Sianturi, Meilda Ro Napimuta
"Selama beberapa dekade, perekonomian Asia Titnur telah menjadi pusat pertumbuhan ekonomi yang paling dinamis di dunia. Setelah kemunculan negara-negara industri barn di Asia (Asia Newly Industrialized Countries/ANICs) pada tahun 1960-an, era 1980-an mencatat kemunculan gelombang ke-2 ANICs (atau setidaknya mendekati ANICs). Indonesia, bersama-sama Malaysia dan Thailand, disebut-sebut sebagai kelornpok tersebut. Namun demikian, pada kenyataannya Indonesia masih tertinggal dan Malaysia dan Thailand. Penulisan ini mencoba melihat perkembangan lima sektor industri unggulan Indonesia, yakni tekstil, kayu dan barang dari kayu, karet dan petrokimia, besi dan Baja serta elektronik, dan juga menekankan perlunya Indonesia untuk melakukan pembaruan dalam industrinya agar dapat mengejar ketertinggalannya dari Malaysia dan Thailand. Dalam tulisan ini dilakukan perbandingan perkembangan industri dengan Malaysia mengingat negara tersebut memiliki banyak persamaan keadaan alam dan budaya dengan Indonesia. Metodologi yang digunakan adalah metode ekonometri dengan menggunakan fungsi produksi Cobb-Douglas dengan data time series selama periode 1975 - 1994 dan beberapa indikator lainnya seperti koefisien Domestic Resource Cost (DRC), Effective Exchange Rate (EER) dan Revealed Comparative Advantage (RCA). Metode lainnya adalah metode kualitatif yang digunakan untuk menganalisis berbagai faktor yang tidak dapat dikuantifikasikan. Hasil yang diperoleh dari penelitian mengenai kelima industri unggulan ini menunjukkan bahwa kelima industri tersebut secara umum masih menggantungkan keungggulannya dari upah buruh yang rendah dan bahan baku yang berasal dari sumber daya alam yang melimpah yang dimiliki Indonesia. Tingkat teknologi kelima industri tersebut secara umum masih rendah yang terlihat dari kecilnya nilai Produktifitas Faktor Total-nya dan dari besarnya nilai DRC dan EER (yang menunjukkan tidak efisiennya industri tersebut). Walaupun demikian pada industri polypropylene terdapat bukti adanya "lompatan teknologi" yang terlihat dari kapasitas produksinya yang melonjak dengan pesat dalam kurun waktu yang singkat. Demikian pula yang terjadi pada industri barang dari karet seperti industri kondom. Industri elektronik menunjukkan tingkat teknologi yang semakin maju namun tidaklah berupa terobosan besar sehingga tidak dapat dikatakan mengalami "lompatan teknologi". Berdasarkan hasil penelitian dari kelima industri unggulan tersebut yang mempunyai prospek cerah adalah industri-industri yang bertingkat teknologi tinggi seperti industri barang dari karet, industri elektronika dan industri petrokimia polypropylene."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1996
S19242
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library