Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 113914 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Shimogaki, Kazou
Yogyakarta: Lembaga Kajian Islam dan Studi (LKiS), 1994
297.65 SHI k
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Shimogaki, Kazuo
Yogyakarta: Lembaga Kajian Islam dan Studi (LKiS), 2001
297 SHI mt
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Imron Rosyadi
"Penelitian dalam tesis ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menganalisis pemikiran kritis Hassan Hanafi terhadap peradaban Barat yang dikemukakannya dalam berbagai karyanya terutama dalam buku Muqadimmah fi Ilm al-Istighrab (Pengantar ilmu Oksidentalisme). Dengan deskripsi dan analisis tersebut diharapkan akan terekplorasi pemikiran kritis Hassan Hanafi terhadap peradaban Barat yang terangkum dalam gagasan oksidentalisme. Dari hasil pemikiran kritis Hassan Hanafi terhadap peradaban Barat tersebut maka penulis bermaksud menerangkan upaya Hanafi untuk membebaskan dunia Islam dari cengkeraman hegemoni budaya Barat.
Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan menggunakan metode hermeneutika melalui studi pustaka dengan mengeksplorsi seoptimal mungkin biografi intelektual dan pemikiran Hassan Hanafi, terutama yang tertuang bukunya yang berjudul Muqadimmah fi Ilm al-Istighrab (Pengantar Ilmu Oksidentalisme), untuk mendapatkan data tentang pemikiran krilisnya terhadap peradaban Barat serta menelusuri data dalam pembahasan yang sama dalam rangka memperoleh gambaran yang lengkap tentang pemikiran dan permasalahannya melalui sumber-sumber data yang terkait dengan hal tersebut.
Temuan penelitian ini antara lain adalah bahwa di antara pandangan dan pemikiran kritis Hanafi terhadap peradaban Barat adalah: 1) penilaiannya bahwa kesadaran Barat (Eropa) selalui dimotivasi oleh dialektika antara keakuan (the ego) dan yang lain (the other) 2) munculnya perasaan ketidakadaan makna hidup (nihilisme), kehidupan yang tidak mempunyai arah dan tujuan yang pasti di kalangan masyarakat Barat 3) pengamatannya bahwa Barat sedang menghadapi krisis kemanusiaan yang amat mendasar 4) Barat tidak konsisten dalam menerapkan standar-standar hubungan dengan negara lain 5) Barat telah] memisahkan antara pengetahuan dengan agama.

The research in this thesis aimed at describing and analyzing the critical thought of Hassan Hanafi to western civilization conveyed through his various works, especially in his book entitled Muqadimmah fi Ilm al-Istighrab (An intoduction to Occidentalism). With the description and analysis on the matter, it is hoped that Hassan Hanafi's critical thought to western civilization will be explored. Based on Hanafi's critical thought to western civilization, the writer intends to explain Hanafi's effort to decolonizing Islamic word from the hegemony of western culture.
This research used hermeneutical method with qualitative perspective through library research to explore Hanafi's thought by analyzing his works, particulary Muqadimmah fi Ilm al-Istighrab, to obtain data on his critical thought to western civilization as well as to research data on similar discussion through related data sources which related to the matter. Data analysis in this research uses discourse analysis method.
The findings of this research are that among Hassan Hanafi's critical thought to western civilization are 1) his opinion that western civilization motivated by dialectic of the ego and the other 2) appearing of nihilism among western society 3) his perspective that the western countries today are facing the principle humanity crisis 4) the western countries are unconsistent in practicing the relation standards with another countries 5) the western countries separated the science from the religion.
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2006
T16850
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Akhmad Taufik
Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2005
297.67 AKH s
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Abdalhaqq Bewley
Depok: Pustaka Adina, 2006
297.09 ABD h
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Zainul Maarif
"Masyarakat poskolonial menghadapi beragam persoalan, yang berporos pada persoalan kompleksitas merumuskan identitas dan alteritas. Siapa aku, siapa liyan, dan bagaimana relasi aku dan liyan menjadi pertanyaan besar poskolonial.
Hassan Hanafi merupakan salah satu pemikir poskolonial yang berupaya menjawab persoalan tersebut dengan merumuskan kembali identitas, alteritas dan relasi antara keduanya, sembari menggulirkan Oksidentalisme: suatu sikap menolak liyan sebagai landasan prinsipil, namun menerimanya sebagai bahan kajian.
Tesis ini mengkaji rumusan dan gagasan Hassan Hanafi tersebut Dengan "metode" dekonstruksi, tesis ini membongkar klaim-klaim Hassan Hanafi tentang oksidentalisme dan rumusannya tentang aku dan liyan oksidentalis, sambil menunjukkan otodekonstruksinya.
Setelah meninjau kelemahan oksidentalisme Hanafi dan ketidakadekuatan rumusannya tentang aku dan liyan poskolonial, sambil mengingat pentingnya solusi persoalan identitas dan alteritas di ranah poskolonial, tesis ini merumuskan kembali aku dan liyan poskolonial dengan menegaskan bahwa aku adalah liyan, liyan adalah liyan (liyan yang selalu melain atau membeda dari "diri"nya, atau liyan tanpa identitas), dan keliyanan (otherness) atau hospitalitas (hospitality) perlu digalakkan dalam koridor kesepakatan tanpa paksaan demi kedamaian hidup yang saling menguntungkan di era global."
Depok: Universitas Indonesia, 2007
T17234
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nia Dwi Anggraini
"Di dalam skripsi ini membahas gagasan brilian dari seorang pemikir Muslim kontemporer, pencetus gerakan pemikiran ?Kiri Islam?, dan teologi Islam pembebasan, mengenai seperangkat metodologi penafsiran atau hermeneutika Quran yang concern pada masalah-masalah kritis dalam kehidupan manusia, seperti kemiskinan, penindasan, dan ketidakadilan. Tawarannya tidak saja menggugat mandulnya teori tafsir Quran klasik, tetapi juga tendensi objektivistik dan bebas-nilainya hermeneutika Quran dari sebagian pemikir Muslim kontemporer. Alih-alih membela kaum tertindas, Hanafi mencurigai model-model hermeneutis semacam itu yang justru turut melanggengkan ketidakadilan dan kemelaratan kaum Muslim hingga kini. oleh karena itu, Hanafi menganggap diperlukan cara baru bagi Quran yang transformatif terhadap kehidupan umat dan solutif terhadap berbagai masalah sosial sisa-sisa feodalisme dan kolonialisme yang menyertai proses pembangunan di dunia Islam. di sinilah letak urgensi hermeneutika Quran untuk pembebasan yang diusng oleh Hasan Hanafi.

This thesis explains the brilliant idea of a contemporary Moslem philosopher, the pioneer of ?Leftish Moslem? and liberated Islamic theology, about a set of metodology intepretation and hermeneutic of Koran that concerns on critical problem on human?s life, in example poverty, opression and injustice. He didnt only accuse the impotency of classical intepretation of Quran but also the tendency to objectivity and the free value of Koran hermeneutic from some contemporary Moslem philosopher. Instead of defend the opressed people, Hanafi put suspicious on those hermeneutical models support the injustice and the poverty of Moslem society until today. So Hanafi believes that we need a new way to intepretate Koran in a transformative and solutive way to practical life and the rest of feodalism and colonialism that still remain in the progress of developing Islamic world. This is where the urgency of hermeneutic of Koran to support the liberation that offered by Hanafi."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2009
S16066
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Lubis, Muhammad Ridwan, 1947-
Depok: Komunitas Bambu, 2010
297.272 LUB s
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Bambang Widodo Umar
"ABSTRAK
Sesuai dengan esensinya, polisi dibentuk untuk membangun kehidupan masyarakat yang aman, tertib, harmoni dan sejahtera melalui penegakan hukum dan mengelola kamtibmas. Dalam konteks pembangunan, peran dan posisi Polri diharapkan dapat ikut merawat Kebhinnekaan yang saat ini tidak lepas dari arus modern, pluralisme dan postmodern. Untuk itu garus dipahami bahwa implementasi Tri Brata yang tidak sekedar disebabkan masalah teknis. Hal itu disebabkan, sistem sentralisasi kepolisian Indonesia yang dibangun atas dasar logika masyarakat Barat Oksidental (Eropa Kontinental), dasar filosofi dan epistemotologinya jati diri kepolisian Indonesia Tri Brata belum dirumuskan secara formal dalam undang-undang kepolisian, dan perlu pula disadari bahwa sistem masyarakat Barat yang masih mewarnai sistem kelembagaan lainnya (sosial, politik, ekonomi). Kesimpulannya, pedoman kerja Tri Brata dalam masyarakat komunal memiliki hubungan sangat erat dengan budaya organisasi Polri, sehingga perlu membentuk perilaku khas kepolisian Indonesia dalam suatu kehidupan Kebhinnekaan yang sesuai dengan masyarakatnya. Kembali ke khittah polisi Tri Brata berarti seluruh "fungsi" kepolisian perlu dibenahi ulang, karena selama ini pemahaman aparat terhadap pedoman kerja Tri Brata tercemar oleh perubahan sosial budaya, politik, dan ekonomi yang terus berkembang."
Jakarta: Sekolah Tinggi Ilmu Kepolisian-PTIK, 2017
350 JIK 88 (2017)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>