Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2810 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Clarke, Marcus
London: Angus & Robertson Publishers, 1983
828.99 CLA f
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Lu, Henry C.
New York: Black Dog & Leventhal Publishing, Inc, 1999
610.951 LU c
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Erwan Tirta
"ABSTRAK
Asal mula agresi Jepang ke Taiwan pada tahun 1874 adala karena pada bulan Desember 1871 terjadi peristiwa pembunuhan massal terhadap 66 orang Ryukyu dan pada bulan Maret 1873 terjadi lagi peristiwa perampokan terhadap 4 orang Jepang (berasal dari daerah Okayama Prefektur) yang juga terdampar di pantai Tenggara Taiwan. Kaisar Meiji segera menunjuk Menlu Soejima Taneomi sebagai dubes berkuasa penuh untuk mengadakan perundingan dengan pihak Shinkoku.
Akan tetapi sikap pihak Shinkoku di dalam perundingan antara Jepang-Shinkoku pada tanggal 21 Juni 1873 menghindar dari tanggung jawab, dengan memberi alasan bahwa orang-orang primitif di bagian Timur pulau Taiwan adalah orang-orang 'yang tergolong di luar kebudayaan (kegai). Ini berarti bahwa' orang-orang primitif tersebut berada di luar teritori politik-ideologi-kebudayaan Shinkoku. Oleh karena itu, pada bulan April 1874 pemerintah Jepang memutuskan untuk mengadakan agresi ke Taiwan dengan menunjuk Letjen A.D. Saigo Tsugumichi sebagai Panglima Besar Urusan Taiwan (Taiwan Jimu Totoku). Lalu, Kantor Urusan Daerah Taiwan didirikan di dalam parlemen, dan anggota Majelis Tinggi merangkap Menteri keuangan Okuma Shigenobu menjabat sebagai kepala kantor tersebut.
Untuk agresi ke Taiwan, pemerintah Jepang meminta bantuan kepada negara.- negara Barat untuk menggunakan orang orang asing dan membeli atau menyewa kapal - kapal asing. Tetapi pada suatu saat pemerintah Jepang menghentikan agresinya, karena pemerintah Shinkoku menganggap dan mengambil sikap yang bermusuhan terhadap tindakan agresi Jepang ke Taiwan sehingga dubes Inggris H. Parkes, dubes Amerika John A. Bingham, dan dubes Rusia Orolovsky menghentikan bantuannya dan melarang kapal kapal mereka dan orang - orang mereka dari keikutsertaannya di dalam penyerbuan tersebut. Walaupun pemerintah Jepang memutuskan untuk menghentikan agresi, Saigo Tsugumichi tidak menyetujui keputusan tersebut karena takut para tentara memberontak. Oleh karena itu pemerintah Jepang memutuskan untuk menyerang Taiwan kembali.. Tanggal 17 Mel 1874 Saigo berangkat dari pelabuhan Nagasaki dan pada tanggal 22 Mei 1874 mendarat di Taiwan, langsung memulai penyerangannya.
Takluknya daerah primitif tersebut dapat terjadi atas perantara dan jasa baik dari dubes Inggris di Shinkoku, yaitu Thomas F. Wade yang memberikan saran di dalam berdiplomasi untuk menentukan isi dari perjanjian persetujuan bilateral antara Jepang dan Shinkoku yang terlaksana pada tanggal 31 Oktober 1874 di Gedung Kantor Departemen Luar Negeri (Zongli Yamen).
Pada tanggal 12 November 1874 kaisar Meiji mengeluarkan Surat Perintah Penarikan Mundur Pasukan, dan tanggal 3 Desember 1874 pasukan ditarik mundur dari Taiwan. Tanggal 27 Desember 1874 Saigo Tsugumichi kembali ke ibukota Tokyo.
Dengan penyelesaian diplomatik, akhirnya Jepang berhasil memperjelas dan menentukan status Ryukyu, yang selama berabad-abad menjadi wilayah taklukan Shinkoku dan sekaligus juga wilayah yang tunduk pada propinsi Satsuma. Tindakan Shinkoku yang tidak protes dan bahkan membayar ganti rugi kepada Jepang dapatlah diartikan membenarkan tindakan agresi Jepang ke Taiwan untuk membela kebenaran dengan menghukum orang-orang primitive tersebut. Peristiwa terdampar dan terbunuhnya penduduk Ryukyu oleh suku bangsa primitif Taiwan mempercepat dan memperjelas tuntutan pemerintah Meiji bahwa Ryukyu adalah termasuk wilayah kekuasaan Jepang. Kemudian mengenai status Taiwan juga jelaskarena penjelasan dari pihak Shinkoku yang mencerminkan sikap tidak bertanggung jawab, sehingga pihak Jepang mengklaim bahwa daerah primitif tersebut (sebelah Timur Taiwan) bukan merupakan daerah kekuasaan Shinkoku.

"
1989
S13639
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
951.9 J 443 t
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Indri Juwono
"Traditional Indonesian housing has always made use of material from surrounding forests throughout the ageing process, and natural materials are deliberately planted and maintained to sustain the life cycle of existing traditional houses. However, along with modern development, forests and gardens are turned into agricultural land or roads, reducing the availability of replacement material. As a consequence, when housing materials start to decay and need to be replaced, prices are higher because there is insufficient raw material. For this reason, the availability of materials to maintain traditional houses has become an important issue in many areas of Indonesia. Beginning from research on traditional settlement building and the threat of extinction due to the loss of green surroundings and people’s behavior, this study also investigates the life cycle of buildings and its environmental function. Field studies were conducted to collect primary data on the condition of the natural environment, material distance, local climate data, and material characteristics. Wae Rebo was selected as a case study because the indigenous society living in that village use natural resouces (reeds) for their traditional houses, which are known as Mbaru Niang. The study concludes that maintaining a traditional building can improve the comfort of the occupants and impacts positively on the environment by increasing soil quality for land cover wider areas."
Depok: Faculty of Engineering, Universitas Indonesia, 2017
UI-IJTECH 8:6 (2017)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Dawson, R. MacGregor
Toronto : Universitas of Toronto Press , 1958
923 DAW w I (1)
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Chibale, Kelly, editor
"This book critically reviews the current status of drug discovery research and development in Africa, for diseases that are a major threat to the health of people living in Africa. It explores how the use of natural products and traditional medicines can benefit from conventional drug discovery approaches, and proposes solutions to current technological, infrastructural, human resources, and economic challenges, which are presented when attempting to engage in full-scale drug discovery. Topics addressed are varied, from African medicinal plants to marine bioprospecting, pharmacogenetics and the use of nanotechnology. "
Berlin: Springer, 2012
e20405843
eBooks  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Choi Yoo Lim
"Sedangkan arsitektur saat ini dianggap sebagai ancaman bagi kelestarian, bangunan tradisional dibangun dan digunakan selaras dengan alam. Hanok, rumah tradisional Korea adalah contoh arsitektur yang bagus beserta keberlanjutannya. Dan dari banyak komponennya, sistem ventilasi berkelanjutan harus disorot. Dengan analisis sistem ventilasi alami di Sungyojang Hanok, kemungkinan pengembangan lebih lanjut gagasan berkelanjutan dalam arsitektur akan dibahas dan ditetapkan.

Whereas the architecture today is considered as a threat to sustainability, traditional buildings were built and used in harmony with nature. Hanok, a traditional house of Korea is a great example of architecture along with the sustainability. And out of many of its components, sustainable ventilation system is to be highlighted. With the analysis of the natural ventilation system in Sungyojang Hanok, a possibility of further development of sustainable idea in architecture will be discussed and established."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>