Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 208494 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Alfi Syahriyani
"Retorika dikenal dalam berbagai disiplin ilmu, khususnya dalam kajian filsasat, sastra, komunikasi politik, dan linguistik. Sejarah mencatat bahwa retorika telah menjadi kajian penting dalam pendidikan barat. Relasi kuasa menjadi salah satu hal utama yang dibicarakan dalam retorika politik. Barrack Obama merupakan presiden Amerika Serikat ke-44 yang memiliki kemampuan retorika yang diakui oleh dunia. Pada November 2010 silam, tujuh belas bulan setelah mewalat ke Mesir, Obama melakukan kunjungan ke Indonesia sebagai upaya untuk memperbaiki hubungan Amerika dengan Islam. Ia memberikan pidatonya di Universitas Indonesia dengan mengangkat beberapa isu penting, seperti demokrasi, pembangunan, dan agama. Kompas.com (09/11/10) mencatat bahwa pidato Obama di UI adalah pidato besar yang pengaruhnya setara dengan pidato Obama ketika di Kairo, Mesir. Penelitian ini akan menganalisis strategi retorika pidato Obama di UI yang terekam dalam transkripsi Gedung Putih dengan menggunakan pendekatan Analisis Wacana Kritis Norman Fairclough sebagai teori utama, dan teori hegemoni Gramsci sebagai teori pendukung. Hasil penelitian menunjukan bahwa strategi retorika yang dibangun oleh Obama berusaha menguatkan hegemoni pihak penutur (AS) terhadap audiens sasarannya, yaitu bangsa Indonesia dan komunitas muslim di dunia.

Rhetoric is known in various disciplines, particularly in philosophy, literature, political communication, and linguistics studies. An examination of existing literature shows that rhetoric has become a fundamental area of study in western education. The topic power relation is one of the main things discussed in political rhetoric. Barrack Obama, the 44th President of the United States, has great rhetoric ability recognized throughout the world. In November 2010, seventeen months after visiting Egypt, Obama visited Indonesia as one of his efforts to repair the relations between U.S.A and Islam. He delivered his speech at the University of Indonesia, raising three main issues: democracy, development, and religion. Kompas.com (11/9/10) noted that Obama's speech at UI is a great one, whose influence is equivalent to his speech delivered in Cairo, Egypt. This study will analyze the rhetorical strategy of Obama's speech transcription released by the White House, using Critical Discourse Analysis (CDA) as the main theory, and Gramsci's hegemony as the supporting theory. The results showed that Obama's rhetorical strategy tended to reinforce the hegemony of the author (U.S.A) toward the target audiences, which are the Indonesians and the world Muslim communities.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2011
S211
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Febrianisa Mutiara
"Retorika adalah suatu kajian yang membahas pidato sebagai suatu kesatuan linguistik yang melibatkan konteks tempat dibacakannya pidato tersebut, konteks audiens dari pendengar pidato tersebut, dan konteks tujuan yang diinginkan dari pembacaan pidato tersebut (Lauren, 1981). Retorika telah menjadi kajian penting dalam perpolitikan sejak jaman peradaban Yunani sebagai bentuk kekuasaan pengejawantahan kekuasaan dengan mengandalkan kemampuan orator untuk berbicara di depan umum dan logika argumentasi (Van Dijk, 1997). Retorika pidato ini menujukkan upaya pemerolehan kekuasaan dari seseorang kepada orang lain baik secara tersurat maupun tersirat. Dengan demikian, pidato harus dipahami secara utuh sehingga diketahui kepentingan yang disampaikan oleh pidato tersebut. Seringkali pendengarnya terlalu terpukau dengan pidato tersebut sampai tidak tahu bahwa Ia sedang diperalat secara langsung maupun tidak langsung. Dalam budaya pendidikan Barat, retorika menjadi sebuah kajian penting yang dipelajari selama berabad-abad sejak jaman Yunani kuno (Herrick, 2001:31) Masa awal berkembangnya pendidikan retorika di tengah masyarakat Yunani kuno diperkirakan dimulai pada abad ke-5 S.M. Sejarawan Richard Leo Enos mengungkapkan indikasi penerapannya di tulisan-tulisan Homer di abad ke-9 S.M. Secara umum, Enos melihat bahwa retorika dalam karya-karya Homer difungsikan melalui tiga aspek yaitu heuristik, eristik, dan protreptik (Ibid.). Heuristik dari retorika adalah bahasa difungsikan sebagai alat untuk mengungkap kesadaran atas suatu makna tertentu, sedangkan eristik menunjukkan bahwa bahasa dalam retorika memiliki kekuatan tertentu. Protreptik kemudian memfungsikan bahasa dengan kekuatan yang dimilikinya untuk mengarahkan orang lain sesuai kehendak pembicara. Ketiga hal inilah yang membedakan retorika dengan penggunaan bahasa sehari-hari. Tidak sekedar berkomunikasi dan ..."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2010
S14024
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Indraswari Pangestu
"Penelitian ini membahas pandangan dan keberpihakan mahasiswa di Indonesia yang diutarakan dalam teks opini, terhadap pelegalan pernikahan sesama jenis di Amerika Serikat. Teori analisis wacana kritis dari Norman Fairclough diterapkan sebagai alat analisis utama. Adapun teori argumentasi dari Toulmin dan teori metafungsional dari Halliday digunakan untuk menunjang analisis.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penulis opini menggunakan elemen argumen yang dinyatakan oleh Toulmin, yakni klaim, data, landasan, dukungan, modalitas, dan sanggahan. Selain itu, penulis teks juga memilih diksi dan menyusun gramatika untuk menekankan kebenaran. Terdapat tiga data yang digunakan untuk analisis. Berdasarkan ketiga analisis tersebut, dua mahasiswa dianggap cenderung berpihak kepada pelegalan pernikahan sesama jenis dan satu mahasiswa dianggap cenderung mendebat isu yang sama.

This study discusses the views and alignments of the students in Indonesia. Their opinion is expressed inside their text about the legalized same-sex marriage in the United States. The theory of critical discourse analysis of Norman Fairclough is applied as the main analysis tool. Toulmin's theory of argumentation and Halliday?s metafunctional theory are also being used to support the analysis.
The results showed that authors used the elements of argumentation expressed by Toulmin, such as claim, ground, warrant, backing, qualifier, and rebuttal. In addition, the author of the text also chose a unique diction and compiled-grammar to emphasize the truth. There are three data used for the analysis. Based on the analysis, two students considered likely to side with the legalization of same-sex marriage and one student is considered likely to debate the same issue.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2016
S61766
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pandu Wicaksono
"ABSTRAK
Sebagai rangkaian kunjungannya ke Amerika Serikat, setelah menghadiri forum
G-20, Presiden Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) berpidato di
Universitas Harvard. Salah satu tujuannya adalah merespons pidato pidato
Barrack Obama di Kairo. Dalam pidato yang berjudul ?Toward Harmony among
Civilizations? tersebut, SBY menyampaikan sembilan langkah yang dapat
diterapkan untuk mencapai keharmonisan antar peradaban. Selain penjabaran
langkah-langkah tersebut, SBY juga membangun retorika hubungan komunitas
Muslim, terutama Indonesia, dengan Amerika. Penelitian ini mencoba
menjabarkan formasi retorika, strategi, serta motivasi yang dibangun oleh SBY.
Dengan pendekatan analisis wacana kritis dengan didukung oleh teori benturan
peradaban, penelitian ini menemukan adanya kecenderungan untuk memperkuat
citra Indonesia di mata dunia alih-alih memposisikan Islam sebagai rekan
Amerika dalam mencapai perdamaian dunia.

Abstract
After attending the G-20 forum, the president of Indonesia, Susilo Bambang
Yudhoyono (SBY) gave a speech in Harvard University as one of his activities in
the United States of America. It is also a response to Barrack Obama?s speech in
Cairo. Through his speech, which titled ?Toward Harmony among Civilizations?,
SBY presented nine imperatives to achieve harmony. Besides, he also built
rhetoric of relationship between Muslim community, especially Indonesia, and
America. This study aims to elaborate rhetoric formation, strategy, and motivation
which are built by SBY. By using critical discourse analysis approach and clash of
civilization theory, it discovers that there is a tendency to strengthen the image of
Indonesia instead of arranging Islam as a partner of America to attain world?s
peace."
Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2012
S43565
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Dennie Sastrapradja
"Tesis ini membahas pesan terkait keluarga dalam retorika pidato dari presiden terpilih Amerika Serikat ke-44 Barack Obama yang pertama kali dalam sejarah, merupakan keturunan kulit hitam atau mixed-race. Pesan tentang keutuhan keluarga serta peran orang tua tunggal mengambil data dari lima buah teks pidato Presiden Obama di era kepemimpinan pertama yakni tahun 2008-2012. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif dengan dasar teori Retorika Aristoteles dan lima pertanyaan teoritik model komunikasi Harold D. Laswell yakni siapa, berkata apa, menggunakan media apa, kepada siapa, dan apa pengaruhnya serta pendekatan-pendekatan lainnya. Dari hasil penelitian ini diperoleh bukti bahwa pesan tentang keutuhan keluarga serta peran orang tua tunggal yang dibungkus narasi politik American dream yang dilakukan Obama masih relevan diutarakan di zaman modern dengan tantangan yang begitu kompleks ini. Masyarakat Amerika Serikat nyatanya tetap membutuhkan hal-hal baik dan ideal yang diutarakan oleh seorang pemimpin negara melalui retorika pidato yang disampaikannya.

This thesis examines family related messages in the rhetoric speech of US President-elect Barack Obama 44th which for the first time in a history, is a descendant of black or mixedrace. Messages on the family unity and the role of single parent are retrieved as data from five text of the speech of President Obama in the first leadership era 2008-2012. The method used is qualitative based on Aristotle Rhetoric theory and the Harold D. Laswel?s model, specifically looking at top five theoretical questions that are: who, says what, in which channel, to whom, and with what effect and other approaches. The results of this study showed evidences that the message of family unity and the role of single parent wrapped up in the political narrative of the Obama?s American Dream is still relevant in this modern era . US society, in fact still requires, such ideals to be expressed by a head of state through the rhetoric speeches ."
Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2016
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Petrus Kanisius Kurniawan Jemadi
"Tesis ini mengangkat kampanye akal sehat sebagai salah satu wacana yang berkembang dalam Pemilu 2019. Retorika sebagai seni memengaruhi digunakan sebagai metode dalam mengkampanyekan akal sehat. Dalam tesis ini, retorika yang dikonseptualisasikan tidak hanya memuat retorika tradisonal Aristoteles, tetapi juga retorika dalam dunia pasca-kebenaran. Locus analisis tesis ini menggunakan retorika yang disampaikan Gerung dalam Diskusi Publik yang diselenggarakan Lintas Komunikasi Alumni Jerman (Linkom Aljer) pada Jumat 08 Februari 2019 di Kalibata, Jakarta Selatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengkritisi makna akal sehat dalam retorika Gerung dan membongkar orientasi politik yang menggerakkan komunikator. Metode Analisis Wacana Kritis digunakan untuk mendekati objek penelitian pada tiga level berbeda: level teks, level praktik diskursif, dan level sosio-kultural. Hasil penelitian menunjukkan bahwa akal sehat dalam retorika Gerung pertama-tama bermakna sebagai kapasitas dalam menilai realitas. Penilaian atas realitas yang mengabaikan data dan fakta sebagai rekan episteme menjadikan kampanye akal sehat tersebut jatuh pada kecenderungan retorika pasca-kebenaran. Selain itu, tesis ini menunjukkan bahwa orientasi di balik retorika Gerung bercorak personal dan politis-strategis sekaligus.<

This thesis discusses about the campaign of common sense as a part of the developing discourses in Indonesian Election 2019. Rhetoric as an art of persuade is used as a method in campaigning common sense. The rhetoric concepted inside this thesis consist three main elements of communicator as contained in Aristotles rhetoric. There are ethos (ethic and credibility), pathos (emotional attachment), and logos (logic). In addition, common sense discourse is placed in the context of rhetoric in the post-truth world. Locus of analysis in this thesis is the rhetoric delivered by Gerung in a public discussion organized by Linkom Aljer on January 08, 2019. We use Norman Faircloughs Critical Discourse Analysis to uncover the meaning of common sense in Gerungs rhetoric and the orientation that drives communicators in discourse of common sense. For this reason, we use a three-dimensional analysis of the Fairclough model in approaching Gerungs rhetoric. The results of this study indicate that first of all, common sense in Gerungs rhetoric means as a capacity in assessing the reality. The assessment of reality that ignores data and facts makes the common sense campaign fall to the tendency of post-truth rhetoric. In addition, this thesis shows that the orientation behind Gerungs rhetoric is both personal and political-strategic at the same time."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2020
T55044
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Syaeful Mujab
"Penelitian ini menganalisis upaya yang dilakukan oleh pemerintahan Presiden Barack Obama dalam membangun tata kelola pemerintahan yang terbuka dan akuntabel melalui program open data. Penelitian ni menggunakan metode kualitatif dengan data sekunder. Skripsi ini menggunakan teori Yu dan Robinson tentang kuadran sifat data untuk menganalisis apakah open government data pemerintahan Obama dapat mewujudkan akuntabilitas politik. Temuan penelitian memperlihatkan bahwa open data pemerintahan federal Amerika Serikat di bawah kepemimpinan Obama berhasil memperbaiki transparansi, aksesibilitas, dan pelayanan publik dalam bentuk data namun belum dapat menghadirkan akuntabilitas melalui partisipasi publik dalam urusan pemerintah. Penyebabnya adalah tidak dipublikasikannya core political data sebagai sarana membangun ruang diskursus dan partisipasi publik dalam pengambilan keputusan pemerintah. Hal ini membuat warga Amerika Serikat merasa open data tidak berhasil membuat pemerintah membuat keputusan publik yang lebih baik dan warganya merasa terlibat dalam urusan pemerintah.

This research analyzes the efforts made by the administration of President Barack Obama in building open and accountable governance through open data program. This research uses qualitative method with secondary data. This Sarjana thesis uses Yu and Robinson 39 s theory about data quality quadrants to analyze whether open government data of the Obama administration can achieve political accountability.The research findings show that the US federal government 39 s open data under Obama 39 s leadership has improved transparency, accessibility and public services in the form of data but has not yet been able to bring accountability through public participation in government affairs. The cause is not the publication of core political data as a means of building discourse space and public participation in government decision making. This makes US citizens feel that open data is unsuccessful in making the government make better public decisions and citizens feel involved in government affairs.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Silalahi, Ronald Maraden Parlindungan
"ABSTRAK
Pendidikan di Indonesia diarahkan pada tujuan untuk mengembangkan keterampilan dan karakter melalui program-program berkualitas tinggi. Namun, tujuan ini tidak sejalan dengan manajemen pendidikan di Indonesia. Sehubungan dengan fenomena tersebut, penelitian ini bertujuan untuk menganalisis konsep pendidikan Indonesia yang disampaikan oleh presiden Indonesia dalam pidato-pidato kenegaraan. Untuk mencapai tujuan ini, analisis deskriptif kualitatif dilakukan atas 46 pidato presiden Indonesia dalam rangka memperingati hari kemerdekaan Indonesia sejak tahun 1968 yang dipimpin oleh Presiden Soeharto sampai 2015 yang dipimpin oleh Presiden Joko Widodo. Analisis dilakukan atas konstituen-konstituen yang mengandung konsep pendidikan. Konstituen yang mengandung konsep pendidikan dianalisis dengan menerapkan tiga dimensi analisis Fairclough, yang mencakupi deskripsi linguistik, interpretasi wacana, dan eksplanasi wacana. Penulis menemukan bahwa konsep pendidikan yang disampaikan oleh tiap-tiap presiden merupakan jawaban atas masalah sosial yang tengah terjadi pada setiap era pemerintahan. Oleh karena itu, konsep pendidikan sejalan dengan visi dan misi pemerintah. Secara menyeluruh konsep pendidikan ini berkaitan erat dengan tujuh gagasan dasar, yaitu pembangunan pendidikan, aksesibilitas pendidikan, pengarahan pendidikan, mutu pendidikan, pendidikan keterampilan, serta pendidikan politik, moral, dan karakter, serta anggaran pendidikan.

ABSTRACT
Human being is always involved in educational processes. Indonesian education is aimed to develop skills and characters by performing high quality education. However, this objective is not in line with educational management. In fact, many policies are poorly managed. Regarding to this phenomenon, the research aims to reconstruct Indonesian educational concepts delivered by the six presidents of Indonesia in their presidential speeches. In order to achieve this objective, a descriptive qualitative analysis was performed on 46 Indonesian presidential speeches commemorating the independence day of Indonesia from 1968, which was governed by President Soeharto to that of 2015, governed by President Joko Widodo. The research was conducted on the constituents reflecting the concept of education. The constituents were analyzed by using Fairclough rsquo s three dimensional analysis, incorporating linguistic description, discourse interpretation, and socioculturalexplanation. The writer realizes that the concept of education communicated by the presidents is the reflection of social issues in each period. Therefore, it must be in line with government rsquo s vision and mission. Overall, the concept of education is closely related to seven ideas, namely the development of education, education accessibility, education regulation, the quality of education, education for skills, politic, moral, and character education, and budget allocation for education."
2017
D2358
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Indriawaty
"ABSTRAK
Tesis ini membahas pesan ideologis yang disampaikan oleh Presiden Soeharto di awal kepemimpinannya. Presiden Soeharto adalah Presiden RI ke-2 yang memimpin Indonesia selama 32 tahun. Wacana pidato ini disampaikan di Manado pada bulan Oktober 1967. Presiden Soeharto melakukan kunjungan ke Manado, Sulawesi Utara, sebagai upaya untuk menyampaikan berbagai usaha yang sedang dan akan dilakukan oleh pemerintahan baru. Di awal kepemimpinannya, pidato merupakan salah satu cara berkomunikasi Presiden Soeharto kepada rakyat Indonesia yang bertujuan menyampaikan nilai ideologi dan cita-cita Orde Baru. Penelitian ini menganalisis berbagai pesan ideologis yang termuat dalam transkripsi wacana pidato Presiden Soeharto dengan menggunakan analisis wacana kritis Norman Fairclough. Pengonstruksian frasa, klausa, dan kalimat merupakan strategi Presiden Soeharto dalam menyampaikan pesan ideologis, baik secara tersurat, maupun secara tersirat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa strategi yang dibangun oleh Presiden Soeharto dalam pidatonya memperlihatkan hubungan kuasa antara dirinya dan rakyat Sulawesi Utara.

ABSTRACT
The thesis analyses the ideological messages delivered by President Soeharto at the beginning of his presidency. Soeharto was the second president ruling Indonesia for 32 years. The speech was delivered in Manado in October 1967. President Soeharto visited Manado, North Sulawesi, as an effort to tell about the things that had been and would be carried out by the new government. At the early period of his presidency, one of the ways used by President Soeharto to communicate to Indonesian people was delivering speech. This way was aimed at conveying the ideological values and ideals of the New Order. This research analyses various ideological messages contained in the transcript of the speech discourse of President Soeharto by using critical discourse analysis of Norman Fairclough. The construction of the phrases, clauses, and sentences was the strategy used by President Soeharto in conveying the ideological messages, either implicitly or explicitly. The result of the research indicates that the strategy used by President Soeharto in his speech showed the power relations between him and the people of North Sulawesi."
Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2013
T35944
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dzatul Lulu
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan gagasan pokok pidato Muhammad Mursi di Majelis Umum Ke-67 PBB dan menjelaskan strategi kebahasaan yang digunakan dalam membangun relasi kuasa terhadap para pendengar. Pidato tersebut disampaikan dengan menggunakan bahasa Arab. Metode yang digunakan adalah metode kualitatif dengan ancangan Analisis Wacana Kritis AWK yang dikembangkan oleh Fairclough 2010 . Ancangan tersebut digunakan sebagai teori utama dan melibatkan teori lainnya, seperti kaidah makro van Dijk 1980 , gramatika fungsional sistemik Halliday 2014 , komponen makna Nida 1979 , praanggapan Yule 2010 , dan relasi kuasa Foucault 2008 serta Fairclough 2015 . Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat dua gagasan pokok, yaitu identitas Muhammad Mursi sebagai Presiden Mesir pascarevolusi dan perjuangan visi Mesir baru untuk Mesir dan dunia. Selanjutnya, penggunaan diksi berdaya kuat, penggunaan modalitas epistemik dan partikel interjeksi yang berfungsi imperatif, penggunaan partikel dan nomina emfatik, pernyataan identitas orator, penggunaan pengetahuan, dan pelesapan beberapa partisipan merupakan strategi kebahasaan yang digunakan orator dalam membangun relasi kuasa.

ABSTRACT
This study aims to reveal the main ideas of Muhammad Mursi rsquo s speech at the 67th United Nations General Assembly and to explain the language strategies which are used to establish power relations to the hearers. That speech was delivered in Modern Standard Arabic. The method used in this research is qualitative method. This study employs Faiclough rsquo s 2010 Critical Discourse Analysis CDA as the core theory. CDA used as the core theory involves the other theories, for instance, van Dijk rsquo s 1980 macro rules, Halliday rsquo s 2014 functional grammar, Nida rsquo s 1979 components of meaning, Yule rsquo s 2010 presupposition, and the theory of power relations by Foucault 2008 and Fairclough 2015 . The result shows that there are two main ideas, namely Muhammad Mursi rsquo s identity as President of Egypt after revolution and the struggle of the new Egypt visions for Egypt and the world. Furthermore, using powerful diction, using epistemic modalities and interjectional particles functioning imperatives, using emphatic particles and nouns, stating the identity of the orator, using knowledge, and deletion of several participants were the language strategies used to build power relations."
2016
T47048
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>