Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5311 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dew, Robb Forman
New York: Litlle Brown and Company, 2001
813.54 Dew e
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Collins, Max Allan
New York : Pocket Star , 2013
813.54 COL c
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Sekar Wulan Murdaningrum
"Novel Astirin Mbalela menggambarkan kehidupan tokoh perempuan Jawa yang memperjuangkan eksistensinya sendiri sebagai subjek karena mengalami ketidakadilan yang disebabkan oleh gender. Penelitian ini bertujuan untuk membangun kesadaran tentang adanya objektifikasi terhadap perempuan dengan memperdalam pembahasan feminisme eksistensialis terlebih dalam konteks budaya Jawa yang dianggap asing, sehingga menjadi acuan etika masyarakat Jawa atau non-Jawa dalam bermasyarakat sesuai gagasan feminisme eksistensialis. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif dengan pendekatan kritik sastra feminis. Hasil penelitian ini menunjukkan bentuk objektifikasi terhadap perempuan dan menunjukkan bentuk perlawanan eksistensi Astirin sebagai perempuan dengan menggunakan konteks budaya Jawa, yakni ‘mbalela’. Astirin merupakan tokoh perempuan Jawa yang dapat merepresentasikan sesuai dengan gagasan feminisme eksistensialis Simone de Beauvoir. Representasi tokoh Astirin dapat dikategorisasikan ke dalam bentuk perjuangan sebagai wujud eksistensi perempuan. Dalam konteks kebudayaan Jawa yang direpresentasikam melalui novel, penelitian ini memberikan kebaharuan pembahasan perempuan Jawa terutama dalam konteks feminisme eksistensialis yang masih kurang dalam untuk diteliti secara akademis. Penelitian ini diharapkan fenomena objektifikasi perempuan yang pada kenyataannya merugikan pihak perempuan dapat dikurangi atau bahkan dihilangkan.

Astirin Mbalela's novel describes the life of a Javanese female character who struggles for her own existence as a subject because she experiences injustice caused by gender. This research aims to build awareness about the existence of objectification of women by deepening the discussion of existentialist feminism, especially in the context of Javanese culture which is considered foreign, so that it becomes a reference for the ethics of Javanese or non-Javanese society in society according to the idea of existentialist feminism. This study uses a qualitative descriptive research method with a feminist literary criticism approach. The results of this study show a form of objectification towards women and shows a form of resistance to Astirin's existence as a woman by using the Javanese cultural context, namely 'mbalela'. Astirin is a Javanese female character who can represent according to Simone de Beauvoir's existentialist feminist ideas. The representation of Astirin's character can be categorized into a form of struggle as a form of women's existence. In the context of Javanese culture which is represented through novels, this research provides a renewed discussion of the existence of Javanese women, especially in the context of feminism existensialism. With this research it is hoped that the phenomenon of objectification of women which in fact is detrimental to women can be reduced or even eliminated."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
"[Pendahuluan: Candidiasis merupakan infeksi jamur tersering di Dunia. Masalah utama candidiasis adalah resistensi obat. Fakta ini mengindikasikan penelitian dan pengembangan obat antifungi yang baru. Antimycin A3 dikenal sebagai salah satu senyawa yang memiliki aktivitas biologis sebagai antifungi namun toksik bagi tubuh. Arsianti et al. berhasil memodifikasi struktur antimycin A3 dengan membuka cincin dilakton lingkar-9 dan menambahkan beberapa gugus hidroksil pada rantai samping ester tersebut. Modifikasi ini diharapkan dapat meningkatkan kemampuan biologis dan menurunkan toksisitas senyawa analog tersebut. Metode: Pada penelitian ini, dilakukan uji aktivitas antifungi senyawa-senyawa hasil modifikasi tersebut kepada Candida albicans dengan menggunakan teknik macrodilution MIC assay. Senyawa analog dibagi dalam kelompok konsentrasi 50, 100, 200 dan 400 µg/mL kemudian diujikan pada C. albicans sekitar 3 × 107 CFU/ml. Semua kelompok dibandingkan dengan kontrol positif (Fluconazole) dan kontrol senyawa standar (antimycin A3). Penelitian ini menggunakan 2 kali pengulangan. Hasil: Hasil pengujian menunjukkan bahwa terjadi penghambatan pertumbuhan C. albicans pada kontrol positif dan senyawa analog 13 pada konsentrasi 400 µg/mL. Sedangkan, pada antimycin A3 dan kelompok senyawa analog lainnya tidak menunjukkan penghambatan pada konsentrasi 400 µg/mL. Diskusi: Sehingga dapat disimpulkan bahwa modifikasi struktur dilakton lingkar-9 menjadi rantai terbuka dan peneambahan gugus hidroksi pada senyawa analog 13 berkontribusi meningkatkan aktivitas antifungi terhadap C. albicans.
;Introduction: Candidiasis is the most frequent yeast infection in the world with drug resistence being its main problem. Thus, research and drug development for antifungal agent is highly required. Antimycin A3 is a compound that has antifungal activity. Arsianti et al. modified this compound by opening the nine dilactone ring system and introducing the hydroxyl groups into the side chain of the ester groups. This modification is to increase the biological activity and reduce toxicity of this molecule. Method: In this research, antifungal activity of the antimycin A3 analogues were tested against Candida albicans using Macrodillution MIC Assay. These analogues were devided in 4 groups concertration, which were 50, 100, 200, and 400 µg/mL, and than tested against around 3 × 107 CFU/ml of C. albicans. All groups were compered with positive control (Fluconazole) and standard compound control (Antimycine A3). This research used a duplo principle. Result: The result showed that there were growth inhibition in positive control groups and Analogue 13 at 400 µg/mL concentration. However, in other groups, including Antimycin A3 itself, there were no growth inhibiton. Discussion: With these results, it was concluded that this modification contributed to the increase of antifungal activity against C. albicans.
, Introduction: Candidiasis is the most frequent yeast infection in the world with drug resistence being its main problem. Thus, research and drug development for antifungal agent is highly required. Antimycin A3 is a compound that has antifungal activity. Arsianti et al. modified this compound by opening the nine dilactone ring system and introducing the hydroxyl groups into the side chain of the ester groups. This modification is to increase the biological activity and reduce toxicity of this molecule. Method: In this research, antifungal activity of the antimycin A3 analogues were tested against Candida albicans using Macrodillution MIC Assay. These analogues were devided in 4 groups concertration, which were 50, 100, 200, and 400 µg/mL, and than tested against around 3 × 107 CFU/ml of C. albicans. All groups were compered with positive control (Fluconazole) and standard compound control (Antimycine A3). This research used a duplo principle. Result: The result showed that there were growth inhibition in positive control groups and Analogue 13 at 400 µg/mL concentration. However, in other groups, including Antimycin A3 itself, there were no growth inhibiton. Discussion: With these results, it was concluded that this modification contributed to the increase of antifungal activity against C. albicans.
]"
[Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia;, ], 2016
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nadia Zahratus Sholihat
"Staphylococcus aureus merupakan salah satu penyebab terbesar kematian akibat infeksi nosokomial dengan resistensi yang tinggi. Antimycin A3 memiliki efek antibakteri terhadap Staphylococcus aureus. Modifikasi dilakukan dengan membuka inti dilakton cincin sembilan dan menambahkan segmen aromatis sederhana pada 15 senyawa analog Antimycin A3. Metode uji menggunakan makrodilusi broth untuk melihat derajat kekeruhan yang dilaporkan sebagai Minimum Inhibitory Concentration (MIC). Senyawa uji dilarutkan oleh DMSO 1% (v/v), lalu dicampurkan dalam medium Brain Heart Infusion (BHI). Setiap senyawa dibagi menjadi konsentrasi 400, 200, 100 dan 50 μg/mL. Ciprofloxacine dan co-amoxiclav dipakai sebagai kontrol positif. Kontaminasi dicegah dengan kontrol medium, kontrol senyawa, kontrol bakteri dan kontrol pelarut.
Hasil pengamatan dikonfirmasi dengan menumbuhkan bakteri pada medium agar darah. Hasil uji menyatakan senyawa analog 6, 10, dan 12 memiliki MIC > 400 μg/mL dan senyawa analog 9 memiliki MIC > 200 μg/mL terhadap Staphylococcus aureus. Modifikasi pada senyawa analog 9 dengan menambahkan N-metil-3 formamido-2-metoksi pada cincin aromatis dan L-threonin-allyl ester terhidroksilasi dengan salah satu gugus hidroksil pada posisi bottom-facial stereochemistry, berkontribusi meningkatkan aktivitas antibakteri terhadap Staphylococcus aureus. Namun, hasil penelitian tidak bermakna secara klinis, karena standar MIC sebagai antibakteri adalah < 128 mg/mL.

Staphylococcus aureus is one of the top nosocomial infection death causes. This bacteria had high resistance against various antibiotics. Antimycin A3 has antibacterial effect against Staphylococcus aureus. Modification was conducted by opened the 9-membered dilactone ring and added simple aromatics segment on 15 analogue compound Antimycin A3. Macrodilution broth method was used to observe the turbidity degree which was presented in Minimum Inhibitory Concentration (MIC). Test compounds were dissolved in DMSO 1% and mixed in Brain Heart Infusion (BHI) medium. Each compound was divided into 400, 200, 100 and 50 μg/mL concentrations. Ciprofloxacine and co-amoxiclav were used as positive controls. The contamination was prevented by medium, compound, bacterial, and solvent controls.
The observation was confirmed by growing the bacteria on medium control. The test resulted with the MIC of analogue compounds 6, 10, and 12 against Staphylococcus aureus is > 400 μg/mL. Analogue compound 9 with MIC > 200 μg/mL had higher activity than Antimycin A3 against Staphylococcus aureus. Modifications of analogue compound 9 by adding N-methyl-3-methoxy formamido-2 on the aromatic ring and L-threonine-allyl ester hydroxylated with one hydroxyl group on bottom-facial stereochemistry position contributed to the increase in antibacterial activity against Staphylococcus aureus. However, the results aren’t clinically significant because the standard MIC as an antibacterial agent is < 128 μg/mL.Staphylococcus Aureus.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2015
S641407
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Magnulia Semiavanda Hanindita
"Skripsi ini membahas novel 'Jangan Ucapkan Cinta' karya Mira W yang memiliki unsur kekerasan terhadap perempuan di dalamnya. Penelitian ini dilakukan untuk melihat dampak dari kekerasan terhadap kondisi psikologis tokoh perempuan dalam novel Jangan Ucapkan Cinta melalui pendekatan gender dan psikologi sastra. Berdasarkan hasil penelitian, terlihat bahwa kekerasan terhadap perempuan dapat mengakibatkan berbagai macam dampak pada kondisi psikologis tokoh. Dampak tersebut meliputi perubahan sikap, perburukan kondisi kejiwaan, usaha untuk meminimalkan kekerasan yang dialami, terisolasi, timbul perasaan tidak berdaya, sikap menyalahkan diri sendiri, timbul ambivalensi atau kebingungan, penurunan harga diri, serta muncul harapan bahwa keadaan akan semakin membaik.

This undergraduate thesis discusses a novel called 'Jangan Ucapkan Cinta' by Mira W. The mentioned novels plot mainly focuses on love conflicts between the characters, but also depicts violence against women as a form of gender bias. The main purpose of this research is to analyze the result of violence to womens psychological condition through women characters in the novel. As a result, it is concluded that the impact of womens violence includes change of attitude, worsened mental health, attempt to hide the truth about violence, getting isolated, feeling powerless, self-blaming, ambivalence or confusion, decreased confidence, and hoping the situation would become better.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Fadly
"Perjodohan merupakan hal yang masih hangat dibicarakan karena dapat membuat salah satu pasangan menderita, khususnya pihak perempuan. Kasus-kasus mengenai perjodohan pun masih menjadi perbincangan dalam warta di Indonesia. Salah satu karya sastra Jawa yang membahas mengenai perjodohan adalah novel Kumandhanging Katresnan karya Any Asmara. Perjodohan tersebut dianggap sebagai pemenuhan atas takdir dari Tuhan. Para tokoh dalam novel Kumandhanging Katresnan dituntut untuk patuh terhadap perjodohan yang menjadi takdirnya. Tujuan penelitian ini bermaksud menjabarkan kritik terhadap takdir dalam novel Kumandhanging Katresnan melalui para tokoh dalam novel Kumandhanging Katresnan. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan sosiologis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perjodohan dapat memberikan dampak buruk secara psikologis terhadap perempuan dan rentan mendapat kekerasan. Selain itu, para tokoh sebagai individu memiliki kebebasan dalam menentukan hidupnya, akan tetapi individu yang dapat berterima dalam menjalani kehidupan yang telah menjadi ketetapan Tuhan, akan mendapatkan hasil yang tidak terduga. Berdasarkan analisis, dapat disimpulkan bahwa individu yang berterima pada ketetapan Tuhan akan memperoleh ketenteraman, kedamaian, dan kebahagiaan.

Arranged marriage is still warm to be talked about because it can make one of the couples suffer, especially for the women. Cases of arranged marriage were still a discussion in Indonesia news. One of Javanese literary works that discussed the arranged marriage was the novel Kumandhanging Katresnan by Any Asmara. The marriage is regarded as fulfilling the destiny of God. The characters in the Kumandhanging Katresnan novel are required to be obedient to the arranged marriages that become their destiny. The purpose of this research aims to describe the criticism of fate in the novel Kumandhanging Katresnan through the characters in the novel Kumandhanging Katresnan. This study uses qualitative methods with a sociological approach. The results showed that arranged marriages can have a psychological impact on women and are vulnerable to violence. Besides, the characters as individuals have the freedom to determine his life, but individuals who can be accepted in living a life that has become God's provision will get unexpected results. Based on the analysis, it can be concluded that the individual who is grateful to God's determination will obtain peace, peace, and happiness."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2002
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adelisa Putri Agustina
"Diskriminasi gender yang dialami oleh tokoh perempuan muncul akibat perbedaan bidang sosial ekonomi. Perbedaan status sosial di antara masyarakat yang tergolong kelas atas serta kelas bawah inilah menjadi penyebab utama terjadinya ketidakadilan pada perempuan. Hal tersebut terlihat pada tulisan dalam novel berjudul Jerum karya Oka Rusmini. Kajian  ini ditujukan untuk menjelaskan berbagai bentuk dari diskriminasi pada tokoh perempuan serta berbagai bentuk perlawanan tokoh perempuan dalam novel Jerum karya Oka Rusmini. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan sosiologi sastra karena mengangkat permasalahan kondisi sosial masyarakat. Hasil penelitian memperlihatkan tiga bentuk diskriminasi gender, yaitu subordinasi, stereotip, dan kekerasan. Selain itu, ada juga berbagai perlawanan yang ditunjukkan oleh tokoh-tokoh perempuan akibat budaya patriarki. Bentuk-bentuk perlawanan itu terdiri atas menjadi perempuan mandiri, menjadi perempuan kuat, menjadi perempuan pintar, serta melalui tindakan seksual perempuan. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, dapat disimpulkan, budaya patriarki secara tidak langsung merugikan pihak perempuan. Atas dasar itulah mereka melakukan perlawanan.

Gender discrimination experienced by female characters arises due to differences in the socio-economic field. The difference in social status between people who belong to the upper class and the lower class is the main cause of injustice to women. This can be seen in the writing in the novel Jerum by Oka Rusmini. This study aims to explain the various forms of discrimination against female characters and the various forms of resistance of female characters in Oka Rusmini's Jerum novel. This study uses a qualitative method with a literary sociology approach because it raises the issue of the social conditions of society. The results of the study show three forms of gender discrimination, namely subordination, stereotypes, and violence. In addition, there are also various resistances shown by female figures due to patriarchal culture. These forms of resistance consist of being an independent woman, being a strong woman, being a smart woman, and through women's sexual acts. Based on the results of this study, it can be concluded that patriarchal culture indirectly harms women. It was on this basis that they fought back."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Diandra Anindyanari
"Peningkatan populasi imigran Maghribi di Prancis telah dimulai sejak tahun 1960-an. Sebagai imigran, mereka mengalami berbagai bentuk diskriminasi, termasuk rasisme yang terjadi secara struktural, yang mempengaruhi berbagai aspek dalam hidup mereka sebagai imigran. Tindakan diskriminatif ini dirasakan lebih kuat dalam kehidupan perempuan imigran Maghribi, karena mereka juga mengalami seksisme sistemik, menjadikan mereka sebagai korban interseksionalitas, di tempat kerja, kehidupan sehari-hari, dan pada pendidikan. Penelitian ini bertujuan untuk memaparkan diskriminasi gender dan rasial pada novel, serta bentuk resistensi yang dilakukan oleh tokoh perempuan Maghribi pada novel Kiffe kiffe demain. Novel ini mengisahkan berbagai bentuk perlawanan tokoh perempuan imigran Maghribi untuk menolak diskriminasi berlapis yang mereka alami, dan mereka melakukan resistensi terhadap situasi mereka melalui feminisme, dikisahkan melalui sudut pandang seorang anak remaja imigran. Artikel ini bertujuan untuk mendekonstruksi bagaimana interseksionalitas memengaruhi kualitas hidup perempuan Maghribi di Paris dalam novel, dan bagaimana mereka menggunakan berbagai bentuk resistensi untuk mengeluarkan diri mereka dari situasi yang diskriminatif. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan struktural, dengan analisis teks naratif Roland Barthes (1966), konsep penokohan melalui kajian strategi naratif Schmitt dan Viala (1982), serta teori feminisme eksistensial oleh Simone de Beauvoir (1949). Bentuk resistensi perempuan Maghribi dianalisis dengan konsep resistensi James C. Scott (1990). Hasil penelitian memperlihatkan tokoh perempuan Maghribi telah mengalami diskriminasi rasial dan gender secara sistemik. Namun, tokoh perempuan imigran Maghribi juga memiliki upaya menolak ketidaksetaraan, serta mampu menyadari subjektivitas dan meningkatkan kualitas hidup mereka melalui pekerjaan dan pendidikan.

The surge in the population of immigrants from Maghrebian countries in France has begun since the decade of the sixties. Their experience as immigrants in France includes discriminations, such as systemic racism that are affecting multiple parts of their life. These discriminating experiences were amplified in Maghrebian women’s life as they also experienced systemic sexism, making them the victim of intersectionality, in the workspace, daily life, and education. This article points forms of resistance that are shown in Faïza Guène’s novel, Kiffe kiffe demain. This novel reveals the experience of Maghrebian women enduring intersectionality in France, and they are resisting their situation with feminism, all from the point of view of an immigrant adolescent. This article aims to deconstruct how intersectionality affects the life quality of Maghrebian women in Paris in the novel, and how they utilize multiple forms of resistance to get themselves out of their situation. This research uses qualitative methods with structural analysis, by applying Roland Barthes’ theory (1966), and character analysis with using Schmitt and Viala’s narrative strategy study (1982), along with the existential feminism theory of Simone de Beauvoir (1949). The form of resistance was analyzed by applying James C. Scott’s theory (1990). This article reveals that Maghrebian women as an ethnic minority group in France has been experiencing systemic discrimination, both racial and gender. However, they succeeded in their effort on resisting the inequalities, also they were shown capable to realize their subjectivity as a woman and improved their life quality by career and education."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2021
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Tommy Guntoro
"Berlakunya sistem self assessment yang memberikan kepercayaan penuh kepada Wajib Pajak untuk menghitung, memperhitungkan, membayar dan melaporkan sendiri jumlah pajak yang terutang menuntut adanya peranan yang optimal dari Direktorat Jenderal Pajak untuk melaksanakan fungsi pengawasan dan penegakan hukum atas terjadinya segala bentuk penyimpangan pemenuhan kewajiban perpajakan baik berupa pelanggaran administrasi maupun tindak pidana. Dalam hal terjadi suatu tindak pidana, pemeriksaan bukti permulaan bertujuan untuk mendapatkan bukti permulaan tentang adanya dugaan telah terjadi tindak pidana di bidang perpajakan yang dilakukan oleh siapa pun yang dapat menimbulkan kerugian pada pendapatan negara. Bukti permulaan diperoleh dari analisis dan pengembangan data, informasi, laporan, pengaduan (IDLP), yang dapat dilaksanakan baik untuk seluruh jenis pajak maupun satu jenis pajak. Dalam pelaksanaannya, pemeriksaan bukti permulaan akan memberikan rasa keadilan dan kepastian hukum bagi masyarakat apabila tindak lanjut dari pemeriksaan tersebut ditingkatkan ke Penyidikan, hingga Wajib Pajak patuh dan mau melunasi kewajiban utang pajaknya. Sebaliknya, Pemeriksaan Bukti Permulaan akan menjadi persoalan tersendiri jika terhadap Wajib Pajak telah dilakukan Pemeriksaan Bukti Permulaan, seharusnya status pemeriksannya ditindaklanjuti dengan tindakan penyidikan, namun ditindaklanjuti dengan tindakan lainnya. Manfaat dari penelitian ini akan memberikan wawasan pengetahuan terhadap penerapan ilmu hukum ekonomi khususnya yang berhubungan dengan Pemeriksaan Bukti Permulaan di bidang perpajakan. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dan bersifat deskriptif analisis. Hasil dari penelitian ini adalah bahwa tidak selalu Pemeriksaan Bukti Permulaan di bidang perpajakan berujung pada penyelesaian secara pidana yang berlanjut ke tingkat penyidikan, penggunaan ancaman sanksi pidana di bidang perpajakan adalah sebagai senjata terakhir atau pamungkas (ultimum remedium) manakala pengenaan ancaman sanksi administrasi tidak efektif atau tidak diindahkan. Penyelesaian administrasi akan lebih diutamakan semata-mata untuk kepentingan penerimaan negara sejalan dengan filosofi hukum pajak yang lebih mengutamakan pada tujuan penerimaan negara.

Introduction of self assessment system that gives full trust to the taxpayer to calculate, calculate, pay and report the amount of tax payable, which itself requires the existence of the optimal role of the Directorate General of taxation to carry out the functions of supervision and law enforcement upon the occurrence of any form of tax obligations fulfillment deviation either in the form of administrative offences and criminal acts. In the event of a criminal offence, the preliminary evidence examination aims to obtain preliminary evidence about the existence of an alleged criminal act has taken place in the field of taxation done by anyone who can cause a loss in revenue of the State. Preliminary evidence obtained from the analysis and development of data, information, reports, complaints (IDLP), which can be carried out either for the entire tax types and one type of tax. In practice, preliminary evidence examination will provide a sense of fairness and legal certainty for the community in follow-up of the inspections stepped up to investigation, until taxpayers dutifully and want to pay off its tax debt obligations. In contrast, preliminary evidence examination will be a separate issue if the taxpayer has done preliminary evidence examination, should have the status of pemeriksannya followed up with acts of investigation, but followed up with other actions. The benefits of this research will provide insight into the knowledge of the application of the science of economic law, particularly relating to the examination of preliminary evidence in the taxation field. This research is qualitative and descriptive research analysis. The results of this research is that there is always an examination of preliminary evidence in the taxation field led to the completion of an ongoing criminal investigation, to the extent of the use of the threat of criminal sanctions in the field of taxation is as the last weapon or (ultimum remedium) ultimate whereas the imposition of administrative sanctions threat is not effective or is not ignored. The completion of the administration would be an advantage solely for the benefit of State revenue in line with the philosophy of the tax law that prefer the on state revenue goals.
"
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2013
T36105
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>