Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 145251 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Jakarta : Direktorat Jendral Sejarah dan Purbakala, 2010
R 959.822 TOP
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
Wawan Ari Wibowo
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menguji dan menganalisis pengaruh antara masing-masing Brand Identity dan Brand Position terhadap Brand Image, dan pengaruh antara Brand Identity dan Brand Position secara bersama-sama terhadap Brand Image. Populasi penelitian ini adalah seluruh nasabah PT. Asuransi Umum Bumiputeramuda 1967 dengan sampel 100 responden. Hasil penelitian ini menunjukkan variabel brand identity dan brand position mempunyai pengaruh positif terhadap brand image. Model persamaan regresi mampu menjelaskan variasi naik turunnya variabel brand image sebesar 42,7% sedangkan sisanya dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak termasuk dalam variabel persamaan regresi. Kata Kunci : Brand Identity, Brand Position, dan Brand Image"
2010
T 28226
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Clara Ardelia Putri
"Pakaian merupakan salah satu kebutuhan primer manusia selain makanan dan tempat tinggal. Hal ini menjadikan pakaian sebagai area yang bagus untuk bisnis karena pakaian berkaitan erat pada seseorang dalam mengekspresikan diri yang dimana sebagian besar dipengaruhi oleh trend. Mengingat sifat trend yang dinamis, akibatnya, permintaan pasar pun terpengaruh. Selain itu juga disebabkan adanya kecenderungan perilaku manusia yang mayoritas masih peduli pada trend/fashion yang berlaku dan kurangnya kesadaran pada potensi akibat yang dapat ditimbulkan. Industri pakaian terancam bahaya akan produksi berlebihan dan menjadi penyumbang limbah, yang dengan demikian dapat membahayakan lingkungan. Makalah ini akan membahas tentang pembentukan merek pakaian bertema sustainable dalam menanggapi persoalan seputar industri pakaian dengan segmentasi demografis, psikografis, dan geografis sebagai fokusnya. Sebagai point-of-difference (POD) dan brand mantra, konsep berkelanjutan ini akan menjadi panduan dalam penciptaan nilai merek, seperti bahan yang digunakan, transparansi dalam proses melalui publikasi di media sosial, dan aktif berkolaborasi dengan masyarakat sekitar dan seniman lokal dalam rangka meningkatkan kesejahteraan sosial. Dalam mengembangkan merek, analisis dilakukan dengan mengevaluasi merek pada kompetitor potensial yang ada di pasar, melakukan wawancara dengan salah satu pengguna setia merek pesaing untuk mempelajari keunggulan pesaing dan dimanfaatkan dalam mengembangkan merek, dan menggunakan brand asset valuator (BAV). Analisis ini menunjukkan bahwa citra merek pesaing diwakilkan dengan metafora balance dan resource menurut Zaltman Metaphor Elicitation Technique (ZMET), yang dapat diadopsi untuk membangun identitas merek. Lebih lanjut lagi, pendirian merek akan dicapai melalui penekanan pada nilai berkelanjutan dengan menggandeng partisipasi masyarakat dan bersikap terbuka, pembuatan situs web dan aplikasi yang mampu memberikan pengalaman terbaik kepada pengguna saat digunakan, dan aktivitas peduli sosial sebagai wujud peduli kepada sesama.

Clothes are one of the basic humans needs aside from food and a place to live. It has become an excellent industry for a business as clothes are heavily involved in someone’s way of self-expressing which is mostly affected by trends. Given that the trend’s nature is dynamic, consequently, the demand is impacted. Moreover, the tendency of human behavior is still fixated on current fashion trends and less sensitive to the potential consequence of it. The clothing industry becomes vulnerable to the possibility of overproducing and thus generating waste, which may pose a threat to the environment. This paper will discuss the development of a sustainable-themed clothing brand as a response to the concern surrounding the apparel industry with a focus on demographic, psychographic, and geographic segmentation. The sustainable concept will be the guide to the value creation of the brand, such as the material, the transparency in the process through social media publications, and the active engagement with the local people and local artists to collab as a way of improving social welfare, which then serves as the point-of-difference (POD) and the brand mantra. In developing the brand, the analysis is done by evaluating the brand with the potential competitors currently on the market, conducting an interview with a loyal customer of the competitor brand to gain insight into the brand competitors’ excellence and leverage it onto this brand, and applying brand asset valuator (BAV). These analyses indicate that the rival possesses a deep metaphor of balance and resource based on the Zaltman Metaphor Elicitation Technique (ZMET) which can be implemented to establish the brand’s identity. Furthermore, the brand development will be accomplished through emphasis on sustainable value depicted on society's involvement and by being open, a well-built website and application that gives users the best experience, and customer engagement programs related to giving-back-to-society purposes."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2023
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Pinka Almira Kusuma
"ABSTRAK
Penelitian ini menganalisis hasil terjemahan nama diri khususnya nama tokoh dan
nama geografis yang diterapkan dalam novel terjemahan Winnetou I: Kepala Suku
Apache. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memaparkan hasil penerjemahan
dilihat dari aspek morfosemantis. Data dianalisis berdasarkan teori jenis
penerjemahan Larson, teori metode penerjemahan nama diri Krüger dan
Newmark, teori proses morfologis Djoko Kentjono dan Fleischer/Barz, serta jenis
makna Blanke. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif komparatif.
Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa metode penerjemahan
yang paling banyak diterapkan adalah mempertahankan bentuk asli. Selain itu,
jenis makna yang terdapat dalam terjemahan adalah makna referensial, asosiatif,
afektif, dan situatif.

ABSTRACT
This study discusses the translation of proper names, more precisely the names of
persons and geographical names in the novel Winnetou I: Kepala Suku Apache.
The aim of this study is to explain the results of the translation from
morphosemantics’ perspectives. The analysis uses the theory of translation type of
Larson, the proper names’ translation methods by Krüger and Newmark, the word
formations by Djoko Kentjono and Fleischer/Barz, and the meaning types by
Blanke. This is a qualitative-comparative research. The result shows that the
retention is the most used method. Referential, assosiative, affective, and situative
meaning are the meanings that mostly appear in the text."
2014
S54372
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Harto Juwono
Jakarta: Direktorat Sejarah, Direktorat Jendral Kebudayaan, Kementrian Pendidikan Dan Kebudayaan, 2018
910.959 8 HAR t
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Untoro
"Nama diri adalah kata yang digunakan sebagai penanda identitas diri seseorang. Pemilihan nama diri merupakan sebuah proses identifikasi yang dipengaruhi oleh faktor budaya serta konteks zaman. Perbedaan referensi nama diri orang Jawa dalam konteks tradisional dan global merupakan keniscayaan. Referensi nama-nama dalam konteks tradisional mengakar pada budaya lokal, sedangkan pada konteks global menunjukkan keberagaman referensi. Keberagaman ini mengindikasikan adanya perubahan referensi dalam proses semiosis pemilihan nama. Tujuan penelitian ini adalah menjelaskan perbedaan referensi yang digunakan orang Jawa dalam menentukan nama diri dalam konteks tradisional dan global. Penelitian ini merupakan penelitian onomastik. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori makna Ogden Richards 1952 dan proses semiosis Pierce 1940 . Penelitian ini menggunakan metode deskriptif-kualitatif. Data diperoleh dari: 1 sumber tertulis yang berupa data kelahiran warga Desa Sukorejo, Kecamatan Ngasem, Kabupaten Kediri, 2 wawancara, dan 3 kuesioner. Hasil analisis menunjukkan bahwa referensi nama dalam konteks tradisional merupakan penanda identitas budaya, sedangkan dalam konteks global cenderung tidak merepresentasikan kebudayaan miliknya.

The personal name is an important marker of identity. Choosing a personal name is a process that is influenced by both culture and the ever changing context of the times. The reference of Javanese names, rooted in local culture are familiar, but in the new global culture they take on new and diverse forms. This diversity reflects a change in the process of name semiosis. The purpose of this onamatic study is to explain the different references that the Javanese use in determining personal names in both the traditional and new global context. The study is based on the theory of meaning originating in Ogden Richards 1958 and the process of semiosis in Peirce 1940 . A descriptive qualitative method is used. Data is obtained from 1 written sources in the form of birth data of Javanese individuals from Sukorejo, Ngasem, and Kediri, 2 interviews, and 3 a questionnaire. The study shows that reference of personal names in traditonal and global contexts does indeed differ. In particular, names in a global context do not represent traditional Javanese culture.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2017
S69970
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
M. Gugah Patria
"Skripsi mi menceritakan pentingnya peran intangible asset yang temyata banyak dan sering dianggap kurang signifikan keberadaannya dalam suatu pendayagunaan
sumber daya perusahaan.
Brand names sebagai salah satu bentuk intangible assets, sering hanya terpaku pada fungsinya sebagai suatu generalisasi media identifikasi. Dimana dalam praktek akuntansi sehan-han dibicarakan dalam suatu kelompok, yaitu goodwill.
Perlakuan akuntansi terhadap goodwill diketengahkan karena hubungan yang saling terkait antar keduanya. Namun fokus penulisan tidak diarahkan pada bagaimana
akuntansi brand names harus diterapkan, tetapi Iebih condong ke arah pembuktian signifikansi brand names dalam meningkatkan kinerja pet-usahaan dan altematif
upaya kuantifikasi yang dapat dipertanggung jawabkan kewajarannya."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1993
S18668
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rizki Maulida Agustin
"ABSTRAK
Toponimi merupakan ilmu yang mempelajari tentang nama tempat. Salah satu nama tempat yang dapat dikaji adalah nama jalan. Nama jalan yang mulai mendapatkan perhatian dari pemerintah daerahnya adalah nama jalan di Kabupaten Kediri. Hal itu dibuktikan dengan dimulainya pendataan nama jalan oleh pemerintah daerah di tahun 2017. Selain itu, nama jalan yang ada di Kabupaten Kediri pun bervariasi disebabkan kondisi geografis, sejarah Kediri, dan lingkungan masyarakat Kediri. Beberapa hal yang berkaitan dengan nama jalan di Kabupaten Kediri tersebut menarik untuk dikaji, terutama pada makna nama jalannya. Dengan demikian, penelitian ini difokuskan pada makna kategorial dan makna asosiatif pada nama jalan di Kabupaten Kediri. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi makna kategorial dan makna asosiatif yang ada pada nama jalan tersebut. Data nama jalan diperoleh dari Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten Kediri. Dalam penelitian ini digunakan metode penelitian kualitatif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat lima belas makna kategorial berdasarkan USAS dan lima makna asosiasi pada nama jalan di Kabupaten Kediri. Dilihat dari makna kategorial, sebagian besar nama jalan di Kediri merupakan nama diri. Tambahan pula, nama jalan di Kabupaten Kediri juga dapat diasosiasikan dengan kondisi geografi, identitas, sejarah, budaya berbahasa, serta doa dan harapan masyarakat Kediri. Sementara itu, temuan dari penelitian ini adalah makna Kategori Lainnya. Kategori tersebut merupakan bentuk kearifan lokal dari masyarakat Kediri karena nama jalan tersebut tidak memiliki padanan kata dalam bahasa lain.

ABSTRAK
Toponymy is a study about the name of place. One of place names that can be studied is street names. The streets names that began to get attention from the local government is street names in Kediri Regency. It is evidenced by starting to collect the streets names data by local government in 2017. In the other hand, the street names that existing in Kediri Regency also have variation due to the geographical conditions, Kediri history, and the environment of Kediri community. Several things related to the street names in Kediri Regency is interesting to be analyzed, especially on the meaning of the street names. Thus, this research is focused on categorical meanings and associative meanings of the street names in Kediri Regency. This research aims to identify the categorical meanings and associative meanings that exist in its street names. The street names data gained from Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten Kediri. This research used qualitative research method. The results show that fifteen categorical meanings based on USAS and five associative meanings on the street names in Kediri Regency. Refer to categorical meaning, mostly the street names in Kediri Regency is personal names. In addition, street names in Kediri Regency also can be associated by geographical conditions, identity, history, language culture, also wish and expectation of Kediri community. Meanwhile, invention of this research is the meaning of Other Categories. The category is a form of local wisdom from the Kediri community because the street names does not have a word equivalent in another language."
2017
S69383
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Patadungan, Christine Naomi D.
"Bangsa Tionghoa merupakan salah satu bangsa yang memiliki warisan budaya yang telah berumur ribuan tahun. Salah satu warisan tersebut adalah pemilihan dan pemberian nama Tionghoa. Menurut kepercayaan Tionghoa pada masa tradisional, nama memiliki makna yang dalam, yaitu sebagai penanda jati diri seseorang, juga sebagai 'indikator' keluarga dan sebagai sarana untuk menghindari diri dari nasib buruk yang diramalkan akan terjadi dalam hidup seseorang. Selain itu nama mewakili hidup, jiwa, tubuh dan energi serta harapan dan ramalan masa depan seseorang. Karena di dalam sebuah nama terdapat gambaran akan nasib seseorang di masa depan, maka pemilihan nama yang baik dan tepat untuk setiap individu adalah hal yang penting. Nama Tionghoa secara umum terdiri atas dua bagian utama, yaitu Xing dan Ming. Xing ditempatkan di depan nama dan diikuti oleh ming yang umumnya terdiri atas dua aksara. Xing berfungsi sebagai nama keluarga dan pada masa kedinastian Tiongkok, Xing menunjukkan posisi atau jabatan seseorang. Selain itu xing juga menunjukkan hubungan darah dan nenek moyang seseorang. Sedangkan ming menunjukkan nama generasi dan nama diri. Dalam sepanjang kehidupannya, seseorang akan mendapatkan nama-nama lain, yaitu ketika ia lahir, bersekolah, lulus dalam ujian negara, bekerja sebagai pejabat di Pemerintahan, menikah, memasuki usia lanjut dan nama ketika meninggal. Namun hal ini sudah tidak dilaksanakan lagi di Indonesia. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam memilih nama adalah wu_xi-ng, yin-yang, ba zi seseorang. Disamping itu masih banyak lagi segi-segi lain , yaitu: Shio dan nama yang digunakan seseorang bukan nama dari generasi yang lebih tua. Melalui data yang diperoleh dari penelitian lapangan, saat ini hanya sedikit orang Tionghoa yang masih menggunakan nama Tionghoa sebagai jati dirinya, meskipun ada sebagian etnis Tionghoa yang memiliki dua nama, nama Indonesia dan nama Tionghoanya. Hal ini disebabkan adanya Keputusan Presidium Kabinet No. 127/U/Kep/12/1956 yang menganjurkan agar orang Tionghoa di Indonesia menggunakan nama Indonesia dalam rangka membina kesatuan dan persatuan bangsa. Orang Tionghoa yang memilih menjadi warga negara Indonesia menggunakan berbagai pola dalam menerjemahkan nama Tionghoa mereka. Umumnya mereka masih mempertahankan nama keluarga atau xing. Dari data yang diperoleh dari iklan kematian menunjukkan xing diganti berdasarkan kemiripan bunyi atau diterjemahkan menjadi nama yang berorientasi pada daerah tertentu, namun ada pula yang tetap menggunakan xing asli dan diletakkan di awal nama atau di akhir nama."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1993
S12851
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tri Thifani Ramadita
"ABSTRAK
Name letter effect (NLE) merupakan suatu kecenderungan seseorang untuk mengevaluasi lebih positif inisial nama nya sendiri dibandingkan dengan huruf lain di dalam alfabet (Nuttin, 1985). Studi mengenai NLE telah banyak dilakukan diberbagai negara, termasuk Indonesia. Sampai saat ini tiga peneliti telah melakukan studi NLE di Indonesia kepada partisipan Batak (Putri, 2010 ; Meliala, 2011) dan Bali (Artha, 2011). Hasil ketiga penelitian tersebut berbeda dengan hipotesis yang diajukan, dimana partisipan lebih mengevaluasi tinggi inisial nama depan dibandingkan inisial nama belakang (marga) atau nama Bali. Penelitian skripsi ini bertujuan untuk melakukan penelitian lanjutan dari studi Meliala (2011), yaitu dengan pemberian priming etnis kepada subyek penelitian yang berbeda, menjadi orang Batak dewasa yang tinggal di Jakarta. Hal ini dilakukan karena pada penelitian sebelumnya partisipan remaja cenderung belum menghayati pentingnya peranan marga. Dengan mengganti partisipan penelitian ini, diharapkan mereka dapat mengevaluasi lebih tinggi inisial nama belakang (marga) dibandingkan dengan inisial nama depan. Hasil yang didapatkan ternyata semua partisipan (Batak priming etnis, Batak priming kontrol) mengevaluasi inisial nama depan lebih tinggi dibandingkan inisial nama belakang (marga). Implikasi penelitian ini didiskusikan pada bagian akhir skripsi ini.

ABSTRACT
Name letter effect (NLE) is a tendency whereby a person will evaluate initials of his own name more positively than other letters in alphabetical sequence (Nuttin, 1985). Research about NLE has been conducted in many countries, including Indonesia. Until now, there are three researches about NLE in Indonesia, which was investigated by Putri (2010), Meliala (2011) on Bataknese and Artha (2011) on Balinese. The result for this three research was different from the hypothesis, that Batak or Bali participants evaluate their first name initials higher than the evaluation of their last name or Bali name. This thesis is trying to conduct a follow up study of Meliala?s research, to examine NLE phenomenon of Bataknese living in Jakarta using ethnic priming. The Bataknese is estimated to be more appreciate with the meaning of their last name (marga). I hypothesize that Bataknese will evaluate their Bataknese name higher than their first name. The results shows that all participants (Bataknese ethnic priming and Bataknese control priming) evaluate their first name initials higher than the evaluation of their last name (marga). Implications of this thesis are discussed."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>