Hasil Pencarian

Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 179183 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
cover
"KORELASI KONSENTRASI 137Cs TERHADAP MINERAL LEMPUNG DALAM SEDIMEN PERAIRAN SEMENANJUNG MURIA JEPARA. Penentuan kandungan 137Cs di dalam sedimen merupakan bagian dari program pemantauan lingkungan untuk memperoleh baseline data radionuklida di Semenanjung Muria Jepara. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi status konsentrasi 137Cs dalam lingkungan pesisir Semenanjung Muria dan prilakunya dalam material pembentuk sedimen. Sample diambil dari 6 stasiun perairan Semenanjung Muria dan dianalisis kandungan 137Cs menggunakan gamma spektrometer. Komponen mineral pembentuk sedimen ditetapkan untuk memperoleh korelasi antara kandungan 137Cs terhadap mineral tersebut. Hasil analisis menunjukkan konsentrasi 137Cs dalam sedimen perairan Semenanjung Muria berkisar antara 1,451 ± 0,148 sampai dengan 1,630 ± 0,166 Bq.kg-1. Terdapat korelasi antara kandungan 137Cs dengan mineral lempung yang terkandung dalam sedimen. Disimpulkan sumber 137Cs dalam sedimen perairan Semenanjung Muria berasal dari run off partikel padat dari teristerial yang masuk ke perairan Semenanjung Muria Kata Kunci: Semenanjung Muria, 137Cs, Sedimen, lempung, kolerasi ABSTRACT THE CORELATION OF 137Cs SEDIMENT CONCENTRATION TO CLAY MINERAL AT MURIA PENINSULA JEPARA. Determination of the content of 137Cs in sediments are part of the environmental monitoring program to obtain radionuclides baseline data at Muria Peninsula Jepara. This study aims to obtain information status of 137Cs concentration in the Muria Peninsula coastal environment and its behavior in sediments material. Samples was taken from 6 stations at Muria Peninsula waters and 137Cs content was analyzed using gamma spectrometer. Components of sediments mineral were determined to obtain a correlation between the 137Cs content and the mineral. The result of analysis showed that concentration of 137Cs in Muria Peninsula sediments ranged from 1.451 ± 0.148 to 1.630 ± 0.166 Bq.kg-1 . There were a correlation between the 137Cs content to clay minerals contained in the sediments. The conclution this research were the source of 137Cs in the Muria Peninsula sediments derived from the run off the solid particles that enter from terrestrial to Muria Peninsula. "
Lengkap +
604 JTPL 16:2 (2013)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"Skripsi ini membahas pola sebaran sedimen tersuspensi pada periode tahun 2000-
2009. Sedimen tersuspensi di peroleh dari pengolahan data citra Landsat 7 ETM
dengan menerapkan formula algoritma sedimen tersuspensi. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa terdapat perbedaan nilai konsentrasi sedimen tersuspensi
pada periode tahun yang berbeda. Faktor yang berpengaruh terhadap sebaran
sedimen dilihat berdasarkan curah hujan dan tutupan lahan di DTA Maninjau.
Hasil penelitian diperkuat dengan uji statistik Regresi Linear yang menunjukkan
bahwa ada hubungan antara jarak tepi danau dengan nilai konsentrasi sedimen
tersuspensi. Semakin jauh dari tepi danau ke arah perairan tengah danau, maka
akan semakin berkurang nilai konsentrasi sedimennya."
Lengkap +
Universitas Indonesia, 2010
S34182
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wahyu Retno Prihatiningsih
"Rencana pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) di Semenanjung Muria Jepara membutuhkan studi radioekologi kelautan yang merupakan salah satu tahapan praoperasional suatu reaktor nuklir. Studi radioekologi merupakan salah satu bagian dari studi tapak di calon lokasi PLTN. Studi tapak yang umum dalam lingkup radioekologi kelautan hanya terdiri dari data dasar (base line) radionuklida yang terkandung dalam kompartemen lingkungan laut Semenanjung Muria. Disisi lain studi radioekologi pada praoperasional fasilitas nuklir dilakukan untuk memperoleh base line data tingkatan radiasi dan konsentrasi radionuklida untuk penentuan sumber-sumber dampak. Pemantauan radionuklida di lingkungan laut Semenanjung Muria dalam konteks pra operasional PLTN sudah dilakukan selama lebih dari 8 tahun, namun studi radioekologi kelautan yang komprehensif meliputi: data base line radionuklida lengkap dan proses bioakumulasi radionuklida belum dilakukan secara terpadu. Pada penelitian ini dilakukan studi kandungan radionuklida alam seperti Ra-226, Ra-228, K-40 dan radionuklida antropogenik seperti Cs-137 serta mekanisme bioakumulasi radionuklida Cs-137 dan Co-60 pada Perna viridis.

Development plan of Nuclear Power Plant (NPP) at Muria Peninsula Jepara require marine radioecology studies, which is one of the preoperational stage of a nuclear reactor. Study of radioecology is one part of the study site at potential location of nuclear plants. General study site marine radioecology only consist of base line data radionuclides in marine environmnetal compartement of Muria Peninsula. On the other hand study of radioecology on praoperational nuclear facilities conduct to obtain baseline data of radiation levels and concentrations of radionuclides for the determination of the sources impact. Monitoring of radionuclides in marine environment in the context of praoperational Muria Peninsula nuclear power plant have been done for over 8 years, but a comprehensive study of marine radioecology include: complete data base of radionuclides and bioaccumulation process has not been done in an integrated manner. This study conducted a study of natural radionuclide such as Ra-226, Ra-228, K-40 and anthropogenic radionuclides such as Cs-137 and the mechanism of bioaccumulation of radionuclides Cs-137 and Co-60 in Perna viridis."
Lengkap +
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2011
T30852
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Abdul Aziz
"[Wilayah pesisir utara Provinsi Jawa Barat rentan terhadap pencemaran yang disebabkan oleh meningkatnya konsentrasi total padatan tersuspensi dan total nitrogen Meningkatnya konsentrasi total padatan tersuspensi dan total nitrogen dapat dipengaruhi oleh perbedaan curah hujan pada musim kemarau dan musim hujan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh curah hujan terhadap meningkatnya nilai dan sebaran konsentrasi total padatan tersuspensi dan total nitrogen di wilayah pesisir Penelitian ini menggunakan citra MODIS dalam mengidentifikasi konsentrasi total padatan tersuspensi dan total nitrogen di wilayah pesisir Analisis komparatif spasial dengan pendekatan temporal digunakan untuk menjelaskan pengaruh curah hujan terhadap sebaran konsentrasi total padatan tersuspensi dan total nitrogen di wilayah pesisir Uji akurasi terhadap hasil citra MODIS dengan hasil lapangan dari BPLHD menggunakan uji statistik RMSE dan NOF Hasil menunjukkan curah hujan sangat berpengaruh terhadap perubahan nilai dan sebaran konsentrasi total padatan tersuspensi dan total nitrogen pada musim kemarau dan musim hujan Hasil uji akurasi RMSE dan NOF menunjukkan model algoritma yang digunakan dapat diterima dan digunakan dalam penelitian ini , North Coast of West Java Province is vulnerable to pollution which is caused by increasing concentrations of total suspended solid and total nitrogen The differences of precipitation in dry season and wet season makes concentrations of total suspended solid and total nitrogen increase The aim of this research is to know the effect of precipitation towards increasing values and distributions of total suspended solid and total nitrogen concentrations in coastal areas In this research MODIS imagery is used for identifying concentrations of total suspended solid and total nitrogen in coastal areas The comparative spatial of analysis with temporal approach is used to describe effect of precipitation toward distribution of total suspended solid and total nitrogen concentrations in coastal areas The test accuracy towards MODIS imagery results with observation results from BPLHD used test statistical RMSE and NOF The result indicates precipitation has high effect towards changing values and distribution of total suspended solids and total nitrogen in dry season and wet season The result of test accuracy RMSE and NOF indicate algorithm model that used can accepted and used is this research ]"
Lengkap +
2015
S61347
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Slamet Subiyantoro
"ABSTRAK
Seni ukir adalah aset bangsa, bukan hanya dari segi budaya tetapi juga dari aspek sosial ekonomi, Sehingga harus dilestarikan bahkan dikembangkan untuk memperoleh peningkatan kesejahteraan masyarakat dan derajat kehormatan bangsa, sebagaimana yang diamanatkan pasal 32 UU 1945. Untuk mewujudkan amanat tersebut sangat berkaitan dengan kegiatan enkulturasi, yang memerlukan, pewaris-pewaris kreatif yang mampu meneruskan pengetahuan-pengetahuan, ketrampilan dan sikap-sikap serta nilai-nilai seni ukir kepada generasi berikutnya secara berkesinambungan. Apalagi pada masa-masa seperti sekarang ini, laju modernisasi telah menuntut pergeseran nilai-nilai kehidupan manusia dalam segala aspeknya.
Masalah penelitian yang dikaji adalah bagaimana proses enkulturasi seni ukir berlangsung, meliputi: unsur-unsur maupun proses-proses dan cara-cara serta pola-pola enkuturasi (pembudayan) dari generasi ke generasi terhadap berbagai sarana atau instisirsi sosial yang terkait satu sama lain dalam kerangka kebudayaan masyarakat setempat.
Penulisan ini bersifat deskripstif dan analisis. Model penjelasan mengacu pada konsep enkulturasi (Herkovits, 1964: 325; Theodorson, 1979: 131; Seymour, 1992: 92-93) kerangka proses enkulturasi konsep Fortes (dikutip Koentjaraningrat, 1990: 229-231) dan teori pola enkulturasi ((Devault, 1971: 315; Baumrind,1963: 479; Jaeger, 1977: 96).
Penelitian bersifat kualitatif, dilakukan dengan field voile research, menggunakan metode survey, pengamalan dan pengamatan terlibat (participant observation) serta wawancara mendalam (indepfh interview) terutama dalam menghimpun individual life history.
Hasil studi menunjukkan bahwa
1. Hal-hal yang melatarbelakangi proses enkulturasi nilai seni ukir berlangsung terus menerus dari generasi ke generasi, telah didasari oleh motif ekonomi dan kesadaran sosial terutama para pewaris (pihak pembudaya) yang dilandasi oleh faktor historis masyarakat setempat (budaya).
2. Sarana proses berlangsungnya enkulturasi dapat dikelompokkan ke dalam dua golongan. Golongan pertama adalah proses enkulturasi yang bersifat langsung (eksplisit) dan golongan kedua adalah proses enkulturasi yang bersifat tidak langsung (implisit). Sarana proses enkulturasi yang bersifat langsung terjadi di sekolah dan di tempat magang seni ukir. Samua proses enkulturasi yang bersifat tidak langsung terjadi melalui: institusi keluarga, kelompok sebaya atau peer group, tempat pekerjaan, lembaga agama seperti masjid, dan media massa.
3. Sistem magang merupakan sarana proses berlangsungnya enkulturasi secara langsung dan efektif yang membentuk pribadi perajin seni ukir, Nilai-nilai seni ukir yang dienkulturasikan pada instltusi ini ada empat, yakni nilai keindahan, nilai teknik dan nilai kegunaan yang dilandasi oleh nilai ekonomi. Proses enkulturasi melibatkan dua peran, pertama peran orang yang belajar yaitu melalui tahapan: meniru [mitas), identifikasi, internalisasi dan eksternalisasi; kedua peran pendidik ukir sebagai, pembimbing yang memberikan: instruksi, persuasi, rangsangan dan hukuman. Cara enkulturasi melibatkan anak langsung ke dalam kegiatan praktek sehari-hari di tempat magang, baik sistem magang model ginaon maupun model ngenek,
4. Keseluruhan dalam proses mengenkulturasikan nilai-nilai, pengetahuan, ketrampilan maupun sikap dalam proses pembudayaan seni ukir, pola yang diterapkan adalah bervariasi dan cenderung berbeda pada setiap model sistem magang. Pola enkulturasi merupakan perpaduan, dan bukannya menggambarkan pada satu pola tertentu. Pola-pola tersebut adalah: (1) pola otoriter demokratis, (2) pola otoriter-dominan demokratis (3) pola demokratis. Pola yang diterapkan pada pewaris generasi terdahulu dengan pola enkulturasi yang diterapkan pada generasi sekarang telah mengalami perubahan, yakni dari pola yang semula demokratis bergeser ke pola perpaduan antara otoriter demokratis, hal ini sangat dipengaruhi oleh faktor ekonomi yang merupakan motif dominan mereka di dalam memenuhi kebutuhan hidupnya, dengan melalui seni ukir sebagai medianya."
Lengkap +
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mohammad Afdhal Adidharma
"Logam Berat merupakan jenis pencemar di perairan yang berkaitan erat dengan Total Padatan Tersuspensi (TSS). Eratnya hubungan dari kedua parameter tersebut dapat menjadi potensi dalam menilai secara tidak langsung logam berat di perairan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara TSS dan berat Nikel (Ni) dan Tembaga (Cu) yang terikat didalamnya, kemudian distribusi TSS di perairan diestimasi menggunakan teknik penginderaan jauh untuk menggambarkan secara tidak langsung distribusi kedua logam berat tersebut, dan mengetahui pengaruh dari parameter perairan terhadap distribusi kandungan TSS dan logam berat. Penelitian ini dimulai dengan pengambilan sampel yang dilakukan pada 31 Maret – 1 April 2023 di 36 titik sampling yang telah ditentukan. Sampel air dianalisis kandungan TSS-nya menggunakan metode gravimetri serta kandungan logam berat Ni dan Cu yang terikat dalam TSS tersebut dianalisis menggunakan metode Inductively Coupled Plasma - Optical Emission Spectrometry (ICP-OES). Parameter perairan yang mencakup kedalaman, arus, gelombang, pasang surut, suhu, pH dan salinitas diukur dan dianalisis untuk mengetahui pengaruhnya terhadap kandungan dan pola sebaran TSS maupun logam berat di perairan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kandungan TSS berkisar antara 6 hingga 45 mg/l, dimana kandungan tertinggi ditemukan di sekitar daerah pertambangan di Desa Tapuemea dan muara Sungai Lasolo. Kandungan logam berat Ni dan Cu masing masing berkisar antara 0,03 – 0,1 mg/kg dan 0,006 – 0,5 mg/kg. Secara spasial, kedua logam tersebut sama-sama ditemukan tertinggi pada perairan yang jauh dari area pertambangan yaitu di pesisir Kelurahan Molawe. Pola sebaran spasial parameter TSS dan logam berat yang tidak menunjukkan korelasi mengindikasikan bahwa sebaran TSS tidak dapat menggambarkan secara tidak langsung langsung pola sebaran logam berat di Teluk Lasolo. Berdasarkan hasil analisis statistik, distribusi TSS dipengaruhi oleh pH air, logam berat Ni dipengaruhi oleh arus dan Cu tidak dipengaruhi oleh seluruh parameter. Hasil pemodelan spasial menunjukkan dugaan bahwa gelombang dan pasang surut memiliki pengaruh dalam distribusi TSS dan logam berat.

Heavy metals are a type of pollutant in water closely related to Total Suspended Solids (TSS). The close relationship between these two parameters can be a potential indirect assessment of heavy metals in water. This research aims to determine the relationship between TSS and the weight of Nickel (Ni) and Copper (Cu) bound within it. Additionally, the distribution of TSS in water is estimated using remote sensing techniques to indirectly depict the distribution of these heavy metals. The study also aims to identify the influence of water parameters on the distribution of TSS and heavy metals. The research began with sampling on 31 March – 1 April 2023, at 36 predetermined sampling points. Water samples were analyzed for TSS content using gravimetric methods, and the content of Ni and Cu bound in TSS was analyzed using Inductively Coupled Plasma - Optical Emission Spectrometry (ICP-OES). Water parameters, including depth, current, waves, tides, temperature, pH, and salinity, were measured and analyzed to determine their influence on the content and distribution patterns of TSS and heavy metals in water. The results showed that TSS content ranged from 6 to 45 mg/l, with the highest content found around mining areas such as jetty in Tapuemea Village and the mouth of the Lasolo River. The content of heavy metals Ni and Cu ranged from 0.03 to 0.1 mg/kg and 0.006 to 0.5 mg/kg, respectively. Spatially, both metals were found highest in waters far from mining areas, specifically in the coastal area of Molawe Village. The spatial distribution pattern of TSS and heavy metals, which did not show correlation, indicates that the TSS distribution cannot directly depict the spatial distribution pattern of heavy metals in Teluk Lasolo. Based on statistical analysis, TSS distribution is influenced by water pH, Ni is influenced by currents, and Cu is not influenced by any parameter. Spatial modeling results suggest that waves and tides have an impact on the distribution of TSS and heavy metals."
Lengkap +
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mohammad Afdhal Adidharma
"Logam Berat merupakan jenis pencemar di perairan yang berkaitan erat dengan Total Padatan Tersuspensi (TSS). Eratnya hubungan dari kedua parameter tersebut dapat menjadi potensi dalam menilai secara tidak langsung logam berat di perairan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara TSS dan berat Nikel (Ni) dan Tembaga (Cu) yang terikat didalamnya, kemudian distribusi TSS di perairan diestimasi menggunakan teknik penginderaan jauh untuk menggambarkan secara tidak langsung distribusi kedua logam berat tersebut, dan mengetahui pengaruh dari parameter perairan terhadap distribusi kandungan TSS dan logam berat. Penelitian ini dimulai dengan pengambilan sampel yang dilakukan pada 31 Maret – 1 April 2023 di 36 titik sampling yang telah ditentukan. Sampel air dianalisis kandungan TSS-nya menggunakan metode gravimetri serta kandungan logam berat Ni dan Cu yang terikat dalam TSS tersebut dianalisis menggunakan metode Inductively Coupled Plasma - Optical Emission Spectrometry (ICP-OES). Parameter perairan yang mencakup kedalaman, arus, gelombang, pasang surut, suhu, pH dan salinitas diukur dan dianalisis untuk mengetahui pengaruhnya terhadap kandungan dan pola sebaran TSS maupun logam berat di perairan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kandungan TSS berkisar antara 6 hingga 45 mg/l, dimana kandungan tertinggi ditemukan di sekitar daerah pertambangan di Desa Tapuemea dan muara Sungai Lasolo. Kandungan logam berat Ni dan Cu masing masing berkisar antara 0,03 – 0,1 mg/kg dan 0,006 – 0,5 mg/kg. Secara spasial, kedua logam tersebut sama-sama ditemukan tertinggi pada perairan yang jauh dari area pertambangan yaitu di pesisir Kelurahan Molawe. Pola sebaran spasial parameter TSS dan logam berat yang tidak menunjukkan korelasi mengindikasikan bahwa sebaran TSS tidak dapat menggambarkan secara tidak langsung langsung pola sebaran logam berat di Teluk Lasolo. Berdasarkan hasil analisis statistik, distribusi TSS dipengaruhi oleh pH air, logam berat Ni dipengaruhi oleh arus dan Cu tidak dipengaruhi oleh seluruh parameter. Hasil pemodelan spasial menunjukkan dugaan bahwa gelombang dan pasang surut memiliki pengaruh dalam distribusi TSS dan logam berat.

Heavy metals are a type of pollutant in water closely related to Total Suspended Solids (TSS). The close relationship between these two parameters can be a potential indirect assessment of heavy metals in water. This research aims to determine the relationship between TSS and the weight of Nickel (Ni) and Copper (Cu) bound within it. Additionally, the distribution of TSS in water is estimated using remote sensing techniques to indirectly depict the distribution of these heavy metals. The study also aims to identify the influence of water parameters on the distribution of TSS and heavy metals. The research began with sampling on 31 March – 1 April 2023, at 36 predetermined sampling points. Water samples were analyzed for TSS content using gravimetric methods, and the content of Ni and Cu bound in TSS was analyzed using Inductively Coupled Plasma - Optical Emission Spectrometry (ICP-OES). Water parameters, including depth, current, waves, tides, temperature, pH, and salinity, were measured and analyzed to determine their influence on the content and distribution patterns of TSS and heavy metals in water. The results showed that TSS content ranged from 6 to 45 mg/l, with the highest content found around mining areas such as jetty in Tapuemea Village and the mouth of the Lasolo River. The content of heavy metals Ni and Cu ranged from 0.03 to 0.1 mg/kg and 0.006 to 0.5 mg/kg, respectively. Spatially, both metals were found highest in waters far from mining areas, specifically in the coastal area of Molawe Village. The spatial distribution pattern of TSS and heavy metals, which did not show correlation, indicates that the TSS distribution cannot directly depict the spatial distribution pattern of heavy metals in Teluk Lasolo. Based on statistical analysis, TSS distribution is influenced by water pH, Ni is influenced by currents, and Cu is not influenced by any parameter. Spatial modeling results suggest that waves and tides have an impact on the distribution of TSS and heavy metals."
Lengkap +
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lubis, Muhammad Zainuddin
"Many remote sensing applications are devoted to the coastal and ocean sector. Representative case studies are presented in the special issue Advances in Remote Sensing of Coastal and Ocean. remote sensing techniques represent a powerful tool for landslide investigation:applications are traditionally sea surface temperature, marine habitat into three main classes, although this subdivision has some limitations and borders are sometimes fuzzy in coastal and ocean. Remote sensing combined with geographic information systems. can be used as a technology tool to obtain information about the object quickly and accurately, including objects in coastal and ocean areas. Remote sensing data essentially can be used as an alternative technology in obtaining information at a cheaper cost when compared with the conventional way."
Lengkap +
Jakarta: Pusat Penelitian Oseanografi - LIPI, 2017
575 OSEANA XLII:3 (2017)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>