Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 192224 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Basuki Rachmad
"ABSTRAK
Penelitian tentang keanekaragaman dan pendugaan kepadatan stok
ikan demersal dengan metode sapuan di perairan Aru, Propinsi Maluku,
dilakukan sejak tanggal 4 sampai 9 Nopember 2006, menggunakan pukat
dasar (bottom trawl). Pengambilan data dilakukan melalui survei pukat
dasar menggunakan KR. Bawal Putih dengan lokasi pengambilan contoh
ditetapkan sebanyak 36 stasiun. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
indeks keanekaragaman (H?), indeks dominansi spesies (C), indeks
kemerataan (J), komposisi hasil tangkapan, laju tangkap, pendugaan
kepadatan stok, dan biomassa spesies ikan demersal. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa komposisi hasil tangkap ikan demersal adalah 65,9 %
(6.065,9 kg) dari total hasil tangkap, yang terdiri dari 132 spesies dan 56
famili. Ikan demersal yang banyak tertangkap adalah famili Leiognathidae
(50,8%) diikuti Apogonidae (16,5%) dan Mullidae (8,3%). Tiga spesies yang
banyak tertangkap yaitu Leiognathus bindus (26,3%) Apogon sp.(16,5%)
dan Leiognathus leusiscus (15,8%) yang umumnya tertangkap pada dasar
perairan dengan kedalaman 20-30 m.
Kisaran indeks keanekaragaman (H?) adalah 0,4940-2,5138 dengan
nilai tertinggi pada kedalaman 40-50 m, indeks dominansi (C) adalah
0,0618-0,8041 dengan nilai tertinggi pada kedalaman 10-20 m, dan
indeks kemerataan (J?) adalah 0,0553-0,4236 dengan nilai tertinggi pada
kedalaman 40-50 m sehingga dapat dikatakan bahwa keanekaragaman spesies ikan demersal di perairan Aru adalah sedang dengan tidak ada
spesies yang mendominasi dan penyebarannya tidak merata.
Nilai laju tangkap ikan demersal adalah 173,2 kg/jam dengan nilai
laju tangkap tertinggi pada perairan di kedalaman 20-30 m, (Leiognathus
bindus 27,1 kg/jam tertinggi pada kedalaman 20-30 m, Apogon sp. 18,8
kg/jam tertinggi pada kedalaman 50-60 m, dan Upeneus sulphureus 8,9
kg/jam pada kedalaman 20-30 m; Arius thalassinus 87,4 kg/jam tertinggi
pada kedalaman 30-40 meter, Lutjanus malabaricus 12,2 kg/jam,
kedalaman 50-60 meter tertinggi, dan Epinephelus sexfaciatus 6,9 kg/jam,
tertinggi di kedalaman 40-50 meter). Dugaan kepadatan stok ikan
demersal di perairan Aru adalah 4,4±0,2 ton/km2 (Leiognathus bindus, 0.7
ton/km2, Apogon sp. 0,5 ton/km2, dan Upeneus sulphureus 0,2 ton/km2;
Arius thalassinus 2,4 ton/km2, Lutjanus malabaricus 0,3 ton/km2, dan
Epinephelus sexfaciatus 0,2 ton/km2). Total biomassa ikan demersal di
Perairan Aru diduga adalah sebesar 193.975±257 ton (Leiognathus
bindus, 29.076 ton, Apogon sp. 20.769 ton, dan Upeneus sulphureus
10.138 ton; Arius thalassinus 0,2 ton, Lutjanus malabaricus 0,1 ton, dan
Epinephelus sexfaciatus 0,1 ton)."
2007
T39453
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mohamad Ali Aripe
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2006
T39468
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
cover
"Pendugaan stok ikan ditujukan untuk mendapatkan informasi jumlah atau berat ikan di suatu perairan untuk keperluan pengelolaan berkelanjutan. Studi ini dilakukan di pesisir selatan Pulau Biak, Kepulauan Palaido Bawah dan Atas (77 stasiun) dengan tujuan mendapat gambaran tentang stok ikan karang serta dinamikanya. Sensus visual dipakai untuk menduga densitas ikan (D, jumlah ikan/m2). Luas perairan dangkal terumbu karang (A, ha) dipetakan menggunakan citra satelit ALOS AVNIR-2. Stok ikan karang (S, jumlah ikan) yang terdiri atas ikan target, indikator, dan mayor dapat diduga berdasarkan nilai S dan A. Khusus untuk ikan target stok dalam jumlah ikan dikonversikan menggunakan persamaan W= a L b . Perbandingan terhadap stok ikan karang pada tahun 2000 di lokasi yang sama menunjukkan kecenderungan menurunnya keanekaragaman jenis dan stok ikan karang akibat pemanfaatan yang tidak ramah lingkungan. Pemantauan berkala stok ikan karang, ditambah studi bioekologi ikan karang dan sosioekonomi harus dilakukan agar pengelolaan berkelanjutan ikan karang dapat terwujud.
"
OLDI 39:3 (2013)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Hery Choerudin
"Kebijakan pengelolaan dan pemanfaatan sumberdaya ikan demersal yang berkelanjutan di Laut Cina Selatan harus didasari oleh hasil kajian stok sebagai bukti ilmiahnya. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis komposisi jenis, sebaran dan kepadatan stok ikan demersal serta keterkaitannya dengan aspek lingkungan. Hasil penelitian menunjukan ikan demersal yang tertangkap terdiri dari 62 Famili 180 jenis dan yang mendominasi adalah famili Nemipteridae dengan jenis ikan kurisi Nemipterus furcosus dan Nemipterus thosaporni. Struktur populasi ikan demersal yang tertangkap didominasi ikan muda dengan tingkat kematangan gonad yang belum matang immature. Perbandingan kelamin ikan demersal jantan dan betina didapatkan dalam keadaan seimbang dengan kecenderungan lebih banyak didapatkan ikan jantan. Penyebaran ikan demersal hampir merata pada berbagai kedalaman dan pada beberapa area dengan konsentrasi kepadatan yang cukup tinggi di kedalaman 40-60 m di sekitar kepulauan Anambas, Tambelan, Subi, dan Midai. Kepadatan stok ikan demersal didapatkan berkisar antara 68,9 kg/km2 sampai dengan 5.685,9 kg/km2 dengan rerata sebesar 1.070,86 kg/km2 dan biomassa sebesar 188.765,14 ton. Suhu, salinitas dan kedalaman perairan di LCS tidak berpengaruh signifikan terhadap kepadatan stok ikan demersal.

The policy of a sustainable demersal resources management and utilization in South China Sea should be based on stock assesment results as its scientific evidence. The research aimed to analyze the species composition, distribution and demersal stock density, and its relation with environmental aspect. The research result showed that demersal fish caught consist of 62 family, 180 species and dominated by family of Nemipteridae as dominant species is Nemipterus furcosus and Nemipterus thosaporni. The structure of demersal population catched were dominated by younger fish with the gonad stage of maturity was immature. The ratio of male and female calculated in balance situation with male ratio higher. The distribution of demersal fish found at various depth and the height were found at depth range 40 60m around Anambas Island, Tambelan island, Subi island and Midai island. The stock density of demersal fish was estimated between 68,9 kg km2 to 5.685,9 kg km2 with average estimated about 1.070,86 kg km2 and the standing stock of demersal fish was estimated about 188.765,14 tons. The temperature, salinity and depth were not significantly influenced by the stock density."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2017
T47027
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yudha Adi Putra
"Penelitian ini berfokus pada pemetaan struktur geologi bawah laut di sekitar Kepulauan Aru dan Kepulauan Kai, Provinsi Maluku, Indonesia, sebagai bagian dari rute pemasangan kabel serat optik bawah laut Proyek Palapa Ring paket Timur. Mengingat lingkungan geologis yang kompleks dan rawan bencana di wilayah ini, terutama gempa bumi dan pergerakan lempeng tektonik, penelitian ini menggunakan data gravitasi TOPEX untuk mengidentifikasi struktur geologis di bawah laut. Dari pengolahan dan analisis data, ditemukan tujuh sesar atau patahan normal yang berorientasi searah dengan zona subduksi Banda, mengarah dari Barat Daya ke Timur Laut. Penelitian ini juga menentukan kedalaman rata-rata zona regional, zona residual, dan zona noise. Hasil penelitian ini memberikan wawasan penting dalam pemetaan potensi bahaya geologis terhadap sistem kabel Palapa Ring paket Timur, yang sangat krusial untuk merencanakan instalasi dan pemeliharaan infrastruktur kabel bawah laut. Penelitian ini diharapkan dapat mengurangi risiko kerusakan infrastruktur bawah laut akibat bencana geologis, serta mendukung keberlanjutan dan keandalan layanan telekomunikasi di wilayah tersebut.

his study focuses on mapping the underwater geological structures around the Aru and Kai Islands in Maluku Province, Indonesia, as part of the undersea optical fiber cable installation route for the Eastern package of the Palapa Ring Project. Given the complex and disaster-prone geological environment of this region, particularly concerning earthquakes and tectonic plate movements, this research utilizes TOPEX gravity data to identify underwater geological structures. From processing and analyzing the data, seven normal faults or fractures were identified, oriented in line with the Banda subduction zone, stretching from Southwest to Northeast. This study also determined the average depth of the regional zone, the residual zone, and the noise zone. The results of this study provide crucial insights for mapping potential geological hazards to the Palapa Ring system's Eastern package, essential for planning the installation and maintenance of underwater cable infrastructure. This research is expected to reduce the risk of underwater infrastructure damage due to geological disasters and support the sustainability and reliability of telecommunications services in the region."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
cover
Muhammad Handri
"Statistik yang mencatat produksi secara akurat untuk jenis ikan kurisi di Indonesia baik secara nasional maupun daerah, belum ada. Untuk itu dilakukan penelitian yang dapat memberikan informasi mengenai status dan stok potensi ikan kurisi jenis ini di Laut Jawa bagi pemangku kepentingan dan pemerintah. Hal tersebut dilakukan dengan menganalisis status stok ikan kurisi dengan metode Swept Area, mengkaji selektivitas alat trawl yang dapat menjamin rekrutmen ikan kurisi dan menganalisis semua informasi yang berguna bagi pengelolaan ikan kurisi sehingga perikanan kurisi tetap lestari di perairan Tanjung Karawang. Hasil penelitian menentukan bahwa stok ikan kurisi di daerah penangkapan di Tanjung Karawang adalah 60.445 kg/m2 sedangkan hasil penangkapan ikan kurisi sebesar 765,1 kg/m2 atau 1,26 %. Ternyata jaring trawl yang berkantung 3 inci lebih selektif daripada jaring trawl berkantung 2 inci dan 1 inci. Untuk kelestarian perikanan ikan kurisi di Laut Jawa dianjurkan memakai jaring trawl dengan kantung bermata jaring 3 inci.

In fact in Indonesia there has been not an accuratedy been no production statistics are recorded accurately for Kurisi fish species both national and local. This study is expected to provide information on the status and potential of kurisi stocks type this in the Java Sea. Especially for stakeholders and government. Analyzing the status kurisi stocks with Swept area method in the Java Sea. Assessing trawl selectivity tool that can ensure recruitment Kurisi fish in the Java Sea. Analyzing all the useful information for the management of fish Kurisi so Kurisi remain sustainable fisheries in the Java Sea. Stock assessment and selectivity of trawling on fish Kurisi. In the waters of Tanjung Karawang, Java Sea. The study found that fish stocks in the area Kurisi arrest in Tanjung Karawang is (Maximum Sustainable Yield) 60 445 kg/m2 while the catch Kurisi of 765.1 kg/m2 or 1.26%, meaning not happen over fishing. Turns trawl nets pockets 3 inches more selective trawl nets pockets than 2 inches and 1 inch. Seen from a lot of fish that escaped from the bag Kurisi trawl nets as follows: the level of the break-out fish in bag 3 inches by 80.8%, on a 2-inch by 34.5% and the 1-inch by 14.9%. For the sustainability of fisheries in the Java Sea Kurisi fish can also be used trawl nets with 3-inch-edged pockets."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2014
T42999
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>