Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3321 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Grangsang Suryomentaram
Jakarta : Haji Masagung , 1989
181.19 GRA k I;181.19 GRA k I (2)
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Grangsang Suryomentaram
Jakarta : Haji Masagung , 1989
181.19 GRA k III;181.19 GRA k III (2)
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Grangsang Suryomentaram
Jakarta : Haji Masagung , 1990
181.19 GRA k
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Grangsang Suryomentaram
Jakarta : Haji Masagung , 1993
181.19 GRA k
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Ki Gransang Suryomentaram
Jakarta: Pasinaon Kawruh Jiwa, 2015
181.19 GRA k
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Muhaji Fikriono
Serpong: Javanica, 2018
181.19 MUH k
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Sunarto
"Di dalam diri manusia terdapat "rasa keakuan" atau "rasa pribadi" yaitu rasa individualitas atau "rasa aku" sebagai individu. Rasa yang menyatakan bahwa diri sendiri itu adalah "aku", dan orang lain itu adalah "kamu". "Rasa keakuan" ini disebut oleh Ki Ageng Suryomentaram sebagai kramadangsa. Kramadangsa adalah istilah yang merujuk "rasa namanya sendiri", untuk menggantikan nama setiap individu. Yang dimaksudkan sebagai "rasa namanya sendiri" itu identik dengan "rasa pribadi"nya sendiri misalnya: orang namanya Suto, Krama, Narto dll. Jadi rasa "aku-kramadangsa" itu sama dengan "rasa-aku-Suto" atau "rasa aku-Krama" atau "rasa aku-Narto".
Rasa itu menandai hidup orang. Kalau hanya badan saja tanpa rasa, disebut bangkai. Mempelajari tentang rasa adalah mempelajari tentang orang. Mempelajari tentang orang berarti mempelajari tentang manusia. Jadi mempelajari tentang orang, dapat dikatakan mempelajari diri sendiri, sehingga mampu memahami diri sendiri, yang disebut Pangawikan pribadi. Struktur kepribadian menurut konsep rasa, dijelaskan Ki Ageng Suryomentaram melalui gambar kramadangsa. Kramadangsa ini bersifat unik, berbeda dengan yang lain, yang menunjukkan eksistensi manusia sebagai pribadi.
Eksistensialisme adalah filsafat yang memandang segala gejala dengan berpangkal pada eksistensi. Eksistensi mendahului esensi. Eksistensi adalah cara manusia berada di dalam dunia. Manusia itu menentukan keberadaannya, dengan perbuatan-perbuatannya, tindakannya dan bahkan pikirannya. Heidegger menempatkan Angst (rasa cemas) menjadi pusat pemikirannya, sedangkan Ki Ageng Suryomentaram menempatkan "rasa hidup" dan sifat keinginan yang mulur mengkret serta akukramadangsa sebagai pusat kajian dan pemahamannya.
Manusia itu terdiri badan dan jiwa. Jiwa adalah bagian manusia yang tidak kelihatan. Walau jiwa itu tidak kelihatan, akan tetapi menurut Ki Ageng, jiwa itu ada. Adanya jiwa itu ditunjukkan adanya rasa. Mempelajari rasa itu akan menghasilkan "kesadaran akan identitas manusia yang sejati" atau "rasa aku sejati" di satu pihak, dan identitas manusia atau "rasa aku kramadangsa" di pihak lain.
Tema-tema yang berhubungan dengan manusia, dibahas dan dikaji serta dihayati oleh Ki Ageng Suryomentaram yaitu tentang hakekat manusia, hubungan antar manusia, rasa takut, kematian, rasa bebas dan senang-susah pada manusia, aku-kramadangsa serta manusia tanpa ciri. Manusia itu merasakan senang-susah silih berganti, pada dasarnya karena aku-kramadangsa mempunyai keinginan, bila aku kramadangsa mati, akan muncul manusia tanpa ciri, yang menurut penulis merupakan "puncak pemikiran eksistensialisme Ki Ageng Suryomentaram.""
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2004
T14789
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhaji Fikriono
Jakarta: Noura Books, 2012
181.198 22 MUH p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
"Buku ini meceritakan tentang kawruh jiwa dari Ki ageng suryomentaram mengajak kita untuk merasakan rasa-rasa kehidupan, meneliti setiap rasa, dan meraih makna sesungguhnya atas rasa bahagia."
yogyakarta: Dinas kebudayaan daerah istimewa Yogyakarta, 2015
113.8 HAN
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Fahruddin Faiz
"Orang boleh berbeda dalam banyak hal, tapi bakal bersepakat dalam satu hal: ingin bahagia. Sayangnya, makna bahagia itu tidak tunggal dan sama bagi semua orang. Bahagia bagi yang satu, boleh jadi bukan bahagia bagi yang lain. Bahagia itu ternyata macam-macam dan bisa saling bertentangan. Maka, layak sekali kalau orang bertanya: apa, sih, bahagia itu sebenarnya?
Empat orang bijak—Plato, al-Farabi, al-Ghazali, dan Ki Ageng Suryomentaram—menawarkan konsep kebahagiaan, berikut cara-cara mencapainya. Meski masing-masing mengambil pendekatan berbeda, ada beberapa kesamaan yang mencolok: bahwa orang mesti mengenal diri sendiri sebagai titik berangkat, dan orang menemukan diri sendiri sebagai titik tujuan. Mustahil orang mencapai kebahagiaan kalau tidak tahu siapa dirinya dan apa makna bahagia bagi dirinya.
Buku ini bakal memberi pencerahan bagi Anda yang mencari kebahagiaan sejati."
Jakarta: PT Mizan Pustaka, 2025
152.42 FAH f
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>