Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 9820 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Lerch, Ernst
Yogyakarta: Kanisius, 1987
674.2 LER p (1);674.2 LER mt (2)
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Dian Sulistiawati
Yogyakarta: Kanisius, 1995
694 DOD m (1);694 DOD m (2)
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Dian Sulistiawati
Yogyakarta: Kanisius, 1987
694 DOD t (1);694 DOD t (2)
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Putro Notonegoro
"ABSTRAK
Pada tahun 2009, Kementerian Kehutanan mengeluarkan peraturan baru yang dikenal dengan nama Sertifikasi Verifikasi Legalitas Kayu SVLK . Salah satu tujuan dari peraturan ini adalah memastikan para pemangku kepentingan yang berkecimpung di bidang kehutanan dan juga industri kehutanan, menggunakan kayu legal sehingga dapat meningkatkan daya saing produk ekspor kehutanan Indonesia. Tesis ini meneliti pengaruh peraturan tersebut pada pasar ekspor kayu lapis, bukan hanya pada banyaknya jumlah kayu lapis yang diekspor tetapi juga penerimaan negara yang diterima dari ekspor produk ini. Dengan menggunakan data mulai tahun 2000 sampai dengan tahun 2014 dan melibatkan 58 negara sebagai mitra perdagangan ekspor kayu lapis Indonesia, pengaruh perturan tersebut akan dihitung menggunakan model gravity yang telah digunakan oleh Rose 2004 dalam penelitian sebelumnya. Dari beberapa pendekatan yang dilakukan untuk menghitung pengaruh peraturan tersebut, tesis ini membuktikan terdapat indikasi bahwa jumlah kayu lapis yang dieskpor maupun penerimaan negara dari ekspor kayu lapis menurun setelah diterapkannya SVLK.

ABSTRACT
In 2009, Ministry of Forestry issued new regulation which is known as Timber Legality Verification System SVLK . One of the regulation rsquo s objectives is to ensure the forestry stakeholders and industries use only legal wood and therefore increases the competitiveness of Indonesian forest products. In this thesis, I will estimate how this regulation affects the plywood export market, not only on the quantity exported but also on the revenue earned from this product. Using panel data of this market from 2000 to 2014, involving 58 countries as trading partner, I adapt gravity model which has been used by Rose 2004 . Employing several approaches, this study finds an indication that quantity exported and revenue earned after the implementation of the regulation is less than before. "
2016
T47081
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yosafat Aji Pranata
"Modulus penampang elastik balok merupakan salah satu parameter yang berkaitan dengan kekuatan dan kekakuan balok, secara khusus berhubungan dengan momen inersia penampang. Modulus penampang elastik balok kayu utuh (solid) tidak sama dengan balok kayu laminasi untuk studi kasus balok dengan ukuran penampang sama, hal ini dikarenakan momen inersia penampang balok laminasi perhitungannya berbeda dengan balok utuh akibat adanya slip antar lamina pada saat beban bekerja serta besarnya modulus elastisitas yang tidak sama pada setiap lamina, sehingga perilaku lentur balok menjadi satu kesatuan dalam kaitannya dengan kekuatan balok. Tujuan penelitian ini adalah mempelajari modulus penampang elastik balok kayu laminasi lem (glulam). Ruang lingkup penelitian yaitu benda uji balok terbuat dari kayu Jabon (Anthocephalus cadamba Miq.) ukuran penampang 60x160 mm, jumlah lamina 4 (empat), sistem laminasi menggunakan lem super adhesive, pengujian lentur menggunakan metode four-point loading test, perilaku lentur yang ditinjau adalah kekuatan lentur, modulus penampang elastik, dan rasio daktilitas balok. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa modulus penampang elastik dan tegangan lentur balok kayu laminasi lem lebih rendah dibandingkan balok kayu utuh dengan rasio sebesar 0,54, serta rasio daktilitas balok kayu laminasi diperoleh sebesar 1,28 sehingga termasuk dalam kriteria daktilitas terbatas. Hasil pengujian mengindikasikan bahwa kegagalan balok kayu laminasi lem adalah berupa kegagalan lentur. Parameter modulus penampang elastik balok kayu laminasi berguna untuk desain komponen struktur balok pada bangunan khususnya pada perhitungan kekuatan balok dan kekakuan balok sebagai persyaratan serviceability."
Bandung: Badan Litbang Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, 2020
728 JUPKIM 15:1 (2020)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Arizia Dwi Handoko
"[ABSTRAK
Hutan produksi adalah kawasan hutan yang mempunyai fungsi pokok memproduksi hasil hutan. Pada saat ini pemanfaatan hutan produksi melalui kegiatan usaha pemanfaatan hasil hutan kayu dalam hutan alam (IUPHHK-HA) menunjukkan gejala yang terus semakin menurun. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kondisi hutan produksi, identifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi perizinan IUPHHK-HA serta untuk merumuskan strategi pemberian IUPHHK-HA dalam rangka meningkatkan ketahanan ekonomi nasional. Penelitian menggunakan metode kualitatif dan tehnik analisis SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities, Threaths). Hasil penelitian ini adalah luas kawasan hutan produksi yang belum dibebani izin adalah seluas 33,6 juta hektar atau 49% dari total kawasan hutan produksi. Faktor-faktor yang mempengaruhi perizinan IUPHHK-HA terdiri dari faktor strategik internal (kekutan dan kelemahan) dan faktor strategik eksternal (peluang dan ancaman). Berdasarkan hasil analisis SWOT, posisi Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan terkait perizinan IUPHHK-HA berada pada kuadran I sehingga strategi yang harus diterapkan adalah strategi SO atau agresif.

ABSTRACT
Production Forest is forest that has a basic function of producing forest products. At the present time the utilization of Production Forest through Business Permit to Utilize the Timber Forest Product at the Natural Forest (IUPHHK-HA) continues to decline. This research aimed to analyze the conditions of Production Forests, identifying the factors that influence the licensing of IUPHHK-HA as well as to formulate the licensing strategy of IUPHHK-HA in order to improve national economic resilience. It uses qualitative methods and techniques analysis of SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities, and Threats). The result indicates that the production forest area which has not been issued business permit is 33.6 million hectares or 49% of the total production forest area. Factors influencing the licensing of IUPHHK-HA consist of internal (strengths and weaknesses) as well as external (opportunities and threats) strategic factors. Based on the results of SWOT analysis, the position of the Ministry of Environment and Forestry concerning the licensing of IUPHHK-HA is in the first quadrant, so that strategy should be applied is SO strategy or aggressive strategy., Production Forest is forest that has a basic function of producing forest products. At the present time the utilization of Production Forest through Business Permit to Utilize the Timber Forest Product at the Natural Forest (IUPHHK-HA) continues to decline. This research aimed to analyze the conditions of Production Forests, identifying the factors that influence the licensing of IUPHHK-HA as well as to formulate the licensing strategy of IUPHHK-HA in order to improve national economic resilience. It uses qualitative methods and techniques analysis of SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities, and Threats). The result indicates that the production forest area which has not been issued business permit is 33.6 million hectares or 49% of the total production forest area. Factors influencing the licensing of IUPHHK-HA consist of internal (strengths and weaknesses) as well as external (opportunities and threats) strategic factors. Based on the results of SWOT analysis, the position of the Ministry of Environment and Forestry concerning the licensing of IUPHHK-HA is in the first quadrant, so that strategy should be applied is SO strategy or aggressive strategy.]"
2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hutabarat, Evangelina
"ABSTRAK
Tesis ini mengenai terwujudnya regulasi Sistem Verifikasi Legalitas Kayu di Indonesia untuk mencegah pembalakan liar dan merupakan implikasi dari Kebijakan Tindak Penegakan Hukum, Tata Kelola dan Perdagangan Sektor Kehutanan oleh Uni Eropa berupa regulasi kayu Uni Eropa (European Union Timber Regulation) 995/2010 yang ditindaklanjuti dengan Perjanjian Kemitraan Sukarela Tindak Penegakan Hukum, Tata Kelola dan Perdagangan Sektor Kehutanan (FLEGT-VPA) antara Indonesia dan Uni Eropa, yang sudah diratifikasi melalui Peraturan Presiden No. 21 Tahun 2014. Inti dari Perjanjian Kemitraan tersebut adalah kesepakatan terhadap kerangka hukum verifikasi legalitas kayu (Timber Assurance Legal System) dari Negara mitra, Indonesia yaitu Sistem Verifikasi Legalitas Kayu (SVLK). Sistem ini bersifat wajib untuk semua pemegang ijin industri primer pengolahan hasil hutan kayu dan industri lanjutan pengolahan kayu, dan untuk eksportir kayu, diwajibkan untuk memenuhi SVLK ini sampai mendapatkan Dokumen V-Legal dan khusus untuk ekspor ke Uni Eropa harus mendapatkan lisensi FLEGT. Kesulitan yang dialami dalam pemenuhan SVLK ini sangat dirasakan oleh industri lanjutan yang sebagian besar adalah industri kecil dan menengah, khususnya dalam hal biaya. Biaya untuk SVLK berkisar antara 60 juta sampai dengan 180 juta. Peraturan terkait Sistem Verifikasi Legalitas kayu seharusnya diterapkan secara adil terhadap industri primer dan industri lanjutan sehingga dapat mengakomodir daya saing eksportir kayu Indonesia tanpa melanggar komitmen terhadap Perjanjian yang telah disepakati. Mengutip pernyataan John Rawls, hukum dan lembaga tidak peduli seberapa efisien dan diatur dengan baik harus direformasi atau dihapuskan jika mereka tidak adil.

ABSTRACT
This theses elaborates the establishment of regulation of Timber Legal Assurance System in Indonesia to prevent illegal logging as the implication of Voluntary Partnership Agreement (VPA) of Forest Law Enforcement, Governance and Trade between Indonesia and European Union (FLEGT), which has been ratified by Presidential Decree No. 21 Year 2014. The substance of this VPA is an agreement on the legal framework for Timber Legal Assurance System (TLAS) for Indonesia called Sistem Verifikasi Legalitas Kayu (SVLK). This system is mandatory for all license holders of primary timber industry, advanced timber industry, and timber exporters who should meet this TLAS to get a V-Legal documents and get FLEGT License to export timber products to EU. The difficulties raised in the fulfillment of this TLAS is mostly happened to small and medium industries, particularly in terms of cost. Costs for TLAS ranged from 60 million to 180 million rupiahs. TLAS should be applied fairly to the all timber exporters and timber industry in Indonesia as to accommodate the competitiveness of Indonesian timber exporters without violate a commitment to the VPA. As John Rawls said, laws and institutions no matter how efficient and well-governed, should be reformed or abolished if they are unjust.
"
Depok: Universitas Indonesia, 2016
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Handi
"Mesin bubut merupakan mesin perkakas yang banyak digunakan untuk memproduksi bentuk benda putar atau silindris. Suatu kondisi yang bisa terjadi dan berpengaruh terhadap mesin bubut itu sendiri, serta terhadap kualitas komponen atau produk yang dihasilkan adalah inasalah timbulnya getaran pada pahat potong. Getaran ini sangat merugikan dan sedapat mungkin dikurangi atau dihilangkan, melalui tahap awal dalam suatu rancangan mesin perkakas dengan meningkatkan kekakuan dinamik atau dengan menambah suatu sistem redaman sebagai alat tambahan. Suatu peredam getar sistem pegas-massa dibuat untuk mengurangi getaran eksitasi-mandiri.
Mesin bubut model C6232A1 dirancang untuk membubut permukaan luar silinder, dengan benda kerja yang digunakan adalah besi-cor, kuningan, aluminium-cor, Fe-50 dan stainless-steel. Penelitian yang dilakukan terhadap mesin bubut ini adalah pengukuran terhadap simpang-getar pada pahat potongnya. Karakteristik pemotongan terhadap benda kerja tersebut dengan kecepatan spindle 50, 105, 130, 180, 260. 360 dan 560 rpm. Semakin tinggi kecepatan spindle, simpang getar yang timbul semakin naik. Pada proses penyeiesaian hal tersebut perlu dihindari, atau paling tidak diturunkan hingga pada batas tertentu, dengan suatu alat peredam sehingga benda kerja yang dihasilkan mempunyai kualitas permukaan yang lebih baik. Suatu analisa dilakukan menggunakan mesin bubut dan benda kerja dengan jenis yang berbeda untuk membuktikan apakah terjadi penurunan sim pang getar pada ujung pahat mesin bubut tersebut.
Adapun basil penelitian ini terdapat penurunan simpang getar rata-rata untuk besi-cor 37,7%, kuningan 39,1%, aluminium-cor 19,6%, Fe-50 34,6% dan stainless-steel 31,3%. Tingkat kekasaran permukaan yang lebih baik. Dengan diturunkannya simpang getar pada masing-masing benda kerja maka dapat diketahui bahwa ini adalah sistim over-damped."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2000
T2799
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eristya Puspitadewi Irwanto
"Kerusakan hutan tropis yang tidak terkendali akibat maraknya praktek penebangan ilegal membuat pasar perkayuan dunia mulai memberlakukan regulasi ekolabel dalam hal penghapusan perdagangan komoditas dari aktivitas penebangan ilegal. Hal ini tentu akan berpengaruh pada ekspor komoditas kayu tropis Indonesia, terutama komoditas kayu lapis. Sehingga penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh regulasi ekolabel oleh negara importir terhadap ekspor komoditas kayu tropis Indonesia, terutama komoditas kayu lapis, selama periode 2001-2014 dan melibatkan sepuluh negara importir terkait. Analisis dalam penelitian ini menggunakan regresi data panel dengan Gravity Model. Berdasarkan hasil regresi didapati bahwa pemberlakuan tuntutan regulasi ekolabel oleh negara Amerika Serikat, Belgia dan negara importir terkait dengan pemberlakuan regulasi ekolabel sebelum periode 2001 mencakup negara Republik Ceko, Denmark, Prancis, Jerman dan Swedia akan meningkatkan ekspor komoditas kayu lapis Indonesia. Kemudian pemberlakuan tuntutan regulasi ekolabel oleh negara Inggris akan menurunkan ekspor komoditas kayu lapis Indonesia. Sementara itu pemberlakuan tuntutan regulasi ekolabel oleh negara Jepang dan Italia diketahui tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap ekspor komoditas kayu lapis Indonesia.

Uncontrolled damage of tropical forest due to the practice of illegal logging make the timber market world started enforcing ecolabelling regulation in the removal of commodity trading of illegal logging activities. It certainly would affect the commodity export of Indonesia rsquo s tropical timber, especially plywood. Therefore, this research was conducted to determine the effect of ecolabelling regulastions by importer to export of Indonesia rsquo s tropical timber, especially plywood, during the period 2001 2014 and involving ten related importers. The analysis in this study use panel data regression with Gravity Model approach. Based on the result of regression, implementation of ecolabelling regulation by the United States, Belgium and related importers with ecolabelling regulation applied before 2001 includes Czech Republic, Denmark, France, Germany and Sweden will increase export of Indonesia rsquo s tropical timber, especially plywood. Then, implementation of ecolabelling regulation by the United Kingdom will reduce export of Indonesia rsquo s tropical timber, especially plywood. Meanwhile, implementation of ecolabelling regulation by Japan and Italy have no significant effect on export of Indonesia rsquo s tropical timber."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2017
T48064
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Universitas Indonesia, 2008
TA694
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>