Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 61204 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Shahrin Febrian
"Penelitian ini dilakukan pada jaringan pipa bawah tanah yang dimiliki oleh PT. X yang berlokasi pada area operasi Riau, yang mana saat ini menghadapi masalah korosi. Permasalahan utama pada korosi eksternal yang terjadi selama ini selain korosi yang merata (uniform corrosion), korosi celah (crevice corrosion) dan korosi galvanis (galvanic corrosion), terjadi juga korosi sumur (pitting corrosion). Selama ini PT. X dalam menanggulangi korosi eksternal salah satunya menggunakan sistem perlindungan coating menggunakan Corrothane XT, akan tetapi tidak membuahkan hasil yang optimal. Penggunaan Corrothane XT ini dirasa belum cukup membantu untuk mengatasi pitting corrosion yang umumnya terjadi dari dalam dan luar pipa, dan untuk mengatasi korosi ini PT. X menggunakan clamp penutup lubang. Untuk perawatannya harus dilakukan pelapisan berkala (Corrothane XT) dan penggunaan clamp dilakukan untuk setiap lubang yang timbul, dimana hal ini tentunya akan membutuhkan waktu dan biaya yang tidak sedikit. Oleh karena itu PT. X mencari alternatif lain yang lebih efektif dengan mengadakan kerjasama dengan perusahaan dari Malaysia yaitu Y. SDN BHD sebagai pemegang lisensi Fibaroll di Asia Tenggara dan Z. SDN BHD yang menguji hasil dari pemakaian Fibaroll. Pengujian yang dilaksanakan telah sesuai permintaan pasar (market demand) dan standar Internasional (ASTM) yang diimplementasikan dengan ?Visual Inspection Test? serta "Adhesion / Pull-Off Test" dimana pengujian ini dilaksanakan + 3 bulan setelah dilakukan pembungkusan (wrapping) pada pipa yang bersangkutan. Selain itu dilakukan juga pengamatan terhadap kondisi lain (di atas tanah dan air garam) selama 1 bulan untuk melihat mekanisme korosi pada permukaan coating dan pengaruhnya sendiri terhadap konstruksi Fibaroll. Hasil yang diperoleh dari lapangan menunjukkan hasil yang baik, sedangkan dari lab menunjukkan hasil yang bervariasi dimana terjadi fenomena korosi yang berbeda pada setiap media.

This research is conducted on underground pipe network that proprietary by PT. X which is located at operational area in Riau, that currently facing corrosion problem. Main problem is focused on external corrosion which occurred from many forms such uniform corrosion, crevice corrosion, galvanic corrosion and also pitting corrosion. To handle these matters PT. X utilized one of the corrosion protection methods which is coating system that used Corrothane XT as epoxy, but the result doesn?t sufficient enough to settle pitting corrosion problem which occurred from inside and outside of the pipe. For temporary action PT. X used hole clamp shell and for maintenance purposes Corrothane XT must be recoated periodically also hole clamp must be applied to each hole that arises. This circumstance leads to the consequence that they have to spend more time and money. Therefore PT. X looks for alternative way to solve these complicated problems by arranging collaboration with some corporate from Malaysia which are Y. SDN BHD as Fibaroll's licensee at South East Asia and Z. SDN BHD as testing party. Testing is based on market demand and International Standard (ASTM) which be implemented as Visual Inspection Test and ?Adhesion / Pull-Off Test. This test will be performed for + 3 months after Fibaroll wrapping on pipe network is done. Besides there are also some lab test one certain conditions (at surface and salt water) up to 1 month to see corrosion mechanism on coating's surface and its own influence to Fibaroll's construction. Acquired result from field indicated excellent, meanwhile from lab showed varying results where corrosion phenomenon occurred on each media."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2007
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wilopo Rusmaraji
"Pelat lantai adalah salah satu elemen dalam struktur bangunan yang salah satu fungsinya adalah untuk membagi ruangan secara vertikal. Selain itu secara struktural, pelat lantai juga berfungsi untuk menambah kekakuan dari keseluruhan elemen struktur dalam bangunan. Sebagai pembagi ruangan secara vertikal, keberadaan pelat lantai sangat diperlukan apabila kita ingin menambah ruangan untuk her aktifitas di atas ruangan yang lama atau dengan kata lain menambah lantai ke-dua. Pelat lantai sendiri menurut arah penyaluran gayanya dibagi menjadi pelat lantai sate arah, pelat lantai dua arah dan pelat datar. Sedangkan menurut komposisi bahan penyusunnya pelat lantai dapat diklasifikasikan menjadi lantai monolitik, precast dan komposit. Masing-masing tipe memiliki kelebihan dan kekurangan dan dapat dipergunakan sesuai dengan kebutuhan masing-masing orang. Sudah menjadi sifat dasar manusia untuk mencari segala sesuatu yang lebih murah, lebih cepat, lebih praktis, dsb. Begitu juga dalam menentukan jenis pelat lantai yang akan digunakan. Untuk itulah manusia mengembangkan sistem komposit yang banyak digunakan dalam bangunan bertingkat tinggi. Selain itu manusia juga berupaya mencari bahan bangunan yang lebih ringan untuk membuat pelat lantai agar dapat lebih tahan terhadap gaya gempa. Salah satu caranya adalah dengan membuat rongga pada pelat lantai seperti terlihat pada hollow precast prestressed concrete slab Salah satu kelemahan bahan komposit di alas adalah harganya yang mahal dan kurang mampu dijangkau oleh masyarakat banyak sehingga di Indonesia dikembangkan pelat lantai dengan menggunakan keramik komposit beton. Bahan bangunan ini sudah teruji sebagai bahan penyusun pelat lantai yang kuat, cepat, dan ramah lingkungan karena terbuat dari material alami (tanah liat). Selain itu harganya juga relatif lebih murah ketimbang bahan bangunan penyusun pelat lantai konvensional lainnya (beton bertulang)."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
S48527
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Asep Handaya Saputra
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
PGB-PDF
UI - Pidato  Universitas Indonesia Library
cover
Anne Zulfia
Jakarta: UI-Press, 2008
PGB 0502
UI - Pidato  Universitas Indonesia Library
cover
Dena Wulandari
"Film komposit PVA-TiO2 telah berhasil dipreparasi dan dideposisi di atas substrat PCB dengan elektroda berstruktur interdigital dari film Cu/Ag dengan metode dip-coating. Film dikarakterisasi dengan RCL meter di dalam chamber yang kondisi kelembabannya diatur menggunakan larutan jenuh garam. Penambahan TiO2 dapat memperbesar sensitivitas film terhadap kelembaban secara signifikan. Konsentrasi TiO2 50% memberikan sifat sensing RH yang optimal. Mekanisme deteksi molekul air dari masing-masing komponen penyusun film yang menyumbangkan perubahan impedansinya akan didiskusikan. Pengaruh dari frekuensi triger, efek penuaan dan reprodusibilitas preparasi dan fabrikasi sensor juga telah diteliti."
2006
SAIN-11-3-2006-20
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Fauzan Musaddiq
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2001
S37092
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Randi
"Sekarang komposit telah semakin sering digunakan dalam aplikasi maritim, tidak hanya sebagai komponen-komponen dari mesin dan peralatan yang ada di kapal tetapi juga sebagai material yang digunakan dalam pembuatan kapal itu sendiri. Tetapi komposit yang selalu digunakan hanyalah komposit berpenguat serat sintetik saja, serat alam sendiri sangat tidak popular dalam pengaplikasiannya. Padahal serat alam memiliki keunggulan dalam sumbemya yang melimpah dan bahannya yang ramah linkungan.
Dalam penelitian ini ingin dibuktikan apakah serat alam memiliki karakteristik kekuatan yang jauh dibawah serat sintetik sehingga jarang sekali digunakan sebagai penguat pada komposit atau malah sebaliknya. Cara pengevaluasianya dengan membandingkan dengan komposit sejenis tapi menggunakan penguat dari serat sintetik yaitu Glass Reinforcement Cement (GRC). Serat alam yang digunakan adalah serat pohon pisang abaca, dipilihnya serat ini karena serat ini sangat mudah ditemukan didaerah tropis seperti Indonesia dan juga tumbuh tanpa mengenal musim sehingga sumbemya sangat melimpah. Selain itu serat pohon pisang abaca juga kuat dan cukup panjang bila dibandingkan dengan serat alam lainnya, panjangnya sendiri bisa mencapai 2 meter.
Sebagai komposit, serat abaca dengan matriks beton akan dibandingkan dengan rules material pembuat perahu dari biro klasifikasi untuk melihat apakah komposit tersebut telah memenuhi sehingga dapat digunakan sebagai material pembuat kapal. Dipilihnya beton sebagai matriks pada komposit ini karena beton masih jarang digunakan sebagai meteria pembuat kapal di Indonesia karena dianggap masih terlalu kaku dan mudah retak. Tapi dengan menjadikan beton sebagai komposit yang diperkuat dengan serat pohon pisang abaca, sifat kaku dari beton dapat dikurangi.

Now, composite has been often using in maritime applications, not only just use as a components from machine and tool in the ship but composite had been using as a material in ship building itself. Generally, composite that used is just only a composite with synthetic fiber as reinforcement, natural fiber as reinforcement not popular in application. Although natural fiber had advantage in source which is unlimited and the properties that very safe for surrounding because can be recycle.
In this researcher will be prove, what is natural fiber have strength characteristic that far away from synthetic fiber so it very rare using as reinforcement composite or the opposite. The method evaluation by compared with composite with same matrix but used a synthetic fiber as reinforcement, Glass Reinforcement Cement (GRC). Natural fiber that used in this research is fiber from banana abaca tree, choosing it because it very easy to find in tropical area like Indonesia and can be growth all season. Beside that abaca fiber has very strong fiber and also long enough if compared by the other natural fiber, long of abaca fiber can be 2 meter.
As Composite, abaca fiber and concrete matrix will be compared with rules for ship material from biro classification to look if the composite has fulfilled so it can be evidence that composite can be used for ship material. Chosen concrete ac a matrix in this composite because concrete itself not very familiar as a ship material in Indonesia, concrete has very high stiffness and easy to crack. But with made it as composite which reinforcement with abaca fiber, stiffness properties from concrete can be minimally.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
S38038
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Syuherman
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2003
S37059
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ardelia Ramadani
"Komposit Batu Apung-TiO2 telah disintesis dengan metode sol-gel dan digunakan untuk penyisihan fenol dan E.coli. Komposit ini dikarakterisasi dengan FTIR, SEM-EDX, XRD, BET, dan UV-Vis DRS. Hasil karakterisasi tersebut menunjukkan bahwa Komposit Batu Apung-TiO2 memiliki kristalinitas yang tinggi dan band gap yang rendah. Berdasarkan hasil uji penyisihan fenol dan E.coli, diperoleh komposisi komposit optimum sebesar 5%massa TiO2 dan 95%massa batu apung. Waktu penyisihan fenol dari konsentrasi awal 1 hingga 0,01 ppm terjadi sekitar 4,5 jam, sedangkan penyisihan E.coli dari jumlah koloni awal 4x103 hingga 10 CFU/ml berlangsung selama 2 jam. Air sungai yang mengandung fenol dan E.coli berpeluang untuk disisihkan secara simultan hingga baku mutu air bersih. Treatment pencucian dan pengeringan menggunakan hair dryer atau penjemuran sinar matahari merupakan teknik regenerasi yang sesuai untuk mengaktifkan kembali komposit yang telah digunakan.

Pumice-TiO2 composite has been synthesized by sol-gel method and used for phenol and E.coli removal. This composite was characterized by FTIR, SEMEDX, XRD, BET, and UV-Vis DRS. It shown that Pumice-TiO2 composite has high crystallinity and low band gap. Based of phenol and E.coli removal experiments result, the optimum composition of composite were 5% mass of TiO2 and 95%mass of pumice. Time duration of phenol removal from 1 to 0,01 ppm was about 4,5 hours, while E.coli removal from 4x103 to 10 CFU/ml spent 2 hours. River water which contained phenol and E.coli was able to be removed simultaneously up to clean water standard. Washing and drying treatment by using hair dryer or sunlight was an appropriate regeneration technique for composite reactivation.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S52899
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Reza Prima Naufal
"Komposit sandwich adalah material yang banyak diaplikasikan dalam berbagai industri, struktur bangunan, dan moda transportasi. Komposit sandwich memiliki kekuatan yang tinggi, massa yang ringan, dan dapat dibentuk dengan mudah. Tujuan penelitian ini adalah membandingkan sifat mekanik (sifat tarik, sifat lengkung, dan sifat tekan) komposit sandwich dengan inti busa PU dan kulit epoksi diperkuat woven roving fiberglass, yang difabrikasi dengan teknik cold press-adhesif (ADS) dan VARI (vacuum assisted resin infusion). Pengukuran densitas, pengujian tarik, lentur dan tekan dilakukan dalam penelitian ini. Pengamatan permukaan sampel dilakukan untuk mengetahui kerusakan yang terjadi pada sampel setelah pengujian mekanik. Densitas komposit sandwich memiliki nilai yang relatif sama, yaitu sebesar (0,25 ± 0,01) g/cm3 untuk komposit VARI dan sebesar (0,27 ± 0,01) g/cm3 untuk komposit ADS. Kuat tarik sampel ADS, (1,96 ± 0,28) MPa, memiliki nilai yang lebih tinggi dibandingkan kuat tarik sampel VR; sedangkan kuat lengkung sampel VR, (11,70 ± 1,98) MPa, memiliki nilai yang lebih tinggi. Kuat tekan kedua sampel memiliki nilai yang relatif sama yaitu (1,36 ± 0,45) MPa untuk sampel VR dan (1,32 ± 0,02) MPa untuk sampel ADS. Kerusakan yang terjadi pada komposit sandwich berupa kerusakan pada inti busa PU, dan delaminasi pada kulit dari komposit sandwich.

Sandwich composites are widely applicated materials in various industries, building structure, and transportation. Sandwich composites have high strength value, lightweight, and can be fabricated easily. The purpose of this research was to compare the mechanical properties (tensile, flexural, and compressive strengths) of sandwich composite with polyurethane foam as a core and woven roving fiberglass reinforced epoxy as skins, which were fabricated using cold press-adhesive (ADS) and VARI (vacuum assisted resin infusion). Density measurement, tensile, flexural, and compressive tests were carried out in this research. Sample surface observation was carried out to determine the damage that occurred to the samples after mechanical tests. The densities of both composites had relatively the same values, (0,25 ± 0,01) g/cm3 for VR sandwich composite and (0,27 ± 0,01) g/cm3 for ADS sandwich composite. The tensile strength of ADS sandwich composite, (1,96 ± 0,28) MPa, had a higher value than that the VR sandwich composite sample, while the flexural strength of VR sandwich composite, (11,70 ± 1,98) MPa, had a higher value than that the ADS sandwich composite. Compressive strength of both sandwich composites had relatively the same values (1,36 ± 0,45) MPa for VR sandwich composite and (1,32 ± 0,02) MPa for ADS sandwich composite. The damage occurred in the PU foam core, and delamination occurred in the skin of the sandwich composites."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>