Ditemukan 24051 dokumen yang sesuai dengan query
Yunus Amirhamzah
Jakarta : Puspita Sari Indah, 1993
928 YUN h (1)
Buku Teks Universitas Indonesia Library
Junus Amir Hamzah
"Tudjuan dari tulisan ini ialah berusaha membitjarakan Hamka sebagai pengarang roman dan menindjau latar belakang alam pikiran jang diutarakan melalui roman-romannja itu dan seterusnja menempatkan Hamka diantara pudjangga sastra Indonesia modern. Untuk mentjapai tudjuan itu, semua hasil karja sastra Hamka dikumpulkan, kemudian diteliti mana hasil kerja jang berbentuk sadjak, tjerita pendek, novel, roman biografi dan autobiografi. Dan karena tugas saja hanja membitjarakan Hamka sebagai pengarang roman, maka akan dipusatkan perhatian kepada djenis sastra jang berbentuk roman sadja. Untuk mengetahui karangan mana dari karja sastra Hamka jang dapat digolongkan kedalam djenis roman, maka terlebih dahulu akan diterangkan apa jang dimaksud dengan roman itu sesungguhnja, tetapi sebelum sampai kepada pengertian roman itu, akan diuraikan lebih landjut tentang tjara-tjara jang dipakai dalam menjusun karangan ini. Telah dikatakan bahwa dengan pengertian roman jang akan diuraikan dibawah ini segera ternjata mana karangan Hamka jang dapat digolongkan kedalam djenis roman dan mana jang tidak. Kemudian roman-roman tersebut dibatja dengan seksama, lalu ditjoba mentjari aspek-aspek jang terkandung didalamnja. Untuk itu disediakan beberapa bab sebagai tempat kupasannja. Dalam bab I diterangkan alam pikiran jang terkandung didalam tjerita Hamka dan kemudian sesuai atau tidakkah alam pikiran itu dengan djalan tjerita, gaja dan perwatakan dari tokoh-tokoh utamanja. Bab itu diberi nama 'Roman-roman Hamka dan Adjaran tentang Takdir'"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1963
S10897
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Estu Murniasih
"
ABSTRAKAnalisis ini bertujuan mengungkapkan aspek aspek sosial budaya dua tokoh wanita yang ada dalam novel karangan Hamka, Merantau Ke Deli. Metodenya menggunakan metode deskriptif analitis dan pendekatan intrinsik. Aspek - aspek sosial budaya tokoh yang digunakan mengacu langsung pada isi atau kenyataan dalam novel itu sendiri. Aspek - aspek tersebut adalah : 1. Pendidikan tokoh wanita, 2. Kedudukan tokoh wanita dalam keluarga, 3. Kelompok sosial dan peranan tokoh wanita, serta 4. Nilai budaya yang mendasari sikap hidup tokoh wanita. Keempat aspek ini berasal dari buku Tokoh Wanita dalam Novel Indonesia Tahun 1920-1980-an oleh Anita Rustapa dkk
"
1996
S10854
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Ramadhan Syukur
"Analisis mengenai masalah kawin adat yang terjadi dalam masyarakat Minangkabau melalui beberapa karya Hamka, dilakukan dengan tinjauan sasiologi sastra. Tujuannya ialah untuk mengetahui seberapa jauh terjadinya perbenturan antara adat dengan realitas sosial. Dari sembilan buah karya sastra yang pernah ditulis Hamka, hanya empat yang dipergunakan sebagai bahan analisis. Pemilihan ini didasarkan atas adanya kaitan masalah-masalah perkawinan antara karya yang satu dengan yang lin.
Hasilnya menunjukkan bahwa empat karya tersebut memang memperlihatkan adanya perbenturan antara adat dengan realitas sosial. Dalam hal ini, Hamka baru menampilkan sisi negatif dari pelaksanaan adat, khususnya masalah jodoh, perkawinan, dan harta. Hamka sama sekali belum menampilkan sisi positif adat Idinangkabau. Oleh sebab itu, dapatlah disimpulkan bahwa empat karya tersebut bukan merupakan cerminan yang utuh masyarakat Minangkabau. Namun, pelaksanaan adat yang tidak semestinya tetap akan merugikan masyarakat dan lingkungannya."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1988
S-Pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 1994
922.99 HAM
Buku Teks Universitas Indonesia Library
Jakarta: Uhamka Press, 2008
923.6 BUY (1)
Buku Teks Universitas Indonesia Library
Jakarta: Panji Masyarakat, 1982
922.97 PER
Buku Teks Universitas Indonesia Library
"Ketika menulis bukunya yang terkenal, "Tasawuf Modern", Hamka sesungguhnya telah meletakan dasar-dasar sufisme baru di tanah air. Dalam buku ini terdapat alur pemikiran yang memberi penghargaan yang wajar kepada penghayatan esoteris Islam yang tetap dalam kendali ajaran-ajaran standar syariah dan menekankan perlunya perlibatan diri dalam masyarakat. Berbeda dengan "Sufisme Klasik" yang menganut faham isolatif (i'tizaliyah) yaitu menjauh dari masyarakat. Jadi, "Sufime modern" yang dianut Hamka menekankan pada perbaikan akhlak dan keterlibatan langsung pada masyarakat secara permanen. Karena itu, tegas Hamka, tasawuf diperlukan oleh masyarakat. Pemikiran tasawuf Hamka berbeda dengan faham tradisionalis. Ada pikiran dan gagasan baru dalam tasawuf yang dibaewa Hamka. Dalam faham Tasawufnya, Hamka tidak pernah memisahkan antara urusan dunia dan akhirat. Hamka termasuk ulama yang mengkritik keras faham tasawuf yang anti dunia dan cenderung menjauhkan diri dari persoalan yang dihadapi masyarakat. bentuk tasawuf pembaharuan Hamka yang ada dalam :Tasawuf Modern" berbeda dengan yang lain. Tasawuf Modern Hamka sebenarnya sama dengan Neo-Sufisme. Beliau perintis Neo-Sufisme di Indonesia"
JTW 1:2 (2012)
Artikel Jurnal Universitas Indonesia Library
Muhammad Nazar Muhdi
Jakarta: HSP (Swadaya Putra), 2012
297.74 MUH i (1)
Buku Teks Universitas Indonesia Library
Arif Pradono
"Menempatkan kedudukan agama yang jelas di dalam masyarakat merupakan salah satu masalah yang harus dihadapi oleh negara-negara dengan mayoritas penduduk beragama islam, khususnya sejak akhir abad 19. Di Indonesia sendiri. perdebatan tentang hubungan antara agama dan negara dalam pemikiran politik islam telah mengalami puncaknya selama dasawarsa 1950-an. Selama rentang periode 10 tahun tersebut banyak intelektual muslim yang berbicara tentang 'negara berdasarkan islam', khususnya dalam _sidang-sidang Dewan Konstituante. Salah seoranq diantara mereka adalah Hamka. Konsep negara dalam pemikiran Hamka selama periode 1950-an adalah negara yang berdiri atas dasar 'Kedaulatan Ilahi'. Konsep ini yang disebut aliran integralistik berbeda - paling tidak - dengan dua paham lainnya yang juga berbicara tentang hubungan antara agama dan negara. yaitu aliran simbiotik dan aliran sekularistik Bila aliran simbiotik mengatakan bahwa agama dan negara berhubungan timbal balik dan saling memerlukan sedangkan aliran sekularistik mengajukan pemisahan antara agama dan negara. maka aliran integralistik justru mengatakan bahwa antara agama { islam } dengan negara tidak dapat dipisahkan. Alasannya adalah islam. sebagai sebuah agama, telah meliputi bukan saja tuntutan moral sebuah agama. telah meliputi bukan raja tuntutan moral dan peribadatan melainkan juga petunjuk-petunjuk mengenai Cara mengatur sega1a aspek kehidupan politik. ekonomi dan sosial. Pendek kata, islam merupakan suatu agama yang sempurna dan amat lengkap."
Depok: Universitas Indonesia, 1994
S12220
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library