syarat untuk uji chisquare.
Hasil: Batu ginjal terbanyak ditemukan pada laki – laki dibandingkan perempuan dengan perbandingan (3:1) dan batu ginjal paling banyak terjadi pada kelompok usia 45-64 tahun (49,4%). Komposisi unsur batu ginjal terbanyak adalah oksalat (89,4%) dan komposisi jenis batu ginjal terbanyak adalah jenis campuran kalsium, oksalat, karbonat, amonia (25%). Terdapat hubungan antara jenis kelamin terhadap komposisi batu ginjal yang menunjukan hasil signifikan (p<0,05) untuk komposisi kalsium, amonia dan magnesium. Tidak terdapat hubungan antara usia terhadap komposisi batu ginjal 
Kesimpulan: Komposisi batu ginjal terbanyak adalah oksalat. Terdapat hubungan yang signifikan antara jenis kelamin terhadap komposisi batu ginjal. Tidak terdapat hubungan antara usia terhadap komposisi batu ginjal. 

Background: There is no research on distribution of kidney Stones in Jakarta since 2016-2019, while the incidence has increased. No research has been conducted on relation between the compositions with gender and age.
Objective: This research was done to distribute the kidney stones in Jakarta and relation of the compositions with gender and age.
Methods: This research is a cross-sectional, which used stored 160 samples from results of data analysis in Departemen of medical biochemistry and molecular biology of Universitas Indonesia. The analysis by SPSS type 20. Its using chi square test to know about relation of the compositions with gender and age. The end of data which not qualify were using mann whitney test.
Results: Kidney stone mostly do form in men than women, the disease are three more likely to form stones in men than women. Which at the most in the age group between 45-64 years (49,4%). The most composition has found is oksalat (89,4%) and types of stones have found are kalsium, oksalat, karbonat and amonia (25%). The relation of the compositions with gender has indicate significant results (p<0,05) which are calcium, amonia and magnesium. The relation of the compositions with age has indicate not significant results (p>0,05).
Conclusion: the most composition of kidney stones is oksalat. that has significant results about relation of compositions with gender and has not significant results about relation of compositions whit age.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Cullity, B. D.
India: Pearson India Education Service, 2016
543.085 CUL e
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Rissanen, Kari, editor
"In the book discussed about computational studies of crystal structure and bonding, cryo-crystallography (diffraction at low temperature and more), high-pressure crystallography,chemical X-ray photodiffraction (principles, examples, and perspectives), and powder diffraction crystallography of molecular solids.
"
Berlin: Springer, 2012
e20405787
eBooks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>