Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 177227 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Lucie Widowati
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2003
T39588
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Firda Annisa
"Latar belakang: Hormon tiroid berperan dalam regulasi metabolisme glukosa. Kondisi hipertiroid menyebabkan perubahan fungsi sel beta pankreas, percepatan pengosongan lambung, dan gangguan absorpsi glukosa di usus yang menyebabkan kelainan metabolisme glukosa hingga terjadinya resistensi insulin dan disfungsi sel beta pankreas. Tujuan: Mengetahui korelasi kadar hormon tiroid dengan resistensi insulin dan disfungsi sel beta pankreas pada pasien penyakit Graves fase toksik. Metode: Penelitian ini menggunakan desain potong lintang untuk menilai HOMA-IR dan HOMA-B pada pasien penyakit Graves fase toksik. Penelitian dilakukan di RS Cipto Mangunkusumo dari Januari 2019 hingga Agustus 2020. Kriteria inklusi penelitian ini yaitu pasien penyakit Graves usia 18-65 tahun, belum menerima terapi obat antitiroid atau sudah diberikan terapi obat selama maksimal 1 bulan dan masih dalam fase toksik. Analisis data menggunakan korelasi Pearson. Hasil: Dari total 38 pasien dengan kecurigaan penyakit Graves, 2 pasien dieksklusi dari penelitian karena hasil TRAb negatif. Pada studi ini ditemukan bahwa tidak terdapat korelasi antara kadar T4 bebas dengan resistensi insulin (r 0,208 ; p 0,298) dan disfungsi sel beta pankreas (r 0,215 ; p 0,928) pada pasien penyakit Graves fase toksik. Tidak ditemukan juga korelasi antara TSH dan T3 total dengan resistensi insulin dan disfungsi sel beta pankreas. Didapatkan korelasi yang kuat dan bermakna antara HOMA-IR dan HOMA-B (r 0,991 ; p 0.000). Kesimpulan: Tidak didapatkan korelasi antara kadar hormon tiroid (T4 bebas, T3 total, dan TSH) dengan resistensi insulin dan disfungsi sel beta pankreas.

Background: Thyroid hormones play a significant role in glucose metabolism. Hyperthyroid cause changes in pancreatic beta cell function, accelerated gastric emptying, and impaired glucose absorption in the intestine which cause abnormality in glucose metabolism, resulting in insulin resistance and pancreatic beta cell dysfunction. Aim: To determine correlation of thyroid hormone with insulin resistance and pancreatic beta cell dysfunction in toxic phase Graves’ disease patients. Method: This study is a cross-sectional study to assess HOMA-IR and HOMA-B in toxic phase Graves’ disease patients. The research was conducted at Cipto Mangunkusomo Hospital from January 2019 to August 2020. Inclusion criteria for this study were Graves’ disease patients aged 18-65 years, never received anti-thyroid medication or anti-thyroid medication had been given for maximum of 1 month and patient still in the toxic phase. Data analysis used Pearson correlation. Results: From 38 patients suspected with Graves’ disease, 2 patients were excluded from the study because of negative TRAb results. This study found there was no correlation between free T4 levels and insulin resistance (r 0,208; p 0,298) and pancreatic beta cell dysfunction (r 0,215; p 0,928) in toxic phase Graves’ disease patients. There was also no correlation found between TSH and total T3 with insulin resistance and pancreatic beta cell dysfunction. A strong and significant correlation was found between HOMA-IR and HOMA-B (r 0,991; p 0.000). Conclusion: There was no correlation between thyroid hormone (free T4, total T3, and TSH) and insulin resistance. Thyroid hormones also did not correlate with pancreatic beta cell dysfunction."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2024
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Yassir
"LATAR BELAKANG. Progresifitas penurunan sekresi insulin sudah terjadi sebelum individu didiagnosis sebaai DM tipe-2 baru karena kelelahan sel beta pankreas untuk mengatasi resistensi insulin. Efek glukotoksisitas, Iipotoksisitas dan amiloidosis pada sel beta pankreas menyebabkan proses tersebut terus berlanjut walaupun pasien telah diterapi dengan baik. Berbagai penelitian memperlihatkan sebagian besar penyandang DM tipe-2 baru ditemukan dengan fungsi sel beta pankreas yang sudah rendah. Populasi tersebut lebih cepat mengalami kegagalan terapi dibandingkan populasi dengan fungsi sel beta pankreas yang masih baik akibat progresifitas penurunan sekresi insulin yang lebih cepat, sedangkan resistensi insulin dalam tingkatan yang sama. Akibatnya prevalensi kegagalan mencapai kontrol glukosa darah yang baik menjadi tinggi pada populasi tersebut, dan merupakan salah satu penyebab komplikasi makrovaskular maupun mikrovaskular yang semakin meningkat. Di poliklinik diabetes RSCM dan berbagai puskesrnas di Jakarta, sebagian besar penyandang DM tipe-2 sulit untuk mencapai kontrol glukosa darah yang baik dan tingginya prevalensi komplikasi makrovaskular maupun mikrovaskular. Apakah populasi tersebut sudah berada dalam fungsi sel beta pankreas yang rendah? Penelitian ¡ni bertujuan untuk mengetahui gambaran fungsi sel beta pankreas melalui
perhitungan HOMA-B dan resistensi insulin melalui perhitungan HOMA-IR pada
subyek penyandang DM tipe-2 baru yang berobat di poliklinik diabetes RSCM.
METODOLOGI. Dirancang studi potong lintang dengan analisis deskriptif. Prosedur yang dilakukan adalah subyek dipuasakan selama 10 jam lalu diperiksa konsentrasi glukosa darah puasa dan insulin puasa. Dari hasil tersebut dilakukan penghitungan HOMA-B dan HOMA-IR.
HASIL. Telah dilakukan pengambilan data terhadap 100 subyek. Nilai median usia 52 tahun. 51% dan subyek mempunyai riwayat keluarga DM dan sebagian besar subyek adalah obes sebanyak 54%. Sebagian besar subyek dalam kelompok nilai HOMA-B yang sangat rendah yaitu kurang dari 25 pmol/mmol sebanyak 55% dengan nilai median 17,14 pmol/mmol, dan dalam kelompok nilai HOMA-IR yang rendah yaitu kurang dari 3 pmol-mmol/l2 scbanyak 61% dengan niai median 245 pmol-mmol/l2.
SIMPULAN. Sebagian besar penyandang DM tipe-2 baru di poliklinik diabetes RSCM adalah obes dan manpunyai riwayat keluarga DM. Sebagian besar subyek berada dalam kelompok fungsi sel beta pankreas dan resistensi insulin yang rendah.

BACKGROUND. The declining of insulin secretion already happened before the patent diagnosed type 2 diabetic, caused by beta cell pancreas failure in order to compensate insulin resistance. The glucotoxicity and lipotoxicity effect combined with amyloidosis onì beta cell pancreas caused continuing declining process progessiveIy even though the patient has been treated. Most of the previous studies showed that many new type 2 diabetic patients have already had low beta cell finction. This population failed to achieve targeted therapy faster than population with good beta cell function, because faster the declining of insulin secretion. However, innsulin resistance was almost constant. Because of that, prevalence of failed to achieve good blood glucose control were high and one of the mechanisms cause micro and macro vascular complication will increase. Many type 2 diabetic who attended in endocrine metabolic clinic in Cipto Mangunkusumo hospital and Primary Health Care in Jakarta failed to achieve good blood glucose control and there were high incidence of macro and micro vascular complication We hypothesized that many new type 2 diabetIc patients in endocrine metabolic clinic in Cipto Mangunkusumo have already had low beta cells function. We investigated the profile of beta cells function by calculated IIOMA-13 and insulin resistance by calculated ROMA-IR in new type 2 diabetic patients who attenckxl in endocrine metabolic clinic ¡n Cipto Mangunkusumo hospital.
METHOD. A descriptive-cross sectional study was conducted. After 10 hours fasting, new type 2 diabetic patients were checked for fasting blood glucose and fasting insulin concentration. Based on those numbei, The HOMA-B and HOMA-IR were calculated.
RESULT. Based on the results of 100 patients. Median value of age was 52 years old. 51% of the subjects had family history of diabetic and most of them were obese in 54% subjects. Most of the subjects were in lower HOMA-B value less than 25 Pmol/mmol in 55% of the subiects with median NOMA-B vahe was 17,14 pmol/mmol and wese in lower HOMA-IR less than 3 pmol-mmol,I2 in 61% of the subjects with median HOMA-ER value was 2,45 pmol-mmol/12 groups.
CONCLUSION. Many new type 2 diabetic patients, who attended in endocrine metabolic Clinic in Cipto Mangunkusumo hospital, were obese and have already had family history of diabetic. Most of the subjects were in low pancreas beta cell function and insulin resistance groups."
2007
T23366
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eka Lisnawati
"Diabetes melitus merupakan penyakit degeneratif kronis yang perjalanannya akan terus meningkat baik prevalensinya maupun keadaan penyakitnya. Pemantauan kadar gula darah merupakan bagian yang sangat penting dari pengelolaan diabetes. Keberhasilan pemeriksaan gula darah secara teratur di pengaruhi oleh motivasi klien.Peneilitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran motivasi klien untuk memeriksakan gula darah secara teratur. Pengumpulan data di lakukan dengan cara pembagian kuesioner Iangsung kepada responden di poliklinik Endokrin RS. PELNI Petamburan Jakarta. Data yang telah terkumpul di analisis dengan menggunakan analisis uji statistik deskriptif sederhana dengan menggunakan tendensi Sentral yang meliputi mean, modus, median, standar deviasi. Hasii penelitian menunjukkan bahwa gambaran motivasi klien DM untuk memeriksakan gula darah di RS. PELNI Petamburan Jakarta adalah tinggi."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2004
TA5407
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Nurbaity
"Penelitian efek hipoglikemik ekstrak daun tapak dara, biji petai cina dalam bentuk tunggal telah dilakukan pada hewan percobaan. Akan tetapi uji efek hipoglikemik dalam ramuan daun tapak dara dengan biji petal cina belum dilaporkan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ekstrak etanol daun ramuan tapak dara (Catharanthus roseus (L) G. Don) dengan biji petai cina (Leucaena leucocephala (Link) de Wit) dapat menurunkan kadar glukosa darah tikus dan mengetahui karakteristik bahan yang digunakan.
Penelitian dilakukan menggunakan metode percobaan faktorial 5 x 5 x 6, dengan rancangan acak kelompok. Ada 3 faktor yang menjadi variabel bebas yaitu : faktor daun tapak data, biji petai cina masing-masing dengan 5 variasi konsentrasi, dan faktor interval waktu pengambilan darah dengan 6 x pengambilan. Sebagai variabel tidak bebas adalah kadar glukosa darah tikus. Untuk mengetahui pengaruh ekstrak ramuan daun tapak dara dengan biji petai cina terhadap penurunan kadar glukosa darah tikus, digunakan kelompok kontrol ( diberi air suling ), 24 kelompok perlakuan yang masing-masing diberi ekstrak etanol ramuan yang bervariasi, dan kelompok pembanding yang diberi suspensi tolbutamid 250 mg / kg berat badan. Perlakuan pada tikus percobaan digunakan metode uji toleransi glukosa secara oral. kadar glukosa darah dihitung pada interval waktu tertentu yaitu sebelum pemberian bahan uji sampai dengan 4 jam setelah pemberian bahan uji, analisis kadar glukosa darah ditentukan dengan metode orto-toluidin dan diukur dengan spektrofotometer pada k 630 nm. Untuk mengetahui karakteristik pola kromatogram ekstrak etanol daun tapak dara dengan biji petal cina digunakan kromatografi gas/spektrometer massa.
Hasil penelitan menunjukkan bahwa tidak semua variasi kombinasi larutan uji dapat menurunkan kadar glukosa darah yang berbeda secara statistik dengan kelompok kontrol. Perlakuan yang berbeda secara statistik dengan kelompok kontrol adalah perlakuan t2p1 dan t2p4 (p<0,05 ). Hal ini menunjukkan bahwa pemberian ekstrak etanol ramuan pada perlakuan tzpi ( 0,10 g serbuk daun tapak dara + 1,04 g serbuk biji petal cina) dan perlakuan t2p4 ( 0,10 g serbuk daun tapak data + 4,16 g serbuk biji petai cina ) 1 kg berat badan dapat menurunkan kadar glukosa darah yang lebih baik dibandingkan dengan kelompok perlakuan lainnya. Hasil analisis ekstrak dengan kromatografi gas terlihat bahwa tidak semua puncak-puncak yang ada pada kromatogram tunggal muncul pada kromatogram ramuan, dan puncak-puncak yang ada pada kromatogram ramuan tidak sama dengan gabungan puncak yang- ada pada kromatogram tunggalnya. Hal ini terlihat adanya puncak-puncak yang hilang dan munculnya puncak-puncak baru pada kromatogram ramuan.

The hypoglycemic effect of single form extract of Catharanthus roseus (L) G. Don leaves and Leucaena leucocephala (Lmk) de Wit seeds have been studied on nondiabetic and diabetic rats. So far there is not any report on the treatment of extract combination of the plants on rats yet.
The aim of this study was to determine the hypoglycemic effect of the ethanolic extract from a combined Catharanthus roseus (L) G. Don and Leucaena leucocephala (Lmk) de Wit seeds in non diabetic rats.
To find out the effect of combined extract ethanolic in hypoglycemic activity the normal rats, are devided into 26 group : one group of untreated control ; 24 are treated groups, each of which were administrated orally with different doses of these combined extract; and one group was fed 250 mg/kg of tolbutamid as a reference compound. Blood glucose was determined by using ortotoluidin method and the characteristic of ethanolic extract was analized by using gas chromatography 1 mass Spectrometry.
By statistical analysis it was shown a significant decrease of blood glucose of the t2p1 and t2p4 groups compared to the control group, and the other treated groups. Gas chromatography analysis shown that some of peaks were missing and some new peaks appeared in the chromatogram of the extract."
Depok: Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anna Kartika Yuli Astuti
"Latar belakang: Kemampuan survival sel darah merah ini dapat dilihat dari hemolisis sel darah merah selama penyimpanan. Penurunan survival sel darah merah ini kemungkinan salah satunya karena masih adanya leukosit dalam komponen darah. Adanya leukosit dalam produk PRC dapat meningkatkan storage lesion sehingga menurunkan kemampuan survival sel darah merah ini. Selain mengurangi jumlah leukosit, upaya untuk menjaga kestabilan membran sel darah merah dilakukan dengan cara menggunakan manitol dalam additive solution.
Metode : 40 sampel PRC yang terdiri dari kantong PRC, PRC+Filter, PRC+SAGM, PRC+SAGM+Filter yang disimpan dengan suhu 2°-6°C diperiksa kadar glukosa, pH dan hemolisis pada hari ke-0, 7, 14, 21, 28, 35, dan 42. Data hasil penelitian ini dianalisis menggunakan uji statistik ANOVA dengan batas kemaknaan <0,05.
Hasil : Penggunaan filter untuk mengurangi jumlah leukosit didapatkan hasil yang bermakna (<0,05). Terjadi penurunan kadar glukosa, pH dan peningkatan hemolisis selama penyimpanan pada semua jenis kantong. Tingkat hemolisis produk darah PRC pada hari ke-35 telah lebih dari standar, sedangkan pada tiga produk PRC yang lain pada masa simpan 42 hari masih dalam batas normal.
Kesimpulan : Baik pengurangan leukosit mau pun penambahan additive solution pada PRC dapat mempertahankan viabilitas sel darah merah sehingga pada penyimpanan hari ke-42.

ABSTRACT
Background: The ability of red blood cell survival can be seen from hemolysis of red blood cells during storage. The decrease in survival of red blood cells is probably one of them because of the presence of leukocytes in the blood component. The presence of leukocytes in PRC products can increase storage lesion thereby reducing the survival of red blood cells. In addition to reducing the number of leukocytes, efforts to maintain the stability of the red blood cell membrane are carried out by using mannitol in additive solutions.
Methods: 40 PRC samples consisting of PRC bags, PRC+Filters, PRC+SAGM, PRC+SAGM+Filters stored at 2°-6°C were examined for glucose, pH and hemolysis levels on days 0, 7, 14 , 21, 28, 35, and 42. Data from the results of this study were analyzed using ANOVA statistical tests with significance limits <0.05.
Results: The use of filters to reduce the number of leukocytes showed significant results (<0.05). A decrease in glucose levels, pH and increased hemolysis during storage in all types of bags. The level of hemolysis of PRC blood products on the 35th day was more than standard, whereas in the other three PRC products the 42-day shelf life was still within normal limits.
Conclusion: Both leukocyte reduction and additive solution addition in PRC can maintain the viability of red blood cells so that at the 42nd day storage.
"
2018
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andi Mahavira
"Latar belakang: Hubungan antara kadar gula darah yang tinggi dan thrombolysisin myocardial infarction TIMI flow pra/pascaprosedur angioplasti primerterhadap mortalitas 1 tahun belum banyak dieksplorasi.Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk menentukan hubungan kadar gula darahsaat admisi dan TIMI flow pra/pascaprosedur terhadap mortalitas 1 tahun pasieninfark miokard akut disertai elevasi segmen ST IMA-EST yang menjalaniintervensi koroner perkutan primer IKPP .Metode: 856 pasien IMA-EST yang dilakukan IKPP pada Januari 2014 hinggaJuli 2016 dianalisis secara retrospektif. Cut-off yang digunakan untuk kadar guladarah tinggi pada studi ini adalah ge;169 mg/dL. Kesintasan 1 tahun dinilai denganmetode Kaplan-Meier.Hasil: Pasien dengan kadar gula darah ge;169 mg/L N=307 mempunyai proporsiTIMI flow akhir 0 ndash; 1 yang lebih tinggi [3.3 vs. 0.5 ; adjusted odds ratio OR = 5.58, 95 confidence interval CI 1.30 ndash;23.9; p=0.02] dan mortalitas 1 tahun lebih tinggi [16.3 vs. 6 ; adjusted hazard ratio HR = 1.9, 95 CI1.12 ndash;3.23, p=0.017] dibanding pasien dengan kadar gula darah rendah N=549 .TIMI flow akhir 0 ndash; 1 merupakan prediktor independen mortalitas 1 tahun HR= 7.0, 95 CI 3.23 ndash;15.15;

Background The association of high blood glucose level and Thrombolysis InMyocardial Infarction TIMI flow before after primary angioplasty with 1 yearmortality has not much been explored.Objective This study sought to determine the association of blood glucose level BGL on admission and pre post procedural TIMI flow with 1 year mortality inpatients with ST segment elevation myocardial infarction STEMI undergoingprimary percutaneous coronary intervention PCI .Methods 856 patients with STEMI and treated with primary PCI betweenJanuary 2014 and July 2016 were retrospectively analyzed. The cut off used for ahigh BGL in this study was ge 169 mg dL. Survival at 1 year was assessed byKaplan Meier method.Results Patients with BGL ge 169 mg dL N 307 had higher proportion of finalTIMI flow 0 1 3.3 vs. 0.5 adjusted odds ratio OR 5.58, 95 confidenceinterval CI 1.30 to 23.9 p 0.02 and higher 1 year mortality 16.3 vs. 6 adjusted hazard ratio HR 1.9, 95 CI 1.12 to 3.23, p 0.017 compared withlower BGL patients N 549 . Final TIMI flow 0 1 was an independent predictorof 1 year mortality HR 7.0, 95 CI 3.23 to 15.15 p"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2017
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Unzila Geta Nur Rafian
"Kombucha dan tanaman secang masing-masing terbukti dapat digunakan untuk mengatasi obesitas, diabetes, hiperglikemia, dan sebagai antioksidan. Kandungan polifenol pada kombucha dapat menurunkan penyerapan dan sintesis asam lemak. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kombinasi efek kombucha secang secana in vivo pada hewan model obesitas yang diinduksi dengan pembedahan ovariektomi. Digunakan tikus galur Sprague-Dawley (n=48) yang secara acak dibagi ke dalam 8 kelompok, kelompok sham, kelompok negatif, kelompok positif (tamoksifen 0,45 mg/200 gram BB), kelompok ekstrak secang (20 mg/200 gram BB), kelompok kombucha (1 mL/200 gram BB), kelompok kombucha secang dosis 1 (1 mL/200 gram BB), kombucha secang dosis 2 (3 mL/200 gram BB), dan kombucha secang dosis 3 (3 mL/200 gram BB 3 kali sehari). Dilakukan pengukuran berat badan, indeks Lee, dan kadar glukosa darah selama penelitian. Efek kombucha secang (Caesalpinia sappan L.) sebagai antidiabetes diamati dengan memeriksa kadar glukosa darah. Hasil penelitian menunjukkan kombucha secang pada dosis 1 (1 mL/200 gram BB) dapat secara optimal menurunkan kadar glukosa darah.


Kombucha and sappan plants have each been shown to be used to treat obesity, diabetes, hyperglycemia, and as antioxidants. The content of polyphenols in kombucha can reduce the absorption and synthesis of fatty acids. This study was conducted to determine the combined effects of kombucha secang in vivo on animal models of obesity induced by surgical ovariectomy. Sprague-Dawley strain rats (n=48) were randomly divided into 8 groups, sham group, negative group, positive group (tamoxifen 0.45 mg/200 g BW), secang extract group (20 mg/200 g BW), kombucha group (1 mL/200 g BW), secang kombucha dose 1 (1 mL/200 g BW), secang kombucha dose 2 (3 mL/200 g BW), and secang kombucha dose 3 (3 mL/200 g BW 3 times a day). Body weight, Lee index, and blood glucose levels were measured during the study. The effect of kombucha secang (Caesalpinia sappan L.) as antidiabetic was observed by checking blood glucose levels. The results showed that kombucha secang at dose 1 (1 mL/200 gram BW) can optimally reduce blood glucose levels.

"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Phytoestrogen is the chemical compound contains in plant which has estrogenic like effect. Estrogen has important function on woman?s sexual organ, such as proliferation of uterine and vaginal cornification. Phytoestrogen are weak agonists for estrogen and illicit statistic significantly increases in uterine wet weight, at
definite dose, in uterothrophic bioassay. Biji Klabet or Fenugreek seed (Trigonella foenum-graecum L.) contains steroidal sapogenins such as diosgenin, tigogenin, gitogenin, yamogenin and trigoneoside, that suspected having an estrogen-like effect or as phytoestrogen. The aim of this research was to investigate the estrogenic
effect of fenugreek?s ethanolic extract in ovariectomized and immature rats models. These models represent the limacteric/menopause phase, where estrogen level is very low because ovary produces no estrogen. The testing animals were divided into normal group, ovariectomized control group, estradiol control group and three level
doses of fenugreek extract (30mg/200gBW; 60mg/200gBW and 120mg/200gBW). The result indicated that start on 60mg/200gBW, fenugreek extract significantly could increasing mammary gland proliferation. Empirically fenugreek containing diosgenin, that caused breast enhancement. This research showed that treatment
with fenugreek extract can caused proliferation of mammary gland, both on immature and ovariectomized rats."
[Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, Universitas Indonesia], 2007
pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Shania Octaviani Salim
"Latar Belakang: Keterbatasan obat antidiabetes menjadi salah satu rintangan dalam upaya mengatasi masalah diabetes di Indonesia. Kekayaan tumbuhan medikasi Indonesia dapat menjadi solusi dalam mengatasi masalah tersebut, termasuk pengembangan Tithonia diversifoliasebagai antidiabetes.
Tujuan: Mengetahui efek ekstrak daun Paitan Tithonia diversifolia terhadap kadar glukosa darah dan perubahan histologis pankreas pada tikus Sprague dawleyyang diinduksi aloksan.
Metode: Sebanyak 24 tikus Sprague dawley, yang bergula darah normal, dibagi menjadi 6 kelompok, yaitu kelompok normal tanpa perlakuan, kelompok kontrol positif yang diberikan Metformin, kelompok kontrol negatif yang diberikan aquades, serta tiga kelompok perlakuan lainnya yang diberikan ekstrak daun Paitan Tithonia diversifolia dengan dosis 200mg/kgBB, 400mg/kgBB, 600mg/kgBB. Aloksan dengan dosis 120mg/kgBB disuntikan secara intraperitoneal kepada semua tikus kecuali kelompok normal. Setelah 4 hari, kadar gula darah puasa GDP tikus diperiksa. Tikus dengan kadar GDP >200mg/dL akan diberikan perlakuan sesuai dengan kelompoknya selama 16 hari. Pemeriksaan kadar GDP dilaksanakan pada hari ke 4, 8, 12, dan 16. Selanjutnya, pankreas tikus akan diambil untuk pemeriksaan histologi secara kualitatif dengan pewarnaan Hematoksilin Eosin. Data kadar GDP yang diperoleh dianalisis dengan one way ANOVA.
Hasil: Penelitian ini menunjukkan bahwa ekstrak daun paitan Tithonia diversifolia dapat menurunkan kadar GDP dari tikus yang diabetes. Dosis yang paling efektif dalam menurunkan kadar GDP tikus adalah 200mg/kgBB. Sedangkan, ekstrak daun paitan Tithonia diversifolia dengan dosis 600mg/kgBB mampu memperbaiki struktur histologi pankreas dari tikus.
Kesimpulan: Ekstrak daun paitan Tithonia diversifolia mampu menurunkan kadar GDP tikus dan memperbaiki struktur histologi pankreas pada tikus.

Background: The limitation of antidiabetic medication is one of the obstacles to overcome diabetes problem in Indonesia. The wealth of Indonesian medical plants can be a solution to solve that problem, including the development of Tithonia diversifolia as an antidiabetic agent.
Objective: Determining the effect of Paitan Tithonia diversifolia leaf extract on blood glucose levels and histological changes in alloxan induced Sprague dawley rats pancreas.
Methods: There were 24 Sprague dawley rats, with normal blood glucose levels, divided into 6 groups, namely normal group without any intervention, positive control group was treated with Metformin, negative control group was treated with aquades, and other three groups were treated with Paitan extract at dose of 200mg/kgBB, 400mg/kgBB, 600mg/kgBB. Alloxan with a dose 120mg/kgBB injected via intraperiotenal to all rats, except the normal group. After 4 days, the rats blood glucose level were checked. Rats with fasting blood glucose FBG level>200mg/dL treated according to their groups for 16 days. FBG checked on day 4, 8, 12, and 16. Then, pancreas of the rats will be taken for qualitative histological examination with Hematoxilin Eosin staining. The FBG level were analyzed with one way ANOVA test.
Results: This research showed Paitan Tithonia diversifolia leaf extract could decrease FBG level of diabetic rats. The most effective dose to reduce rats FBG level was 200mg/kgBB. Extract of paitan (ithonia diversifolia leaf at 600mg/kgBB was able to improve histological structure of rats pancreas.
Conclusion: Extract of paitan Tithonia diversifolia leaf was able to decrease diabetic rats FBG level and improve the histological structure of rats pancreas.
"
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>