Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 100394 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fera Roswita Dewi
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2006
T39461
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Soma Somantri
"Indonesia merupakan negara kepulauan dengan 17.508 pulau, memiliki 5,8 juta km2 perairan laut (terluas di antara negara-negara Asia), serta memiliki 81.000 km garis pantai (terpanjang di dunia). Wilayah perairan Indonesia terdiri dari 0,3 juta km2 perairan Wilayah; 2,8 juta km2 perairan Pedalaman dan 2,7 km2 perairan Zona Ekonomi Ekslusif Indonesia (ZEE). Wilayah perairan Indonesia mengandung potensi sumberdaya ikan yang sangat penting arti, peranan, dan manfaatnya sebagai modal dasar pembangunan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat.
Potensi sumberdaya ikan laut, berdasarkan basil kajian Komisi Nasional Pengkajian Stok Sumberdaya Ikan Laut tahun 1998, adalah sebesar 6,258 juta ton/tahun di Perairan Indonesia dan sebesar 1,931 juta ton/tahun di perairan Zona Ekonomi Ekslusif Indonesia. Namtun demikian, potensi sumberdaya perikanan laut yang demikian besar tersebut belum dimanfaatkan secara optimal. Realisasi produk.si ikan laut Indonesia masih jauh dari potensinya, yaitu 3,637 juta ton atau 58,85% pada tahun 1997 dan 4.069,42 juta ton atau 63,49% pada tahun 2001.
Visi pembangunan perikanan tangkap adalah mengembangkan usaha perikanan tangkap yang mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat, mempunyai daya saing, serta memanfaatkan sumberdaya secara efisien dan berkelanjutan. Selanjutnya visi tersebut dijabarkan kedalam 4 visi, yaitu : (1) Meningkatkan kesejahteraan masyarakat khususnya nelayan; (2) Menjaga kelestarian sumberdaya ikan serta Iingkungannya; (3) Membangun usaha perikanan tangkap yang berdaya saing; dan (4) Meningkatkan peran Sub Sektor Perikanan Tangkap terhadap pembangunan perekonomian nasional."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2005
T20142
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Farida Sulistiawati
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2006
T39519
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nabilla Putri
"Eutrofikasi di Teluk Jakarta sudah terjadi selama kurun waktu 20 tahun belakangan. Pencemaran ini berdampak pada dinamika produksi ikan di ZPI Nelayan Kecil Muara Angke yang diamati sejak tahun 2019—2023. Dari masalah tersebut, penelitian ini berusaha mengidentifikasi dinamika spatio-temporal eutrofikasi menggunakan metode penginderaan jauh, serta mengaitkannya dengan produksi ikan di ZPI Nelayan Kecil Muara Angke. Pola eutrofikasi di ZPI Nelayan Kecil Muara Angke secara konsisten diidentifikasi di kawasan PIK, Muara Angke, dan dermaga peti kemas Pelindo II, disertai dengan tingginya konsentrasi klorofil-a di pesisir hingga bagian tengah zona penangkapan ini. Hubungan antara eutrofikasi dan produksi ikan berdasarkan nilai koefisien r = -0,032 dan p-value = 0,856. Hasil interpretasi keduanya menunjukkan bahwa hubungan eutrofikasi dan produksi ikan berbanding terbalik, tergolong lemah, dan tidak memiliki hubungan.

Eutrophication in Jakarta Bay has been happening recently for 20 years. This water pollution has impacted to fish production dynamics in Muara Angke small-scale fishermen’s fishing ground which has been observed from 2019—2023. Based on this issue, this research attempted to identify dynamics spatio-temporal eutrophication utilized remote sensing method and correlate it with fish production in Muara Angke small scale fishermen’s fishing ground. Eutrophication pattern in this zone consistently identified from west to east, at PIK district, Muara Angke harbor, and Pelindo II container dock, respectively. And it also followed by the increased chlorophyll-a concentration nearby the coastline to the middle zone of fishing ground. Correlation or r coefficient between eutrophication and fish production is -0,032 and 0,856 for the p-value. Interpretation from both value shows that correlation between eutrophication and fish production inversely proportional and classified as a weak correlation. While, based on p-value, both variables are not related at all. "
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurma Hidayati
"Teiah dilakukan penelitian tentang mikroenkapsulasi
furasemida dengan metode koaservasi pemisahan fase Fenyalut
yang diqunakan adaiah campuran gelatin dan gorn - akasia.
Perbandingan antara furosemlda gelatin dan gom akasia
adalah 111 dengan berat masing-masing bahan 1q5 grarn
Fercobaan liii d.ilakukan pada empat kondisi yaltu pH 3..8
40; 4,2 dan 4. Formalin sejumlah 10 mililiter d.igunakan
sebaaai pengeras dinding mikrokapsul.
Secara urnum mikrokapsui yang diperoich berbentLk
mononukleus Mikrokapsul dengan kondisi pembuatan pH 40
mempunyai ben tuk yang lebih baik dibanding mikrokapsui
lainnyaq yutu berhentuk hulat dencjan permukaan dinding
yang licin dan intl (nengumpul di teh qah cnikrokapsul.
Fersentase furosemida yang tersalut antara 89% sampal
95/.. Hasil ter-tinggi diperaleh rnikrokapsul pada pH 4q0,.

Microencapsultion of furosemide with caaservation
separation phase method had been investigated. The coating
material were mixture of gelatin and gummi acaciae The
ratio of furosemide gelatin and gummi acaciae was 1:11
and each of the material weight was 15 gram. There were
four treatment 4 pH 38; 40 42; and 45. A hardening
agent was Used 10 mililiter of forrnalin.
Generally, microcapsules was founded formed spherical
mononucleus. Microca psules pH 4 1 0 has better performance
than the othersq because it has smooth surface wall, spherical
and mononucleus.
The persentations of coated furosemide between 89% -
The lithhest result was achived at microcapsules with
pH 40.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1991
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Langkosono
"resulth of growth the barramundi cod (Cromilepstes altivelis) ,flowery cod (Epinephelus juscoguttatus) and estuary grouper (E., Tauvina) at the best in float net cages conducted at December month 2004 until June 2005 in the coastal waters Telok Kodek Malaka village,west Lombok...."
Jakarta: Neptunus: Majalah Ilmiah Kelautan, 2008
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Simanjuntak, Jesse Rajabosi
"Ikan nila (Oreochromis niloticus) adalah ikan air tawar yang banyak terdapat di Indonesia. Kolagen dari kulit ikan ini dapat diolah menjadi gelatin yang dapat digunakan pada produk ?produk farmasi. Oleh karena itu, perlu dilakukan uji karakteristik dari gelatin dari kulit ikan nila agar dapat digunakan sebagai eksipien, khususnya bahan pengikat, di bidang farmasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji karakteristik gelatin dari kulit ikan nila dan menggunakannya sebagai bahan pengikat pada pembuatan tablet secara granulasi basah. Karakterisasi yang dilakukan meliputi analisis proksimat, sifat fungsional, kandungan logam berat, analisis asam amino dan kandungan mikrobiologi. Formula tablet yang dibuat terdiri dari lima formula tablet plasebo. Tiga formula menggunakan gelatin dari kulit ikan nila, sedangkan dua formula lain menggunakan gelatin komersial dan muscilago amilii sebagai pembanding. Semua formula tablet tersebut dilakukan evaluasi, terhadap uji visual, keseragaman ukuran, keseragaman bobot, kekerasan, keregasan dan waktu hancur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa gelatin dari kulit ikan nila dapat digunakan sebagai bahan pengikat pada pembuatan tablet secara granulasi basah dan memenuhi persyaratan Farmakope Indonesia Edisi III dan Farmakope Indonesia Edisi IV."
Depok: Universitas Indonesia, 2006
S32575
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anne Suwan Djaja
"Latar Belakang : Akumulasi cairan yang telah terjadi pasien sepsis dan diperberat oleh resusitasi cairan memiliki dampak buruk terhadap organ ginjal (sepsis related kidney injury). Oleh karena itu, tujuan penelitian ini ingin menilai efektivitas deresusitasi dini menggunakan furosemide terhadap kejadian AKI pada pasien sepsis dengan menggunakan pNGAL sebagai parameter AKI. Metode : Penelitian ini menggunakan desain uji klinis acak tersamar ganda, yang dilakukan pada pasien sepsis di ICU RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo (RSCM) pada periode Juli – Desember 2023. Kadar pNGAL diperiksa pada jam ke-0 dan ke-48 jam perawatan ICU. Sebanyak 40 subjek dibagi menjadi 2 kelompok yaitu 20 pasien pada kelompok perlakuan diberikan injeksi furosemide kontinyu 2 mg/jam, dan 20 pasien pada kelompok kontrol diberikan injeksi placebo 2 mL/jam. Hasil : Ditemukan kadar pNGAL telah meningkat sejak awal perawatan di ICU pada semua subjek. Tidak terdapat perbedaan bermakna selisih kadar pNGAL jam ke-0 dan ke-48 (p=0,146). Ditemukan penurunan kadar pNGAL yang cukup besar pada kelompok intervensi dibandingkan dengan kelompok kontrol. Kadar laktat, TVS, lama perawatan ICU, lama penggunaan ventilator pada kedua kelompok tidak ditemukan berbeda bermakna. Rerata balans cairan pada jam ke-24 ditemukan lebih rendah pada kelompok intervensi (-391,01 ± 871,59 mL vs. 586,90 ± 1382 mL, p=0,016). Proporsi subjek yang menerima terapi pengganti ginjal dan mengalami kematian dalam 28 hari juga tidak berbeda signifikan. Simpulan : Penggunaan furosemide bermanfaat untuk mengurangi akumulasi cairan dalam 24 jam pertama perawatan sehingga menghambat progresifitas kerusakan tubulus ginjal pada pasien SAKI.

Background: Fluid accumulation occurs in septic patients and is increased by fluid resuscitation, causing kidney damage. This study aimed to determine the effectiveness of early deresuscitation with furosemide on the incidence of AKI in sepsis patients using pNGAL as an AKI parameter. Methods: This study used a double-blind, randomized clinical trial design conducted on sepsis patients in the ICU at RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo (RSCM) in July – December 2023. pNGAL levels were measured at the first and 48th hours of ICU care. A total of 40 participants were divided into two groups: 20 patients in the treatment group were given continuous furosemide injections at a rate of 2 mg/hour, while 20 patients in the control group were given placebo injections of 2 mL/hour. Results: pNGAL levels had increased since all subjects started treatment in the ICU. There was no difference in changes of pNGAL levels at 0 and 48 hours (p=0.146). A trend of reduction in pNGAL levels was found in the intervention group compared to the control group. Lactate levels, TVS, length of ICU stay, and length of ventilator use in the two groups were not found to be significantly different. Fluid at 24 hours was lower in the intervention group (-391.01 ± 871.59 mL vs. 586.90 ± 1382 mL, p=0.016). The proportion of participants who underwent renal replacement therapy and died within 28 days showed no significant difference. Conclusion: Furosemide effectively lowers fluid accumulation in the first 24 hours of therapy, slowing the course of renal tubular injury in SAKI patients."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2024
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
"Bioavaibilitas obat merupakan salah satu parameter yang dapat digunakan untuk menilai efektifitas suatu sediaan farmasi. Kecepatan disolusi dan waktu tinggal obat dalam saluran cerna merupakan faktor yang dapat mempengaruhi bioavaibilitas. Sistem dispersi padat dan sistem penghantaran obat mukoadhesif merupakan salah satu cara
yang dapat digunakan untuk mengatasi permasalahan kecepatan disolusi dan waktu tinggal obat dalam saluran cerna. Pada penelitian ini telah dibuat mikrogranul mukoadhesif dengan furosemida sebagai model zat aktif dan Carbopol 934P® sebagai polimer mukoadhesif. Mikrogranul yang dihasilkan mempunyai rentang ukuran 425-850μm, dan dievaluasi dengan uji disolusi dan uji ?wash off?. Uji disolusi dilakukan
dengan alat tipe 1, kecepatan 100 rpm, pada medium dapar fosfat pH 5,8. Furosemida dibuat dalam bentuk dispersi padat dengan polivinilpirolidon (PVP K30®) dengan perbandingan berat 1:7, menggunakan metode kelarutan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi peningkatan laju disolusi furosemid dalam dispersi padat
dibandingkan dengan furosemid murni. Peningkatan konsentrasi Carbopol 934P® dalam mikrogranul menyebabkan penghambatan pelepasan obat dan peningkatkan jumlah mikrogranul yang melekat pada mukosa lambung dan usus.

Abstract
Drug bioavailability is one of the parameter which is used to evaluate the effectiveness of pharmaceutical dosage form. Rate of dissolution and drug residence time in gas-trointestinal tract is a factor which can influence the bioavailability. Solid dispersion
and mucoadhesive drug delivery system is one of the method which can be used to solve the problem concerning the rate of dissolution and residence time in gastrointestinal tract. In this research mucoadhesive microgranule had been made with furo-semide as a drug model and Carbopol 934P® as a mucoadhesive polimer. The mucoadhesive microgranules resulted from this investigation has a particle size range of 425-850μ m, and was evaluated by type 1, 100 rpm speed and phosphate buffer pH 5.8 dissolution test and by wash off test. Furosemide was made in solid dispersion with polyvinylpyrrolidone (PVP K30®) with weight ratio of 1:7 using solubility method. The results showed increasing the dissolution rate of furosemide in solid
dispersion compared to pure furosemide. Increasing the concentration of Carbopol 934P® in microgranule will cause inhibition of drug release and increasing the amount of microgranule sticked to gastric and intestinal mucous."
[Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, Universitas Indonesia], 2008
pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>