Ditemukan 44935 dokumen yang sesuai dengan query
Depok: Fakultas Sastra. Universitas Indonesia, 1996
499.22 FRE
Buku Teks Universitas Indonesia Library
Sutejo
Jakarta: Pusat Bahasa Depdiknas, 2000
499.22 SUT k
Buku Teks Universitas Indonesia Library
Depok Fakultas Sastra Universitas Indonesia 1994
LAPEN 01 Muh k
UI - Laporan Penelitian Universitas Indonesia Library
Rima Sari
"Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan potensi kosakata slang anak jalanan di daerah Klender dalam memperkaya kosakata bahasa Indonesia. Untuk mencapai tujuan tersebut, penulis harus mengumpulkan dua macam data yang dilakukan secara bertahap yaitu:1. data kosakata slang anak jalanan. Data ini diperoleh melalui observasi atau pengamatan di lapangan selama empat bulan. Dalam jangka waktu tersebut, penulis menemukan 56 kosakata slang anak jalanan, yang kedua 2. data keberterimaan masyarakat terhadap kosakata slang anak jalanan. data ini diperoleh melalui kuesioner yang disebar ke masyarakat tutur bahasa Indonesia di luar komunitas anak jalanan. Jika dilihat dari isinya,kuesioner ini membandingkan keberterimaan 25 kata slang anak jalanan dengan 25 kata `baru' yang dikeluarkan oleh Pusat Bahasa.Pembahasan mengenai potensi mengembangkan kosakata slang anak jalanan ke dalam kosakata bahasa Indonesia menghasilkan dua kesimpulan sebagai berikut: dengan menggunakan metode kuantitatif, basil kuesioner dapat dikelompokkan menjadi tiga tingkatan, yaitu : a. tingkat keberterimaan rendah (0-24%). Jumlah kosakata slang anak jalanan dalam kelompok ini lebih banyak dibandingkan kosakata `baru' yang dikeluarkan Pusat Bahasa, b. tingkat keberterimaan menengah (25-45%). Dalam tingkatan ini tidak ada satupun kosakata slang anak jalanan yang diterima masyarakat jika dibandingkan dengan keberterimaan 11 kata `baru' yang dikeluarkan Pusat Bahasa, c. tingkat keberterimaan tinggi (46-100%). Dalam tingkatan ini, penulis menemukan jumlah kosakata slang anak jalanan Iebih banyak dibandingkan kosakata `barn'. Hal ini berarti bahwa sebagian besar masyarakat telah menerima 7 kata slang anak jalanan disamping 2 kata `baru'. Hasil kuantitatif di atas menunjukkan bahwa kosakata `baru' yang dikeluarkan oleh suatu lembaga bahasa resmi tidak menjamin kosakata tersebut diterima oleh masyarakat."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2002
S11052
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Rien Hermawaty
"Kosakata amat penting keberadaannya dalam suatu bahasa. Bahkan dapat dikatakan kosakata adalah bahasa itu sendiri karena kosakata digunakan dalam setiap kegiatan berbahasa. Objek penelitian ini adalah ajaran kosakata dalam buku ajar bahasa Indonesia (Pelajaran Berbahasa Indonesia untuk SMA jilid 1, 2, dan 3). Dengan anggapan bahwa buku ini dapat mewakili buku-buku ajar bahasa Indonesia yang ada, dan telah diterapkan dalam pengajaran bahasa Indonesia di sekolah. Penelitian ini bertujuan mengetahui bagaimana ajaran kosakata dalam buku ajar Pelajaran Berbahasa Indonesia dan kesesuaiannya dengan kurikulum. Untuk mengetahui hal itu diteliti frekuensi kemunculan kata, kemunculan kata dalam konteks kalimat, kesesuaian dengan kurikulum. Uji pendapat Nababan, Nation, Dale dan tabel uji Williams menjadi hasil akhir penelitian ini.Melalui penelitian ini terbukti bahwa ajaran kosakata dalam buku ajar Pelajaran Berbahasa Indonesia kurang memenuhi syarat. Yaitu kosakata yang disajikan belv memperhatikan frekuensi kemunculan kata, proporsi terra, variasi bentuk latihan dan tugas. Walaupun dari frekuensi kemunculan kata jumlah kata (token) 361.661 dan jenis kata (rope) 33.520 yang ada di dalam buku ajar Pelajaran Berbahasa Indonesia jilid 1, 2, dan 3 sudah memenuhi syarat. Kesesuaiannya dengan kurikulum pun masih kurang karena berdasarkan analisis kesesuaian kosakata dengan tema masih ada kosakata yang disajikan tidak sesuai dengan tema. Para penulis buku yang akan datang hendaknya memperhatikan aspek-aspek kelemahan pada buku ini dengan lebih memperhatikan penyajian ajaran kosakata. Terutama pada peinbelajaran perilaku kata gramatikal karma kata -kata gramatikal banyak yang frekuensi kemunculannya tinggi. Kata-kata gramatikal ini memiliki perilaku gramatikal tertentu yang dapat dipelajari oleh pemelajar. Sehingga diharapkan akan lebih memudahkan pemelajar dalam kegiatan-kegiatan berbahasanya, seperti dalam membaca, menulis, berbicara, maupun menyimak.
Vocabulary is very Important in a language. Indeed, vocabulary is the language itself because it is used in every language activities. The object of this research was vocabulary in bahasa Indonesia lesson books (Pelujarun Berhahusa Indonesia for Senior High School Volume 1, 2, and 3). It was expected that the lesson books represented all bahasa Indonesia lesson books and had been applied in Senior High School teaching learning process. This research aimed at knowing how vocabulary was presented in lesson books Pelujaran Berbahasa Indonesia and its relevancy with the curriculum. Nababan, Nation, Dale statement's test and Williams test's table became the results finding of this research.This research proved that vocabulary in lesson books Pelajaran Berbahasa Indonesia were not adequate. Vocabulary presented did not count word occurrence frequency, theme proportion, exercise and practice variations. Although from the words occurrence frequency, there were 361.661 tokens and 33.520 types that existed in the Senior High School lesson books volume 1, 2, and 3 were adequate. The relevancy with the curriculum were not adequate because according to relevancy vocabulary with theme analysis there are still vocabulary which presentation were not relevance with theme. In the future, it is expected that the lesson book writers pay attention to the weaknesses of the lesson books being analysed by taking a note on the vocabulary presentation. Furthermore, this also applies in grammatical word attitude learning because the occurrence of grammatical words are high. These grammatical words have specific attitude which can be learnt by learners. Therefore, knowing these attitude help the learners easy doing their language activities such as reading, writing, speaking, and listening."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2005
T37416
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Sirait, Irma Hafiza
"Penelitian mengenai kosakata baru bahasa Indonesia yang muncul dalam KOMPAS tahun 2006 dari bulan Januari hingga Desember 2006.. Tujuannya adalah mengklasifikasikan kosakata baru tersebut berdasarkan proses pembentukannya. Pengumpulan data dilakukan melalui observasi tidak langsung melalui situs internet. Cara pengolahan dan penganalisisan data dijelaskan. Hasil menunjukkan bahwa 309 dari 370 kosakata merupakan kosakata baru. Sisanya dapat berupa kata yang merupakan variasi dari kata yang sudah terdaftar di dalam kamus, kata yang sudah lama digunakan oleh masyarakat tetapi belum tercantum dalam KBBI dan KUBI, kata yang dapat diprediksi kemunculannya (memiliki pola yang sama dengan beberapa kata yang ada dalam kamus), dan yang terakhir merupakan kata yang benar-benar baru yang belum terdaftar dalam kamus yang diperiksa oleh penulis. Berdasarkan hasil penelitian dari satu sumber data ini menunjukkan bahwa bahasa Indonesia terus berkembang, baik dengan tumbuhnya kata baru, hilangnya kata lama yang digunakan, maupun masuknya serapan serapan-serapan asing untuk mewakili sebuah konsep."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2007
S10976
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Samuel, Jerome
Jakarta: KPG (Kepustakaan Populer Gramedia), 2006
499.221 SAM k
Buku Teks Universitas Indonesia Library
Termiorshuizen, Gerard
Jakarta , 1981
R 439.313 Ter k
Buku Referensi Universitas Indonesia Library
Sa`idatun Nishfullayli
"Penelitian ini adalah penelitian Semantik Leksikal dengan topik "Analisis Kontrastif Makna Kosakata Emosi Malu pada Bahasa Indonesia dan Bahasa Jepang". Penelitian ini mengkolaborasikan teori semantik leksikal dan teori perbandingan komponen emosi dalam ilmu Psikologi. Penelitian ini bertujuan menemukan persamaan dan perbedaan makna antara kosakata emosi malu bahasa Indonesia dan bahasa Jepang, baik dalam tataran konsep maupun praktik berbahasa. Oleh karena itu, kegiatan yang dilakukan adalah menjaring kosakata emosi malu dalam bahasa Indonesia dan bahasa Jepang, mengidentifikasi komponen makna, menentukan relasi makna, menyusun konfigurasi leksikal, serta mengkontraskan makna antara kosakata emosi malu bahasa Indonesia dan bahasa Jepang. Dari delapan (8) kata emosi malu bahasa Indonesia dan sembilan (9) kata emosi malu bahasa Jepang yang dianalisis, dihasilkan relasi hiponimi, sinonimi, dan pertelingkahan pada kosakata emosi malu bahasa Indonesia; serta relasi hiponimi dan pertelingkahan pada kosakata emosi malu bahasa Jepang. Kontras makna menghasilkan persamaan dan perbedaan makna di antara kosakata malu kedua bahasa tersebut. Secara umum makna kata malu dan hazukashii adalah sama, yaitu perasaan tidak enak hati, rikuh, rendah, yang disebabkan anteseden, seperti: berbuat salah, mememiliki kekurangan, menerima perhatian positif maupun negatif. Perbedaanya terlihat dalam hal konsep "malu" yang dimiliki oleh masing-masing bahasa itu sendiri. Kata malu dalam bahasa Indonesia dapat dipicu oleh situasi yang menyebabkan subyek (pelaku) merasa tidak enak (sungkan) karena berinteraksi dengan orang lain yang berbeda strata sosialnya, sedangkan hazukashii (malu) dalam bahasa Jepang dipicu juga oleh perasaan berdosa sebab melakukan perbuatan yang bertentangan dengan hati nurani, atau melanggar nilai dan norma yang berlaku. Perbedaan konsep tersebut terbukti disebabkan oleh perbedaan latar belakang budaya penutur bahasa Indonesia dan bahasa Jepang.
The topic of this Lexical Semantic research is "Contrastive Analysis of Shame Emotion Words Meaning in Indonesian and Japanese Language". This research collaborates lexical semantic theory and Psychology's comparison of emotion component theory. This reasearch aims to find similarities and differences between shame emotion word meaning in Indonesian and Japanese language, both in concept and practice of language level. Therefore, the activities undertaken are, captures shame emotion words in Indonesian and Japanese, identifies semantic components, determines sense relations, compiles lexical configuration, as well as contrasts the meaning of the shame emotion words of Indonesian and Japanese. Among eight (8) shame emotion words in Indonesian and nine (9) Japanese embarrassed emotion words that were analyzed, resulting hyponymy, synonymy, and incompatibility, and sense relations of hyponymy and incompatibility in Japanese. Meaning contrast shows similarities and differences of meaning between Indonesian's and Japanese's emotion words of shame. In general, the meaning of malu and hazukashii is the same, i.e. feeling uncomfortable, awkward, feel inferior, caused antecedents, such as: doing wrong/bad, having weaknesses, receiving positive or negative exposure. The difference appears in concept of 'shame' which is owned by each of the language itself. The word malu can be triggered by a situation that causes subject feels uncomfortable when interacting with other people from different social strata, while hazukashii (shame) is triggered by guilty feeling for acting or doing something which is contrary to conscience, or violating the values and norms. That differences caused by the differences of cultural background of Indonesian and Japanese speakers."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2012
T31493
UI - Tesis Open Universitas Indonesia Library
Sugiarti
"
ABSTRAK
Tujuan utama Penulisan skripsi ini adalah meneliti perubahan makna kosakata bahasa Jawa yang masuk ke dalam bahasa Indonesia. Untuk mencapai tujuan tersebut maka saya membagi tujuan ke dalam tiga bagian yaitu meneliti kosakata bahasa Jawa yang mengalami perubahan makna dan yang tidak mengalami perubahan makna, tipe-tipe perubahan makna dan tipe perubahan makna yang paling sering terjadi,serta rubrik yang paling sering mengalaminya.
Penelitian ini menggunakan data kosakata Jawa yang dicari dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia yang disusun Badudu-Zain dan majalah Gatra bulan September---Desember 1995 sebagai realisasi penggunaan makna kosakata tersebut dalam bahasa Indonesia.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan menunjukan kosaka_ta bahasa Jawa yang tidak mengalami perubahan makna berjumlah 127 kata, sedangkan yang mengalami berjumlah 71 kata. Tipe_-tipe perubahan makna yang terdapat pada kosakata bahasa Jawa yang masuk ke dalam bahasa Indonesia adalah metafora, per_luasan makna, penyempitan makna, dan perubahan penilaian. Secara umum, kasus perubahan makna yang paling sering terjadi adalah perubahan makna. Rubrik yang paling sering menggunakan kosakata bahasa Jawa yang mengalami perluasan adalah rubrik nasional berjumlah 212 kata.
"
1997
S11112
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library