Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 993 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Proyek Induk Serbaguna Kali Brantas
Malang: Departemen Pekerjaan Umum dan Tenaga Listrik, 1971
627.84 Pro u
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Muchayanah
"ABSTRAK
Pertumbuhan penduduk di Kotamadya Surabaya berkembang dengan pesat, dengan tingkat pertumbuhan 2,06% tiap tahun. Dengan tingkat pertumbuhan yang pesat ini Jawa Timur selain mempunyai tingkat kepadatan yang tinggi, tingkat migrasi masuk juga tertinggi. Dan pada saat ini penduduk kotamadya sendiri adalah sebesar 7,6% dari penduduk seluruh Jawa Timur, yaitu 9.025.003 jiwa. Jumlah penduduk yang tinggi ini di samping memerlukan lapangan kerja yang cukup besar, juga memerlukan penyediaan pemukiman yang memadai. Di lain pihak, tanah di Surabaya juga diperlukan untuk fungsi lain, seperti industri, perkantoran dan penghijauan kota. Hal ini menyebabkan kecenderungan naiknya harga tanah, akibatnya penduduk dengan penghasilan rendah tersebut tidak mampu memiliki rumah dengan harga tanah yang semakin mahal. Ciri penduduk yang bermukim di tepi Kali Surabaya khususnya di Desa Warugunung dan Desa Kebraon yang bermukim di sekitar kali umumnya golongan yang berpenghasilan rendah, sehingga mereka sering menempuh cara yang menyimpang dan mengganggu estetika perkotaan dalam mendirikan pemukiman. Dalam kehidupan sehari-hari mereka memanfaatkan air kali untuk kebutuhan MCK, meskipun ada sebagian yang menggunakan air sumur, air PAM ataupun WC umum.
Sehubungan dengan hal seperti tersebut di atas, pertanyaan penelitian yang timbul ialah: Faktor-faktor apa sajakah yang mempengaruhi perilaku penduduk tersebut?. Apakah pengetahuan tentang lingkungan dan kesehatan berpengaruh terhadap perilaku penduduk tersebut?.
Adapun penelitian ini mempunyai tujuan:
Untuk mengetahui pengaruh variabel variabel sosial ekonomi terhadap tingkat pemanfaatan air kali oleh penduduk. Variabel-variabel sosial ekonomi, meliputi tingkat pendidikan, pengetahuan tentang lingkungan, tingkat pendapatan, lama tinggal, tingkat kepadatan hunian, tingkat kesehatan dan sarana dan prasarana air bersih terhadap perilaku penduduk.
Lokasi penelitian dilakukan di Kecamatan Karangpilang, Kotamadya Surabaya, dengan menentukan 2 kelurahan sebagai lokasi penelitian, yaitu Desa Warugunung dan Desa Kebraon. Populasi penelitian di Desa Warugunung 6 RT dari 17 RT di di Desa Kebraon 4 RT dari 35 RT, yang' terletak di tepi Kali Surabaya. Dan anggota populasi dibatasi pada Kepala Keluarga. Sampel diambil secara sistematik random, yaitu dari 10 RT diambil 120 Kepala Keluarga.
Hasil penelitian menunjukkan adanya pengaruh langsung yang sangat kuat dan nyata (significant) antara sarana dan prasarana air bersih dengan perilaku penduduk dalam pemanfaatan air sungai,sedang pengaruh yang nyata terdapat pada pendapatan, pendidikan, pengetahuan tentang lingkungan, dan lama tinggal. Yang tidak mempunyai pengaruh adalah tingkat kepadatan hunian. Masing masing dengan taraf kepercayaan 95% dengan analisis Chi Kuadrat. Semua hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini dapat dibuktikan pada studi lapangan.
Dalam studi ini perlu kajian lanjut untuk mengurangi bahkan menghilangkan perilaku yang tidak sehat dalam memanfaatkan air kali untuk keperluan sehari hari dengan alasan kebiasaan dan terpaksa.
Pustaka : 1971-1994

The Influence of Social Economic Factor Upon the Use of River Water (The Study of Population Behavior in Surabaya River Catchments Area, East Java)The population growth in the city of Surabaya increases rapidly, with the rate growth of 2.06% each year. This rapid growth is because East Java has a high rate of population growth' and it has the highest migration too. Nowadays the population of the city itself is 7.60 of the whole population in East Java, which is 9,025,003 people. This high total population needs not only sufficient fields of occupations but also sufficient availabilities of occupations but also sufficient availabilities of settlements. On the other hand the land, which is in Surabaya, is also needed for other functions, such as industry, office and reforested city. These things can cause the tendency of raising the price of the land. And as the result the people who have low earnings can not afford to own houses because of the higher price of the land, Because the characteristic of the people who life at the edge of Surabaya's river especially at Warugunung Village and Kebraon Village who live in the river area generally are those who earn small livings. That's why they often get out of the way and disturb the city's esthetics in building settlements. In daily life they use river water for MCK, although some of them use well water (ground water), PAM water or public toilet.
In relation to the things, which are mentioned above, the research question appears: the river water as for its function belongs to group B, which is as the basic material for drinking water, because the river water is not suitable for its function and it appears in my mind that are the respondents who live about 100 m from the river use river water for MCK or not.
The aim of this research to find out the influence of social economic variables upon the use of river water by the population. The social economic variables cover the level of education, the knowledge of environment, the income, the length of settlement, the level of populated settlement, the level of health and the supply and the facility of clean (pure) water upon the population behavior.
The sample of this research covers the family who live about 100 m from the edge of Surabaya's river, on the district of Karang Pilang, at Kebroan Village and Warugunung Village. The sample population was 120 heads of the families. It was taken purposively sampling for the location and randomly for the families.
The result of the research showed that there was a direct influence, which was strong and significant between the supply and the facility of clean (pure) water with the population behavior in using river water, and the significant influence was in the income, education, and knowledge of environment and the length of the settlement. The thing that did not have any influence was the level of the populated settlement. Each of them with the belief level of 95% by chi square analysis. All these hypothesis-which are given in this research can be proved in the study of the field.
In this study, it is necessary to continue the research to decrease or even to eliminate the unhealthy behavior in using river water for daily needs with the practical and economical reason.
References : (1971-1994)
"
1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sheila Parcania
"Tujuan penelitian ini berupaya untuk mengidentifikasi perkembangan meander di Daerah Aliran Kali Pemali dalam periode tahun 2004 ?2014 dan menetapkan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Citra Quickbird multitemporal digunakan untuk mengidentifikasi perubahan alur meander. Dinamika meander menunjukkan kecenderungan yang semakin berkelok atau sinuosity index meningkat dengan pengaruh besar dari peningkatan debit, sedangkan faktor lainnya adalah kemiringan lereng. Faktor yang sedikit mempengaruhi dinamika meander adalah penggunaan tanah tepi meander dan aktivitas manusia seperti penambangan, penlurusan (penyodetan) alur sungai, dan pembangunan tanggul buatan (artificial levee). Data yang digunakan adalah debit sungai, produksi sedimen suspensi, penggunaan tanah tepi meander, pembangunan tanggul buatan, serta lokasi tambang batu dan pasir besi.

The present study was carried out to indentify factors influencing the meanders dynamic in Kali Pemali Watershed in the period 2004 ?2014. This study has used multitemporal Quickbird imagery to identify meanders planform change. The analysis shows that the Meanders dynamics increasingly meandering, or sinuosity index increased because increased of discharge. Factors that slightly affect the meanders dynamics are gradient, landuse, and human activities such as mining, river straightening, and construction of artificial levee. Data used in this study are river discharge, production of sediment suspension, landuse, artificial levee, and the location of mining.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2016
S63961
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rahmat Salam
"ABSTAK
Sejak tahun 1989, Program Kali Bersih (Prokasih) gencar dicetuskan dan dibahasa dalam berbagai kesempatan dan media karena dianggap sebagai hal yang sangat mendasar bagi hidup dan kehidupan masyarkat, terutama mereka yang berdomisili di sepanjang Daerah Aliran Sungai (DAS).
Pemerintah DKI Jakarta telah menyelenggarakan Prokasih sejak awal, kegiatannya dilaksanakan oleh kelompok kerja (Pokja) yang dibentuk dan dievaluasi setiap awal tahun anggaran sebagai kelembagaan yang mengelola Prokasih. Upaya ini telah membuahkan hasil berupa penghargaan sebagai penyelenggara terbaik [ertama Prokasih selama 3 tahun berturut-turut dan menjadi terbaik kedua pada tahun keempat se-Indonesia. Berdasarkan hasil tersebut di satu sisi, sementara di sisi lain keadaan kali yang kini masihtercemar (menurut laboratorium KP2L), semakin hitam dan semakin berbau (menurut pengamatan dan keterangan masyarakat setempat), serta belum tercapainya baku mutu yang telah ditetapkan (menurut data yang ada pada Sekretariat Prokasih dan Biro BLH), menimbulkan keinginan untuk meneliti bagaiman performance (tampilan, pelaksanaan, penyelenggaraan) kelembagaan Prokasih serta faktor apa yang menentukan/menghambat keberhasilan kelembagaan Prokasih di Jakarta ini.
Tujuan dari penelitian ini secara umum adalah untuk mengetahui faktor-faktor penentu keberhasilan kelembagaan Prokasih dalam upaya mengembalikan kebersihan kali dan meningkatkan kualitas air kali sesuai dengan baku mutu peruntukannya. Secara khusus bertujuan untuk mengembangkan model kelembagaan berupa lembaga pengelola sungai dengan garis tugas yang jelas dan tegas dalam upaya mewujudkan tujuan Prokasih di DKI Jakarta.
Penelitian ini diharapkan menghasilkan manfaat antara lain berupa konsep tentang pengelolaan sungai yang secara khusus ditujukan kepada Pemerintah DKI Jakarta dan secara umum sebagai contoh bagi pemerintah Daerah lainnya di Indonesia.
Untuk maksud tersebut, dilakukan penelitian pustaka dan penelitian lapangan yang difokuskan kepada lembaga dan kelembagaan dalam mengelola 3 sungai utama Prokasih di DKI Jakarta, yaitu Sungai Ciliwung, Cipinang dan Mookervart.
Populasi penelitian ini adalah lembaga-lembaga yang mengelola Prokasih seperti Dinas, Badan, Biro, lembaga lain yang terkait, serta masyarakt sekitar DAS Prokasih. Sampel penelitian ditentukan dari populasi yang ada, pilihan didasarkan pada unsur/sub bagian lembaga yang mengelola bagian tugas prokasih, serta anggota masyarakat dan industry yang dipilih secara pusposif (pertimbangan, yaitu sampel pertimbnagan menurut konteks dan kondisinya.
Responden penelitian ini dipilih dengan mempertimbnagkan erat tidaknya tugas yang dikelolanya pada lembaga responden dengan performance Prokasih serta anggota masyarakat dan atau industry yang dipilih secara purposive sebagai bagian dari sampling purposive.
Teknik pengumpulan data menggunakan kuesioner, wawancara, observasi dan studi pustaka tentang penyelenggaraan Prokasih di DKI Jakarta. Cara ppengolahan dan analisis data dilakukan dengan menggunakan program komputer Microstat, menerapkan rumus Chi Kuadrat (x2) yang antara lain berfungsi untuk mnegukur derajat hubungan antar variabel dan keterkaitan antar aspek kelembagaan Prokasih yang berarti keterpaduan antar lembaga pengelolanya.
Dari hasil analisis diperoleh temuan bahwa performance (penyelenggaraa) Prokasih belum optimal, masih terdapat kelembagaan yang overlapping (tumpeng tindih) dalam mengelola sungai, serta masih rendahnya partisipasi masyarakat dan pengusaha industry dalam menunjang Prokasih di DKI Jakarta. Kenyataan ini dibuktikan dengan keadaan kali yang masih belu memenuhi syarat sesuai baku mutu dan peruntukkannya.
Untuk mengatasi hal tersebut aspek kelembagaan Prokasih di DKI Jakarta harus dilaksanakan secara terpadu, terarah dan serentak dengan memrioritaskan pada perlakuan lembaga terkait untuk mewujudkan performance Prokasi yang lebih baik dari yang ada kini, kemudian pemantauan efluen dan badan air perlu ditingkatkan frekuensinya dan diikuti dengan tindak lanjut dari pemantauan tersebut baik yang dilakukan oleh lembaga pemerintah secra langsung maupun dengan melibatkan masyarakat setempat, serta diperlukan upaya untuk menyamakan persepsi antar lembaga terkait agar lebih terjalin koorsdinasi yang lebih baik dari yang ada sekarang ini. Mengikuti hasil analisis tersebut, barangkali kini sudah waktunya untuk meningkatkan piranti hukum dan penerangan, agar lembaga Prokasih bekerjasama dengan lembaga berwenang mau dan mampu menerapkan sanksi yang lebih tegas kepada para pencemar sungai tanpa kecuali bila ingin mengendalikan pencemaran sungai ini."
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 1994
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Catur Retnaningdyah
"ABSTRAK
Kali Mas adalah anak cabang bagian hilir Sungai Brantas yang secara khusus melewati deerah perkotaen Surabaya. Berhubung sejak di bagian hulu Sungai Brantas sampal dengan Kali Mas ini menerima limbah padat dan atau cair dari berbagai kegiaten pertanian, industri, dan pemukiman maka kualitas air Sungai Brantas maupun Kali Mas akan mengalami pencemeran yang depat berupa bahan organik, unsur hara, padatan tersuspensi, dari atau bahan toksik. Perum Jasa Tirta (1995) mencatat bahwa 87% pencemar di sepanjang Kali Mas berasal dari limbah domestik.
Surlaktan deterjen sintetik adalah salah satu limbah domestik yang bersifat toksik di perairan. Pengaruh beban masukan deterjen sintetik pads biota perairan dapat tercermin dari perubahan struktur komunitas makroinvertebrata bentos yang hidup menetap di substrat perairan. Beban masukan deterjen akan mengakibatkan pemusnahan jenis secara selektif sesuai dengan toleransinya terhadep deterjen.
Dalam rangka upaya pengendalian kualitas air Kali Mas, diperlukan suatu metode evaluasi yang bersifat obyektif. Dalam upaya pendugaan kualitas air, selain dilakukan dengan metode fisika-kimia yang cukup kompleks, juga diperlukan metode bioiogi khususnya untuk mengendalikan bahan pencemar yang bersifat toksik. Komunitas makroinvertebrata bentos dipertimbangkan tepat untuk dijadikan biota indikator perairan sungai oleh karena hidup menetap di dasar perairan dan mempunyai keenekaragaman yang tinggi. Dari perubahan struktur komunitas makroinvertebrata bentos yang aktual terjadi, depot dijadikan sebagai dasar informasi tentang tingkat kadar deterjen sintetik. Apabila hal ini dapat dipastikan maka obyek penilaian tingkat pencemaran deterjen sintetik dapat didasarkan pada perubahan struktur komunitas makroinvertebrata bentos.
Berdasarkan hal di atas, maka penelitian ini dilakukan untuk (1) memperoleh informasi tentang kualitas air di Kali Mas Surabaya khususnya berkenean dengan adanya masukan bahan deterjen sintetik, (2) mengetahui perubahan struktur komunitas makroinvertebrata bentos pada berbagai tingkat pencemaran di Kali Mas, dan (3) mengetahui tingkat kepekaan jenis makroinvertebrata bentos terhadap perubahan kandungan surfaktan deterjen sintetik (LAS dan PBS) untuk dijadikan dinar indikasi tingkat pencemaran deterjen.
Penelitian kepekean makrolnvertebrata bentos terhadap tingkat pencemaran deterjen di Kali Mas Surabaya menggunakan metode penelitian Ex Post Facto. Uji toksisitas surfaktan deterjen sintetik (LAS dan ABS) terhadap kelangsungan hidup Jenis makroinvertebrata bentos dilakukan dengan metode eksperimental.
Strategi pendekaten untuk telaah analisis kausatif hubungan antara habitat dan tingkat pencemaran deterjen terhadap struktur komunitas makroinvertebrata bentos di Kali Mas Surabaya adalah sebagai berikut :
1. Penentuan lokasi penelitian atas dasar kandungan deterjen.
2. Penentuan tingkat pencemaran Kali Mas dengan melakukan pemantauan kualitas air termasuk di dalamnya kandungan deterjen pada tiap lokasi.
3. Telaah struktur komunitas makroinvertebrata bentos pada tiap lokasi.
4. Telaah hubungen fungsional muftifaktor antara kualitas air (DO, TOM, TSS, fosfat, sutfat, dan deterjen) dengan kelimpahan jenis makroinvertebrata bentos yang ditemukan.
5. Analisis kepekaan dari masing-masing Jenis dan kelilmpahan makroinvertebrata bentos terhadap perubahan kadar deterjen.
6. Untuk mengetahui sifat toksik dari surfaktan deterjen, maka Jenis-Jenis yang bersifat peka terhadap perubahan kadar deterjen tersebut kemudian diuji lebih lanjut melalui uji toksisitas dengan metode bioassay lethal acute effect terhadap surfaktan deterjen LAS dan ABS.
Pengambilan sampel air, substrat, dan makroinvertebrata bentos untuk pemantauan kualitas air dilakukan pada 7 lokasi di suatu ruas Kali Mas mulai dari pintu air Wonokromo sampai daerah Ngemplak di Kotamadya Dati II Surabaya. Analisis kualitas kimia dan biologi serta uji toksisitas dilakukan di laboratorium Ekologi Jurusan Biologi F.M1PA Universitas Brawijaya. Studi pendahuluan untuk penentuan lokasi dilakukan tanggal 12 Meret 1996.
Pengambilan sampel dilakukan sebanyak enam kali (tanggal 11, 15, 19, 23, 27, den 31 Mei 1996). Uji toksisitas dilakukan pada bulan Aguslus sampai September 1996.
Pengambiian sempel air pada tiap stasiun dilakukan pada lapisan permukaan dan lapisan dasar (± 25 cm dari permukaan dan dasar). Pada masing-masing lapisan tersebut dilakukan pengembilan sampel secara komposit pada bagian tepi (kiri dan kanan) dan bagian tengah.
Faktor lingkungan yang diukur dalam penelitian adalah kecepatan arus, lebar sungai, kedalaman, debit, tekstur substrat, padatan tersuspensi total (TSS), suhu air dan udara, konduktivitas air, oksigen tertarut (DO), CO2 bebas terlarut, GODS, COD, TOM, deterjen, total fosfat terlarut, sulfat, ammonium, pH, alkalinitas, dan selinitas. Pengumpulan data kualitas air yang berupa NH3 -N, NO3, NO2, Fe, Hg, Mn, Zn, dan Crs+ diambil dari DPU Pengairan Dati I Jawa Timur.
Untuk penentuan tingkat pencemaran Kali Mas, data hasil pemantauan kualitas air dikompilasi dan dihitung nilai rata-rata serta kesalahan baku untuk masing-masing stasiun dan waktu pantau kemudian dibandingkan dengan nilai baku mutu air golongan B dan C berdasarkan SK Gubernur Kepala Dati lI Jawa Timur No. 413 Tahun 1987. Tingkat pencemaran Kali Mas secara umum ditentukan dengan mencari indeks Pencemaran lmplisit dari Pratis (Ott, 1978). Pengelompokan habitat dan tekstur substrat dinar ditentukan dengan mencari Indeks Kesamaan Bray-Curtis. Untuk mengetahui perbedaan kualitas air antar lapisan air, stasiun, dan antar waktu pantau maka dilakukan uji Anova yang dilanjutkan dengan uji beda nyata terkecll (BNT) pada niaai tiap-tiap parameter.
Data hasil identifikasi dan perhitungan kelimpahan Jenis makroinretertebrata bentos digunakan untuk menghitung indeks keanekaragaman Shanon-Wiener, indeks keseragaman (Equability), indeks dominansi, indeks kesamaan komunitas Bray-Curtis, dan Index of dispersion. Untuk mengetahui perbedaan kelimpahan antar stasiun dan waktu pantau dilakukan uji Anova yang dilanjutkan dengan uji BNT pada kelimpahan tiap-tiap Jenis makroinvertebrata bentos yang ditemukan.
Parameter kualitas air penentu kelimpahan makroinvertebrata bentos, ditentukan dengan telaah hubungan fungsional antara tiap-tiap parameter fisik - kimia air dengan kelimpahan jenis makroinvertebrata bentos dalam bentuk model regresi berganda. Kepekean makroinvertebrata bentos terhadap kadar deterjen dihitung dari rumus turunan pertama dan persamaan regresi berganda tersebut terhadap deterjen. Penghitungan uji Move, BNT, den regresi berganda dengen menggunaken SPSS for Windows Release 6.0.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kualitas air di Kali Mas sudah tidak memenuhi nilai baku mutu golongan B dan golongan C. Parameter kualitas air yang telah melampaui nilai baku mutu adalah BOD5 (6.33 - 19.08 mgA), DO (2.10 - 4.14 mgA), TSS (67.90 - 154.97 mg/I), COD (119.25 - 143.25 mg/I), deterjen (1.9i - 4.30 mgA), fosfat (0.31 --1.21 mgA), ammonia (0.15 - 0.62 mgA), nitrit (0.07 - 0.27 mgA), den besi (5.07 - 7.14 mg11). Tingkat pencemaran di Kali Mas berdeserkan Indeks pencemaran Implisit dari Prati's digolongkan dalam kategori tercemar ringan sampai tercemar (2.87 - 7.65).
Sehubungan dengan pencemaran tersebut, beberapa parameter habitat makroinvertebrata bentos mengalami perubahen secara spasial. Rataan deterjen (1.55 - 4.81 mgA), fosfat (0.32 - 1.20 mg/l), sulfa' (29.80 - 34.14 mgA), BOD5 (7.00 - 21.50 mgA), den DO (2.63 - 4.60 mg11) nyata lebih tinggi pada daerah ke arah hilir. Retain suhu, DHL, pH, TOM, TSS, COD, dan ammonium tidak berbeda nyata secara spasial. Selama penelitian, secara umum ditemui perubahan temporal dari semua parameter kuailtas air yang diamati. Habitat Kali Mas berdasarkan kondisi TOM dapat dibagi menjedi dua kelompok yaitu waktu pantau ke-1,2,3 dengan kadar TOM yang lebih tinggi (630.42 - 660.44 mg/I) den waktu pentau ke-4,5,6 dengan kadar TOM yang lebih rendah (337.33 - 533.25 mgA). Secara keseluruhan, perubahan kualitas air Kali Mas tersebut berdasarkan indeks kesamaan Bray-Curtis pada tingkat kesamaan 90% didapatkan kualitas habitat di stasiun 7 (waktu kadar TOM tinggl} dan stasiun 6 (waktu kadar TOM rendah) berbeda nyata dibandingkan dengan stasiun yang lain dengan natal Indeks kesamaan berturut-turut 88% den 89%.
Pada daerah penelitian ditemukan 24 jenis makroinvertebrata bentos yang dildentifikasi dan filum Annelida, Mollusca, dari Arthropoda. Adanya perubahan kualitas air di Kali Mas mengakibatkan perubahan komposisi, tipe penyebaran, dan perubahan kelimpahan dari beberapa jenis mekroinvertebrata bentos secara spasial. Secara khusus pada stasiun 1 ditemukan tingkat keanekaragaman (0.35 - 1.14) dan keseragaman (0.12 - 0.36) jenis yang mantap rendah maka dominansi jenis tinggi (0.49 - 0.91), den pada staslun 6 ditemukan tingkat keanekaragaman (2.19 - 2.65) dan keseragaman (0.60 - 0.74) jenis makroinvertebrata yang mantap tinggi maka dominansi jenis rendah (0.19 - 0.29). Sedangkan pada stasiun yang lain ditemukan struktur komunitas yang berubah-ubah yaitu keanekaragaman (0.48 - 1.85) dan keseragaman (0.24 - 0.54) jenis yang rendah sampai sedang maka dominansi jenis sedang sampal tinggi (0.32 - 0.85). Berdasarkan indeks kesamaan Bray-Curtis didapatkan pengelompokan struktur komunitas dan ekotipe dari makrolnvertebrata bentos yang serupa.
Stasiun 6 mempunyai struktur komunitas dan ekotipe yang paling berbeda dibandingkan dengan stasiun yang lain dengan nilai indeks kesamaan 6% dan 9% (pada waktu kadar TOM tinggi) serta 7% dan 996 (pada waktu kadar TOM rendah).
Pada waktu kadar TOM tinggi ditemukan tiga jenis makroinvedebrata bentos yang nyata dipengaruhi oleh deterjen yaitu Bellarnya javanica, Wattebledla insularian, dan Corbicula javanica. Pada waktu kadar TOM rendah ditemukan jenis Lymnaea rubiginosa yang nyata dipengaruhi oleh deterjen. Tingkat kepekaan dan keempat jenis tersebut pada tingkat signifikansi 5% adalah 0.4873 mgA, 1.009 x 10 mgA, 5.0359 x 1010 mgA, dan 3.3645 x 9012 mg/_ Perubahan kader TOM di ruas Kali Mas mengakibatkan perbedaan tingkat kepekaan dari jenis makroinvertebrata bentos terhadap kadar deterjen. Berdasarkan uji toksisitas ditemukan bahwa pada kadar TOM yang lebih rendah, jenis Lymnaea rubiginosa bersifat lebih peka terhadap peningkatan surfaktan LAS dan ABS (nilat LC50-96 jam 9.40 dan 13.59 mgA) dibandingkan dengan Wattebledla insularian (natal LC5rr96 jam 10.73 dan 15.89 mgA).

ABSTRACT
The Sensitivity Of Benthic Macroinvertebrate To Detergent Pollution Level (A Casa Study In Surabaya Mas River)Mas River is a downstream tributary of Brantas River which pass through Surabaya municipality. Since from the upstream of Brantas River up to Mas River it received solid and liquid waste from various agriculture, industry and household activities, therefore, the water quality of both Brantas as well as Mas River are polluted by organic substances, nutrient, suspended solid, and or toxic substances. Perum Jasa Tirta (1995) noted that 87% polutants along Mas River came from domestic wastes.
Synthetic detergent's surfactant is one of the toxic domestic waste in the body of water. The influence of synthetic detergent discharges to the aquatic population are reflected by the changes of benthic macroinvertebrate community structure that live in the aquatic substrate. The load of detergent discharges selectively resulted in the elimination of species according to their selective degrees of tolerance towards the detergent.
In order to control Mas River water quality, the evaluation methods objectively are needed. The physic chemical examinations are complicated methods for assessing water quality and that is why it is needed biological method specially to control toxic substances pollutant. Benthic macroinvertebrate communities are considered as an appropriate bioindicator of rivers because they live In the bottom of the water and have high diversity. The actual change of benthic macroinvertebrate communities can be regarded as basic information on the level of synthetic detergent concentration. If this can be proofed, then, the pollution level of synthetic detergent assessment can be based on benthic macroinvertebrate community structure change.
Based on the above explanation, this research was carried out to obtain information on (1) water quality of Surabaya Mas River, especially those concerning the existing synthetic detergent content, (2) to know benthic macroinvertebrate communities structure changes at different pullution levels In Surabaya Mas River , and (3) to know the sensitivity level of benthic macroinvertebrate species towards the concentration of synthetic detergent surfactant as the basic indicator of detergent pollution level.
The ex post facto method was used to study the sensitivity of benthic macroinvertebrate to detergent pollution level in Surabaya Mas River. The experimental method was used to toxicity test of synthetic detergent's surfactant (LAS and ABS) towards the survival of benthic macroinvertebrate species.
The strategical approach of causative analysis review between habitat and detergent pollution level on benthic macroinvertebrate community structure in Mas River are as follows :
1. To determine the sampling site based on detergent concentration.
2. To determine Mas River pollution level by monitoring the water quality including the detergents'concentration at each sampling site.
3. To analyze benthic macroinvertebrate communities structure at each sampling site.
4. To analyze the multifactor functional Interaction between water quality (DO, TOM, TSS, phosphates, sulfates, and detergent) with species abundance of benthic macroinvertebrates found.
5. To analyze the sensitivity of each benthic macroinvertebrate species abundance towards detergent concentration change.
6. To know the toxicity of detergent surfactant, the sensitive species towards detergent concentration change mentioned above are then tested further by way of toxicity test with bioassay lethal acute effect method towards LAS and ABS detergent surfactant.
The collection of water, substrate, and benthic macroinvertebrate samples to monitor water quality were carried out at 7 locations of Mas River commencing at Wonokromo sluice up to Ngemplak Area in Surabaya municipality. Chemical and biological quality analyses as well as the toxicity test were done at the Ecology Laboratory, Biology Department, Faculty of Mathematics and Science, Brawijaya University, Malang. The preliminary study to determine the location was done on March 12, 1996. The sampling was done six times (11, 15, 19, 23, 27, and 31 May, 1996). Toxicity tests were done between August and September 1996.
The sampling of water at each station was carried out at the surface and bottom layer (± 25 cm from the surface and bottom). In each layer, the sampling is done in composit way at the edges (left and right) and the middle. Environmental factors measured in this research are current velocity, width, depth, discharge, substrate texture, total suspended solid, temperature of water and air, conductivity, dissolved oxygen, dissolved CC2, BOD5, COD, TOM, detergent, total dissolved phosphates, sulfates, ammonium, pH, alkalinity, and salinity. The data of NH3-N, N03, NOj, Fe, Hg, Mn, Zn, and Crs+ were taken from the Irrigation Public Works Department of East Java local government.
To determine the Mas River pollution level, the data of water quality monitoring result is compiled and the average value as well as its standard error for each station end sampling period are calculated then compared with water quality standard values of class B and C based on the Governor of East Java Province decree No. 413 (1987). The Mas River pollution level is, in general, determined by looking for Prati's Implicit Index of Pollution (Ott, 1978). The grouping of Mas River habitat and the substrate texture are determined by searching for the Bray-Curtis similarity Index. Anova test Is used to find out the water quality difference between water layer, station, and inter-sampling period. It is continued with Least Significance Difference (LSD) test at each parameter's value.
The results of identification and species abundance of benthic macroinvertebrate calculation was used to compute the Shanon-Wiener Diversity Index, Equitability Index, Dominance Index, Bray-Curtis Community Similarity Index and Index of Dispersion. To find out the difference of species abundance inter stationally and sampling period, the Anova test was carried out and followed by LSD test on abundance of each species of benthic macroinvertebrates found.
Water quality determinants of benthic macroinvertebrate abundance are determined by reviewing the functional Interactions between each physic chemical parameter of water and species abundance of benthic macroinvertebrate in the form of multi regression model. The sensitivity of benthic macroinvertebrate towards detergent concentration was calculated from the formula of first derivation of multi regression equation towards the detergent. The calculations of Anove, LSD test, and multi regression took place by using SPSS for Windows Programme release 6.0.
The result of this research showed that the water quality of Mas River is not eligible for raw water of drinking water (class B) as well as for fishery requirements (class C). Water quality parameters exceeded the quality standard values are BOD5 (6.33 - 19.08 ppm), DO (2.10 - 4.14 ppm), TSS (67.90 - 154.97 ppm), COD (119.25 - 143.25 ppm), detergent (1.91 - 4.30 ppm), phosphates (0.31 - 1.21 ppm), ammonia (0.15 - 0.62 ppm), nitrite (0.07 - 0.27 ppm), and iron (5.07 - 7.14 ppm). The Pollution level of Mas River, based on Prati's Implicit Index of Pollution Is classified in categories of slightly polluted to polluted water (2.87 - 7.65).
Some parameters of the benthic macroinvertebrate habitat has been changed because of the pollution level in Mas River. The average concentration of detergent (1.55 - 4.81 ppm), phosphates (0.32 - 1.20 ppm), sulfates (29.80 - 34.14 ppm), BOD5 (7.00 - 21.50 ppm), and DO (2.63 - 4.60 ppm) tend to increase in the down stream. The average of water temperature, pH, TOM, COD, and ammonium at the bottom layer do not show spatial change. All of the water quality parameters show temporal change. Based on TOM condition, Mas River habitat can be divided into two groups namely sampling period 1,2,3 with higher TOM content (630.42 - 660.44 ppm) and sampling period 4,5,6 with lower TOM content (337.33 - 533.25 ppm). Based on the Bray-Curtis similarity index it was found that there is significance difference of the habitat quality of station 7 (on the high TOM content periods) and station 6 (on the low TOM content periods) compared to the other station at 90% similarity level with the similarity index value are 88% and 89% respectively.
There are 24 species of benthic macroinvertebrates in the study area, classified as Annelida, Mollusca, and Arthropoda phyltum. The change of water quality in the Mas River has changed the composition, dispersion type, and spatial abundance of some benthic macroinvertebrate species. Station 1 and 6 have special structure of benthic macroinvertebrate community. Station 1 has low species diversity (0.35 - 1.14) and equitability (0.12 - 0.36) and that is why there is high species dominance (0.49 - 0.91). Station 6 has high species diversity (2.19 - 2.65) and equitability (0.60 - 0.74) and that is why there is low species dominance (0.19 - 0.29). The other stations have lower to intermediate species diversity (0.48 - 1.85) and equitability (0.24 - 0.54) so that the species dominance are intermediate to high (0.32 - 0.85). Based on the Bray-Curtis similarity index it was found that there is similar the grouping of community structure and ecotype of benthic macroinvertebrate. It was found that there is difference of community structure end ecotype of benthic macroinvertebrate between station 6 compared to the other stations with the similarity index value are 6% and 9% (on the high TOM content periods) and 7% and 9% (on the low TOM content periods).
Bellarnya javanka, Wattebledia insular,,,, Corbicula javanica (on the high TOM content periods) and Lymnaea rubiginosa (on the low TOM content periods) were affected by detergent concentration. The sensitivity level of those species at the significance level of 5% are 0.4873 ppm, 1.009 x 10 ppm, 5.0359 x 1010 ppm, and 3.3645 x 1012 ppm respectively. The change of TOM content in the Mas River has changed the sensitivity level of benthic macroinvertebrate species to detergent concentration. Based on the toy icity test it was found that Lymnaea tublglnosa was more sensitive to LAS and ABS surfactant concentrations on the low TOM content periods (L.C50-96 hours are 9.40 and 13.59 ppm respectively) compared to Wattebledia insular (LC50-96 hours are 10.73 and 15.89 ppm respectively).
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rahmat Pujatmiko
"ABSTRAK
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya permasalahan lingkungan hidup di DAS Cidanau Provinsi Banten. Berbagai institusi terlibat dalam pengelolaan DAS Cidanau, tetapi efektivitas lembaga tersebut dalam memecahkan permasalahan lingkungan hidup di DAS Cidanau belum efektif. Sefain lembaga formal (pemerintah), pada tahun 2002 dibentuk suatu forum DAS berdasarkan Surat Keputusan Gubemur Banten No. 124.3/Kep.64-Huk/2002, yang diperbaharui dengan SK Gubemur Banten No. 614/Kep.211-Huk/2006 tentang pembentukan Forum Komunikasi DAS Cidanau (FKDC). Adanya fembaga pemerintah dan forum DAS tersebut diharapkan dapat meningkatkan kinerja, sehingga dapat meningkatkan kelembagaan pengelolaan DAS Cidanau.
Tujuan dari penelitian ini adalah : (1). mengetahui kewenangan dan kelembagaan yang terkait dengan pengelolaan DAS Cidanau di Provinsi Banten; (2). mengetahui efektivitas forum dalam pengelolaan DAS Cidanau di Provinsi Banten; (3). mengembangkan efektivitas Forum dalam membantu peningkatan kelembagaan pengelolaan DAS Cidanau di Provinsi Banten.
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dilengkapi penelitian kuantitatif, dengan pendekatan kualitatif sebagai pegangan utama. Penelitian bersifat multikasus dan eksploratoris, sehingga penelitian ini menggunakan tiga tahapan penelitian, yaitu tahap pralapangan, pekerjaan lapangan, dan analisis data. Data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan sekunder. Data primer terdiri dari data kualitatif dan data kuantitatif. Data primer kualitatif adalah data yang diperoleh dari pengamatan berperanserfa melalui interaksi sosial antara peneliti dengan subyek dalam lingkungan subyek, dan selama itu data dalam bentuk catatan lapangan dikumpulkan secara sistematis. Data primer kualitatif ini, selanjutnya dilengkapi dengan data primer kuantitatif, yaitu pengumpulan data primer yang diperoleh dari responden melaluli wawancara dengan berpedoman pada kuisioner yang telah dipersiapkan sebelumnya. Data sekunder penelitian ini adalah data yang diperoleh dari Dinas atau instansi terkait serta dari pustaka yang relevan dengan penelitian. Metode pengolahan dan analisis data yang digunakan yaitu : (a) Pengolahan dan analisis data kualitatif menggunakan metode KEKEPAN/SWOT (Rangkuti, 1999), bertujuan untuk menganalisis efektivitas Forum Komunikasi DAS Cidanau dalam membantu pengelolaan DAS Cidanau di Provinsi Banten; (b) setelah pengolahan dan analisis data kualitatif didapat, maka dilengkapi dengan pengolahan dan analisis data kuantitatif menggunakan pengolahan dan analisis Proses Hierarkhi Analitik/AHP (Saaty,1993), bertujuan untuk menganalisis bentuk kelembagaan pengelolaan DAS yang sesuai, dalam mengatasi permasalahan Iingkungan hidup DAS Cidanau di Provinsi Banten.
Kesimpulan dari hasil penelitian ini adalah : a). Kewenangan pengelolaan DAS Cidanau merupakan kewenangan Pemerintah Provinsi, dengan kelembagaan yang terkait meliputi : (1). Pemerintah Provinsi Banten, yang dilaksanakan oleh Badan Perencanaan Daerah (Bapeda), Badan Pengendalian Dampak Lingkungan (Bapedal), Dinas Kehutanan dan Perkebunan (Dishutbun), Balai Pengelolaan Sumber Daya Air (BPSDA) pada Dinas Pekerjaan Umum (DPU); (2) Pemerintah Pusat yaitu Departemen Kehutanan, yang dalam pelaksanaan tugasnya dilakukan oleh Unit Pelaksana Teknis (UPT) yaitu Balai Pengelolaan DAS (BPDAS) Sungai Citarum-Ciliwung dan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Jabar I seksi Konservasi Wilayah III Banten, dan; (3) Forum DAS yaitu Forum Komunikasi DAS Cidanau (FKDC); b). Pelaksanaan tugas dan fungsi FKDC dalam membantu kelembagaan pengelolaan DAS Odanau belum dilaksanakan dengan efektif, diantaranya usaha mengurangi degradasi Iingkungan hidup yaitu semakin berkurangnya ketersediaan air Baku, meningkatnya kekeruhan air dan meningkatnya perambahan di kawasan Cagar Alam Rawa Danau, selain itu belum adanya keputusan dalam menyikapi kebijakan pengembangan daerah ekowisata dan pembangunan pembangkit listrik tenaga panas bumi di cadmen area DAS Cidanau, dan dalam hal struktur organisasi yang masih didominasi unsur pemerintah, pendanaan yang belum Independent, pembagian tugas yang belum dilaksanakan khususnya bagi pengarah dan mekanisme kerja yang belum sepenuhnya berjalan sesuai harapan, pelaksanaan mekanisme model pembayaran jasa Iingkungan belum melalui mekanisme pasar dengan jumlah seller dan buyer yang masih terbatas, dan pelaksanaan monitoring dan evaluasi yang belum maksimal bisa dilakukan, dan; c). Usulan pengembangan efektivitas FKDC agar menjadi kelembagaan pengelolaan DAS Cidanau yang baik, dapat dilakukan dengan menjalankan strategi : (1) peningkatan kapasitas lembaga pengelolaan DAS Cidanau; (2) peningkatan kapasitas dan kesejahteraan masyarakat di sekitar DAS Cidanau; (3) peningkatan pelestarian clan pencegahan kerusakan Iingkungan hidup di DAS Cidanau; (4) peningkatan pertumbuhan dan keseimbangan ekonomi kawasan, dan; (5) pengembangan sistem penataan ruang yang konsisten.
Penulis menyarankan : a). Kewenangan yang diberikan oleh undang-undang untuk mengelola DAS Cidanau, hendaknya dapat dilaksanakan oleh Pemerintah Provinsi Banten dengan baik, semua permasalahan yang ada dapat diselesaikan oleh instansi yang terkait, sehingga dapat dicapai pengelolaan DAS Odanau yang berkelanjutan dan berwawasan Iingkungan; b). Efektivitas FKDC perlu ditingkatkan dengan mengurangi keanggotaan dari unsur pemerintah dan subsidi pemerintah, serta melaksanakan mekanisme kerja dan pembagian tugas dengan maksimal, mengurangi campur tangan pemerintah dalam model pembayaran jasa Iingkungan, serta melakukan monitoring dan evalusi yang maksimal terhadap pelaksanaan keseluruhan program kerja yang telah dibuat, dan; c). FKDC harus menjalankan strategi yang telah dibuat, melalui perencanaan yang terarah, terkoordinasi dan fokus baik jangka pendek, menengah dan panjang, secara simultan dan berkesinambungan sesuai tata waktu yang telah ditetapkan."
2007
T20476
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Meiobenthos inhabiting the seagrass bed of sungai Pulai estuary,Johor,was studied for the differnces in community structure .Sampling was carried out using a hand corer during the lowest tide in December 2006...."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"The Citarum River is one of the main rivers in the West Jaava province. Commonly, the Citarum is devided into 3 sections : upper stream, middle stream and down stream...."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"A curve stream is the part of river if compared to a straight stream with more problems. Problems always accurring are the scouring at the outer bend of curve and sedimentation at inner bend of curve...."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"In this study , spatial and seasonal variations of water quality in haraz river basin were evaluated using multivariate statistical techniques,such as cluster analysis,principal component analysis and factor analysis...."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>