Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3207 dokumen yang sesuai dengan query
cover
O,Brien, Richard D.
Boca Raton: CRC Press, 2009
664.3 OBR f
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Mehlenbacher, V.C.
Illinois: Garrad Press, 1960
613.28 MEH a
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Tooley, Peter
London: John Murray, 1971
665 TOO f
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
New York: Wiley, 1996
R 665 BAI
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
New York: John Wiley & Sons, 1996
R 664.3 BAI
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
New York: John Wiley & Sons, 1996
R 664.3 BAI
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
Maria Wulandari
"Pada penelitian ini, telah dibuat gemuk bio food grade berbasis turunan minyak kelapa sawit menggunakan thickener sabun kalsium kompleks, yang merupakan campuran sabun Ca-asetat dan Ca-hidroksi stearat dengan variasi rasio mol sabun Ca-asetat/Ca-hidroksi stearat = (0-6). Gemuk tersebut dibuat dengan tahapan saponifikasi di reaktor batch tertutup skala pilot (5kg), pendinginan di crystalizer dan homogenisasi di homogenizer. Parameter uji pelumas gemuk yang dilakukan yaitu uji dropping point (ASTM D-566), uji penetrasi (ASTM D-217), dan uji anti aus four ball (ASTM D-4172). Gemuk terbaik yang dihasilkan memiliki dropping point 324ºC, pada rasio mol Ca-asetat/Ca-hidroksi stearat 5:1.

In this research, bio food grade grease based on derivative of palm oil by using calcium complex soap as thickening agent is synthesized. Grease thickener is a mixture of Ca-acetate and Ca-hydroxy stearate with mol ratio Ca-acetate/Cahydroxy stearate (0-6). Grease is synthesized in pilot scale closed batch reactor (5 kg), continued by cooling in crystalizer, and homogenizing in homogenizer. Grease performance tests done on greases in this research are dropping point test (ASTM D-566), penetration test (ASTM D-217), and four ball anti wear test (ASTM D-4172). The best grease product is resulted from mol ratio Caacetate/Ca-hydroxy stearate 5:1."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2009
S52179
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Cyntiani
"Asam lemak adalah salah satu komponen penyusun minyak lemak. Komposisi asam lemak dalam minyak lemak berbeda satu dengan yang lain. Analisis dengan kromatografi gas secara langsung akan membutuhkan waktu analisis yang lama karena titik didih asam lemak yang sangat tinggi sehingga perlu dilakukan derivatisasi sebelum dianalisis. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh kondisi analisis optimum asam laurat, asam oleat, dan asam palmitat agar diperoleh metode yang valid yang selanjutnya digunakan untuk menetapkan kadar minyak lemak dalam produk obat gosok. Derivatisasi dilakukan dengan metode esterifikasi Lepage menggunakan reagen metanol-toluen 4:1 (v/v) dan katalis asetil klorida. Analisis dilakukan menggunakan kromatografi gas dengan kolom VB-wax (60 m x 0,32 mm), suhu kolom terprogram 170-190°C, kenaikan 20C/menit dan dipertahankan selama 3 menit. Suhu injektor dan suhu detektor masing-masing 230 dan 250°C; laju alir gas helium 1,2 ml/menit, volume penyuntikan 1,0 μl, dan dideteksi dengan detektor ionisasi nyala. Pada kondisi optimum waktu retensi laurat termetilasi adalah 4,32 menit dengan faktor ikutan 1,36. Waktu retensi palmitat termetilasi adalah 6,723 menit, faktor ikutan 1,32. Waktu retensi oleat termetilasi adalah 9,789 menit, faktor ikutan 1,44. Metode yang diperoleh valid dengan presisi (KV) antara 0,11-0,36%, dan uji perolehan kembali 98,22-102,00%. Sampel A mengandung minyak kelapa dengan kadar rata-rata 49,95% , sampel B mengandung minyak zaitun dengan kadar rata-rata 18,99% , sampel C tidak mengandung minyak lemak.

Fatty acid is one of the components that builds up the structure of lipid such as fat and oils. Each fatty acid composition present in lipid is different with one and another. Direct analysis performed by means of gas chromatography will require longer analysis time due to relatively high melting point of fatty acids hence derivatization is to be conducted in advance. This research was performed to achieve optimum analytical condition in order to obtain valid method which is required for subsequent determination of fatty acid contents present in liniment products. Derivatization was conducted by Lepage esterification using reagent such as methanol-toluene 4:1 (v/v) and acetyl chloride which was served as catalyst. On the other hand, the analysis process was done by gas chromatography using VB-wax column (60m x 0.32mm), the temperature of the column was set at 170-190°C with the increase of 2°C and was kept for 3 minutes. The temperature of injector and detector were 230 and 250°C, respectively; the flow rate of helium was 1.2 ml/minute with 1.0μl injection volume and detected by flame ionization detector. At the optimum condition, the retention time of methylated lauric and palmitic were 4.32 minutes with tailing factor of 1.36 and 6.723 minutes with tailing factor of 1.36, respectively. Meanwhile, the retention time required for methylated oleic was 9.789 minutes tailing factor of 1.44. The acquired method was valid within precision (CV) of 0.11-0.36%, and the approximate result of recovery test was 98.22-102.00%. The average content of coconut oil in sample A was 49.95%, the average content of olive oil in sample B was 18.99 %, meanwhile sample C had no fatty oil."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2012
S42820
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Amien Rahardjo
"Salah satu bahan dielektrik cair, yaitu minyak trafo yang dipergunakan sampai saat ini adalah bahan isolasi yang berbasiskan minyak mineral yang sudah tentu potensi ketersediaanya makin menipis dan harganya kian meningkat. Disamping itu limbah minyak raja "tidak ramah" Iingkungan. Pada akhir-akhir ini ada kecenderungan unluk melakukan penelitian tentang potensi 'minyak yang berasal dari tumbuh-tumbuhan sebagai bahan isolasi cair.
Oleh karena itu, dalam rangka usaha untuk menemukan bahan alternatif pengganti bahan isolasi cair (minyak trafo khususnya yang berbasis minyak mineral), maka pada tulisan ini disajiknn suatu stuck penelitian pendahuluan tentang potensi minyak kelapa sawit sebagai bahan isolasi cair (berbasis tumbuh-tumbuhan) yaitu penelitian pengaruh kenaikan temperatur terhadap karakterisktik tegangan tembus minyak goreng kelapa sawit. Dalam penelitian dilakukan pengujian tegangan tembus dari berbagai minyak goreng kelapa sawit produksi pabrikan dalam negeri serta minyak trafo sebagai pernbanding.
Hasil yang diperoleh menyatakan bahwa tegangan tembus minyak goreng kelapa sawit tersebut lebih besar dari minyak trafo yaitu berkisar 124% - 148%. Disamping itu kandungan kadar lemak jenuh sangat berpengaruh terhadap tegangan tembusnya. Minyak dengan sedikit kandungan lemak jenuhnya memiliki tegangan tembus yang lebih tinggi dibandingkan dengan yang banyak mengandung lemak jenuh. Pada akhirnya, dapat dikatakan bahwa penelitian pendahuluan ini hasilnya cukup menggernbirakan dan diharapkan dapat dijadikan sebagai dasar penelitian lebih lanjut untuk lebih meyakinkan potensi minyak kelapa sawit sebagai bahan alternatif pengganti dari bahan dielektrik atau isolasi cair yang berbasiskan minyak mineral."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
T15020
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arlina Desianti
"Minyak goreng menjadi bahan yang umum digunakan daiam proses
pengoiahan berbagai jenis makanan, karena praktis sekaiigus makanan
menjadi mudah dlcerna dan memberikan rasa gurih bagi makanan yang
digoreng tersebut. Peneiitian ini bertujuan untuk memanfaatkan minyak
goreng bekas pakai dari restoran siap saji, yaitu sebagai bahan baku
pembuatan amida asam iemak. Awainya, diiakukan penentuan sifat fisikokimia
dari minyak goreng belum pakai dan bekas pakai, hasilnya
menunjukkan bahwa kualitas minyak goreng bekas pakai dari restoran siap
saji masih cukup baik. Pada penentuan komposisi asam lemak penyusun
trigiiserida dengan kromatografi gas, hasilnya menunjukkan bahwa minyak
goreng yang digunakan pada peneiitian ini adalah benar minyak sawit, serta
kandungan terbesarnya adalah asam cleat (50,74%) dan asam paimitat
(27,13%). Kemudian diiakukan sintesis amida asam lemak dari minyak
goreng sawit bekas pakai, dengan cara menghidrolisis dahulu trigiiserida dari
minyak sehingga menghasilkan asam lemak sebanyak 94,73% dengan titik
leieh 36,8-37,6X. Kemudian melalui amonolisis klorida asam, diperoleh
amida asam iemak sebanyak 81,12% dengan titik ieleh 97,2-99,4°C."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2005
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>