Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 173996 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Devi Yuliana
"Notaris dalam menjalankan tugas dan jabatannya harus bersikap jujur, teliti, dan amanah. Jika tidak maka dapat membawa dampak yang fatal, baik bagi aktanya maupun bagi Notaris yang bersangkutan. Penelitian ini menggunakan pendekatan yuridis-normatif dengan tipe penelitian secara deskriptif-analitis dan dianalisa secara kualitatif.
Dari hasil penelitian ini, diketahui bahwa akibat bagi akta yang tidak dibuat sesuai dengan peraturan-peraturan yang berlaku dapat mengakibatkan akta yang bersangkutan menjadi dapat dibatalkan, batal demi hukum, maupun akta menjadi nonexistent. Sedangkan bagi Notaris yang bersangkutan dapat dikenai sanksi baik secara perdata, jika terbukti menimbulkan kerugian, sanksi pidana jika terdapat unsur pemalsuan, dan sanksi administratif dari Majelis Pengawas.

When a notary do their job and occupation, he must be thorough and mandate. If he didn't do it, it can make a severe problems to the notary and his deeds. This research used have the character of normative juridical with research type is descriptive-analytic and being analysis by qualitative method.
From this research, we know that to the deeds that is made not comply to the rules can make the deeds e null, can be canceled, or non-existent. And to the notary can be sanctions by civil sanctions, punishment sanctions if there is some faked on the deeds, and administrative sanctions from supervisory council of Notary.
"
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2011
T28872
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Nasution, Dewi Rosita
"ABSTRAK
Kasus ini bermula dari sengketa kepemilikan Yayasan Pendidikan Cendekia
Utama (YPCU), antara Rektor Universitas Dr. Soetomo dan Organ Yayasan.
Rektor mengintimidasi Organ Yayasan dan berhasil mendapatkan Surat
Pernyataan Pengunduran Diri dan Surat Kuasa dari 3 (tiga) orang dari 4 (empat)
Dewan Pengurus Yayasan yang sekaligus juga Pendiri melalui prosedur yang
tidak sesuai dengan ketentuan Anggaran Dasar.
Dalam putusan Pengadilan Pidana Notaris sebagai yang membuat Akta
Pernyataan Keputusan Rapat dijatuhi hukuman karena telah melakukan Tindak
Pidana Pemalsuan Surat Pasal 264 ayat (1) ke-1 KUHPidana jo Pasal 55 ayat (1)
ke-1 KUHPidana dan Penerima Kuasa yang menghadap kepada Notaris untuk
membuat akta tersebut dijatuhi hukuman telah melakukan Tindak Pidana
Menyuruh Memasukan Keterangan Palsu Pasal 266 ayat (1) ke-1 KUHPidana jo
Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHPidana. Hasil penelitian yang diperoleh yaitu, Notaris
tidak dapat didakwa melakukan tindak pidana tersebut karena Notaris hanya
mengkonstantir apa yg ditulis dalam Risalah Rapat ke dalam akta Notaris, dan
Penerima Kuasa tidak dapat dimintai pertanggung jawabannya atas kebenaran
materiil dari tindakan hukum yang dikuasakan kepadanya sepanjang tidak dapat
dibuktikan sebaliknya.
Kesimpulan dari kasus ini seharusnya kepada Notaris lebih tepat didakwa telah
melakukan kelalaian/alpa karena tidak meneliti prosedur Rapat Organ Yayasan
sesuai Anggaran Dasar Yayasan dan Penerima Kuasa sepanjang tidak dapat
dibuktikan bahwa ia tahu tentang fakta hukum yang sebenarnya tidak dapat di
dakwa dengan pasal tersebut.

Abstract
This case begins with the dispute of ownership of Yayasan Pendidikan
CendekiaUtama (YPCU),between Rector of University of Dr. Soetomo and
Foundation Organ. The Rector intimidated Foundation Organ and obtained Letter
of Statement of Resignation and Power of Attorney from 3 (three) of 4 (four)
Board of Managements of Foundation that were also the Founders of the
Foundation through the inappropriate procedure with the provisions of Articles of
Association.
In the decision of Criminal Court, the Notary which denoting the statements of the
Minutes of Meeting into Deed of Statement of Meeting Resolution has been
punished because he/she has committed crime of Certificate Counterfeiting
pursuant to Article 264 Paragraph (1) number 1 of Criminal Code jo Article 55
Paragraph (1) number 1 of Criminal Code. Meanwhile, the Grantee who appeared
before the Notary to make the deed has been punished committing crime of
Ordering Someone to Make False Information pursuant to Article 266 Paragraph
(1) number 1 of Criminal Code jo Article 55 Paragraph (1) number 1 of Criminal
Code.
The result reveals that the Notary cannot be charged with such criminal act since
the Notary has only denoted the statement of what was written in Minutes of
Meeting into Notarial Deed.Moreover, the Grantee cannot be requested his/her
responsibility upon the valid material and legal action empowered to him as long
as it cannot be proved otherwise
The research concludes that it is more suitable if the Notary is charged with
dereliction/neglectful since he/she did noat examine the procedure ofFoundation
Organ Meeting in accordance with Foundation?s Articles of Association and the
Grantee as long as it cannot be proved that he knows the legal fact that actually
cannot be charged with such articles."
2012
T30761
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Sally Rosalina
"Penulisan ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana keabsahan secara formalitas akta notaris tentang akta pengakuan hutang yang di dalamnya terdapat dua perbuatan hukum, yaitu pengakuan hutang dan kuasa untuk menjual. Notaris merupakan pejabat umum yang mempunyai kewenangan untuk membuat akta otentik. Namun dalam prakteknya terdapat akta notaris khususnya akta pengakuan hutang yang mempunyai kekuatan eksekutorial tidak dapat dieksekusi di Pengadilan Negeri karena mengandung cacat yuridis, yang menjadi pokok permasalahan adalah bagaimanakah keabsahan suatu akta pengakuan hutang yang dibuat notaris yang memuat dua perbuatan hukum sekaligus dalam satu akta, serta bagaimanakah tanggung jawab notaris sebagai pejabat pembuat akta terhadap akta yang mengandung cacat hukum. Suatu akta pengakuan hutang yang memuat dua perbuatan hukum yaitu pengakuan hutang dan kuasa untuk menjual mengandung cacat yuridis sehingga kehilangan kekuatan eksekutorialnya. Metode penelitian yang digunakan adalah yuridis normatif dengan jenis data yang terdiri atas bahan hukum primer, sekunder dan tersier, metode pengolahan data dilakukan secara kualitatif sehingga menghasilkan data yang bersifat deskriptif analitis. Berdasarkan penelitian tersebut dapat tampak akta pengakuan hutang merupakan akta notariil yang murni berdiri sendiri dan tidak dapat disertai atau ditambah dengan persyaratan-persyaratan lain terlebih lagi yang berbentuk perjanjian dan pemberian kuasa tersebut batal demi hukum karena bertentangan dengan Instruksi Menteri Dalam Negeri Nomor 14 Tahun 1982 tentang Larangan Penggunaan Kuasa Mutlak sebagai Pemindahan Hak Atas Tanah, serta notaris mempunyai tanggung jawab moral dan dapat dituntut untuk memberi ganti rugi jika merugikan pihak lain.

This research aims to determine how the validity of the notarial deed on deed formalities of credit in which there are two legal actions, namely the recognition of debt and the power to sell. Notary is a public official who has the authority to make an authentic deed. However, in practice there are notary deed of acknowledgment of debt in particular has the power executorial can not be executed in the District Court jurisdiction because it contains defects, which are at issue is how the validity of a deed of acknowledgment of debt that made notary deed containing two legal actions at once in a single deed, as well as how is the responsibility of the notary as a public official toward deed containing the legal defect. A deed of acknowledgment of debt which includes two legal actions, namely the recognition of debt and the power to sell the flawed executorial juridical thus losing power. The research method is normative juridical with type of data is consist of primary, secondary and tertiary legal materials, data processing method is done qualitatively so that generating analytical descriptive data. Base on this research, a notarial deed of acknlowledgment of debt is a pure self-supporting and can not be attached or added by other requirements especially in the form of the agreement and the authorization null and void because it is contrary to Domestic Affair Minister’s Instruction No. 14 Year 1982 on Absolute Prohibition of Use of Power As a Transfer of Land’s Right, and the notary have a moral responsibility and be required to provide compensation if harm others.
"
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2013
T35277
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muliani Ichwani Putri Patahna
"Surat Kuasa Membebankan Hak Tanggungan (SKMHT) merupakan pernyataan pemberian kuasa yang diberikan pemberi kuasa atau pemberi hak tanggungan dengan menunjuk pihak lain sebagai kuasanya yang wajib dibuat dengan akta Notaris atau Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT). Dalam pembuatan akta, Notaris tunduk pada ketentuan UUJN yang menetapkan bentuk dan format dari akta notaris, namun pada praktiknya ketika membuat SKMHT notaris dituntut oleh Badan Pertanahan Nasional untuk membuat SKMHT berdasarkan blanko Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 8 tahun 2012. Diperlukan adanya kajian unutk mempelajari implikasi hukum akta SKMHT yang dibuat dihadapan notaris yang tidak sesuai dengan ketentuan Undang-undang Nomor 2 tahun 2014 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2004 Tentang Jabatan Notaris. Penelitian ini menggunakan metode penelitian yuridis normatif. Berdasarkan hasil dari penulisan tesis ini dapat disimpulkan kedudukan akta SKMHT yang dibuat oleh notaris dengan menggunakan format berdasarkan blanko Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nomor 8 tahun 2012 yang mana tidak sesuai dengan ketentuan akta auntentik berdasarkan UUJN merupakan akta dibawah tangan.

Notaries must follow the provisions of the Law on Notary Positions while making legitimate deeds; however, in practise, SKMHT deeds are created using the form of the head of the national land agency's regulation number 8 of 2012, which is not in conformity with the provisions of the UUJN. The legal ramifications of a notary SKMHT deed utilising the format of the head of the land agency regulation number 8 of 2012, as well as the protection of a notary in making SKMHT deeds, require more research. Furthermore, normative juridical is a methodological approach that used to complete this research. The finding of this thesis conclude that The position of the SKMHT deed made by a notary using a format based on the form of the Head of the Land Agency Regulation Number 8 of 2012, is not in accordance with the provisions of the UUJN, and could result in the deed being an underhand deed rather than an authentic deed as stipulated in the SKMHT form."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gana Sumandra
"Notaris sebagai pengemban jabatan kepercayaan memiliki keahlian yang berkeilmuan dalam bidang kenotariatan sehingga mampu memenuhi kebutuhan masyarakat yang memerlukan pelayanan dalam bidang kenotariatan. Kasus notaris palsu yang belakangan ini marak terjadi di Indonesia tidak seharusnya terjadi dan harus segera di hentikan. Tesis ini membahas tentang peran Majelis Pengawas Notaris dalam hal adanya Notaris Palsu serta tentang upaya pencegahan baik dari segi tata cara menjadi Notaris maupun pencegahan dari sudut pandang pengguna jasa Notaris agar tidak menjadi korban serta membahas upaya hukum yang dapat dilakuan. Metode Penelitian yang di gunakan dalam tesis ini adalah Yuridis Normatif.
Hasil dari penelitian ini adalah kewenangan MPN hanya meliputi, pengawasan terhadap pelaksanaan jabatan dan perilaku notaris saja, serta menunggu adanya laporan dari masyarakat atau rekan sesama notaris, namun pada praktiknya MPN juga dapat berperan aktif dan turut memeriksa ketika ada isu adanya notaris palsu di wilayahnya. Dalam hal pengawasan MPN dapat saja sewaktu-waktu menemukan adanya Notaris Palsu yaitu pada saat MPD melakukan pemeriksaan berkala ataupun pemeriksaan sewaktu-waktu dianggap perlu. Dalam hal pencegahan MPN tidak mempunyai kompetensi, kompetensi untuk mencegah adanya notaris palsu terdapat pada kepala KANWIL KEMENKUMHAM pada saat akan dilakukan pengambilan sumpah jabatan. Upaya hukum yang dapat dilakukan yaitu dengan membuat aduan kepada MPN, BPN atau penyidik Kepolisian.

Notary as a trust officials has the expertise in the Public Notary field so as to meet the needs of the community who needs his services. Therefore, then a recent fake notary case often happens it should not happen. This thesis describes about the role of the Notary supervisory board relates to the existence of a fake notary and about prevention efforts both in terms of the procedures of being notary and prevention from the point of view of notary user so as not be a victim and this thesis describes about possible legal remedies. Research methods that were in use in the thesis is juridical normative.
The result of research is in literature the authority of notary supervisory board only about supervision of the implementation of the title or position and behavior a notary and lurking for reports of the society or the fellow a notary, but in practice the supervisory board can also be active and also to examine when there is issue of the fake notary in the region. Before being the victim, it would be good society seeking first notified the background of a notary. The legal remedy that could be done by the people if user to become a victim of fake notary is make a report to the notary supervisory board regional, make a report to the national land agency when the notary run his position as PPAT and make report to police.
"
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2018
T51096
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nazzala Fahada
"Tesis ini membahas mengenai perbuatan seorang Notaris yang mengeluarkan nomor Salinan Akta yang berbeda dengan nomor yang ada pada Minuta Akta yang disimpan oleh Notaris, karena Notaris tersebut kurang memperhatikan administrasi kantornya sehingga terjadi penomoran yang berulang. Untuk mengatasi hal tersebut Notaris menambahkan huruf A pada salah satu Minuta Aktanya sehingga terjadi perbedaan dengan nomor Salinan Akta yang dikeluarkannya. Permasalahannya adalah bagaimana keotentitasan dan akibat hukum terhadap penomoran akta yang berbeda tersebut dan bagaimana pertanggungjawaban Notaris yang membuat akta tersebut. Metode penelitian yang dipakai dalam tesis ini adalah yuridis normatif, dimana penelitian ini menggunakan peraturan perundang-undangan serta norma-norma hukum yang ada yang didukung dengan hasil wawancara dengan narasumber untuk mendapatkan hasil dari penelitian.
Hasil penelitian yang penulis dapatkan bahwa terhadap penomoran akta yang berbeda antara Minuta Aktanya dengan Salinan Aktanya akan tetap menjadi akta autentik sepanjang Minuta Aktanya ada dan telah memenuhi syarat-syarat keotentitasan suatu akta autentik, karena yang menjadi dasar dari Salinan Akta adalah Minuta Aktanya dan akibat hukumnya Notaris dapat dikenakan sanksi yaitu berupa teguran tertulis karena kesalahan yang dilakukan oleh Notaris tersebut tidak berulang. Pertanggungjawaban yang dapat dilakukan oleh Notaris adalah dengan sesegera mungkin membuat Akta Berita Acara Pembetulannya yang dilakukan dihadapan para penghadap dan juga saksi yang kemudian Salinan Akta Berita Acara Pembetulannya disampaikan kepada para pihak. Kata kunci: Otentitas Akta Autentik, Akibat Hukum, Pertanggungjawaban Notaris, Perbedaan Penomoran Antara Minuta Akta Dengan Salinan Akta.

This thesis discuss about the act of a Notary that issuing a copy of deed that has a different number from the number that contained in the original of the Deed where kept by the Notary, because the Notary is not fully paying attention to the administration of the office so there is a repetition of the deed numbers. To overcome this, the Notary adds a letter A on one of the original of the deed so that there is a difference in numbering between the original of the deed and copies of Deed that have been issued. The problem are how the authenticity and the legal consequences to the different of the original and the copy of the deed numbers and how the accountability of the notary who made the deed. The research method used in this thesis is the normative juridical, where this research use the existing legislation and the legal norms which supported by interviewing the speakers to get the results of the research.
The results that the author gets from the differentiation in numbering between the original of the deed with a copy of the deed is it will be remain as an authentic deed as long as the original of the deeds are exists and has fulfilled the authenticity requirements of an authentic deed, because the basis of an authentic copy of the Deed is the Original of the deeds and the notary may only get a written warning because this mistake is not repeated. The accountability that can be done by the Notary is to immediately make a correction of the deeds oficial record which done in front of the appearer and also the witnesses and then the copy of the corrected Deeds are submitted to the parties."
Depok: Universitas Indonesia, 2018
T50999
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Universitas Indonesia, 2004
S22231
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Marlo Razzaq Irhanka Syarief Akrabi
"Pembuatan akta hibah saham secara notariil yang dibuat tanpa memperhatikan prosedur pembuatan akta menurut ketentuan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2014 tentang Jabatan Notaris dan prosedur pemindahan hak atas saham menurut anggaran dasar perseroan yang berdasarkan pada Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas dapat mengakibatkan kerugian bagi salah satu pihak seperti kasus yang terjadi pada PT.IM, pihak yang merasa dirugikan tersebut dapat menuntut ganti kerugian apabila terbukti adanya pelanggaran prosedur pemindahan hak atas saham serta pembuatan akta hibah sahamnya. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis akibat hukum terhadap akta hibah saham yang cacat prosedur dan tanggung jawab dari notaris atas akta hibah saham yang batal demi hukum. Bentuk penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah doktrinal, dengan tipologi penelitian deskriptif analitis. Jenis data yang digunakan adalah data sekunder, dengan bahan hukum primer, sekunder, dan tersier. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan studi kepustakaan, dengan metode analisis data kualitatif. Hasil analisis penelitian ini adalah akibat hukum terhadap akta hibah saham yang cacat prosedur mengakibatkan aktanya batal demi hukum karena telah menyebabkan kerugian bagi salah satu pihak dalam akta pemindahan sahamnya, kerugian tersebut diakibatkan adanya prosedur pemindahan hak atas saham yang tidak sesuai dengan ketentuan anggaran dasar perseroan yang bersangkutan, serta perbuatan notaris yang mengirimkan minuta akta untuk ditandatangani oleh salah satu pihak dan tidak menjalankan kewajibannya untuk membacakan akta yang dibuatnya dihadapan para pihak. Hal ini menyebabkan salah satu pihak menandatangani aktanya tanpa benar-benar memahami isi dari akta hibah saham tersebut. Notaris yang tidak menjalankan kewajiban untuk bertindak seksama dengan menegakan prinsip kehati-hatian dan tidak membacakan akta yang dibuatnya dihadapan para pihak dalam kasus ini dapat dimintakan pertanggungjawabannya secara perdata, administratif, dan kode etik notaris.

A notarial share grant deed that is made without regarding the procedures for making the deed according to the provisions of Law Number 2 Year 2014 on Notary Profession and procedures for transferring rights to shares according to the Company’s Articles of Association based on Law Number 40 Year 2007 on Limited Liability Companies can result in losses for one of the parties, as found in the case of PT.IM, the party that aggrieves can demand compensation if violations of the procedures of rights to shares transfer and share grant deed have been legitimately made. This research aims to analyze the legal consequences of share grant deeds that have procedural defects as well as the responsibility of the notary for the share grant deeds that are null and void. Doctrinal with a descriptive analytical research typology is carried out in this research whereas the type of data used is secondary data, with primary, secondary and tertiary legal materials. Data collection techniques are implemented using literature studies, using qualitative data analysis methods. From this research analysis obtained that the legal consequences of a procedurally flawed share grant deed are null and void for it has caused loss to one of the parties involved in the share transfer deed, the loss arises from the procedure for transferring rights to shares which does not comply with the provisions of the Company’s Articles of Association, as well as the heedlessness of the notary that sends minutes of a deed to be signed by one of the parties and does not carry out his obligation to read the deed in front of all of the parties. This causes one of the parties to sign the deed without complete understanding about the contents of the share grant deed. Notaries that do not carry out their obligations to act conscientiously by upholding the principle of caution and not read the deed that they have made in front of the parties in this case can be held liable according to civil, administrative and Notarial Codes of Ethics."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jasmine Sabina Marsheryne
"Sebagai pejabat umum, Notaris adalah pihak yang memiliki tanggung jawab atas akta autentik karena akta tersebut dapat menjadi alas hukum atas hak dan kewajiban seseorang ataupun status harta benda. Kekeliruan akta yang dibuat oleh seorang Notaris dapat memiliki konsekuensi serius, seperti dicabut hak seseorang atau munculnya beban kewajiban atas sesuatu kepada seseorang. Dalam menjalankan tugas dan jabatannya, seorang Notaris pada umumnya dibantu oleh karyawan Notaris untuk mempersiapkan hal-hal lain yang dibutuhkan dalam proses pembuatan akta autentik. Apabila seorang Notaris diduga melakukan tindak pidana berupa pemalsuan akta yang menimbulkan kerugian, maka terdapat kemungkinan bahwa karyawan Notaris juga terlibat dalam prakteknya. Dalam penelitian ini dianalisis dan ditelaah mengenai pertanggungjawaban Notaris dalam hal terjadinya tindak pidana berupa pemalsuan akta yang dalam pelaksanaannya turut melibatkan karyawan Notaris, serta perlindungan hukum yang diberikan kepada karyawan Notaris yang Notarisnya melakukan tindak pidana dengan menganalisis Putusan Mahkamah Agung No. 1209 K/Pid/2022. Penelitian ini menggunakan metode doktrinal dan deskriptif-analisis sebagai tipe penelitiannya. Jenis data yang digunakan adalah data sekunder yang diperoleh melalui penelusuran kepustakaan yang diolah secara kualitatif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tanggung jawab atas akta autentik tetaplah berada di tangan Notaris, sebab tugas karyawan Notaris hanya membantu Notaris. Bentuk pertanggungjawaban pidana Notaris apabila terbukti karyawan Notaris turut andil dalam melakukan tindak pidana adalah pidana penyertaan dalam tindak pidana pemalsuan surat yang diatur dalam Pasal 264 ayat (1) jo. Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP sebab Notaris dianggap lalai dalam menjalankan tugas dan jabatannya. Perlindungan hukum yang diberikan kepada karyawan Notaris dalam kedudukannya sebagai saksi instrumentair diatur dalam Undang-Undang No. 31 Tahun 2014 tentang Perubahan Atas Undang-Undang No. 13 Tahun 2006 tentang Perlindungan Saksi dan Korban.

As a public official, a Notary is the party responsible for authentic deeds because the deed can be the legal basis for a person's rights and obligations or property status. Mistakes in the deed made by a Notary can have serious consequences, such as revoking a person's rights or the emergence of a burden of obligation for something to someone. In carrying out his duties and positions, a Notary is generally assisted by Notary employees to prepare other things needed in the process of making authentic deeds. If a Notary is suspected of committing a crime in the form of forgery of a deed that causes losses, then it is possible that Notary employees are also involved in the practice. In this study, the Notary's liability in the event of a crime in the form of forgery of a deed is analyzed and reviewed, which in its implementation also involves Notary employees, as well as the legal protection provided to Notary employees whose Notaries commit crimes by analyzing the Supreme Court Decision No. 1209 K/Pid/2022. This study uses doctrinal and descriptive-analytical methods as its research type. The type of data used is secondary data obtained through literature searches that are processed qualitatively. The results of this study indicate that the responsibility for authentic deeds remains in the hands of the Notary, because the task of the Notary's employees is only to assist the Notary. The form of criminal liability of the Notary if it is proven that the Notary's employees participated in committing a crime is the crime of involvement in the crime of forgery of documents as regulated in Article 264 paragraph (1) in conjunction with Article 55 paragraph (1) 1 of the Criminal Code because the Notary is considered negligent in carrying out his duties and position. Legal protection provided to Notary employees in their position as instrumental witnesses is regulated in Law No. 31 of 2014 concerning Amendments to Law No. 13 of 2006 concerning Protection of Witnesses and Victims."
Jakarta: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Arkan Arieftha
"Notaris menjalankan jabatannya memiliki kewenangan untuk membuat akta autentik untuk keperluan para pihak. Notaris wajib mengikuti tata cara yang terdapat dalam ketentuan perundang-undangan agar akta yang dibuatnya memiliki kekuatan hukum sebagai akta autentik. Tetapi adanya pembuatan akta dengan mempergunakan blangko kosong yang dapat mengakibatkan kekuatan pembuktian akta tersebut menjadi akta dibawah tangan. Adapun permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini mengenai pembuatan akta oleh Notaris berdasakan Putusan Mahkamah Agung dan pertanggungjawaban Notaris atas pembuatan akta dengan blangko kosong sebagaimana terdapat dalam Putusan Mahkamah Agung Nomor 3683/K/Pdt/2022. Metode penelitian yang digunakan doktrinal dengan tipe eksplanatoris analisis. Pendekatan kualitatif dalam penganalisisannya. Selain data sekunder penelitian ini didukung oleh wawancara dengan beberapa notaris untuk mengkonfirmasi atas data yang ada. Hasil penelitian menunjukan bahwa prosedur pembuatan akta diawali dengan pertemuan antara para penghadap dengan Notaris, yang dilanjutkan pembuatan akta oleh Notaris dan diakhiri dengan pembacaan dan penandatanganan akta, akan tetapi dalam Putusan Mahkamah Agung Nomor 3683/K/Pdt/2022 prosedur pembuatan akta dengan mempergunakan blangko kosong dan menyebabkan berubahnya autentisitas akta autentik menjadi akta dibawah tangan. Dan dalam kasus ini notaris hanya dikenakan sanksi secara perdata berupa ganti rugi, pengembalian sertipikat tanah, dan pengembalian biaya utang-piutang yang seharusnya notaris dapat juga dikenakan saksi berupa pemberhentian sementara dari jabatan maupun sanksi pidana yang berupa penyalahgunaan keadaan dan penipuan.

A notary carries out his duties with the authority to create authentic deeds for the parties involved. The notary is required to follow the procedures stipulated by the law to ensure that the deeds created have legal validity as authentic documents. However, the use of blank forms in creating deeds can result in the evidentiary strength of those deeds being considered as private documents. The issue addressed in this research pertains to the creation of deeds by Notary’s and the notary's responsibility for creating deeds using blank forms, as stated in Supreme Court Decision Number 3683/K/Pdt/2022. The research method employed in this study is doctrinal with an explanatory analysis type, utilizing a qualitative approach for analysis. In addition to secondary data, this research is supported by interviews with several notaries to confirm the existing data. The research findings indicate that the procedure for creating deeds begins with a meeting between the parties involved and the notary. The notary then proceeds with the preparation of the deed, which concludes with the reading and signing of the deed. However, according to Supreme Court Decision Number 3683/K/Pdt/2022, using blank templates in the deed creation process can result in a change in the authenticity of the authentic deed to that of an under-hand deed. In this case, the notary is subject to civil sanctions, such as compensation, the return of land certificates, and the reimbursement of debts and credits, which should also include potential temporary suspension from the position and criminal penalties for abuse of circumstances and fraud."
Jakarta: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>