Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 20211 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ilma Nugrahani
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2005
T39573
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dina Yusmarlina
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2005
T39565
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adira Kori Kallista
"Hasil obversasi awal pada tahun 2021 didapatkan informasi bahwa terdapat beberapa obat mati (dead stock) di Puskesmas Kecamatan Jatinegara. Hal ini dikarenakan perhitungan safety stock obat yang belum tepat sehingga menyebabkan terjadinya penumpukan obat (overstock). Selain itu, terdapat kendala dalam pemesanan obat dikarenakan tidak adanya penentuan obat yang harus diutamakan dalam pemesanan. Oleh karena itu, studi perencanaan obat berdasarkan Quick (2012) menggunakan analisis ABC (Always, Better, Control), EOQ (Economic Order Quantity), dan ROP (Reorder Point) di Puskesmas Kecamatan Jatinegara dilakukan sehingga dihasilkan pembelian obat dengan jumlah yang ekonomis, pada waktu yang tepat, dan mencegah terjadinya kelebihan obat (overstock) maupun kekosongan obat (stockout). Penelitian ini dilakukan secara retrospektif dengan menggunakan data pemakaian obat pada tahun 2021. Sampel pada penelitian ini adalah obat yang digunakan di Puskesmas Kecamatan Jatinegara pada tahun 2021. Dari hasil penelitian, analisis ABC terhadao 251 obat menunjukkan bahwa obat yang masuk kedalam kelompok A adalah sebanyak 40 item obat dengan nilai investasi sebesar 79,47%, kelompok B sebanyak 48 item obat dengan nilai investasi sebesar 15,43%, dan kelompok C sebanyak 163 item obat dengan nilai investasi sebesar 5,10%. Perhitungan EOQ pada penelitian menghasilkan jumlah pemesanan persediaan obat yang ekonomis dengan variasi mulai dari 1-377 botol, 1-243 box, dan 2-13 kolf. Pemesanan obat dilakukan kembali ketika persediaan telah mencapai jumlah minimummnya (reorder point), dengan variasi mulai dari 1-11.019 satuan dari 21 unit obat yang berbeda.

The results of initial observations in 2021 obtained information that there were several dead stock drugs at Jatinegara Sub-district Health Center. This is due to the inaccurate calculation of drug safety stock, which causes overstocking of drugs. In addition, there are obstacles in ordering drugs because there is no determination of which drugs that should be prioritized in ordering. Therefore, the study of drug planning inventory control based on Quick (2012) was carried out through ABC analysis (Always, Better, Control), EOQ (Economic Order Quantity), and ROP (Reorder Point) systems at Jatinegara Sub-district Health Center so that the purchase of drugs in economical quantities was carried out, at the right time and prevent overstocks or stockouts. This study was conducted retrospectively using drug use data in 2021. The sample in this study was drugs used at the Jatinegara Sub-district Health Center in 2021. From the results of the study, the ABC analysis showed that the drugs included in group A were as many as 40 drug items with an investment value of 79,47%, group B as many as 48 drug items with an investment value of 15,43%, and group C as many as 163 drug items with an investment value of 5,10%. The EOQ calculation in the study resulted in an economical number of drug supply orders with variations ranging from 1-377 bottles, 1-243 boxes, and 2-13 kolf. Drug orders are made again when supplies have reached their minimum amount (reorder point), with variations ranging from 1-11.019 units from 21 different drug units."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"The effect of carnauba wax consentration to pharmacotechnical characteristics on the granules and tablets that made by hot melt granulation method have been studied.Fomula I? V with composition : 10, 20, 30, 40, and 50% w/w carnauba wax,propranolol hydrochloride 60 mg/tablet, and lactose to the 340 mg was mixed and melted, and than sieved to the mesh 16 siever. The granules were evaluated and lubricated by 1% magnesium stearat and 2% talcum. Then it were compressed into tablet which each weight was 350 mg and the tablets were evaluated. The results showed that hot melt granulatin form granules and tablets that acceptable pharmacotechnical
properties."
[Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, Universitas Indonesia], 2005
pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Zahra Meilia Nisa
"Di Australia, Eropa dan Amerika Serikat, pembawa suspensi untuk pembuatan obat racikan yang diberikan secara oral telah beredar di pasaran dan dikenal dengan nama dagang Ora-Plus. Namun, sediaan Ora-Plus ini belum beredar di Indonesia sehingga perlu dibuat formulasi pembawa sediaan suspensi untuk pembuatan obat racikan. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh formula pembawa sediaan suspensi yang stabil secara fisik dan kimia setelah penambahan zat aktif berupa tablet diltiazem hidroklorida sebagai model obat. Uji stabilitas dilakukan selama 30 hari pada formula pembawa suspensi terpilih, yaitu formula A dan E. Uji stabilitas fisik dilakukan pada suhu kamar dengan pengujian terhadap bau, warna serta pH sediaan. Hasil menunjukkan bahwa suspensi oral diltiazem hidroklorida berwarna putih dan memiliki bau seperti obat, serta pH yang dihasilkan mengalami penurunan yang tidak terlalu jauh selama masa penyimpanan. Uji stabilitas kimia dilakukan pada dua kondisi yang berbeda, yaitu suhu kamar dan suhu 4±2ºC untuk selanjutnya dilakukan penetapan kadar menggunakan spektrofotometer UV-Vis. Kadar suspensi oral diltiazem hidroklorida mengalami kenaikan dan penurunan selama masa penyimpanan sehingga dapat dikatakan bahwa suspensi oral diltiazem hidroklorida stabil secara fisik namun tidak stabil secara kimia.
In Australia, Europe and the United States, suspending vehicle which is made by the manufactures for extemporaneous compounding in oral medications are known under the Ora-Plus trade name. However, Ora-Plus has not distributed in Indonesia, therefore a suspending vehicle formulation for extemporaneous oral liquid compounding should be formulated. The objective of this research was to obtain the optimum concentration of suspending vehicle and to obtain a physically and chemically stable formulation of diltiazem hydrochloride suspension. Stability test of suspension had been carried out for 30 days in the selected suspending vehicle formulas (Formula A and E). Physical stability test was performed at room temperature and physical properties (odor and color) and pH of suspension was evaluated. The results showed that the oral suspension of diltiazem hydrochloride possessed white and drug-like odor, and the resulting pH decreased less significantly during storage. Chemical stability test was carried out in two different conditions, at room temperature and at 4±2ºC for chemical stability test in suspension using spectrophotometer UV-Vis. Concentration of diltiazem hydrochloride in the oral suspension showed fluctuation during storage period. Based on those results, it can be concluded that the oral suspension of diltiazem hydrochloride was physically stable but not chemically stable during the storage period."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2017
S69334
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Irma Binarso
"Penyediaan obat untuk pelayanan kesehatan pasien di Rumah Sakit merupakan satu kesatuan yang tak dapat dipisahkan. Kemajuan tingkat sosio ekonomi masyarakat menyebabkan tuntutan mutu layanan kesehatan yang lebih baik dengan akibat biaya yang diperlukan Rumah Sakit meningkat, dimana biaya obat merupakan komponen biaya yang paling besar.
Kemajuan ilmu pengetahuan dibidang Kedokteran menyebabkan munculnya sub-sub spesialis, sehingga jenis obat yang harus disediakan oleh Rumah Sakit semakin banyak. Besarnya biaya serta banyaknya jenis obat yang harus disediakan memerlukan pengendalian persediaan obat yang baik agar terjamin tersedianya obat dengan jumlah, jenis dan mutu yang tepat.
Penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan gambaran besarnya nilai investasi, jumlah pemakaian dan indeks kritis persediaan obat di Irna A dalam upaya pengendalian persediaan.
Analisis ABC dan analisis indeks kritis ABC dilakukan dengan mengurutkan dan mengelompokkan obat yang dipakai di Irna A periode April 1995 - Maret 1996, berdasarkan nilai investasi, nilai pemakaian dan nilai kritis yang didapatkan dari hasil kuesioner dokter spesialis bedah, bedah syaraf, penyakit jantung dan mata; kemudian dihitung indeks kritis masing-masing obat sehingga didapatkan kelompok A dengan indeks kritis tinggi, kelompok B dengan indeks kritis sedang dan kelompok C dengan indeks kritis rendah.
Dari analisis ABC didapatkan hasil bahwa kelompok A yang memerlukan investasi paling tinggi yaitu (70,75 % dari seluruh biaya) terdiri dari 6,33 % jenis obat, kelompok B menelan biaya 20,21 % terdiri dari 7,67 % jenis obat dan kelompok C hanya membutuhkan 9,04 % biaya investasi ternyata merupakan 86 % dari semua jenis obat.
Dari analisis indeks kritis ABC bila dilihat dari kritis tidaknya obat terhadap pelayanan pasien ternyata obat dengan nilai investasi rendah dapat mempunyai indeks kritis tinggi dan sebaliknya.
Hasil analisis indeks kritis ABC digunakan untuk pengendalian persediaan, yang berbeda untuk kelompok A, B dan C.
Disarankan dalam menyusun formularium obat rumah sakit, penentuan jenis obat dipertimbangkan kritis tidaknya obat untuk pelayanan pasien dengan melibatkan dokter spesialis pengguna, dan program komputer yang ada dilengkapi dengan analisis ABC untuk pengendalian kuantitatif ; disamping itu diperlukan pula perbaikan pada rangkaian kegiatan manajemen persediaan.

Drug Inventory Control with Abc Critical Index Analysis in Irna A RSUP Dr. Kariadi Semarang From April 1995 To March 1996Drug providing for health service in hospital is something unbreakable union. Social - economic statues development demands better quality health service that increase hospital costs where drug cost is the biggest component.
Science improvement in medicine make the new sub-specialist and the more drug items must be providing in hospital as consequently. This condition needs a good drug controlling to guarantee the right amount, items, and quality as well.
The purpose of this research is to know the value of investation, the amount of usage and the critical index drug stocks in Irna A in order to control the stocks. ABC analysis and ABC critical index analysis are done by sorting and grouping drug used in Irna A from April 1995 to March 1996, bases on the investation value, usage value, and critical value that got from the result of questionnaire of surgeon, neuro surgeon, cardiologist and ophthalmologist.
Then by counting each critical index item, we get group A with high critical index, group B with moderate critical index and group C with low critical index.
As a result of ABC analysis, we get that the group A needs a highest investation cost (70,75 % of all costs) consist of 6,33 % drug items, group B spends 20,21 % consist of 7,67 % drug items and group C needs only 9,04 % but consist 86 % of all drugs. The ABC critical index analysis show us that drug with low investation can cause high critical index and high investation has low index.
As suggestion, to make a formularium, drug item decision is considered to its criticism to health service involving specialist as their users, and ABC analysis computerized program. to control the quality, beside their improvement of inventory management.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 1996
T1081
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eni Nur Zuliani
"Biaya pemakaian obat di Indonesia mencapai 39% dari biaya kesehatan, variasi obat yang luas menyebabkan banyaknya obat-obatan yang tidak berjalan dengan baik. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan kelompok obat antibiotik dengan nilai investasi dan pemakaian tinggi, sedang dan rendah, mengetahui tingkat kekritisan obat serta pengendalian persediaan dengan menggunakan analisis ABC Indeks Kritis. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan metode deskriptif kuantitatif. Data primer diperoleh dari pengisian kuesioner oleh dokter-dokter yang terlibat dalam peresepan dan data sekunder diperoleh dari telaah dokumen dan studi kepustakaan. Dengan menggunakan analisis ABC Indeks Kritis di dapatkan kelompok A sebanyak 12 item. Pada kelompok B terdapat 84 item, sedangkan item obat pada kelompok C berjumlah 176 item. Pengendalian pada kelompok A Indeks Kritis dilakukan dengan menggunakan model Economic Order Quantity (EOQ) dan Reroder Poin (ROP).

Medicine Cost in Indonesia reaches 39% of health cost. The purpose of this research to describe high, medium and low investation and use antibiotic medicine group, know medicine critical level and stock control with ABC Critical Index analysis. Method used in this research is quantitative descriptive. Primary data was gotten from questionnaire filled by doctors involved in medicine preparation and secondary data was gotten from analyzed document and literature study with ABC Critical Index analysis reached 12 items in Group A. These are 84 items in group B and there are 176 items in group C. Controlling in group A, Critical Index Analysis is done with Economic Order Quantity (EOQ) Model and Reorder Point (ROP) Model."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2009
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Nurillahidayati
"Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui pengendalian persediaan obat Non Lafial di Departemen Farmasi RSAL Dr. Mintohardjo tahun 2008. Jenis penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif dan kuantitatif. Data yang diperoleh adalah data primer dari hasil observasi dan wawancara mendalam dan data sekunder dari telaah dokumen. Dari hasil analisis ABC investasi didapatkan kelompok A 38 item, kelompok B 57 item, dan kelompok C 205 item. Dari perhitungan EOQ didapat hasil antara 2 - 2.569 item. Dari perhitungan ROP didapat hasil antara 1 - 500 item. Kesimpulan dari penelitian ini adalah pengendalian persediaan di Departemen Farmasi belum berjalan optimal dan disarankan melakukan pengendalian persediaan sesuai dengan analisis ABC, EOQ, dan ROP.

The purpose of this study is to know inventory contol of Non Lafial Drugs at Pharmacy Department on Navy Hospital Dr. Mintohardjo. Kind of research is descriptive qualitative and quantitave. The primary data were collected by observation and deep interview and secondary data from document study. The result from ABC`s analysis is reach group A 38 item, group B 57 item, and group C 205 item. For EOQ`s calculation the result between 2 - 2.569 item. The last, from ROP`s calculation the result between 1 - 500 item. The conclusion from this research is inventory control at Pharmacy Departmen have not been run well and suggest to do the inventory control with ABC`s analysis, EOQ, and ROP."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2009
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Vergnaud, Jean-Maurice
New York: Ellis Horwood, 1993
615.19 VER c
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Universitas Indonesia, 2005
S32465
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>