Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 10525 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Karlen, Mark
Jakarta: Erlangga, 2007
729 KAR d
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Rona Permata Hati
"Perilaku yang dilakukan manusia adalah suatu bentuk respon terhadap lingkungan yang dialaminya. Setting interior merupakan salah satu konteks lingkungan yang biasa dialami manusia. Setting interior terdiri dari objek-objek di dalamnya dan objek-objek tersebut memicu perceived affordance. Di sebuah setting interior, manusia memanfaatkan objek-objek yang ada sebagai respon keberadaan dirinya. Namun, terdapat perbedaan perilaku yang dilakukan tiap individu pada konteks dan situasi yang sama. Perceived affordance merupakan proses berpikir manusia yang menghasilkan perilaku. Perceived affordance dimulai dari pembacaan ruang dan dikonfirmasi oleh dua aspek yang akan dibahas pada tulisan ini. Aspek konfirmasi tersebut adalah familiaritas dan anthropometri. Tulisan ini akan membahas keterkaitan pembacaan ruang, familiaritas, dan anthropometri pada perceived affordance yang menyebabkan perbedaan perilaku di setting interior.

Human behavior is a form of responses to environment around them. Interior setting is one of the environmental contexts commonly experienced by humans. The interior setting consists of objects and these objects lead human rsquo s perception to perceived affordance. In interior setting, human utilizes existing objects as a respons of their existence. But, the differences in human behaviors are possible, even in the same context and situation. Perceived affordance is a process of human thinking that produces behavior. Perceived affordance begins with space reading and confirmed by two aspects that will be discussed in this paper. These confirmation aspects are familiarity and anthropometry. This paper will discuss about the relevance of space readings, familiarity, and anthropometry on perceived affordance that will leads to different form of behavior in interior setting."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S67920
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Brilli Aurabillah
"Aksi menolak ruang adalah reaksi dari kegagalan ruang tempat manusia bertinggal untuk memenuhi kebutuhan penghuni ruang dan interiorisasi ruang adalah aksi menciptakan interior dari eksterior untuk mencari keamanan dan keselamatan di dalam ruang interior. Interiorisasi berhasil jika ruang dapat menghadirkan kualitas interior melalui atmosfer interior melalui kehadiran dari; Teritori, Keteraturan Objek, Pencahayaan dan Warna, dan Materialitas Material. Dari merasakan atmosfer dari ruang manusia dapat menolak ruang disaat kualitas ruang tidak dapat memastikan keamanan dan keselamatan dirinya. Dalam menolak ruang dapat ditemukan mekanisme menolak ruang berdasarkan kualitas yang ditemukan di dalam ruang. Dari mekanisme transformasi, manusia menolak ruang berdasarkan perubahan pada ruang. Dari mekanisme transisi, manusia menolak ruang karena tidak dapat melakukan aktivitas selain sirkulasi. Dari mekanisme kehadiran oposisi, manusia menolak ruang karena perbedaan ekspektasi manusia dari apa yang dirasakan dari ruang. Dari penelusuran ini diharapkan dapat berkontribusi pada pemahaman terkait aksi menolak ruang.

The act of rejecting space is a reaction to the failure of the space in which humans live to meet the needs of the occupants of the space and interiorization of space is the act of creating interior from the exterior to seek security and safety in the interior space. Interiorization is successful if the space can present the interior quality through the interior atmosphere through the presence of; Territory, Object Order, Lighting and Color, and Material Materiality. From feeling the atmosphere of space, humans can reject space when the quality of space cannot ensure their safety and security. In rejecting space, a mechanism for rejecting space can be found based on the qualities found in the space. From the mechanism of transformation, humans reject space based on changes in space. From the transition mechanism, humans reject space because they cannot perform activities other than circulation. From the mechanism of the presence of opposition, humans reject space because of differences in human expectations from what is perceived from space. It is hoped that this search can contribute to an understanding of the action of rejecting space."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hanifah Azzahra
"ABSTRAK
Literatur fiksi ergodik mengandung elemen yang sedikit berbeda dengan literatur fiksi nonergodik. Seiring dengan narasi, node, opsi, multi alur, hingga elemen periteks seperti tata letak dan jenis tulisan, menciptakan literatur fiksi ergodik secara keseluruhan. Keberadaan elemen-elemen ini menyebabkan terjadinya ragam gerakan pembaca ketika membaca. Gerakan-gerakan ini, baik disengaja maupun karena pilihan, menciptakan kebutuhan ruang bagi pembacanya. Tulisan ini akan mendiskusikan mengenai ruang membaca literatur fiksi ergodik House of Leaves (2000) karya Mark Z Danielewski. Pembaca memulai dengan gerakan membalik halaman secara periodis, dan semakin alur memuncak, usaha nontrivial diperlukan dalam membaca: meninjau kembali halaman-halaman, memutar orientasi, membawa buku lebih mendekat dan menjauh, dan pada titik tertentu memerlukan pembaca untuk membaca di depan cermin. Tujuan dari tulisan ini adalah untuk membuktikan bahwa narasi tidak hanya menjadi media representasi maupun pelengkap bagi arsitektur, sebaliknya, narasi dapat mendorong terbentuknya ruang arsitektur itu sendiri."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Angela Kristofani
"Skripsi ini membahas mengenai distopia dalam film dan kualitas distopia dalam ruang interior. Distopia merupakan konsep yang menggambarkan cacat pada suatu sistem berkehidupan yang menyebabkan tidak tercapainya kesejahteraan pada seorang individu. Konsep ini sering diangkat ke dalam film, yang lambat laun membentuk persepsi masyarakat mengenai konsep distopia. Film, sebagai produk sinematis yang dekat dengan gambaran kehidupan nyata dianggap mampu memberikan pengalaman ruang bagi penonton secara spasial. Interioritas yang dirasakan saat menonton film distopia memberikan pengalaman ruang yang negatif pada posisi seseorang dalam ruang interior. Melalui studi konsep distopia dalam interior film, didapatkan metode-metode yang menentukan kualitas distopia dalam suatu ruang interior pada kehidupan nyata.

This thesis discusses dystopia in film an the dystopian quality in interior space. Dystopia is a concept that portrays a defect in a society that affects the well being of an individual. This concept is often delivered in films, which slowly constructs the audiences rsquo perception about a dystopian society. Film, as a cinematic product that can deliver a depiction of reality is considered to be able to present an ambience and spatial experience to the viewer. The interiority that is felt during watching a dystopian movie provides a negative spatial experience to the viewer in an interior space. This study about dystopian concept found in interior space in films will obtain some methods that will later determine a dystopian quality in a real life interior space."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aisha Ardini
"Penggunaan media sosial dan munculnya kegiatan eating out telah menjadi penanda berkembangnya gaya hidup masyarakat. Perkembangan gaya hidup tersebut berkaitan dengan berkembangnya industri restoran dan kafe, sebagai contoh tempat eating out, khususnya dari segi desain. Hal itu menjadikan keduanya kini tidak lagi hanya sebagai tempat untuk memenuhi kebutuhan pangan, namun juga menjadi setting untuk merepresentasikan sesuatu melalui perilaku berpose. Desain ruang yang mengarah kepada elemen dan prinsip desain membentuk kualitas visual tertentu. Desain pada ruang menjadi pendukung serta batasan dalam perilaku berpose. Semua itu terekam dalam foto instagram yang dikategorikan menjadi foto yang berorientasi subjek dan/atau objek.

The use of social media and the rise of eating out activity have become symbol of people's lifestyle. Development of lifestyle is associated with the development of restaurant and cafe industry, as eating out places, especially in terms of design. Restaurant and cafe nowadays are not just places to fulfill the needs of food, but also settings to represent something through posing behavior. Space design leads to the elements and principles of design has created a certain visual quality. The designs support but yet restrict the posing behavior. These posings are captured on instagram photos which can be categorized into photos which have subject and/or object oriented."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S63703
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
R. Cecep Eka Permana, 1965-
"Tata ruang adalah khas pada setiap kelompok masyarakat. Konsep tata ruang suatu masyarakat banyak ditentukan oleh sistem budayanya yang meliputi pengetahuan, kepercayaan, norma-norma dan aturan-aturan yang berlaku dalam masyarakat yang bersangkutan. Tata ruang suatu masyarakat sering kali juga merupakan simbolisasi dari kenyataan slam dan sosial-budaya masyarakat tersebut.
Tata ruang penting dalam pembangunan terutama terkait dengan pembangunan pemukiman dan perwilayahan. Karena pada setiap masyarakat memiliki konsep tertentu tentang tata ruang. Dengan mengerti secara mendalam adat-istiadat tentang keruangan suatu masyarakat, niscaya program pembangunan yang berhubungan dengan pemukiman dan perwilayahan tidak bertentangan dengan pandangan dan kebutuhan masyarakat yang bersangkutan.
Dipilihnya Baduy sebagai obyek kajian ini karena: (I) merupakan salah satu kelompok masyarakat di Jawa Barat, yang khas dan unik yang berbeda dengan kelompok masyarakat lainnya, (2) masyarakat Baduy dianggap sebagai salah satu kelompok masyarakat di Jawa Barat yang masih memegang teguh adat istiadat leluhur, (3) masyarakat ini sebenarnya telah dikepung oleh modernisasi, namun sampai saat ini masih mampu menjaga adat istiadat mereka, dan (4) kajian tentang tata ruang masyarakat Baduy ini secara khusus belum banyak dilakukan.
Khusus mengenai kekhasan dan keunikan masyarakat Baduy ini secara nyata dapat dilihat pada rumah atau bangunan dan penataannya dalam suatu kampung. Di Baduy Dalam khususnya, rumah di mana-mana bentuk dan orientasinya sama. Penataan rumah dan bangunan-bangunan lainnya juga menunjukkan kesamaan antara satu kampung dengan kampung lainnya. Selain itu, gambaran penataan tersebut tercermin pula dalam penataan kawasan Baduy. Berdasarkan hal yang menarik tersebut, permasalahan yang dikaji adalah:
1. konsep apakah yang mendasari penataan ruang tersebut.
2. dengan adanya konsep tertentu dalam penataan ruang tersebut, bagaimanakah pengaruhnya terhadap pola perilaku
3. bagaimana `fungsi dan -makna ruang tersebut dalam kehidupan sosial budaya masyarakat Baduy.
Penelitian ini pada dasarnya bersifal deskriptif kualitatif-. Untuk memperoleh pengetahuan dan konsep yang masih hanyak mengikuti tradisi leluhur mereka, maka lokasi penelitian utama dilakukan di Baduy Dalam. Sedangkan sehagai pemhandingnya dilakukan pula di Baduy Luar. Data yang dikumpulkan meliputi data primer, herupa (1) DATA FISIK berupa bangunan-bangunan dan .alam lingkungan, dan (2) NON FISIK berupa ideologikal (ide, norma, yang ideal atau yang seharusnya) dan sosial (realitas perilaku masyarakat). Untuk memperoleh data FISIK dilakukan dengan cara observasi dan deskripsi. Sedang NON FISIK dilakukan dengan cara wawancara (ideologikal), serta observasi dan wawancara (sosial). Sementara itu, data sekunder yang dikumpulkan berupa kepustakaan yang berhubungan dengan topik kajian ini.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa penataan ruang Baduy mengacu pada konsep "Baduy sehagai pancer bumi" . Sehubungan dengan itu maka: (1) Baduydianggap sehagai pusat dunia, baik secara FISIK (awal penciptaan bumi dan asal usul manusia yang berpusat di Sasaka Domas), maupun secara MENTAL (pelindung dunia dan segala isinya), (2) Sebagai pusat bumi, Sasaka Domas menjadi orientasi atau arah 'kiblat', baik secara FISIK maupun NON FISIK. Selain itu, fungsi ruang dapat dilihat dalam dua hal, yaitu fungsi dalam hubungannya dengan pola pemanfaatan (ruang pribadi, sosial, sakral, dan profan), dan fungsi dalam kaitannya dengan pola waktu (ruang yang kontinyu, sewaktu-waktu, dan berubah-ubah).
Penataan ruang Baduy juga melahirkan suatu simbolisasi yang terwujud dalam klasifikasi dua, berupa (1) 'dalam-luar' yang memiliki makna teritorial (Baduy Dalam dan Baduy Luar), dan makna tingkat kesucian (Baduy Dalam lebih suci daripada Baduy Luar), (2) 'atas - bawah' yang memiliki makna pembagian dunia menjadi Dunia atas danDunia hawah, serta (3) 'tinggi - rendah' yang mengacu pada makna makna lantai atautempat yang tinggi dan rendah, tinggi dianggap lebih sakral dibanding rendah (pada letak rumah puun, lantai imah, tangtu); dan klasifikasi tiga berupa pembagian ruang menjadi 'atas-tengah- bawah' pada (I) 'buana luhur-buana tengah-buana handap', (2) pembagian rumah secara vertikal atap (dunia atas), badan (dunia tengah) dan kaki/ kolong (dunia hawah), dan (3) pelapisan masyarakat menjadi 'tangtu - panamping - dangka'."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nina Ardianti
"Sebuah ruang ada di dalam setiap kegiatan manusia, karena manusia tidak dapat terlepas dari ruang. Manusia mengakomodasi kebutuhannya dengan mewujudkan ruang menjadi sebuah tempat dengan berbagai karakteristik di dalamnya sehingga antara tempat yang satu dengan tempat yang lain berbeda dan dapat diidentifikasi oleh manusia. Dengan perlakuan yang berbeda maka akan pola perilaku manusia yang berkekegiatan di dalamnya juga tentu akan berbeda. Bergantung dari bagaimana masing-masing individu menginterpretasikan dan mengidentifikasi tempat tersebut. Salah satu cara pengidentifikasian itu adalah dengan memberikan batas sehingga orang dapat dengan mudah untuk mengenali. Tetapi bagaimanakah bila kita tidak memberikan batas yang umum? Apakah kita akan masih tetap dapat mengidentifikasikannya? Skripsi ini membahas tentang ruang transparan-apa yang disebut sebagai ruang transparan dan bagaimana manusia mengidentifikasikan sebuah ruang dan tempat."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
S48638
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Meydian Sartika Dewi
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
T41162
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dinda Nadira
"ABSTRAK

Arsitektur dan Tari menggunakan ruang sebagai medium untuk menghadirkan tempat bermakna bagi tubuh bereksplorasi secara bebas atau terpola. Ruang dapat bertransformasi dalam mengakomodir gerak yang terwujud akibat pemahaman dan pemaknaan seorang individu terhadap ruang itu sendiri. Seorang koreografer membutuhkan ruang untuk melakukan koreografi, sedangkan seorang arsitek menciptakan ruang dalam rancangannya. Setiap individu akan memaknai setiap ruang nyata dan ruang imajiner yang hadir di sekitarnya. Pemaknaan ini akan memberikan inspirasi penciptaan gerak tubuh dalam ruang. Seorang penari dapat merasakan ruang dengan caranya sendiri. Mereka memahami tubuhnya dan berinteraksi pada ruang melalui gerakan tari.


ABSTRACT

Architecture and Dance are using the space as a medium to present the meaningful space in which the body explores freely in a random or regular fashion. The space can be transformed to accommodate bodily movements as a result of an individual's understanding and meaning towards the space itself. A choreographer requires the space to perform a choreography, while an architect creates the space in his or her design. Every person will give meaning to any real as well as imaginary space present around him / her. The meaning inspires the creation of body movements in the space. A dancer can sense the space with his/her own way. They understand their bodies and interact with space through the dance movements.

"
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
S59872
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>