Ditemukan 3719 dokumen yang sesuai dengan query
Makin, Gideon
London: Routledge, 2000
121.68 MAK m
Buku Teks SO Universitas Indonesia Library
Yogyakarta : Sadasiva, 2003
192 SER
Buku Teks SO Universitas Indonesia Library
Marlando Wawolumaya
"Tesis ini merupakan penelitian atas pemikiran Gottlob Frege yang mencoba untuk memanifestasikan prinsip-prinsip logika ke dalam tataran bahasa. Penelitian ini pada dasarnya lebih mengacu kepada problem yang krusial dalam logika mau pun bahasa, yaitu kebermaknaan. Kebermaknaan menjadi sebuah isu dalam logika yang menjadi ruang ontologis penyebab dari kesesatan dan ambiguitas. Problem kebermaknaan ini dimodifikasi sedemikian rupa oleh Frege agar mendapatkan definisi, posisi, serta pengertiannya yang tepat dalam tataran logika mau pun bahasa. Hanya dengan memahami isu-isu mengenai problem kebermaknaan lah, kita baru bisa memulai serta memfondasikan aktivitas berpikir kita, khususnya berfilsafat, di atas fondasi logika serta epistemologi yang aman dan dapat dipertanggungjawabkan secara filosofis.
This thesis is a study of the thought of Gottlob Frege that endeavors the manifestation of logical principles on language. This study is concern with the pivotal problem of logic and language, that is Meaning. Meaning is an issue of logic that has become an ontological space that enables fallacies and ambiguities. This problem of meaning is modified by Frege in order to have its proper definition, position, and concept in logic and language. Only with the understanding of the problem of meaning, we can be able to start and lay our thinking activity, especially philosophizing, on a secure foundation of logic and epistemology that is also philsophically-responsible."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2011
T28735
UI - Tesis Open Universitas Indonesia Library
Fritz, Charles A.
London: Routledge & Kegan Paul, 1952
192 FRI b
Buku Teks SO Universitas Indonesia Library
Jodi Roudho Prayogo
"Tesis ini membahas mengenai sense of place sebagai dasar dalam membentuk ruang kota yang unik dengan mencoba melihat dari sisi yang berbeda. Dalam kehidupan manusia terdapat legenda dan cerita rakyat yang menjadi salah satu bentuk pemahaman manusia terhadap lingkungannya. Tesis ini menelusuri keterkaitan antara sense of place di perkotaan dengan legenda dan cerita rakyat. Dengan melihat bagaimana suatu legenda atau cerita rakyat mempengaruhi ruang-ruang di sekitarnya menggunakan metode Evidance-Based Approach, hubungan antara legenda dan sense of place ini akan dianalisis dari segi literatur dan contoh nyata yang terjadi. Dimana temuan dari analisis ini dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam merancang kawasan untuk memiliki sense of place berdasarkan legenda dan atau cerita rakyatnya.
This thesis discusses the sense of place as the basis for forming a unique urban space by trying to see it from a different side. In human life, there are legends and folklore which are a form of human understanding of the environment. This thesis explores the relationship between the sense of place in urban areas with legends and folklore. By looking at how a legend or folklore affects the surrounding spaces using the EvidanceBased Aproach method, the relationship between legend and sense of place will be analyzed in terms of literature and real examples that occurred. Where the findings from this analysis can be taken into consideration in designing the area to have a sense of place based on legends and or folklore."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Martin, R.M.
Chicago: University of Chicago Press, 1958
149.94 MAR t
Buku Teks SO Universitas Indonesia Library
Ajatrohaedi, 1939-2006
"Awal tahun enam puluhan merupakan masa awal saya berkenalan dengan ilmu yang bernama epigrafi. Dalam salah satu prasasti yang ketika itu dijadikan bahan kuliah, ditemukan dua kata yang cukup menarik bagi saya, yaitu runwas (prasasti Polengan 4) dan wangkyul (prasasti Polengan 2). Saya mencoba mengajukan pendapat akan adanya kemungkinan bahwa kedua kata tersebut sekarang dikenal dalam bentuknya yang "baru", yaitu rimbas dan cangkul. Kata rimbas dikenal dalam bahasa Sunda, sedangkan cangkul dalam bahasa Indonesia (Melayu). Namun, segera saya diperingatkan agar jangan terlalu berani mengambil simpulan, mengingat datanya masih sangat kurang. Saya segera menyadari kedudukan saya sebagai mahasiswa yang barn belajar epigrafi, dan boleh dikatakan tanpa pengetahuan linguistik sedikit pun. Apa yang saya petik dari peringatan itu adalah, agar kita tidak terlalu tergesa-gesa menyimpulkan apa yang kita temukan, terutama jika bahannya tidak mencukupi.
Ketika kamus Jawa Kuna yang paling lengkap terbit, kata rimbas dan rimwas tercatat sebagai jejar 'entri'; rimbas ditemukan dalam naskah Udyogaparwa. 6.25: "tang wenang ikang patuk rimbas ri sarira nikang daityd"; 6.29: "aster bajropama iku rimbas pin.akasar`rjatanyu"; dan -Kidung Harsawijaya 4.65a: "(ni.babad) antau'a wadung timbers garut"; sedangkan kata rimwas ditemukan dalam prasasti Polengan 4 (877 N1) 1111: "rintu'as I rradung I patuk-pattrk. I lukai 1". Kata itu sering ditemukan dalam prasasti (Zoetmulder 1982:1551). Demikian juga halnya dengan kata wangkyul, tercantum sebagai jejar, terdapat dalam prasasti Polengan 2 (875 M) 1A9: "Haggis .1 wangkyut I gulumi I". Kata itu pun sering ditemukan dalam prasasti (kys.:2197)."
PGB 0070
UI - Pidato Universitas Indonesia Library
Rolin, Bernard E.
Paris: Mouton, 1976
419 ROL n
Buku Teks SO Universitas Indonesia Library
Sarah Farisah Halim Kalla
"
ABSTRAKMeans-End Theory merupakan sumber daya yang tak ternilai dalam menyelidiki makna suatu Merk. Means-End Theory menyarankan bahwa ada organisasi hierarki mengenai persepsi konsumen dan pengetahuan produk. Laddering merupakan metode yang efektif untuk mengevaluasi dan menarik implikasi tentang Means-End Theory, teknik ini menggunakan serangkaian pertanyaan progresif untuk mengumpulkan data tangga yang dianalisis dan disusun secara grafis yang disebut sebagai peta nilai hierarkis (HVM). Disini kita ditugaskan untuk menganalisis HVM yang tepat dari suatu kategori produk sebuah brand dan identifikasi hubungan tersebut dengan konsumen.
ABSTRACTMeans-End Theory is an invaluable resource in investigating brand meaning. Means-End Theory suggest that there is a hierarchical organization of consumer perceptions and product knowledge. Laddering is an effective method to evaluate and draw implications about the Means-End Theory. Laddering uses a series of progrressive questions to collect laddering data which are analysed and arranged in graphical representation of connecting lines, called Hierarchical Value Map (HVM). We are assigned to analyze the right HVM of a product category of a brand and identify the relationship with its customers"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2019
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Rissa Amanda
"Quarter life crisis merupakan fenomena krisis emosional di usia dewasa awal akibat dari belum terselesaikannya tugas perkembangan pada usia tersebut. Ada ketidakpuasaan terhadap yang mengalaminya, karena merasa tidak sebaik lingkungan sebayanya. Oleh karena itu, penelitian ini membahas mengenai bagaimana manajemen makna terkoordinasi individu dengan quarter life crisis dalam keluarga. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif dengan menggunakan strategi analisis studi kasus. Penelitian ini dilakukan terhadap individu usia 20-30 tahun yang masih tinggal serumah dengan orang tuanya (keluarga inti). Hasil penelitian menunjukkan bahwa kasus individu yang mengalami quarter life crisis dalam keluarga di Indonesia semakin kompleks akibat dari adanya faktor gender, tuntutan sosial dari orang tua dan lingkungan, serta budaya Indonesia yang masih konservatif dan kental dengan unsur agama. Terutama individu perempuan yang rentan mengalami tekanan karena tuntutan sosial tersebut. Mereka sulit mengekspresikan dirinya karena ruang gerak terbatas akan norma dan nilai yang ada. Selain itu, kurangnya kemampuan individu untuk mengomunikasikan hal ini terhadap orang tuanya sebagai support system, membuat mereka cenderung menghindari konflik dan hanya berpasrah pada Tuhan dan menggunakan agama sebagai alat untuk menenangkan diri dari tekanan tersebut.
Quarter life crisis is a phenomenon of emotional crisis in early adulthood as a result of unfinished developmental tasks at that age. There is dissatisfaction with those who experience it, because they feel they are not as good as their peers. Therefore, this study discusses how someone with a quarter life crisis in the family doing coordinated meaning management. The research method used qualitative research with case study analysis strategy. This research was conducted on individuals aged between 20-30 years old who still live at home with their parents (nuclear family). The results of the study show that cases of individuals experiencing quarter life crisis in families in Indonesia are more complex as a result of gender factors, social demands from parents and the environment, and Indonesian culture which is still conservative and have a strong religious aspect. Especially women who are more vulnerable experiencing pressure because of these social demands. They find it difficult to express themselves because the space for movement is limited by existing norms and values. In addition, the lack of ability to communicate this thing to their parents as a support system, makes them tend to avoid conflict and only surrender to God and use religion as a tool to calm themselves from this pressure."
Jakarta: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library