Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 54594 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Jakarta: Pusat Bahasa, Pendidikan Nasional, 2008
410.1 KED
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Pusat Bahasa, Pendidikan Nasional, 2008
410.1 KED
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Agus Sopian
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan pola pikir yang melatarbelakangi penggunaan kalimat suru dan naru yang terdapat di dalam novel Memushiri Kouchi karya Oe Kenzaburo (1958), peraih hadiah nobel bidang kesusastraan tahun 1994. Suru dan naru adalah istilah linguistik yang digunakan oleh Ikegami dalam tipologi bahasa Jepang. Masing-masing difokuskan pada kalimat yang bermakna perbuatan dan kejadian. Di dalam novel yang dikaji, suru dan naru merupakan kalimat yang dituturkan tokoh-tokoh di dalam cerita sebagai respon atas situasi yang muncul di dalam perjalanan kelima belas orang remaja yang diabaikan oleh keluarganya pada akhir Perang Dunia II.
Hasil analisis menunjukkan bahwa tuturan berupa kalimat suru dan naru dilatarbelakangi budaya girl terhadap nama bail( dan sikap pasif yang tercakup dalam mentalitas curiae masyarakat Jepang. Hal ini dimaksudkan agar penutur dapat menjaga nama baiknya sekaligus perhatian kepada lawan bicara agar tidak merasa tersinggung.

ABSTRACT
The focus of this study is to explain the way of thinking behind the use of suru and naru sentences in Memushiri Kouchi, a novel by Oe Kenzaburo - noble prize winner of literature in 1994. Suru and naru are linguistic terms introduced by Ikegami for Japanese language typology which respectively focused on doing and becoming. In this study, suru and naru are utterances of fifteen kids in responding situation occurred during their long journey. They had been abandoned by their own family in the end of World War II.
Analysis result of this study shows that suru and naru utterances are based on Japanese culture called girl by credibility and aurae mentality of Japanese society. These are meant to be a notice for the speaker to keep their credibility stood still, and to avoid humiliation to anyone.
"
2007
T20695
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dea Nur Zalika
"Rangkaian kata seperti ungkapan, idiom penuh, idiom sebagian, peribahasa, kolokasi (selanjutnya disebut frasem) memiliki komponen khas yang membentuknya. Salah satu komponen frasem yang cukup produktif ditemukan adalah buah. Perbedaan geografis dan musim di wilayah tertentu mempengaruhi relevansi dan prestise buah yang dikenal masyarakatnya. Berdasarkan fenomena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi frasem komponen “buah“ dan nama buah di bahasa Jerman (BJ) dan bahasa Indonesia (BI) sebagai pembanding. Ancangan penelitian kualitatif analisis kontrastif dilakukan dengan pendekatan studi pustaka dan korpus. Pada BJ, sumber yang digunakan yaitu buku kamus DUDEN 11, laman daring DUDEN, laman dict.cc dan korpus dwds.de. Pada BI, kamus yang digunakan, yaitu Kamus Ungkapan Bahasa Indonesia (2022) dan kamus daring Kamus Besar Bahasa Indonesia V serta korpus Indonesian Web pada Sketch Engine. Hasil menunjukkan bahwa frasem berkomponen “buah“ dan nama buah mereferensikan manusia, benda, istilah, peristiwa/momen, pesan, emosi, perilaku, tempat, hasil, dan target yang ingin dicapai. Pada frasem yang bersifat idiomatis, komponen frasem pisang ditemukan paling banyak ditemukan di kedua bahasa. Berdasarkan kesepadanannya, tipologi kesepadanan substitusi ditemukan paling dominan yang menunjukkan kedua bahasa mempunyai konsep yang sama, namun berbeda pada lambang/ranah sumber yang dipilih. Perbedaan letak geografis memungkinkan perbedaan frasem “buah” dan nama buah.

Combinations of words such as expressions, full idioms, partial idioms, proverbs, and collocations (referred to here as 'phrasemes') have distinctive components that make them up. One component that is quite productive is fruit. Geographical and seasonal differences in a particular region affect the relevance and prestige of fruits known to the community. Based on this phenomenon, this study aims to explore the phraseme component "fruit" and fruit names in German and Indonesian as a comparison. The qualitative research approach of contrastive analysis is carried out with a literature and corpus study approach. In German, the sources used are DUDEN 11 dictionary book, DUDEN online page, dict.cc page and dwds.de corpus. In Indonesian, the dictionaries used are the Kamus Ungkapan Bahasa Indonesia (2022), the online dictionary Kamus Besar Bahasa Indonesia V, and the Indonesian Web corpus on Sketch Engine. The results show that "fruit" and fruit-name-component phraseme refer to people, objects, terms, moments, messages, emotions, behaviors, places, results, and targets to be achieved. In idiomatic phrasemes, banana component was found to be the most common in both languages. Based on the equivalence, the typology of substitution equivalence is found to be the most dominant, which shows that both languages have the same concept but differ in the chosen symbol/source language. The difference in geographical location allows the difference in the "fruit" and the fruit name phraseme. "
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Sinta Ridwan
"Tesis ini membicarakan variasi aksara pada prasasti-inskripsi abad ke-5—16 M yang ditemukan di Jawa bagian barat, melalui identifikasi tipologi guna melihat faktor-faktor yang ditelusuri melalui teks terhadap proses perkembangan aksara. Kawasan Jawa bagian barat dapat dinilai memiliki sejarah perjalanan aksara yang cukup lengkap jika dibandingkan kawasan lain di Indonesia, sayangnya, peninggalan bertulis dari masa ke masa hanya ditemukan sedikit. Namun, penemuan prasasti-inskripsi yang dimulai sejak 1800-an memperlihatkan variasi aksara digunakan di beberapa titik lokasi yang ada di Jawa bagian barat, hampir lebih dari setengahnya berada di kawasan pedalaman sehingga dapat diambil kesimpulan walaupun hanya sedikit peninggalannya, tradisi menulis mampu mengabadikan beberapa peristiwa yang terjadi tiap zamannya di tengah-tengah kehidupan masyarakat Sunda Kuna. Tigapuluh delapan prasasti-inskripsi menjadi sumber data primer didukung oleh sumber data sekunder berupa manuskrip, kronik dan catatan bangsa lain. Kajian paleografis difokuskan untuk menelusuri begitu dalam bentuk-bentuk aksara hingga mampu dideskripsikan tiap variasi aksara dengan menggunakan model statis, diperkuat dengan perbandingan prasasti-prasasti yang berasal dari luar Jawa bagian barat namun dianggap sezaman, sehingga dugaan keakuratan data perihal kapan dan di mana kemunculan varian aksara lebih meyakinkan sepanjang duabelas abad. Terakhir, percobaan penyusunan historiografi berdasarkan keberadaan tiap varian aksara pada zamannya dan lokasi penggunaannya.

This thesis discusses script variations in the inscriptions and inscriptions of the 5th-16th century AD., which were found in western Java, through typological identification to see the factors traced through the text to the process of script development. The western part of Java can be considered to have a quite complete history of the passage of characters when compared to other regions in Indonesia, unfortunately, only a few written remains from time to time have been found. However, the discovery of inscriptions that began in the 1800s shows that variations of the script were used at several locations in western Java, almost more than half of which were in the interior, so it can be concluded that even though there are only a few remains, the writing tradition is able to perpetuate several events. which happened every era during the life of the Old Sundanese people. Thirty-eight inscriptions are the primary data source supported by secondary data sources in the form of manuscripts, chronicles, and records of other nations. Paleographical studies are focused on tracing script forms so deeply that each script variation can be described using a static model, strengthened by a comparison of inscriptions originating from outside western Java but considered contemporaneous, so that estimates of the accuracy of the data regarding when and where the variants appeared more convincing script throughout the twelve centuries. Lastly, an experiment on the arrangement of historiography based on the existence of each variant of the script at the time and the location of its use."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Syafiq Rozin
"Islam sebagai agama yang menyeluruh, mengatur seluruh aspek dalam kehidupan manusia termasuk aspek sosial dan masyarakat. Oleh karena itu, akan didapati hadis tentang mengubah kemungkaran dalam Hadis Arba’in. Dalam memahami hadis yang utuh, terdapat dua tipologi kecenderungan pemahaman yaitu tekstual dan kontekstual. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis makna tekstual dan kontekstual hadis tentang mengubah kemungkaran dalam Hadis Arba’in karya Imam An-Nawawi. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif analitis dengan pendekatan kualitatif. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah tiga jenis makna menurut Fayiz (dalam Matsna, 2016) serta klasifikasi konteks menurut Umar (dalam Kholison, 2016). Data yang digunakan adalah hadis tentang mengubah kemungkaran yang terdapat dalam kitab Hadis Arba'in karya Imam An-Nawawi. Hasil analisis menunjukkan bahwa makna yang didapat dari analisis kontekstual hadis tentang mengubah kemungkaran dalam Hadis Arba’in, lebih luas dari analisis tekstualnya. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang makna tekstual dan kontekstual hadis tentang mengubah kemungkaran dalam Hadis Arba'in karya Imam An-Nawawi serta dapat menjadi referensi penting bagi komunitas muslim dan peneliti di masa mendatang yang ingin menjelajahi kekayaan linguistik dalam teks-teks agama Islam.
Islam, as a comprehensive religion, regulates all aspects of human life including social and community aspects. Hence, one will find the Hadith about amending misdeeds in the Hadith of Arba'in. In understanding the hadith as a whole, there are two typologies of understanding tendencies, namely textual and contextual. This study aims to analyze the textual and contextual meanings of the Hadith about amending misdeeds in Hadith Arba'in by Imam An-Nawawi. The research method used is descriptive analytical method with qualitative approach. The theory used in this research is the three types of meaning according to Fayiz (in Matsna, 2016) and the classification of context according to Umar (in Kholison, 2016). The data used is the hadith about changing the evil contained in the book of Hadith Arba'in by Imam An-Nawawi. The results of the analysis show that the meaning obtained from the contextual analysis of the Hadith about amending misdeeds in Hadith Arba'in is broader than the textual analysis. This study is expected to provide a deeper understanding of the textual and contextual meanings of the Hadith about amending misdeeds in Imam An-Nawawi's Hadith Arba'in and to serve as an important reference for the Muslim community and future researchers who want to explore the linguistic richness of Islamic religious texts."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
"Effects of dutch colonialism in Indonesia are widely spread throuhout regions, since Dutch colonization took along times. Almost all aspects of development during dutch colonization left a strong footprints, espicially in architecture...."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Sinaga, Tahapan Deddy Zulfian
"Wadah kubur adalah salah satu media yang penting dalam upacara kematian. Pada kelompok masyarakat yang masih memperlihatkan tradisi megalitik, wadah kubur memiliki peran sebagai media perantara antara dunia orang mati dan dunia mereka. Adanya media perantara seperti wadah kubur bersumber pada gagasan bahwa antara dunia orang mati, dalam hal ini khususnya para nenek moyang. dengan dunia mereka atau diri mereka sendiri terdapat hubungan yang saling timbal balik. Masvarakat itu membutuhkan nenek movang untuk menjaga hidup mereka dari bencana atau bahaya yang lain, sementara para nenek moyang tidak mampu lagi untuk hidup mandiri di dunianva. Mereka membutuhhan para keturunannya yang masih hidup untuk turut memelihara hidup mereka melalui sesaji atau persembahan yang lain. Salah satu kelompok masyarakat yang masih mempertahankan tradisi megalitik tersebut adalah masyarakat Batak Toba di Pulau Samosir. Tradisi itu dapat diamati pada berbagai macam upacara dan secara khusus pada wadah-wadah kubur yang tersebar di pulau itu. Hal yang menarik adalah bahwa Pulau Samosir adalah unit geografis yang khusus dari seluas 50.000 km2 tanah Batak dan wadah-wadah kubur yang terdapat di Pulau itu memperlihatkan bentuk dan hiasan yang beragam. Bentuk dan ragam hias yang terdapat pada wadah-wadah kubur tradisi megalitik di Pulau Samosir adalah data utama dalam penelitian ini karena bentuk dan ragam hias adalah komponen yang penting dalam mengamati sebuah wadah kubur tradisi megalitik dari Pulau Samosir secara utuh, selain karena bentuk dan ragam bias itu memiliki ciri dan variasi yang beragam."
2000
S12019
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Croft, William
Cambridge, UK: Cambridge University Press , 1990
415 CRO t
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Lukmannul Hakim
"Islam di Indonesia berdasarkan bukti arkeologi diperkirakan telah muncul sejak abad sebelas masehi (M). Penemuan makam tertua di Indonesia ditemukan di Leran, Gresik yang berangka tahun 475 Hijriah (I-1) (1082 M). Makam atau kuburan adalah tempat dikuburkannya jasad manusia yang telah meninggal dunia. Makam Islam di Indonesia biasanya berbentuk persegi panjang dengan arah lintang utara_ selatan dan terdiri dari bangunan bawah dengan nama kijing atau jirat dan bangunan atas dengan nama nisan. Bentuk nisan bermacam-macam sesuai dengan agama dan kepercayaan, jenis kelamin, kedudukan, atau sistem klasifikasi sosial yang berlaku di masyarakat pembuatnya. Nisan dianggap penting karena sering mencantumkan jati diri orang yang dimakamkan, seperti: nama, hari, tanggal , informasi kelahiran dan kematian. Nisan di Indonesia, mendapat pengaruh lokal seperti masa prasejarah, Hindu-Buddha, juga pengaruh dan luar, seperti Gujarat, Cambay dan Persia, bahkan tidak mungkin ada nisan yang diirnpor dilihat dari bahan dan gaya. Nisan kubur sebuah makam dapat dijadikan data untuk mengetahui keberadaan Islam di suatu daerah. Penelitian nisan di Situs Kulantung-Jasinga, Bogor bertujuan untuk mengidentifikasi ciri-ciri bentuk dan motif bisa serta mengetahui kronologi penanggalan. Hasil berupa tipologi akan diketahui bentuk seperti apa yang dominan digunakan masyarakat sekitar Situs Kulantung pada waktu itu dan menunjukkan waktu keberadaan Islam di situs tersebut. Tujuan tersebut dicapai dengan pengumpulan data kepustakaan, dengan cara menelusuri sumber-sumber tertulis tentang penelitian nisan. Dilanjutkan pengumpulan data di lapangan, dilakukan dengan cara mengukur, menggambar dan memfoto nisan-nisan. Data-data tersebut kemudian diolah dengan melakukan klasifikasi taksonomi dan perbandingan dengan situs Islam terdekat. klasifikasi yang dilakukan dihasilkan bahwa Situs Kulantung terdapat 11 tipe nisan, yaitu Tkl, A1B1C1D1 berjumlah 4 nisan; Tk2, A1B1C1D2 berjumlah 1 nisan; Tk3, AlB2C1D1 berjumlah 13 nisan; Tk4, A1B2C1D2 berjumlah 1 nisan; Tk 5, A1B2C1D3 berjumlah 1 nisan; Tk6, A1B3C1D1 berjumlah 1 nisan; Tk7, A1B3C1D2 berjumlah 1 nisan; Tk8, A2B4C2D2 berjumlah 3 nisan; Tk9, A2B4C3D2 berjumlah 8 nisan; Tk10, A2B5C2D2 berjumlah 1 nisan; T1C11, A2B5C3D2 berjumlah 9 nisan. Hasil perbandingan angka tahun menunjukkan di situs Kulantung menggunakan dua sistem penanggalan, yaitu masehi (M) dan hijriah (H). Penanggalan masehi terlihat pada nisan dengan angka tahun 1886 dan 1893, sementara nisan dengan angka tahun 1242, 1264, 1332 menggunakan penanggalan hijriah."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2004
S11750
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>