Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 159046 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sherly Juanita
"Penelitian dengan objek gambar papan menu coffee shop yang berbasis tulisan dengan latar papan warna hitam dan tulisan putih dilakukan dengan menggunakan alat EyeLink II Head Fixed Eye-Tracker. Pergerakan pupil mata selama melihat papan menu saat eksperimen direkam oleh eye-tracker dan dihasilkan data berupa fiksasi, saccades, durasi fiksasi, perpindahan fiksasi mata, dll. Dari data yang diperoleh, akan dilakukan pengolahan data untuk menghasilkan fixation map dan laporan lainnya dan kemudian hasil akan dianalisis. Hasil akhir penelitian ini mendapatkan sebuah pola pembacaan dan juga daerah strategis pada papan menu coffee shop.

A study of coffee shop?s menu board as the object was done using Eyelink II Head Fixed Eye-Tracker. The menu board is the one that is display written menu (white on black) and no picture. Behavior of seeing such display that is represented by the pupil movement is recorded by eye-tracker and then generate various data, such as: fixation data, saccades data, fixation duration, eye movement path, etc. Further data processing is done to generate fixation map and other reports. Analysis is done based on fixation map result and data generated by eye-tracker. The final output from this study includes information about how is the reading pattern, and the most attractive interest area in the menu board."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
S162
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Agung Prehadi
"Penulis pada penelitian ini tidak hanya melakukan perancangan sebuah purna rupa Eye Tracker namun juga memberikan sebuah studi kasus yang merupakan implementasi peralatan yang penulis rancang yang diharapkan dapat menjadi cikal bakal penelitian-penelitian pada dengan menggunakan Eye Tracker berikutnya. Eye tracking merupakan metode pengukuran titik tatapan mata atau pergerakan mata terhadap posisi kepala manusia. Sebuah eye tracker adalah peralatan yang digunakan untuk mengukur posisi dan pergerakan mata.
Perancangannya pada penelitian ini menggunakan Metode Perancangan Berbasis Pengguna (User Centered Design) yang merupakan salah satu pendekatan dalam melakukan perancangan Human Computer Interaction. Eye Tracker yang dirancang penulis menerapkan teknologi Video Based Eye Tracker yang terdiri dari sebuah komputer, monitor, kamera, dan sumber cahaya infra-merah. Sistem didukung oleh aplikasi komputer atau software yang akan menginterpretasikan data yang diterima.
Studi kasus yang penulis lakukan pada penelitian perancangan Eye Tracker ini adalah dengan mengimplementasikan penggunaan Eye Tracker untuk menafsirkan beberapa quality atribute. Metode penafsirannya menggunakan metode Web Usability dimana penulis melalui peralatan Eye Tracker memberikan penafsiran kuantitatif terhadap tingkat Learnability, Efficiency, Memorability, Errors, dan Satisfaction dari halaman web Departemen Teknik Industri UI www.ie.ui.ac.id.
Hasil penelitian ini berupa purna-rupa sebuah Eye Tracker yang memenuhi prinsip dasar pengembangan peralatan laboratorium: multi-fungsi, murah harganya; rendah biaya perawatannya; dan sesuai standar. Dan sebuah studi kasus penggunaan Eye Tracker pada evaluasi desain halaman web dengan menggunakan metode Web Usability. Halaman Website yang digunakan sebagai obyek penelitian adalah halaman website Departemen Teknik Industri Universitas Indonesia dengan alamat www.ie.ui.ac.id. Halaman tersebut terlebih dahulu di download secara keseluruhan kedalam sebuah server lokal guna menghindari adanya perbedaan waktu akses.

The author is not only designing an Eye Tracker but also provides a case study which is the implementation of the stake equipments that can be expected become a research embryo on using the Eye Tracker. Eye tracking is a method of measuring eye saccade to eye gaze of the human head position. An eye tracker is the equipment used to measure the position and movement of the eye.
The design of an Eye Tracker on this research is using User Centered Design Method, which is one of the approaches applying to the design of the Human Computer Interaction. Eye Tracker is designed by applying Video Eye Tracker technology, which consists of a computer, monitor, camera, and infrared system. The system is supported by computer software that interprets the data will be received.
The case study that the author did research on The Eye Tracker is by implementing the use of the Eye Tracker for interpret some quality attribute. The method of interpreting is using Web Usability method and through the Eye Tracker equipment provides quantitative interpretation of the level of learnability, efficiency, memorability, errors, and satisfaction from the web page of Department of Industrial Engineering UI: www.ie.ui.ac.id.
Results of this research is a prototype of an Eye Tracker that meets the basic principles of the development of laboratory equipment: a multi-function, low price; low-cost maintenance and appropriate standards and also a case study on the use of the Eye Tracker to evaluate a design web page using Web Usability method. The web page that is used as an object of research is a web page of Department of Industrial Engineering, University of Indonesia with an address www.ie.ui.ac.id. The pages are downloaded into a local server in order to avoid differences in access time.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S51975
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Rita Ramayulis
"Latar Belakang: Kewajiban mencantumkan informasi kandungan Gula, Garam dan Lemak GGL serta pesan kesehatan pada pangan siap saji telah diatur dalam Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 30 tahun 2013 tentang Pencantuman Informasi Kandungan Gula, Garam dan Lemak serta Pesan Kesehatan untuk Pangan Olahan dan Pangan Siap Saji Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 617 ; sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 63 Tahun 2015 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 30 Tahun 2013, akan diberlakukan paling lambat tahun 2019 empat tahun setelah diundangkan . Saat ini belum diketahui keberhasilan pencantuman informasi kandungan GGL serta pesan kesehatan bagi peningkatan pengetahuan, perbaikan pemilihan menu serta penurunan asupan GGL masyarakat untuk mengurangi risiko Penyakit Tidak Menular PTM serta belum tersedia petunjuk teknis pencantuman informasi kandungan GGL serta pesan kesehatan ini pada tempat penyedia pangan siap saji.
Tujuan dan Metode : Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan media papan menu untuk pencantuman informasi kandungan GGL serta pesan kesehatan dan menganalisis pengaruhnya terhadap tingkat pengetahuan tentang GGL serta pesan kesehatan, pemilihan menu dan asupan GGL. Subyek penelitian berasal dari dua SMA di kota Depok sebanyak 374 siswa SMA yang dipilih secara bertingkat Multi Stage Random Sampling . Model pengembangan papan menu meliputi tahapan analisis kebutuhan, desain pembelajaran, pengembangan produk, dan evaluasi produk yang terdiri dari evaluasi formatif dan evaluasi sumatif. Tingkat pengetahuan diukur dengan kuesioner pengetahuan, pemilihan menu dinilai berdasarkan formulir Healthiness Quotient HQ , dan asupan GGL diukur dengan formulir food recall.
Hasil : Disain papan menu yang memperoleh nilai paling baik adalah warna dasar papan menu hitam, dan warna tulisan daftar menu, harga, kandungan GGL putih, serta warna tulisan pesan kesehatan kuning. Penulisan daftar menu, harga dan kandungan GGL dalam bentuk tabel. Penulisan pesan kesehatan diletakkan di bawah tabel dengan posisi tengah disertai dengan sumber pesan kesehatan tersebut yaitu Permenkes Nomor 30 tahun 2013. Secara keseluruhan penulisan tulisan pada papan menu ini mengikuti pola F yaitu pada tulisan bagian pertama ditulis secara horizontal dan pesan kesehatan ditulis dengan area yang lebih pendek. Daftar makanan yang dicantumkan pada papan menu tidak hanya pada hidangan yang dijual tetapi juga mencantumkan bahan yang sering ditambahkan pada makanan yang dipesan seperti saos, kecap, mayonaise, gula, sirup dan kerupuk. Uji GLM Multivariate Repeated Measure memperlihatkan setelah dikontrol jenis kelamin, status gizi, jumlah uang jajan, sikap, norma subyektif dan persepsi kontrol perilaku, terdapat pengaruh pencantuman informasi kandungan GGL serta pesan kesehatan pada papan menu di kantin sekolah terhadap peningkatan pengetahuan tentang GGL serta pesan kesehatan, perbaikan pemilihan menu jajanan dan penurunan asupan GGL di kantin sekolah, luar kantin sekolah dan sehari-hari. Pengukuran di lakukan mulai pre intervensi, minggu ke-3, ke-6 dan ke-9 setelah intervensi. Pada kelompok intervensi terjadi peningkatan rata-rata skor pengetahuan dari 45,1, menjadi 49,6, 55,4 dan 58,8, rata-rata skor HQ pemilihan menu jajanan semakin sehat dari 1,5 menjadi 1,2, 1,2 dan 0,9 kantin sekolah , 3,4 menjadi 2,8, 2,5 dan 2,2 luar kantin sekolah , dan 4,7 menjadi 3,7, 3,6 dan 2,9 sehari-hari , rata-rata asupan gula menurun dari 36,5 g menjadi 32,4 g, 30,2 g dan 21,1 g di kantin sekolah , 46,1 g menjadi 39,9 g, 34,7 g dan 30,3 g luar kantin sekolah , dan 82,3 g menjadi 71,7 g, 64,9 g, dan 51,4 g sehari-hari , rata-rata asupan garam menurun dari 897,5 mgNa menjadi 669,4 mgNa, 707,5 mgNa dan 584,8 mgNa kantin sekolah , 1997,3 mgNa menjadi 1646,4 mg Na, 1409,8 mgNa dan 1335,8 mgNa luar kantin sekolah , dan 2894 mgNa menjadi 2299,7 mgNa, 2111,9 mgNa dan 1902 mgNa sehari-hari , rata-rata asupan lemak menurun dari 21,3 g menjadi 16,8 g, 16,8 g dan 16,2 g kantin sekolah , 67,1 g menjadi 60,1 g, 49,9 g dan 44,9 g luar kantin sekolah , dan 88,4 g menjadi 76,9 g, 66,7 g dan 61,2 g sehari-hari . Pada kelompok kontrol tidak terjadi peningkatan pengetahuan skor 42,7 menjadi 43,9, 42,8, dan 43,4 , tidak terjadi perbaikan pemilihan menu di kantin sekolah skor 1,6, menjadi 1,5, 1,8 dan 2,0 , luar kantin sekolah skor 3,0 menjadi 2,9, 2,8 dan 3,1 , dan sehari-hari skor 4,2 menjadi 4,2, 4,2 dan 4,6 , tidak terjadi penurunan asupan gula dari makanan di kantin sekolah 40,9 g menjadi 39,8 g, 47,5 g dan 57,5 g , luar kantin sekolah 39,7 g menjadi 48,1 g, 40,6 g dan 47,6 g dan sehari-hari 78,9 g menjadi 88,9 g, 87,2 g dan 102,5 g , tidak terjadi penurunan asupan garam dari makanan di kantin sekolah 900 mgNa menjadi 854,9 mgNa, 1002,9 mgNa dan 888,1 mgNa , luar kantin sekolah 1715,3 mgNa menjadi 1777,5 mgNa, 1601,8 mgNa dan 1676 mgNa , dan sehari-hari 2592,9 mgNa menjadi 2480,4 mgNa, 2599,4 mgNa dan 2551,6 mgNa , tidak terjadi penurunan asupan lemak dari makanan di kantin sekolah 25,2 g menjadi 22,3 g, 26,6 g dan 24,7 g , luar kantin sekolah 59 g menjadi 55,8 g, 51,2 g dan 56,9 g dan sehari-hari 83,9 g menjadi 77,7 g, 77,8 g dan 81,7 g.
Kesimpulan : Pencantuman informasi kandungan GGL serta pesan kesehatan pada papan menu di kantin sekolah meningkatkan pengetahuan siswa SMA tentang GGL serta pesan kesehatan, memperbaiki pemilihan menu dan menurunkan asupan GGL.Saran : Hasil penelitian ini dapat dijadikan referensi yang menguatkan kewajiban pencantuman informasi GGL serta pesan kesehatan untuk mengurangi risiko penyakit tidak menular dengan mengedukasi masyarakat melalui pencantuman informasi GGL serta pesan kesehatan pada pangan siap saji dan disain papan menunya dapat diadop oleh kementerian kesehatan untuk menjadi bagian dari petunjuk teknis pelaksanaan Permenkes Nomor 30 tahun 2013 Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 617 terutama untuk pangan siap saji.Kata kunci : kandungan GGL, pesan kesehatan, papan menu, asupan GGL.

Background: The obligation to include information on the content of Sugar, Salt and Fat SSF also health messages on ready to eat foods has been regulated in Minister of Health Regulation No. 30 of 2013 on inclusion of information on sugar, salt and fat contents also health message for prepared food and ready to eat State Gazette of the Republic of Indonesia No. 617 of 2013 as already amended by Minister of Health Regulation No. 63 of 2015 on Amendment to Regulation of the Minister of Health No. 30 of 2013, shall be effective in 2019 four years after the enactment . It isn rsquo t currently known the success of the inclusion of information on SSF contents also health messages for the improvement of knowledge, improvement of menu selection and the decrease of SSF intake to reduce the risk of NonCommunicable Diseases NCDs and the technical guidance inclusion of information on SSF contents and health message is not yet available at the food seller.
Objectives and Methods: This study aims to develop menu board media for the inclusion of information on SSF contents also health messages and analyze its effect on the level of knowledge about SSF also health messages, menu selections and SSF intake. The research subjects are from two senior high schools in Depok city as many as 374 high school students selected in stages Multi Stage Random Sampling . The menu board development model includes the stages of needs analysis, instructional design, product development, and product evaluation consisting of formative evaluation and summative evaluation. The level of knowledge measured by a knowledge questionnaire, menu selection assessed by the Healthiness Quotient HQ form, and the SSF intake measured by a food recall form.
Result: The best menu board design that get the best value is the basic color of the black menu board, and white color is for the menu listing, price, SSF content, while yellow color is for health message. Writing menu lists, pricing and SSF content in tabular form. Health message writing placed under the table at the middle position accompanied by the health message source is Minister of Health Regulation No. 30 of 2013. Overall writing on board menu follows the F pattern that is on the first part of the writing is written horizontally and health messages written have more areas. The list of foods that listed on the menu board is not only on the dishes that they sold but also lists of the ingredients that are often added to the ordered food such as sauces, soy sauce, mayonnaise, sugar, syrup and crackers. GLM Multivariate Repeated Measure test shows after sex, nutritional status, amount of money, attitude, subjective norm and perception of behavior control had controlled, and there is influence of inclusion of information on SSF contents also health message on school menu board in school cafeteria to increase knowledge about SSF and health message , improved menu selections and decreased SSF intake at the school cafeteria, outside of the school cafeteria and daily intake. Measurements made from pre intervention, 3rd, 6th and 9th week after intervention. In the intervention group there was an increase in the average of score of knowledge from 45.1, to 49.6, 55.4 and 58.8, the average of HQ score from 1.5 to 1.2, 1.2 and 0.9 school cafeteria , 3.4 to 2.8, 2.5 and 2.2 outside of the school cafeteria , and 4.7 to 3.7, 3.6 and 2.9 daily intake , the average of sugar intake decreased from 36.5 g to 32.4 g, 30.2 g and 21.1 g school cafeteria , 46.1 g to 39.9 g, 34.7 g and 30 , 3 g outside of the school cafeteria , and 82.3 g to 71.7 g, 64.9 g, and 51.4 g daily intake , the average of salt intake decreased from 897.5 mgNa to 669, 4 mgNa, 707,5 mgNa and 584,8 mgNa school cafeteria , 1997,3 mgNa to 1646,4 mg Na, 1409,8 mgNa and 1335,8 mgNa outside of the school cafeteria , and 2894 mgNa become 2299,7 mgNa, 2111.9 mgNa and 1902 mgNa daily intake , while the average of fat intake decreased from 21.3 g to 16.8 g, 16.8 g and 16.2 g school cafeteria , 67.1 g to 60.1 g, 49.9 g and 44.9 g outside of the school cafeteria , and 88.4 g at 76.9 g, 66.7 g and 61.2 g daily intake . Meanwhile, the control group, there wasn rsquo t increase in knowledge scores of 42.7 to 43.9, 42.8, and 43.4 , no improvement in menu selections in the school cafeteria scores 1.6, 1.5, 1.8 and 2.0 , outside of the school cafeteria score 3.0 to 2.9, 2.8 and 3.1 , and daily intake score 4.2 to 4.2, 4.2 and 4.6 , there was not decrease in the intake of sugar from school cafeteria 40.9 g to 39.8 g, 47.5 g and 57.5 g , outside of the school cafeteria 39.7 g to 48.1 g, 40.6 g and 47.6 g and daily intake 78.9 g to 88.9 g, 87.2 g and 102.5 g , there was no decrease of salt intake from school cafeteria 900 mg Na to 854.9 mgNa , 1002.9 mgNa and 888.1 mgNa , outside of school cafeteria 1715.3 mgNa to 1777.5 mgNa, 1601.8 mgNa and 1676 mgNa , and daily intake 2592.9 mgNa to 2480.4 mgNa, 2599.4 mgNa and 2551.6 mgNa , no decrease in dietary fat intake in the school cafeteria 25.2 g to 22.3 g, 26.6 g and 24.7 g , outside of the school cafeteria 59 g being 55.8 g, 51.2 g and 56.9 g and daily intake 83.9 g to 77.7 g, 77.8 g and 81.7 g.
Conclusion: Inclusion of information on SSF contents also health messages on the menu boards in the school cafeteria enhances senior high school students rsquo knowledge of SSF and health messages, improves menu selections and decrease SSF intake.Suggestions The results of this study can be use as a reference to strengthen the obligation of inclusion of information on SSF information also health messages to reduce the risk of non communicable diseases NCDs by educate the public through the inclusion of information on SSF contents and health messages on fast food and design of the menu board can be adopted by the Health Ministry to be part of the technical guidance on the implementation of Health Ministry Regulation No. 30 of 2013 State Gazette of the Republic of Indonesia Year 2013 Number 617 , especially for fast food.Keywords SSF contents, health message, menu board, SSF intake.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
D-Pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Coffee shop saat ini tidak hanya berfungsi sebagai tempat untuk menikmati kopi, tetapi telah menjadi tempat bersosialisasi, hiburan dan produktivitas. Beberapa pengunjung coffee shop memiliki kecenderungan untuk beraktivitas dan menghabiskan waktu di coffee shop secara berkala, sehingga secara tidak sadar penggunaan ruang yang berulang dapat menciptakan keterikatan emosi pada tempat (place attachment). Penelitian ini membahas tentang tingkat keterikatan terhadap ruang antara responden laki-laki dan perempuan di coffee shop. Metode penelitian pendekatan kualitatif survey dengan menyebarkan kuisioner kepada 36 orang pengunjung coffee shop, menggunakan metode analisis uji beda rata-rata dua sampel independen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat keterikatan terhadap ruang di Roemah kopi tergolong dalam kategori sedang dan hasil hipotesa tidak terbukti karena tidak terdapat perbedaan tingkat keterikatan antara responden laki-laki dan perempuan. Penelitian ini memberikan referensi untuk penelitian lebih lanjut tentang place attachment pada ruang publik."
JSIO 14:3 (2015)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Anastasia Esti Prabarini
"Skripsi ini membahas mengenai pengaruh dari physical environment dan diskonfirmasi terhadap kepuasan serta loyalitas konsumen pada new (first ? timers) customer dan repeat customer Starbucks Coffee dan Jakarta Coffee House. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain riset konklusif dan jenis riset deskriptif. Jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 280 responden dengan teknik non-probability sampling dan pemilihan sampel secara convenience sampling. Sampel pada penelitian ini terbagi menjadi empat (4) kelompok responden. Untuk menguji hipotesis pada penelitian ini digunakan metode structural equation modelling analysis (SEM) dengan teknik pengolahan data menggunakan LISREL. Dalam penelitian ini ditunjukan bahwa diskonfirmasi memiliki pengaruh langsung pada kepuasan dan loyalitas konsumen serta kepuasan konsumen yang memiliki pengaruh positif terhadap loyalitas konsumen.

This thesis discuss about the influence of the physical environment and the disconfirmation of consumer loyalty and satisfaction on customer first-timers and repeat customer Starbucks Coffee and Jakarta Coffee House. This research is quantitative research with conclusive research designs and types of descriptive research. The number of samples in the study as many as 280 respondents with non-probability sampling techniques and the selection of samples by convenience sampling. The samples of this study will separate to four (4) groups of respondents. To test the hypothesis, this study used methods of structural equation modelling (SEM) analysis with the data processing techniques using LISREL. This study indicated that disconfirmation has a direct influence on consumer satisfaction and loyalty as well as consumer satisfaction that have a positive influence on consumer loyalty."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2015
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anastacia Esti Prabarini
"Skripsi ini membahas mengenai pengaruh dari physical environment dan diskonfirmasi terhadap kepuasan serta loyalitas konsumen pada new (first timers) customer dan repeat customer Starbucks Coffee dan Jakarta Coffee House. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain riset konklusif dan jenis riset deskriptif. Jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 280 responden dengan teknik non-probability sampling dan pemilihan sampel secara convenience sampling. Sampel pada penelitian ini terbagi menjadi empat (4) kelompok responden. Untuk menguji hipotesis pada penelitian ini digunakan metode structural equation modelling analysis (SEM) dengan teknik pengolahan data menggunakan LISREL. Dalam penelitian ini ditunjukan bahwa diskonfirmasi memiliki pengaruh langsung pada kepuasan dan loyalitas konsumen serta kepuasan konsumen yang memiliki pengaruh positif terhadap loyalitas konsumen.

This thesis discuss about the influence of the physical environment and the disconfirmation of consumer loyalty and satisfaction on customer first-timers and repeat customer Starbucks Coffee and Jakarta Coffee House. This research is quantitative research with conclusive research designs and types of descriptive research. The number of samples in the study as many as 280 respondents with non-probability sampling techniques and the selection of samples by convenience sampling. The samples of this study will separate to four (4) groups of respondents. To test the hypothesis, this study used methods of structural equation modelling (SEM) analysis with the data processing techniques using LISREL. This study indicated that disconfirmation has a direct influence on consumer satisfaction and loyalty as well as consumer satisfaction that have a positive influence on consumer loyalty."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2015
S61336
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alief Sulthan Jordan
"Karakteristik Tempat dan Konsumen saling berkaitan satu sama lain yang dengan mengetahui karakteristik tempat maka akan mengenal apa yang terdapat di tempat coffee shop tersebut yang utamanya diketahui adalah fasilitas, suasana, produk, harga, promosi, dan ruang interior yang mempunyai fungsi untuk memahami apa yang diwujudkan oleh coffee shop. Objek penelitian yang dijadikan unit analisis adalah Dua Coffee Bintaro Sektor 3A, Tomoro Coffee Bintaro Sektor 5, Bajawa Kopi Flores Bintaro Sektor 7, dan Bakoel Koffie Bintaro Sektor 7. Untuk mengerjakan hal tersebut, maka penting untuk memahami pustakanya secara geografi. Untuk menganalisis penelitian skripsi ini diketahui pustaka yang paling baik adalah dengan memahami sejarah coffee shop dengan variasinya, perkembangan di dalam & luar negeri serta memahami variabel penelitian. Variabel yang dipilih adalah site & situation dengan komponen gabungannya site adalah bauran pemasaran sebagai cara/taktik agar mendapati data yang mau dikerjakan pada karakteristik tempat dan variabel geografi, demografi, dan motivasi konsumen yang variabelnya adalah fisik, sosial, status, intelektual, dan mental untuk karakteristik konsumen. Penelitian ini dibuat secara deskriptif kualitatif yang disertai data tambahan atau pendukung secara survey utamanya untuk memahami karakteristik konsumen sehingga hasil yang didapatkan komprehensif. Oleh karena itu, dibuatkan Peta Wilayah di Kawasan Bintaro Jaya agar memahami kependudukan, penggunaan tanah, dan jaringan jalan yang terbentuk utamanya untuk Sektor 3A, 5 dan 7. Hasil penelitian yang didapatkan adalah secara site konsumen yang didapatkan pada Kawasan Bintaro Jaya di keempat coffee shop, faktor suasana yang paling berpengaruh kepada konsumen dalam pemilihan coffee shop, sedangkan secara situation konsumen factor yang paling berpengaruh adalah kondisi lingkungan di sekitar coffee shop dan jaringan jalan. Sedangkan motivasi konsumen yang terbentuk adalah motivasi sosial merupakan motivasi utama konsumen berkunjung di suatu coffee shop baik itu untuk pertemuan, perjanjian, maupun perkenalan yang lebih banyak ditujukan kepada terjadinya interaksi sosial. Kemudian keterkaitannya adalah dengan karakteristik tempat yang disertai dengan suasana yang kuat dengan motivasi sosial yang kuat maka akan tericpta ulasan konsumen yang baik sehingga potensi pertumbuhan lokasi coffee shop di Bintaro Jaya akan semakin tumbuh.

The characteristics of the place and the consumer are related to each other. By knowing the characteristics of the place, you will know what is in the coffee shop. The main things to know are the facilities, atmosphere, product, price, promotion, and interior space which has the function of understanding what the coffee shop embodies. The research objects used as the unit of analysis are Dua Coffee Bintaro Sector 3A, Tomoro Coffee Bintaro Sector 5, Bajawa Kopi Flores Bintaro Sector 7, and Bakoel Koffie Bintaro Sector 7. To do this, it is important to understand the literature geographically. To analyze this thesis research it is known that the best literature is understanding the history of coffee shops with their variations, developments at home & abroad and understanding research variables. The selected variables are site & situation with the combined components site being the marketing mix as a method/tactic for obtaining data to be worked on on the characteristics of the place and the geographic, demographic and motivational variables of the consumers whose variables are physical, social, status, intellectual and mental for the characteristics of the consumers. This research was made in a qualitative descriptive manner accompanied by additional or supporting data in a survey primarily to understand consumer characteristics so that the results obtained were comprehensive. Therefore, a Map of the Area in the Bintaro Jaya Region was made in order to understand population, land use, and the road network that was formed mainly for Sectors 3A, 5 and 7. The research results obtained were from a consumer site obtained in the Bintaro Jaya Area in the four coffee shops, the atmosphere factor that most influenced consumers in choosing a coffee shop, while in terms of consumer the most influential factor was the environmental conditions around the coffee shop and the road network. Meanwhile, the consumer motivation that is formed is social motivation which is the main motivation for consumers to visit a coffee shop, be it for meetings, agreements, or introductions that are more aimed at the occurrence of social interaction. Then the relationship is with the characteristics of the place which is accompanied by a strong atmosphere with strong social motivation so that good consumer reviews will be created so that the growth potential for coffee shop locations in Bintaro Jaya will grow even more."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dyah Prawirajati
"Coffee shop telah menjadi gaya hidup dalam budaya minum kopi di Indonesia bahkan dunia. Gaya hidup ini membawanya pada keseharian masyarakat di Indonesia yang sebelumnya memiliki budaya minum kopi di warkop (warung kopi). Everyday dilihat sebagai konsep dan pengalaman berkaitan dengan modernity dan domesticity. Dalam ruang interior coffee shop, domesticity dan modernity dapat dilihat melalui setting dan producer ruang interior yang didasarkan pada everyday serta kebutuhan dan kenyamanan manusia. Modernity dalam ruang interior coffee shop hadir melalui setting ruang interior yang seragam, global, dan kekinian. Setting ini hadir dari penguasa ataupun desainer dengan keidealan untuk membentuk citra(images). Domesticity hadir dengan setting ruang yang subjektif dan apa adanya dengan memanipulasi setting sebagai upaya individu untuk mendapatkan kebutuhan dan kenyamanan dengan subjektivitasnya.

Coffee shop has become lifestyle in Indonesian coffee culture and even in the world. This lifestyle brought on everyday people in Indonesia who previously had warkop (warung kopi) as their coffee culture. Everyday as a concept and a experience relating with domesticity and modernity. In interior space of coffee shop, domesticity and modernity can be viewed through spatial setting and spatial producer which are based on everyday as well as human needs and comfort. Modernity in interior space of coffee shop is presented by spatial setting which are uniform, global, and modern. The setting comes from ruler or designer with their ideal to create images. Domesticity is presented by spatial setting which are subjective and ordinary with manipulating setting. That is a people attempt with their subjectivity to get needs and comfort."
Depok: Universitas Indonesia, 2013
S46768
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Citra Rufina Praditha
"Perilaku variety seeking merupakan salah satu hal yang perlu diperhatikan oleh para pelaku bisnis industri foodservice namun menjadi suatu hal yang tidak terelekkan untuk dilakukan pelanggan. Penelitian ini dilakukan untuk melihat kecenderungan perilaku pelanggan, khususnya pelanggan kedai kopi waralaba internasional untuk melakukan variety seeking terhadap kedai-kedai kopi asal lokal melalui pengaruh kejenuhan, persepsi mengenai kualitas dan kepuasan yang dirasakan. Responden dari penelitian ini adalah orang-orang yang berlangganan salah satu merk kedai kopi waralaba internasional dan berkunjung ke kedai kopi tersebut setidaknya dalam dua minggu terakhir.
Analisis data dilakukan dengan menggunakan analisis deskriptif, crosstab, ANOVA, dan Structural Equation Modelling (SEM). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengaruh positif terjadi antara kejenuhan dan persepsi kualitas pelanggan terhadap makanan/minuman dan kepuasan tidak memiliki pengaruh terhadap perilaku variety seeking atau dengan kata lain variety seeking akan tetap dilakukan oleh pelanggan-pelanggan yang telah merasa puas dengan kedai kopi langganannya.

Variety Seeking Behavior is one thing that needs to be concerned about in foodservice industry because it is inevitably committed on any food consumers. This study aims to see the inclination of such consumer behavior, especially on how international-chained coffee shop patrons seeking the variety towards local coffee shops by the effect of satiation, perceived quality, and satisfaction. Respondents of this research are those who have patronized on one particular international-chained coffee shop brand and who have had a visit on the coffee shop in the last two weeks.
Descriptive analysis, crosstab, ANOVA, and Structural Equation Modelling (SEM) were employed for data analysis. The result of this research show that the positive effect occurs between food/beverage satiation and both perceived quality and satisfaction have no effect on variety seeking behavior where variety seeking will still be performed by patrons on satisfied patrons.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2016
S62886
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Rafly Hardijanto
"Tugas Karya Akhir ini disusun untuk membahas mengenai kegiatan pemasaran coffee shop yang terletak di daerah pejaten yang bernama Si Cangkir. Tugas Karya Akhir ini berisikan berbagai perencanaan program program dan perencanaan implementasi dari segi integrated marketing communication. Perencanaan program integrated marketing communication ini diharapkan dapat manjadi pemecah masalah yang selama ini dimiliki oleh Si Cangkir dalam kegiatan pemasaran. Penulis menyusu rancangan program integrated marketing communication berdasarkan dari analisis dan data dari kondisi kegiatan pemasaran Si Cangkir. Tugas Karya Akhir ini, memuat strategi komunikasi yang mana penulis menggunakan gabungan antara integrated marketing communication dan proses pembelian dengan model AISAS. Berdasarkan strategi komunikasi yang penulis pilih, penulis akan menggunakan delapan program yaitu Online Submission, Public Relation Package, Sales Promotion, Meet The Creator, Bring Your Old Bottle, Email Marketing, Instagram Ads, dan Si Cangkir Short Movie. Program-program tersebut diharapkan dapat menigkatkan awareness dari Si Cangkir dan memiliki dampak terhadap peningkatan penjualan.

This Final Project is to explain the marketing activities of a coffee shop located in the Pejaten area called Si Cangkir. This Final Project offers various planning program and This final project proposes marketing activities strategies that can be employed by Si Cangkir, a coffee shop in Pejaten, South Jakarta from the aspect of integrated marketing communication. The proposed integrated marketing communication program is expected to be a problem solver for Si Cangkir in marketing activities. Author draws up the design of the integrated marketing communication program based on the analysis and data from the condition of Si Cangkir's marketing activities. This Final Project contains a communication strategy in which the author uses a combination of integrated marketing communication and the buying process with the AISAS model. Based on the communication strategy that the author chose, author will use eight programs which is Online Submission, Public Relations Package, Sales Promotion, Meet The Creator, Bring Your Old Bottle, Email Marketing, Instagram Ads, and Si Cangkir Short Movie. These programs are expected to increase awareness of Si Cangkir and have an impact on increasing sales."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2021
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>