Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 133114 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sri Soeyati
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2003
T39976
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Budhy Kurniawan R.
"Hasil pengamatan Resonansi Spin Elektron (RSE) pads bahan YBa2Cu3O6i yang dapat menunjukkan efek Meissner pada 77 K ternyata memberikan indikasi bahwa spektrum RSE berasal dari ion Cue+ dengan spin S = 0,5. Pengamatan dilakukan pada pita-X (frekuensi 9,204 Ghz) dan pada suhu kamar. Spektrum RSE menunjukkan adanya faktor Lande g anisotrop dan adanya pergeseran nilai g terhadap elektron babas (gc=2,0023). Harga-harga g yang terukur yaitu: g,,=2,038 , g,,= 2,117, dan gr= 2,219. Selain itu, spektrum RSE menunjukkan lebar kurva yang juga anisotrop. Data pengamatan yang diperoleh hanya memperlihatkan tiga nilai ekstrim lebar kurva RSE, mengingat bahan yang digunakan adalah poli kristal. Lebar kurva yang terukur adalah:
qHpp, = 73 Gauss, 6Hppy = 78 Gauss dan 6Hpp, = 61 Gauss.
Analisis teoritik dilakukan dengan pendekatan model 1 dimensi. Hasil analisis lebar kurva yang paling sesuai dengan hasil pengukuran menunjukkan bahwa: Proses relaksasi spin-spin (yang mempengaruhi lebar kurva RSE) terjadi melalui tranformasi energi dart reservoar Zeeman ke reservoar pertukaran (exchange). Dalam proses relaksasi ini dapat terjadi ketergantungan terhadap posisi bahan (anisotropi), karena terpengaruh oleh energi perturbasi yang sifatnya anisotrop. Energi perturbasi yang pengaruhnya dominan adalah interaksi pertukaran antisimetri (d-=4,6 10`° Hz), interaksi dipolar (rod = 1,5 .101° Hz) dan interaksi pertukaran simetri anisotrop (De=6,1 .109 Hz). "
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1995
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
cover
Budi Eka Dharma
"

Logam transisi dichalgogenides (TMDs) memperlihatakan sifat-sifat yang unik pada fase struktur monolayernya, yaitu celah pita langsung, yang menjadikannya kandidat menjanjikan dalam penerapannya dalam optoelektronik. Diantara TMDs tersebut, WS2 memperlihatkan interaksi spin-orbit yang kuat sehingga dalam uji eksperimen dapat memisahkan pita-pita energi pada band valensinya hingga sebesar ~400 meV. Tidak seperti TMDs lainnya, puncak eksitonik pertamanya A berbentuk sangat tajam, sedangkan puncak eksitonik keduanya berbentuk lebih lebar dengan intensitas yang relatif lebih kecil jika dibandingkan puncak pertama. Untuk mendapatkan nilai eksitoniknya secara teori, khususnya puncak B, kami menerapkan metode Double-Grid. Efek-efek interaksi elektron-hole sendiri dibahas dengan membandingkannya terhadap yang dihitung pada level partikel independen. Perhitungan first principle yang kami lakukan dengan menerapkan efek interaksi spin-orbit menunjukkan terjadinya pergeseran celah pita energi ke wilayah energi yang lebih rendah sebesar 0.36 eV jika dibandingkan dengan perhitungan tanpa menggunakan efek spin-orbit. Lebih lanjut, efek spin-orbit ini juga menyebabkan pemisahan pada pita energi valensi tertingginya sebesar 410 meV. Dari sisi struktur eksitoniknya, interaksi spin-orbit menyebabkan terpecahnya puncak-puncak eksiton WS2 monolayer menjadi dua bagian, khususnya pada puncak kedua dan ketiga


Transition metal dichalcogenides (TMDs) display unique properties in their monolayer structures, namely a direct band-gap transition, which becomes a promising candidate for optoelectronics applications. Among them, WS2 exhibits strong spin-orbit (SO) interaction which splits the electronic valence band as observed in the experimental data up to 400 meV. Unlike the other TMDs, the first excitonic peak A is very sharp for WS2, while the secondary peak B is broader with smaller relative intensity. In this study, we perform first-principles calculations on the electronic band structure and solve the Bethe-Salpeter equation (BSE) for the complex dielectric function of monolayer WS2 to study the effects of spin-orbit coupling on its excitonic structures. To resolve the excitonic peaks, in particular the B peak, we implement the double-grid method. We discuss the effects of electron-hole interaction on the absorption spectrum by comparing it with that calculated at the independent-particle level. Our first principle with spin-orbit calculation band structure shows spin-orbit coupling induce red-shifting of 0.36 eV compare to one without spin-orbit interaction. It also induces splitting of 400 meV on the valence band structure. From perspective of exitonic structure, spin-orbit coupling induces peak splitting on the second and third peak of WS2 monolayer absorption optical spectra.

"
2019
T53565
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Budhy Kurniawan
"Batubara adalah bahan yang pembentukannya melalui proses evolusi alamiah bahan organik. Dilihat dari keberadaan bahan aromatik,-proses ini sangat didominasi oleh vitrinisasi karena tingkat aromatiknya bertambah seiring dengan bertambahnya kandungan karbon. Selama proses evolusi tersebut, ada zat-zat tertentu dari bahan organik batubara yang mengelupas dan memutuskari ikatan-ikatan kimia sehingga terbentuk fragmen-fragmen molekular yang disebut radikal bebas. Radikal bebas ini sebagian besar berasal dari bahan aromatiknya dan masing-masing memiliki satu elektron tak berpasangan. Radikal bebas ini memiliki peran yang sangat penting dalam menentukan karakteristik batubara, termasuk juga karakteristik produk konversinya (misalnya proses likuibkasi batubara).
Resonansi Spin Elektron (RSE) adalah metode yang telah terbukti banyak bermanfaat untuk membantu penyelesaian Penelitian tentang radikal bebas dan pengaruhnya terhadap karakteristik batubara. Sayangnya, metode ini jarang sekali digunakan oleh para peneliti batubara di Indonesia sehingga pembahasan tentang radikal bebas yang selalu dijumpai dalam setiap proses evolusi batubara dan konversinya tidak dapat dilakukan secara lengkap. Padahal, dengan mengetahui asal dari radikal bebas maka informasi mengenai mekanisme evolusi batubara dan faktor-faktor yang mempengaruhi mutu batubara dapat diperoleh untuk melengkapi informasi-informasi dari pengukuran lainnya. Oleh karena itu karakterisasi RSE terhadap sampel batubara Indonesia sangat perlu dilakukan.
Pengukuran RSE dilakukan terhadap sampel batubara yang sudah diketahui data klasifikasinya. Penelitian dilanjutkan dengan pengukuran sampel yang telah mengalami pemanasan dari 50° hingga 400 ° C dengan interval sebesar 50 ° C. Penelitian dilakukan pula pada sampel yang mengalami proses konversi pencairan batubara."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2002
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Nurhamdi
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2002
S28578
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Supiyanto
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2002
T39964
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>