Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 91536 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Semarang: Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala Jawa Tengah, 2006
R 363.348 IND g
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Yogyakarta: Rumah Sinema ; HIVOS, 2007
813RUMA001
Multimedia  Universitas Indonesia Library
cover
Yogyakarta: Rumah Sinema , 2007
813RUMA002
Multimedia  Universitas Indonesia Library
cover
Nurlayla Amanah
"Aktivitas patahan atau sesar aktif di daerah bagian selatan Yogyakarta berarah barat daya-timur laut mengakibatkan terjadinya gempa bumi Yogyakarta pada tanggal 27 Mei 2006, pukul 22 55’ 57.3” GMT di posisi 7,96oLS dan 110,446oBT dengan magnitude 6,2 Skala Richter pada kedalaman 13 km.
Gempa tersebut mengakibatkan sejumlah korban jiwa, kerusakan sarana dan infrastruktur. Oleh karena itu, data percepatan tanah suatu daerah sangat diperlukan untuk keperluan perencanaan pembangunan infrastruktur tahan gempa. Dalam hal ini metode yang digunakan dalam menghitung percepatan tanah maksimum adalah metode McGuire yang menggunakan magnitude surface (Ms) sebagai acuan dan atenuasi percepatan berdasarkan distribusi jarak.
Dari metode tersebut didapatkan hasil berupa kontur percepatan tanah maksimum sebesar 150 - 200 gal dengan intensitas VIII - IX MMI sehingga daerah Yogyakarta dan sekitarnya perlu mendapatkan perhatian dalam pembangunan infrastruktur bagi pemakai jasa konstruksi.

Destructive earthquake that occured in Yogyakarta District on May 27th, 2006, is a tectonic earthquake. The tectonic rupture is identified because of fault activity in South Yogyakarta direction southwest-northeast that caused Yogyakarta earthquake on May 27th, 2006 which is origin time of epicenter 22 55’ 57.3" GMT in position 7,96oLS dan 110,446oBT with magnitude 6,2 Skala Richter and depth 13 km.
An impact of the earthquake shock is the destruction of facilities and infrastructures. The data of maximum intensity and peak ground acceleration of an area prominent in designing earthquake-resisted building. Based on in this cace, the method that is used to estimate peak ground acceleration, is called as McGuire Methode that uses magnitude surface(Ms) as base and attenuation acceleration based on distribution of distance.
McGuire method gave the result of peak ground acceleration countur between 150-200 gal and maximum intensity of VIII - IX MMI that occured in Yogyakarta district and its surrounding which needs more attention in infrastructur the earthquake - resisted building."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2007
S29273
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Robiatul Adawiyah
"Gempabumi yang terjadi di Yogyakarta 27 Mei 2006 merupakan gempabumi besar dengan kekuatan Mw : 6, 2. Selain menyebabkan kematian sekitar 5000-an jiwa, juga mneyebabkan kerusakan infrastruktur serta mengakibatkan kerusakan geologi berupa hilangnya kekuatan tanah atau likuifaksi. Penelitian ini ingin mengungkapkan kaitan kejadian likuifaksi dengan geologi dan indeks keburukan likuifaksi serta pola wilayah bahaya likuifaksi di Daerah Istimewa Yogyakarta menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan spasial (keruangan). Hasil penelitian menunjukkan sebaran titik kejadian likuifaksi cenderung mengelompok di tengah wilayah penelitian, sebarannya mengikuti : sebaran jenis batuan endapan Gunungapi Merapi muda, sebaran umur batuan kuarter. Seluruh titik kejadian likuifaksi dijumpai pada jarak kurang dari enam kilometer dari sesar utama dan sesar minor. Sebaran kejadian likuifaksi tidak selalu dijumpai pada wilayah dengan nilai LSI yang besar. Wilayah bahaya likuifaksi terbagi menjadi : wilayah bahaya likuifaksi sangat tidak aman, tidak aman, dan wilayah aman.

The Yogyakarta earthquake of May 27, 2006 has magnitude Mw : 6,2. This earthquake caused about 5000 died people and destroyed infrastructures also liquefaction. Focus of this study is interrelation between liquefaction occurance and geological condition and liquefaction severity index (LSI). This research is descriptive and spatial approach. The research shows that distribution of liquefaction occurrence is clustered in the centre part of Yogyakarta Special Province, it is related to young volcanic deposits of Merapi Volcano distribution and Quarternary deposits distribution. Liquefaction occurance is situated within 6 km distance from the major and minor fault zone.The distribution of liquefaction occurance it isn?t related to liquefaction severity index (LSI)."
2008
S34215
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Jaya Murjaya
Yogyakarta: Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala, 2009
363.348 95 LIN (2)
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Tiara Ramadhanti P
"Kejadian gempa yang terjadi dalam periode tertentu serta kondisi fisik wilayah yang mudah terkena dampak getaran seismik menjadikan wilayah Tasikmalaya menjadi wilayah rawan. Kerawanan wilayah Tasikmalaya dapat ditentukan dengan menggunakan metode skoring berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 21 Tahun 2007 dengan variabel berupa kondisi geologi berupa jenis batuan, kemiringan lereng, dan PGA. Selain kerawanan wilayah, penelitian ini menghasilkan kerentanan wilayah terhadap gempa bumi berdasarkan aspek fisik berupa kerawanan wilayah dan juga aspek sosial ekonomi berupa kepadatan bangunan, keluarga miskin, kepadatan penduduk, laju pertumbuhan penduduk dan persentase penduduk wanita dengan menggunakan metode pembobotan yang menghasilkan tiga tingkat kerentanan dimana kerentanan wilayah tertinggi berada di Kecamatan Culamega. Berdasarkan metode pembobotan dengan mengurangi variabel struktur geologi, maka pengaruh kondisi fisik lebih mendominasi dibandingkan kondisi sosialnya.

Earthquake events that happened in certain period, as well as the physical condition of the area that susceptible to seismic tremor cause the Tasikmalaya area become a fluid area. The fluidity of Tasikmalaya area can be determined by using scoring method in accordance with The Provision of Minister of Public Works No. 21 of 2007 with variables in geological conditions, such as rock types, slope and PGA. Other than/besides the fluidity of the area, this research results in a vulnerability of the area over the earthquake based on physical aspects, such as the fluidity of the area and also social economy aspects, such as plants density, poor families, population density, population growth rate and women population percentage by using weighting method resulting in three vulnerability levels where the greatest area vulnerability is in Culamega district. According to the weighting method by decreasing geology structure variables, the physical condition more dominates than the social condition."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2011
S1008
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
I Putu Arix Putra Wiguna
"Gempabumi Yogyakarta pada 27 Mei 2006 telah menimbulkan banyak kerusakan dan korban jiwa dalam sejarah gempa Yogyakarta. Distribusi kerusakan gempabumi ini terjadi di Kabupaten Bantul dan sekitarnya yang letaknya jauh dari episenter gempa, fenomena ini sering disebut dengan site amplification. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis lima parameter site penyebab kerusakan yaitu: Vs30, ketebalan lapisan sedimen, geometri basin, impedance ratio, dan topografi permukaan, serta parameter paling dominan yang menyebabkan terjadinya kerusakan. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Data Mikrotremor, dengan pengolahan menggunakan metode HVSR (Horizontal to Vertical Spektral Ratio) dan Inversi kurva HVSR untuk mengidentifikasi struktur geologi bawah permukaan. Hasil penelitian memperlihatkan kesesuaian nilai amplifikasi terhadap distribusi kerusakan. Amplifikasi tinggi memiliki klasifikasi batuan berupa tanah sedang berdasarkan analisis Vs30 dan berada pada lapisan sedimen setebal 50 hingga lebih dari 120 meter. Daerah kerusakan berada diatas titik terdalam basin, sehingga daerah tersebut memiliki nilai bobot tertinggi. Analisis impedance ratio pada daerah kerusakan memiliki nilai rendah. Hal ini dikarenakan padatnya lapisan sedimen pada lapisan terdalam. Analisis topografi permukaan memberikan gambaran bahwa tidak ada pengaruh signifikan dari parameter topografi dikarenakan daerah kerusakan berada pada dataran yang cenderung datar. Dalam kerjadian gempabumi ini parameter yang paling dominan penyebab peningkatan amplifikasi sehingga menimbulkan kerusakan adalah geometri basin.

The Yogyakarta earthquake on May 27 2006 caused the most damage and death in the history of Yogyakarta earthquakes. The distribution of earthquake damage occurred in Bantul Regency and its surroundings which are located far from the earthquake epicenter, this phenomenon is often called site amplification. This research aims to analyze five site parameters that cause damage, namely: Vs30, sediment layer thickness, basin geometry, impedance ratio, and surface topography, as well as the most dominant parameters that cause damage. The data used in this research is Microtremor Data, processed using the HVSR (Horizontal to Vertical Spectral Ratio) method and HVSR curve inversion to identify subsurface geological structures. The research results show the suitability of the amplification value to the damage distribution. High amplification has a site classification in the form of medium soil based on Vs30 analysis and is located in sediment layers 50 to more than 120 meters thick. The damage area is above the deepest point of the basin, so this area has the highest weight value. The impedance ratio analysis in the damaged area has a low value. This is due to the dense layer of sediment in the deepest layer. Surface topography analysis shows that there is no significant influence from topographic parameters because the damage area is on a plain that tends to be flat. In this earthquake, the most dominant parameter that caused the increase in amplification to cause damage was the basin geometry."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bondan Nusantara
Bandung: Qanita, 2011
899.222 BON r
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>