Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 98029 dokumen yang sesuai dengan query
cover
M. Wahyu Ashari
"Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) adalah sumber energi yang bisa menjadi sumber energi alternatif ketika dunia mengalami kelangkaan sumber energi fosil seperti minyak bumi, gas alam dan batu bara. Saat ini PLTB belum menjadi sumber energi yang menjanjikan di Indonesia. Salah satu penyebabnya adalah karena efisiensi daya yang sangat rendah. Hal ini diakibatkan oleh efisiensi yang berubah-ubah seiring dengan perubahan kecepatan angin. Untuk meningkatkan efisiensi PLTB, pada skripsi ini dirancang sebuah pengendali berbasiskan jaringan syaraf tiruan (JST) yang dapat mengendalikan sudut dari blade pada turbin angin. Dari hasil simulasi didapatakan efisiensi turbin angin yang sudut blade-nya dikendalikan menggunakan JST lebih besar dibandingkan turbin angin yang sudut blade-nya konstan.

Wind Energy Convertion System (WECS) can become as one of alternative energy resources in the future that replaces fosil energy resources like Oil and Gas. However, nowadays Wind Energy Convertion System is not properly applied to be the primary energy resource in Indonesia yet, because the energy efficiency of wind turbine is low due to high dependency on wind velocity. In this paper, we design a neural network based controller to control the pitch of blade on wind turbine. From the simulation result, we verified thatbetter wind turbin efficiency has been achieved by using proposed neural network based controller."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
S176
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Fox, Brendan
"The rapid growth of wind power and the implications of this on future power system planning, operation and control has become an even greater challenge in today?s liberalised electricity market conditions. This essential new book examines the main problems of wind power integration and guides the reader through a number of the most recent solutions based on current research and operational experience of wind power integration."
London: Institution of Engineering and Technology, 2007
e20451595
eBooks  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Bagus Rizky Dewantoro
"Pemanfaatan energi angin sebagai sumber energi terbarukan harus dilakukan dengan baik terutama untuk daerah-daerah yang belum dapat terjangkau oleh jaringan listrik Nasional. Pada penelitian ini pembuatan turbin angin menggunakan kayu lokal cepat tumbuh di Indonesia sebagai pemecahan masalah terhadap bahan baku turbin angin itu sendiri. Dari hasil uji fisik dan mekanik didapatkan bahwa kayu Jabon memiliki kriteria yang lebih baik sebagai bahan baku pembuatan turbin angin jika dibandingkan dengan kayu Balsa dan Sengon dengan nilai MOE 4615.56 mPa dan nilai densitas kayu 0.34 g/cm3, sedangkan airfoil NACA 4415 memiliki kestabilan nilai koefisien lift yang lebih baik jika dibandingkan dengan SG 6042 pada karakteristik angin Kampung Bungin. Pengujian terhadap sampel turbin angin dilakukan pada terowongan angin wind tunnel.
Hasil pengujian didapatkan bahwa nilai kebisingan yang dihasilkan oleh turbin angin masih dalam batas aman kebisingan dengan rotasi maksimum pada kecepatan angin tertinggi sebesar 680 rpm, pada pengukuran tekanan statis terjadi penurunan tekanan pada titik turbin angin dan daerah di belakang turbin angin yang menandai adanya energi yang di ekstraksi oleh turbin angin seiring dengan menurunnya kecepatan angin pada titik tersebut. Nilai TSR tertinggi terjadi pada kecepatan angin 2.61 m/s dan besarnya energi yang hilang oleh angin pada kecepatan angin maksimum terowongan angin adalah 18.74 watt. Profil kecepatan angin juga menunjukkan perbedaan energi yang digunakan untuk memutar turbin angin pada masing-masing kecepatan angin.

Utilization of wind energy as a renewable energy source should be done well especially for areas that have not been reached by the national electricity grid. In this research, wind turbine manufacture using local wood quickly grow in Indonesia as problem solving to wind turbine raw material itself. From the results of physical and mechanical tests it was found that Jabon wood has better criteria as raw material for wind turbine manufacture compared to Balsa and Sengon wood with MOE value 4615.56 mPa and wood density value 0.34 g cm3, while airfoil NACA 4415 has stability coefficient value elevators are better when compared to SG 6042 on the wind characteristics of Kampung Bungin. Tests on wind turbine samples are performed on wind tunnels.
The test results show that the noise value generated by the wind turbine is still within the safe limits of noise with maximum rotation at a wind speed maximum at 680 rpm, on static pressure measurements there is a decrease in pressure at the point of the wind turbine and the area behind the wind turbine indicating energy extraction by wind turbines as the wind speed decreases at that point. The highest TSR value occurs at wind speed of 2.61 m s and the amount of energy lost by wind at a speed maximum wind tunnel is 18.74 watts. The wind velocity profile also shows the difference in the energy used to rotate wind turbines at each wind speed.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
T51508
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arif Tunggal Pagar Alam
"Kebutuhan akan energi listrik di Indonesia semakin meningkat setiap hari. Akan tetapi, pasokan bahan baku pembangkit listrik yang sebagian besar bahan tambang fosil yang merupakan sumber daya tidak terbaharukan, membuat langkah pemenuhan akan kebutuhan energi listrik menjadi terhambat. Pulau Lombok di Provinsi Nusa Tenggara Barat merupakan salah satu wilayah di Indonesia yang mengalami kekurangan pasokan listrik. Solusi yang yang dapat ditawarkan adalah dengan memanfaatkan sumber-sumber energi yang terbaharukan, diantaranya energi geothermal, mikrohidro dan energi angin. Di Pulau Lombok sendiri memiliki potensi energi angin dari skala kecil hingga menengah, dengan kecepatan angin antara 3 m/s hingga 8 m/s. Potensi energi angin dapat dimanfaatkan untuk membangun pembangkit litrik tenaga angin untuk skala kecil hingga skala besar. Disamping factor kecepatan angin, faktor yang yang mempengaruhi dalam menghitung potensi energy angin berupa factor topografi dan perubahan kekasaranpermukaan. Melalui perhitungan potensi energy angin menggunakan aplikasi WAsP (Wind Atlas Analysis and Application Program), dapat ditunjukkan bahwa di Pulau Lombok,memiliki potensi energi angin berupa rapat daya angin (Wind Power Density) mulai dari 0 hingga 2.222 Watt/m2. Potensi energi angin terbesar terdapat di bagian selatan Pulau Lombok, tepatnya pada wilayah analisis 6. Potensi energi angin terkecil di Pulau Lombok terdapat pada wilayah analisis 4.

The need for the establishment of electric energy in Indonesia is increasing every day. However, raw material supply power plants mostly fossil mineral resource which is not renewable, making a step fulfillment of the electrical energy needs to be blocked. Lombok island in West Nusa Tenggara Province is one area in Indonesia that suffered power shortage. Solutions that can be offered is to utilize sources of renewable energy, including geothermal energy, micro hydro and wind energy. Lombok Island alone has wind energy potential of small to medium scale, with wind speeds between 3 m / s to 8 m / s. The potential of wind energy can be utilized to build a wind power plant litrik for small scale to large scale. Besides the wind speed factor, the factors that influence in calculating the wind energy potential in the form of topographic factors and changes kekasaranpermukaan. Through the calculation of the potential for wind energy use application Wasp (Wind Atlas Analysis and Application Program), it can be shown that on the island of Lombok, has the potential of wind energy in the form of wind power density (Wind Power Density) ranging from 0 to 2,222 Watt / m2. The wind energy potential contained in the southern part of the island of Lombok, precisely in the area of analysis 6. The smallest wind energy potential on the island of Lombok contained in the analysis region 4."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2016
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Gibran Khalil
"Energi angin adalah salah satu energi baru dan terbarukan yang sedang dikembangkan sebagai energi alternatif untuk mengatasi krisis energi yang akan dihadapi. Nusa Tenggara Timur merupakan wilayah yang memiliki potensi angin yang cukup baik untuk dimanfaatkan sebagai pembangkit listrik. Salah satu teknologi yang banyak digunakan untuk pemanfaatan energi menjadi pembangkit listrik adalah turbin angin. Dalam pembangunan turbin angin, terdapat beberapa variabel yang mempengaruhi diantaranya yaitu kecepatan dan arah angin, kemiringan lereng, dan beberapa faktor lain seperti penggunaan tanah dan wilayah permukiman. Dengan kondisi angin di Nusa Tenggara Timur yang memiliki kecepatan rata-rata 3 m/s hingga 7 m/s maka jenis turbin angin skala menengah sangat cocok untuk dikembangkan. Sehingga hasil dari penelitian ini yaitu berupa gambaran mengenai potensi angin di Nusa Tenggara Timur serta wilayah yang berpotensi untuk pembangunan turbin angin untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dalam kebutuhan akan energi.

Wind energy is one of the new and renewable energy is being developed as an alternative energy to overcome the energy crisis to be faced. East Nusa Tenggara is a region that has a good enough wind potential to be used as a power plant. One of technology that is widely used for the utilization of energy into electricity generation is wind turbines. In the construction of wind turbines, there are several variables that affect them is the speed and direction of wind, slope, and several other factors such as the landuse and residential areas. With the wind conditions in East Nusa Tenggara which has an average speed of 3 m/s to 7 m/s the kind of medium scale wind turbine is suitable to be developed. So the results of this research in the form of an overview of the wind potential in East Nusa Tenggara and the region that have the potential for development of wind turbines to meet the needs of the community in need of energy."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2016
S63396
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abyan Habib Yuntoharjo
"Saat ini energi baru dan terbarukan sedang dalam masa pengkajuan dalam pengimplementasiannya agar dapat berkembang di waktu yang akan dating. Salah satu sumber energi baru dan terbarukan yang digunakan di Indonesia merupakan Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB), yang mengkonversikan tenaga angin untuk memutar rotor yang kemudian diubah menjadi tenaga listrik. Penggunaan PLTB yang sudah diinterkoneksikan pada salah satu daerah di Sulawesi bagian Selatan (SulbagSel), akan dijadikan penelitian guna melihat daya keluaran dan tegangan yang dihasilkan oleh masing-masing PLTB. Dengan merubah kecepatan angin pada PLTB dapat dilihat keluaran maksimal dan minimal yang terjadi. Studi ini dilakukan terdiri dari studi stabilitas yang menggunakan perangkat lunak DIgSILENT PowerFactory. Hasil dari studi stabilitas yaitu tegangan pada tiap sistem tetap tidak menyalahi aturan dari IEC yang berlaku. Pada tiap level tegangan terjadinya pergeseran tidak lebih dari 1,23%, namun telah adanya ketidakstabilan saat PLTA Poso lepas dari sistem, yang menyebabkan ketidakstabilan tegangan pada PAMONA karena berada dibawah batas yang ditentukan oleh gridcode. Kinerja dari masing-masing PLTB menghasilkan daya aktif dan reaktif yang cukup, dimana dibutuhkan kecepatan angin yang bervariasi untuk menentukan besar daya yang diberikan, dengan daya terbesar PLTB Sidrap 17.557 MW dengan daya reaktif -0.021 MVAr pada tegangan 1.001 p.u. dan PLTB Tolo menghasilkan daya 35.229 MW dengan daya reaktif sebesar 1.086 MVAr pada tegangan 1 p.u.

Currently new and renewable energy is in a period of progress in its implementation in order to develop in the future. One of the new and renewable energy sources used in Indonesia is the Bayu Power Plant (PLTB), which converts wind power to rotate the rotor which is then converted into electric power. The use of pltb that has been interconnected in one of the regions in South Sulawesi (South Sulawesi), will be used as research to see the output power and voltage produced by each PLTB. By changing the wind speed on the PLTB can be seen maximum and minimal output that occurs. This study consisted of a stability study using DIgSILENT PowerFactory software. The result of the stability study is that the voltage in each system remains not in violation of the rules of the applicable IEC. At each voltage level the occurrence of a shift of no more than 1.23%, but there has been instability when the Poso hydropower plant is detached from the system, which causes voltage instability in PAMONA because it is below the limit specified by the grid code. The performance of each PLTB produces sufficient active and reactive power, where it takes a varied wind speed to determine the amount of power provided, with the largest power Sidrap PLTB 17,557 MW with reactive power -0.021 MVAr at a voltage of 1,001 p.u. and PLTB Tolo producing 35,229 MW of power with reactive power of 1,086 MVAr at 1 p.u."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Katrin Rifanni Pamella
"Microgrid sistem ketenagalistrikan Sumba Timur hingga saat ini didominasi oleh Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) milik PT PLN (Persero). Melimpahnya potensi energi terbarukan di pulau Sumba mendorong adanya program Sumba Iconic Island (SII) untuk meningkatkan penggunaan energi terbarukan dengan target 95% hingga tahun 2020. Salah satu pembangkit pada program SII yang akan terhubung dengan sistem PT PLN (Persero) adalah Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB). Perencanaan sistem ketenagalistrikan harus mencapai terpenuhinya kebutuhan beban, sehingga dibutuhkan kehandalan yang tinggi dan keekonomian yang sesuai. Sistem microgrid pembangkit existing akan dihitung kehandalan nya yang diikuti oleh analisis keekonomian berupa perhitungan biaya energy/Cost of Energy (COE) dan Net Present Cost (NPC) sistem. Kemudian penambahan PLTB sesuai rencana SII akan dianalisis, dari segi kehandalan menggunakan metode Loss of Load Probability (LOLP) dan dari segi keekonomian akan ditentukan besarnya COE dan NPC. Perhitungan LOLP menggunakan algoritma Visual Basic dalam Microsoft Excel, sedangkan analisis keekonomian menggunakan software Homer. Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa setelah ditambahkan PLTB dalam sistem existing microgrid Sumba Timur, maka LOLP dan keekonomian dapat berubah sesuai menjadi lebih baik dan lebih buruk. Kehandalan lebih baik saat LOLP makin kecil dan keekonomian lebih baik saat COE makin kecil, begitu juga sebaliknya. Skenario paling handal adalah penambahan 3 MW PLTB dengan asumsi capacity credit 40%, dimana LOLP akan turun dari 4,82 hari/tahun menjadi 3,86 hari/tahun, dan COE akan turun dari $0,270/kWh menjadi $0,267/kWh.

On-grid existing power system in East Sumba is dominated by diesel generator. The great number of renewable energy potential on Sumba Island encourages the Sumba Iconic Island (SII) program to meet the renewable energy development target provide 95% electrification ratio using renewable energy by 2025. SII program plans to build Wind Turbine Power Plant that will be connected to the PLN grid system. Electricity system planning must achieve the fulfillment of load requirements, so a high reliability and appropriate economics system are needed. The existing microgrid system will be analized for both reliability and economical analysis, for reliability use LOLP calculation and generate Cost of Energy (COE) and Net Present Cost (NPC) for economical analysis. Adding Wind Turbine Power Plant in the existing system also will be analyzed with the same methode. Visual Basic in Microsoft Excel used to calculate the LOLP index, while Homer software used to optimize the COE and NPC of the microgrid system, include the detail type of power plant. The results of this research after adding PLTB in the existing Sumba East microgrid system, can be concluded that reliability and economical analysis can change according to better and worse. Better reliability when LOLP gets smaller and economical analysis is better when COE gets smaller, and the opposite matters. The most reliable scenario is the addition of 3 MW of Wind Turbine Power Plant with 40% capacity credit assumption, where the LOLP will drop from 4,82 days/year to 3,86 days/year, and COE will drop from $ 0,270/kWh to $ 0,267/kWh."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
T54107
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurul Salsabila
"Penelitian ini membahas mengenai evaluasi kebijakan insentif pajak penghasilan berupa tax allowance yang diberikan kepada industri pembangkit listrik tenaga bayu angin di Indonesia. Tujuan penelitian ini ialah untuk menganalisis pencapaian tujuan kebijakan tax allowance dengan menggunakan indikator efektivitas, responsivitas dan ketepatan dari Dunn. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan teknik pengumpulan data melalui studi lapangan dan studi literatur.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa insentif pajak penghasilan berupa tax allowance kurang efektif dalam meningkatkan investasi di bidang energi angin karena faktor ketidakpastian, tingginya kriteria penerima insentif, kurangnya sosialisasi serta peran insentif tax allowance yang kecil bagi industri ini. Adanya tujuan yang ingin dicapai pemerintah melalui suatu program merupakan faktor yang lebih mempengaruhi investasi dibandingkan pemberian insentif tax allowance.

This research focused on the evaluation of income tax incentive policy in the form of tax allowance given to wind power industry in Indonesia. The purpose of this research is to analyze the achievement of tax allowance policy objectives by using Dunns indicators which are effectiveness, responsiveness and accuracy. This research used a qualitative approach with field research and literature data collection methods.
The results showed that income tax incentive in the form of tax allowance is less effective in increasing investment in wind energy due to uncertainty to get tax incentive approval, high qualifications or threshold, lack of socialization and small role of tax allowance incentive for the industry. A factor that further influences the investment is the existence of objectives to be achieved by the government through a program.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ane Prasetyowati R.
"Meningkatnya kebutuhan akan energi terbarukan di mana salah satunya adalah tenaga angin, menimbulkan masalah baru, yaitu terjadinya fluktuasi dalam produksi energi angin tersebut. Untuk mengembangkan potensi energi angin, persiapan untuk pembangkitan ke jaringan memerlukan model prediksi potensi daya angin pada PLTBayu yang akan dihasilkan dari ladang angin. Dalam kondisi seperti ini, dibutuhkan model prediksi yang dapat memprediksi pola intermittent pada hasil prediksi daya angin yang dihasilkan. Metode prediksi daya angin yang akan dikembangkan dalam penelitian ini menggunakan metode statistik, metode-metode mesin pembelajaran dan proses pembelajaran lebih lanjut (deep learning). Di dalam penelitian ini dikembangkan model prediksi output daya angin menggunakan metode Triple Exponential Smoothing (TES) dengan mengadaptasi parameter α, β dan γ. Parameter-parameter ini dapat beradaptasi terhadap pola intermittent yang terbaca dengan variasi berbeda untuk setiap set data deret waktu pada tiga lokasi pengamatan. Dalam model prediksi daya angin di PLTBayu ini, metode Adaptive Parameters Triple Exponential Smoothing (APTES) digunakan untuk memproses penghalusan data deret waktu kecepaan angin historis, sementara Multiplicative Long Short Term Memory (MLSTM) digunakan untuk menentukan nilai prediksi tenaga angin dengan mengikuti pola intermittent yang terjadi pada area pengamatan. Setelah dilakukan pengujian dan analisa, model prediksi APTES-MLSTM mampu membaca sangat baik pola intermittent dengan pola yang berubah-ubah dan memiliki banyak variasi. Dengan pola intermittent yang sering terjadi, model ini mampu memprediksi dalam waktu jangka pendek dengan beberapa step ke depan. Hasil analisa menunjukkan MAPE untuk dua lokasi luaran daya angin: Pandansimo dan Ciemas, masing-masing dengan rata-rata sebesar 12,93% dan 7,70%. Dari hasil pengujian model di lahan Harjobinangun tanpa melakukan training pada MLSTM menunjukkan pada tahun 2011 nilai MSE sebesar 0,11453, pada tahun 2012 nilai MSE sebesar 0,10509 dan pada tahun 2013 nilai MSE sebesar 0,0449. Akurasi prediksi yang dihasilkan dengan model ini cenderung memiliki MSE semakin mengecil di setiap term dibandingkan dengan model dengan kombinasi metode-metode konvensional seperti Kalman Filter, Wavelet Decomposition, Bayesian Hierarchy, dikombinasikan dengan pembelajaran Support Vector Machine dan Neural Network.

The increasing need for renewable energy where one of them is wind power, raises a new problem, namely the occurrence of fluctuations in the production of wind energy. To develop wind energy potential, preparation for generation to the network requires a prediction model of wind power potential on PLTBayu that will be produced from wind farms. Under these conditions, a predictive model is needed that can predict intermittent patterns on the results of the predicted wind power generated. The wind power prediction method that will be developed in this study uses statistical methods, machine learning methods and the process of further learning (deep learning). In this study a wind power output prediction model was developed using the Triple Exponential Smoothing (TES) method by adapting the parameters α, β and γ. These parameters can adapt to intermittent patterns that are read with different variations for each time series data set at the three observation locations. In this wind power prediction model in PLTBayu, the Adaptive Parameters Triple Exponential Smoothing (APTES) method is used to process refinement of historical wind speed data series, while Multiplicative Long Short Term Memory (MLSTM) is used to determine the predicted value of wind power by following intermittent patterns that follow occur in the observation area. After testing and analysis, the APTES-MLSTM prediction model is able to read very well intermittent patterns with changing patterns and has many variations. With intermittent patterns that often occur, this model is able to predict in the short term with several steps ahead (With the intermittent patterns that often occur, this model is able to predict in the short term with several steps ahead). The results of the analysis show MAPE for two locations of wind power output: Pandansimo and Ciemas, respectively with an average of 12.93% and 7.70%. From the results of testing the model in the Harjobinangun field without doing training in MLSTM shows that in 2011 the MSE value was 0.11453, in 2012 the MSE value was 0.10509 and in 2013 the MSE value was 0.0449. The accuracy of the predictions produced by this model tends to have MSE getting smaller in each term compared to the model with a combination of conventional methods such as Kalman Filter, Wavelet Decomposition, Bayesian Hierarchy, combined with learning Support Vector Machine and Neural Network."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
D2691
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>