Ditemukan 18758 dokumen yang sesuai dengan query
Sri Wastuti
"Transisi demografi di Indonesia mengubah struktur umur penduduk yang menua. Meningkatnya jumlah penduduk lansia di Indonesia berpotensi besar terhadap permasalahan kesehatan mental, salah satunya Penyakit Demensia. Demensia merupakan stadium akhir dari kemunduran fungsi kognitif, yang sebelumnya diawali dari mudah lupa dan gangguan kognitif ringan MCI . Penelitian sebelumnya di negara lain menunjukkan bahwa salah satu faktor risiko penurunan fungsi kognitif yang dapat dimodifikasi adalah keterlibatan sosial. Namun, penelitian mengenai pengaruh keterlibatan sosial pada konteks negara berkembang khususnya di Indonesia masih terbatas.
Penelitian ini mengukur pengaruh keterlibatan sosial terhadap fungsi kognitif dari 228.216 orang lansia di Indonesia berdasarkan data SUPAS 2015. Keterlibatan sosial lansia diukur melalui kegiatan sosial kemasyarakatan, mengasuh cucu, dan pasangan hidup. Penelitian ini menggunakan metode regresi multinomial logit. Umur, jenis kelamin, pendidikan, gangguan penglihatan, gangguan pendengaran, aktivitas fisik, dan aktivitas kognitif digunakan sebagai variabel kontrol. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa keterlibatan sosial lansia berpengaruh terhadap fungsi kognitif pada lansia di Indonesia. Partisipasi lansia dalam aktivitas sosial kemasyarakatan, mengasuh cucu dan keberadaan pasangan hidup dapat mengurangi risiko gangguan fungsi kognitif MCI dan Demensia pada lansia di Indonesia.
Demographic transition in Indonesia changes the age structure of ageing population. Increasing number of elderly population in Indonesia has big potential to mental health problem, one of them is Dementia Disease. Dementia is the final stage of cognitive decline, preceded by forgetfulness and mild cognitive impairment MCI . Evidence from previous studies in other countries suggests that one potential modifiable risk factor for cognitive decline may be social engagement. However, research that identifies the modifiable risk factors in the context of developing countries, especially in Indonesia is still scarce. This study analyses the influence of social engagement on cognitive function of 228.216 elderly people in Indonesia from SUPAS 2015. Social engagement is measured through social activities, looking after grandchildren, and the presence of a spouse. This study uses the multinomial logistic regression method. Age, sex, education, visual impairment, hearing loss, physical and cognitive activity are used as covariates. The results suggest that social engagement influences cognitive function of elderly in Indonesia. Participation in social activities, looking after grandchildren and the presence of spouses can reduce the risk of cognitive decline, both MCI and dementia, in the elderly in Indonesia."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2017
T48859
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Schorske, Carl E.
Cambridge, UK: Harvard University Press, 1955
320.531 54 SCH g
Buku Teks SO Universitas Indonesia Library
Sperling, Sebastian
"Sejak perang dunia II Jerman menerapkan konsep Pasar Ekonomi Sosial .Tujuannya adalah untuk mengambil manfaat berupa efisiensi dari sistem Pasar Ekonomi Liberal yang memberikan kebebasan kepada masing-masing individu .Secara prisip ,konsepnya berlandaskan kesetaraan dalam hal kesempatan untuk hidup serta perlindungan terhadap politik, sipil , ekonomi budaya dan sosial masyarakat. Untuk itu dibutuhkan peran serta aktif pemerintah. Di sisi lain, sistem Ekonomi Pasar Bebas lebih mementingkan perlindungan individu yang disertai dengan peran serta pemerintah yang minimal dan kebebasan pasar.Paradigma antara paham Pasar Bebas dan Pasar Ekonomi Sosial tidak hanya menjadi diskusi dan perdebatab hangat oleh masyarakat internasional di era globalisasi ini, bahkan di Jerman sendiri yang menjalankan konsep Pasar Ekonomi Sosial. Tulisan ini membahas tentang model Pasar Ekonomi Sosial yang dijalan di Jerman. Pertama-tama -di paparkan konsep dasar yang berlandaskan hak asasi dan keadilan serta perkembangannya selama ini. Selanjutnya dijabrkan peran pemerintah beserta instrumen-instrumennya. Agar mudah di pahami,konsep ini oleh dibandingkan dengan konsep Ekonomi Pasar Bebas.Pembahsan berikutnya ,dikupas tantangan-tantangan yang dihadapi oleh konsep ini. Pada penutup tulisan,penulis mempertanyakan apakah sistem ekonomi yanh dijalankan saat ini di Jerman masih cocok dan relevan serta menjadi pilihan tepat dalam era perekonomian sekarang ini?"
2006
JKWE-II-1-2006-46
Artikel Jurnal Universitas Indonesia Library
Goldscheider, Calvin
Boston: Litle Brown, 1971
301.32 GOL p
Buku Teks SO Universitas Indonesia Library
London: Edward Arnold, 1972
301.32 POP
Buku Teks SO Universitas Indonesia Library
United Nations
New York: United Nations, 1986
312 UNI s
Buku Teks Universitas Indonesia Library
Jakarta: Akademika Pressindo, 1985
331.1 UNI dt (1)
Buku Teks SO Universitas Indonesia Library
Paehlke, Robert C.
Cambirdge: MIT Press, 2003
306.2 PAE d
Buku Teks SO Universitas Indonesia Library
Ford, Thomas R.
Englewood Cliffs, NJ: Prentice-Hall, 1970
301.32 FOR s
Buku Teks SO Universitas Indonesia Library
Faisal Amir
"Kebahagiaan umumnya dianggap sebagai hal penting. Dalam arti yang paling rasional, mengejar kebahagiaan adalah tujuan akhir dari semua tindakan kita. Ekonomi kontemporer telah menekankan peranan pendapatan dalam meningkatkan kebahagiaan seseorang. Meskipun teori ini umumnya benar, pendapatan hanyalah alat untuk mencapai tujuan dan bukan tujuan itu sendiri. Menggunakan data Susenas 2012, menganalisis beberapa faktor penentu lain yang memengaruhi kebahagiaan. Saya menemukan bahwa meskipun pendapatan berkontribusi besar pada kebahagiaan, faktor sosial demografi sama penting dari pendapatan itu sendiri.
Happiness is generally considered an important. In the most rational sense, the pursuit of happiness is the end goal of all our actions. Contemporary economics have overemphasized the role income plays in increasing a person’s happiness. Although this theory is generally true, income is merely a means to an end rather than an end in itself. Using data from the National Socioeconomic Survey 2012, analyse some of the other determinants of happiness. I find that although income is a substantial contributor to happiness, socio-demographic factors are as important as income in itself."
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library