Ditemukan 626 dokumen yang sesuai dengan query
Hujwiri, Ali bin Uthman al-Jullabi
London: Messrs Luzac, 1959
297.4 HUJ k
Buku Teks Universitas Indonesia Library
"Tasawuf adalah ajaran Islam yang bertujuanmembentuk watak dan kehidupam pribadi kaum Muslimin dengan cara melaksanakan sejumlah peraturan, tugas, kewajiban dan keharusan lain yang tidak boleh ditinggalkan oleh siapa pun. Inti ajaran tasawuf adalah menahan diri dan membebaskan diri dari nafsu-nafsu dan segala macam pikiran kecuali hanya Allah. Dalam sejarahnya tasawuf adalah ilmu Islam tradisional yang telah membentuk sisi esoteris dan spiritual Islam. Dalam kehidupan modern tampaknya teme-tema spiritualitas semacam inilah yang telah menjadi alternatif bagi kehidupan modern yang materialistik. Tulisan ini mencoba memfokuskan pada Tasawuf al-Quran (dimensi spiritualitas Islam). Di samping dengan melihat alam pemikiran tasawuf, juga digali dari al-Quran."
[Arab, Universitas Indonesia], 2005
UI-ARABIA 7(14-15) 2004/2005
Artikel Jurnal Universitas Indonesia Library
"Tulisan ini membicarakan secara umum perkembangan sejarah tasawuf dengan sebuah overview yang membahas dua"aliran' tasawuf yaitu sunni dan tasawuf falsafi (syi'i). Juga dikemukakan melalui permasalahan-permasalahan tematis atau pemikiran-pemikiran tokoh-tokoh dari kedua aliran tasawuf tersebut. Ada perbedaan bendasar antara kedua tasawuf tersebut dari latar belakang sejarah dan karateristiknya. Tokoh utama tasawuf sunni adalah Al-Ghazali dan tokoh utama falsafi adalah Ibn'Arabi'. Kendati kedua macam"aliran" tasawuf ini memilikiperbedaan yang kadang-kadang prinsipal, namun keduanya masih tetap berada dalam Islam, karena sama-sama berlandasakan pada soal penafsiran antara yang literer(lafdzi) dan metafora(majazi).
"
[Arab, ], 2005
UI-ARABIA 7(14-15)2004/2005
Artikel Jurnal Universitas Indonesia Library
"Tujauan tasawuf adalah mendekatkan diri sedekat mungkin dengan Tuhan sehingga ia dapat melihat-Nya dengan mata hati bahkan rohnya dapat bersatu dengan Roh Tuhan. Filsafat yang menjadi dasar pendekatan diri itu adalah, pertama, Tuhan bersifat Roh, maka bagian yang dapat mendekatkan diri dengan Tuhan adalah Roh, bukan jasad. Kedua, Tuhan adalah Maha Suci, maka yang dapat diterima Tuhan untuk mendekatiNya adalah roh yang suci. Tasawuf adalah ilmu yang membahas masalah pendekatan diri manusia kepada Tuhan melalui penyucian rohnya. istilah tasawuf muncul pada abad ke-2, yakni penghayati dan menjalankan syariat sepenuhnya untuk mendekatkan diri kepada Tuhan dan meninggalkan hal-hal yang dilarang-Nya. Selanjutnya mulai berkembang ajaran tentang berbagai cara dalam mendekatkan diri kepada Tuhan yang dikenal dengan istilah maqam dan ahwal, hal ini dikembangkan oleh para sufi, diantaranya oleh Abu Yazid al-Bustami."
Arab, 2005
050 ARI 7 (2005)
Artikel Jurnal Universitas Indonesia Library
"Ketika menulis bukunya yang terkenal, “Tasawuf Modern” Hamka sesungguhnya telah meletakkan dasar-dasar sufisme baru di tanah air. Dalam buku itu terdapat alur pemikiran yang memberi penghargaan yang wajar kepada penghayatan esoteris Islam yang tetap dalam kendali ajaran-ajaran standar syariah dan menekankan perlunya pelibatan diri dalam masyarakat. Berbeda dengan “Sufisme Klasik” yang menganut paham isolatif (i'tizaliyah) yang menjauh dari masyarakat. Jadi sufisme modern yang dianut Hamka menekankan pada perbaikan akhlak dan keterlibatan langsung pada masyarakat secara permanen. Karena itu, tegas Hamka, tasawuf diperlukan oleh masyarakat. Pemikiran tasawuf Hamka berbeda dengan paham tradisionalis. Dalam paham tasawufnya Hamka tidak memisahkan antara urusan dunia dan akhirat. Bentuk tasawuf pembaruan Hamka yang ada dalam “Tasawuf Modern” berbeda dengan yang lain. Tasawuf modern Hamka sebenarnya sama dengan Neo-Sufisme. Beliau perintis Neo-Sufisme di Indonesia."
JTW 1:2 (2012)
Artikel Jurnal Universitas Indonesia Library
"Para sufi lazim menafsirkan teks-teks suci dengan kaidah hermeneutik, untuk mencari makna konotatif denotatif terutama sugestif. Hamzah Fansuri, sufi dan sastrawan besar yang hidup semasa kerajaan Aceh berlimpah materi dan mengalami dekadensi moral, memaknai kata faqr sebagai memerlukan dan kemiskinan. Keduanya khas manusia, sehingga karena kemiskinan manusia perlu Tuhan dan karena ke-Maha-Kaya-an-Nya Tuhan merdeka. Faqir adalah orang yang merdeka dari selain Allah. Sebagai maqam tertinggi faqir berkenaan dengan jiwa yang fana', lenyapnya jiwa yang rendah sebab yang ada hanya cinta Ilahi. Faqir berarti hidup zuhud dalam menggumuli, bukan menolak kehidupan duniawi. Sementara M. Iqbal filsuf dan penyair Pakistan yang hidup ketika peradaban Islam dalam kemunduran, memaknai kata faqr sebagai pribadi yang kuat karena cintanya pada Tuhan dan manusia merdeka, manusia unggul sebab kesadaran intelektualnya yang dalam dan jiwanya hidup. Hamzah Fansuri dan M. Iqbal memberikan makna yang hampir sama pada kata faqr. Juga kritik mereka terhadap penyimpangan-penyimpangan agama dan tasawuf tetapi juga sosial politik serta mengemasnya dengan jargon modern."
JTW 1:2 (2012)
Artikel Jurnal Universitas Indonesia Library
"Dalam perkembangan zaman yang semakin mengglobal ini, dinamika kehidupan berjalan secara antagonistik; keunggulan dunia modern yang semakin materialistik, hedonis, sekularis serta keterpurukan dunia tradisional yang serba spiritual. Sebagai akibat, maka hilanglah nilai-nilai spiritual yang pada gilirannya membuat manusia hidup pada kebingungan, hidup dengan kepura-puraan. Kekeringan batin yang diderita manusia modern tentu memerlukan upaya penyembuhan, demi kemaslahatan hidup manusia di sini saat ini dan di sana kelak. Sehubungan dengan itu, tepatlah kalau dimensi batiniah Islam (Tasawuf) ditawarkan sebagai solusi. Dalam bertasawuf yang terpenting adalah membuat dimensi spiritualitas manusia menjiwai, menerangi seluruh aspek kehidupannya, tidak terkecuali bidang sosial politik. Untuk keperluan itu, dalam dalam studi ini digunakan pendekatan historis kultural. Dengan pendekatan itu kita dapat memahami sejarah Nabi Muhammad SAW secara proporsional. Sufisme adalah bagian dari Islam bukan tradisi yang berdiri sendiri. Sufisme tetap menjadi sumber kehidupan batin manusia, yang menjiwai seluruh organisme keagamaan dalam Islam."
JTW 1:2 (2012)
Artikel Jurnal Universitas Indonesia Library
"Dalam dunia tasawuf Dzu al-Nun al Mishri dipandang sebagai bapak al-ma'rifah. Baginya, al-ma'rifah adalah pengetahuan hakiki yang sanggup melihat Allah dengan hati. Sedangkan pengetahuan ilmiah belum sampai ke tingkat hakiki. Untuk sampai ke tingkat ma'rifah harus melewati zuhud (meninggalkan kemewahan hidup di dunia), selalu beribadah dan bertafakkur. Ketika jiwa sudah bersih dari kotoran, ia telah siap untuk menerima l-faidh (limpahan dari Allah), atau orang bisa sampai ke tingkat ma'rifat melalui jalan al-kassysyaf dan ilham yang Allah berikan kepada hamba yang Dia kehendaki. Tidak semua orang mencapai tingkat ma'rifat. Seorang sufi yang sudah sampai ke tingkat ma'rifat akan memiliki tanda-tanda: 1) Selalu memancar cahaya ma'rifat dalam segala sifat dan perbuatannya; ia selalu bersikap wara'; 2) Tidak mengambil keputusan berdasarkan fakta nyata, karena dalam ajaran tasawuf fakta itu belum tentu benar; 3) Tidak banyak menginginkan nikmat Allah sebab kebanyakan nikmat justru bisa membawa kepada perbuatan haram."
JTW 1:2 (2012)
Artikel Jurnal Universitas Indonesia Library
"Kata tasawuf memang tidak terdapat dalam al-Quran dan hadits. Akan tetapi benang merahnya sudah ada dalam al-Quran dan al—Hadits, dengan menggunakan kalimat al-Ahsan dan pelakunya disebut al-Muhsin. Diriwayatkan dalam al-Hadits yang mengisahkan dimana Malaikat Jibril AS. mengajarkan ajaran agama, mengenai iman, islam, dan ihsan. Sebagaimana ilmu-ilmu keislaman yang lain seperti 'Ulum Al-Quran, Tafsir, 'Ulum Al-Hadits, Ushul Al-Fiqh berkembang maka ilmu tasawufpun berkembang. Bahan bakunya sudah ada sejak zaman Rasulullah Saw., para shahabat, tabi'in, shalaf as-shalihin, para masyakikh, para mursyidin sampai zaman kita sekarang. Sudah barang tentu dinamikanya mengikuti situasi dan kondisi pada zamannya. Selain itu dalam perkembangannyapun juga tergantung kepada para pembawa janji-janji tasawuf dalam membawa estafet pengembangannya baik di belahan dunia maupun Indonesia. Ritual tarekat dapat berkontribusi dalam transformasi sosial dengan mendorong para pengikut untuk menyesuaikan diri lebih dekat dengan nilai-nilai yang tersirat dalam doktrin dan etika tasawuf yang diajarkan."
JTW 1:2 (2012)
Artikel Jurnal Universitas Indonesia Library
Alhamdany, H.S.A.
Bandung Al-Ma'arif 1972
297.4 ALH s
Buku Teks Universitas Indonesia Library