Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 95359 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1992
499.221 JUM
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Pamela Magdalena H.
"Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mencari kosa kata dalam KBBI yang umum dipakai sebagai Kosa Kata Defi_nisi (defining vocabulary). Metode yang dipakai adalah metode deskriptif dengan memberi gambaran bagaimana Kosa Kata Definisi tersebut di_susun dan dasar-dasar serta teori-teori yang dipakai dalam penelusuran kata-kata tersebut. Data didapat dari penelusuran kepustakaan yang berupa KUDI dan beberapa tulisan yang ada hubungannya dengan penelitian ini. Dari hasil penelitian, didapat sejumlah 1926 kata yang berupa morfem dasar yang dapat dimasukkan dalam Kosa Kata Definisi. Kosa kata tersebut mengalami 3 proses yaitu: Demorfologisasi; Penentuan berdasarkan frekuensi kemunculan; penentuan berdasarkan munculnya dalam pola frase de_finisi. Sebagai kesimpulan ditemukan bahwa 1926 kata yang berupa morfem dasar, dipakai untuk mendefinisikan 1875 lema dalam KUBI."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1988
S11179
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhadjir
"ABSTRAK
Sejak awal perturnbuhannya tahun 1930-an hingga 1990-an, bahasa Indonesia telah mengalami perkembangan yang amat cepat. Bahasa yang awalnya hanya dipakai sebagai bahasa perhubungan antarsuk, sebagai bahasa lingua franka, kini telah sanggup menjadi bahasa nasional yang menjadi wadah aspirasi nasional dan internasional sejajar dengan perkembangan bangsa pemakainya. Bahasa I donesia telah sanggup rnenjadi bukan saja bahasa pergaualn antar bangsa di Asia, tetapi juga sudah tidak memperoleh kesulitan yang berarti sebagai bahasa pengantar politik, pemerintahan, pendidikan, dan ilmu pengetahuan. Hasil penelitian terhadap yakni perkembangan kosa kata dan jumlah penutur bahasa ini merupakan laporan utama penelitian ini.
Dalam pengembangan kebutuhan akan kosa kata ragam formal bahasa Indonesia menggunakan sumber-sumber asing seperti bahasa Belland dan Bahasa Inggris, sementaa kebutuhannya akan perbendaharaan kata yang akrab seperti dalam pertemuan nonformal, sumber acuan untuk memperkaya kosa kata bahasa Indonesia adalah bahasa-bahasa daerah, termasuk bahasa Melayu lokal, dan lebih khsusus lagi yang dipergunakan di kota-kota besar di Indonesia.
Penutur bahasa Indonesia Kalau kita lihat daftar penutur bahasa Indonesia ternyata yang paling besar adalag di Jakarta dan Jawa Barat, serta di Indonesia belahan Timur, khususnya Sulawesi"
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1994
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Rima Andriani Sari
"This study focuses on evaluating vocabulary in textbook for elementary school students. It aims to answer three questions about the vocabulary: First, how far does the vocabulary in the textbook cover the vocabulary in General Service List of English Words (GSL), a word list suggested for beginners of English? Second, is the frequency of the vocabulary in the textbook suitable with the theory about it in teaching vocabulary? Third, are the written input of the exercises in the textbook parallel to the theory of teaching vocabulary?
Data were collected from the vocabularies and the written input in the textbook Get Ready for Beginners, published by Erlangga in 1996. This book is a textbook for elementary school students. Other data were collected from the words in the GSL word list.
Data were analysed in three ways. First, the vocabulary in the textbook and in GSL were compared and analysed by using two computer programs. The first program, Rimal.BAS, was used to gain the comparison between the vocabulary in the textbook and GSL. The second program, Rima2.BAS, was used to see the context of the vocabulary. With this program, the writer can sort out any ambiguous words. Second, by using program Rimal.BAS, the frequency of each word was counted and described. The vocabulary in the textbook were categorized into words with frequency>6 and words with frequency <6. Third, the written input in the textbook was identified and sorted.
This research produces description as follows: the vocabulary in the textbook covers 80,135% of the vocabulary in the GSL; in analysing the frequency, the writer found out that 86,90% of the whole words in the textbook. occur more than 6 times, but only 76,469% of the words covered in GSL occur the same; The written input in the textbook covers 87,20% of the theory about teaching vocabulary and about 91% of the written input suit to the goal of the lesson unit. However, about 37,93% of the dialogues in the textbook do not meet the requirements of good dialogues.
The writer suggests some revisions of the book. First, the writer of the book should add more occurrences of the words with high frequency as suggested by GSL. Second, there should be less number of names of people in the textbook and a story making of the characters to make this book interesting. Third, there should be a revision of some of the written input, especially dialog. Most of the dialogues are not good.
In spite of the fact that the textbook Get ready for Beginners fulfils the requirements needed about selecting vocabulary and the frequency of the words, dealing with the designing of the written input of the vocabulary, the writer strongly suggests revisions of the textbook."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2004
T20457
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Yogo Rahardja
"Di dalam bahasa yang berbeda seperti bahasa Jerman dan bahasa Indonesia dapat kita temukan kosa kata serapan yang seasal, seperti Aspekt = aspek, Favorit = favorit dan Imitation = imitasi. Kosa kata serapan seasal itu sebenarnya sudah ada padanan atau sinonimnya dalam bahasa Jerman maupun bahasa Indonesia. Sinonim kata serapan seasal itu membentuk pola sinonim yang dapat dirumuskan. Walaupun kata serapan itu seasal ternyata pola sinonim yang dimilikinya tidaklah selalu sama, seperti menurut jumlah anggota perangkatnya kata Jerman Aspekt mengikuti pola dua yaitu Aspekt, Gesichtspunkt sedangkan kata Indonesia aspek mengikuti pola empat yaitu aspek, faset, segi, sudut. Berdasarkan hal ini maka dilakukan penelitian untuk melihat sejauh mana persamaan dan perbedaan semantis pola sinonim kosa kata serapan seasal yang terdapat dalam bahasa Jerman dan bahasa Indonesia. Kosa kata serapan dan sinonimnya diperoleh dari dua buah kamus yang menjadi sumber utama penelitian ini, yaitu: kamus Duden Jilid 8 Die sinn-und sachverwandten Worter untuk bahasa Jerman dan Kamus Sinonim Bahasa Indonesia untuk bahasa Indonesia. Kosa kata serapan seasal tersebut masing-masing dianalisis pola sinonimnya menurut jumlah anggota perangkat, asal-usul dan perbedaan makna anggota perangkatnya. Kemudian dari hasil analisis itu dilakukan analisis kontarstif, yang menghasilkan kesimpulan bahwa menurut jumlah anggota perangkat sinonimnya kosa kata serapan bahasa Jerman lebih banyak mengikuti pola dua sedangkan kosa kata serapan bahasa Indonesia lebih banyak mengikuti pola tiga; menurut asal-usul anggota perangkat sinonimnya kosa kata serapan bahasa Jerman lebih banyak memiliki anggota yang berasal dari bahasa Jerman sendiri. Sedangkan kosa kata serapan bahasa Indonesia lebih banyak memiliki sinonim yang berasal dari bahasa Indonesia sendiri dan juga dari kata serapan bahasa asing. Menurut perbedaan makna anggota perangkatnya kosa kata serapan bahasa Jerman lebih banyak memiliki makna yang lebih luas dibanding dengan kosa kata serapan bahasa Indonesia."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1990
S14614
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jahronah
"Skripsi berjudul Perilaku Fonem /e/ dan /?/ dalam Kosa Kata Kamus Besar Bahasa Indonesia dari huruf A sampai dengan F ini adalah sebuah upaya sederhana untuk menegaskan /e/ dan /?/ sebagai dua buah fonem yang berbeda. Dalam skripsi ini saya berusaha untuk membuktikan bahwa /e/ dan /?/ adalah dua buah fonem yang mampu membedakan makna, menemukan pola perilaku kedua fonem itu dalam membentuk suku kata serta menghitung beban fungsi kedua fonem tersebut dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, dari huruf A sampai dengan F. Dengan menggunakan metode pasangan minimal seperti yang dikemukakan oleh Gleason (1961:16), saya rnempertentangkan kata-kata yang hanya memiliki satu perbedaan bunyi, yaitu /e/ dan /?/ serta memiliki perbedaan makna. Contoh pasangan minimal itu ialah kata bengkok dan b?ngkok. Kedua kata tersebut hanya memiliki satu perbedaan bunyi, yaitu /e/ dan /?/. Kata bengkok mengandung arti 'menyimpang dari garis lurus, berkeluk; tidak lurus; 2. ki. Tidak jujur; curang. Adapun kata b?ngkok mengandung arti tanah milik desa yang dipinjamkan kepada pamong desa untuk digarap dan dipetik hasilnya sebagai pengganti gaji. Berdasarkan contoh tersebut, dapat dibuktikan bahwa perbedaan bunyi /e/ dan /?/ dalam kedua kata tersebut menyebabkan adanya perbedaan rnakna. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa /e/ dan /?/ adalah fonem yang berbeda. Seluruh kosa kata yang mengandung fonem /?/ adalah 1560 kosa kata sedangkan kosa kata yang mengandung fonem /e/ berjumlah 1413 kosa kata. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa beban fungsi /?/ lebih besar daripada /e/ sehingga grafem yang seharusnya dipakai untuk kedua fonem itu adalah ?."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2002
S10918
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen P & K, 1984
499.223 2 IND k (1)
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Darnis Nawawi
1994
423 Naw k
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Mimi Nureni Honggokoeswoyo
"Dalam suatu kelompok masyarakat, bahasa memegang peranan panting dalam proses komunikasi. Dengan adanya bahasa sebagai alat komunikasi, semua yang ada di sekitar manusia, antara lain peristiwa-peristiwa, binatang-binatang, dan hasil cipta manusia mendapat tanggapan dalam pikiran manusia, disusun dan diungkapkan kembali kepada orang-orang lain sebagai bahan komunikasi. Komunikasi melalui bahasa memungkinkan se_tiap orang menyesuaikan diri dengan lingkungan fisik dan lingkungan sosialnya. la memungkinkan setiap orang mempelajari kebiasaan, adat-istiadat, kebudayaan, dan latar belakangnya masing-masing (Gori s Keraf 1980:1). Menurut Weinrich (1974:1), jika dua bahasa atau lebih digunakan oleh orang yang sama, maka akan terjadi kontak bahasa. Adanya kontak bahasa menyebabkan unsur-unsur bahasa yang satu pindah ke bahasa yang lain de_ngan proses peminjaman atau proses lainnya, yakni interferensi. Dalam penelitian ini akan dibahas peminjaman unsur-unsur bahasa Inggris oleh bahasa Francis, yang disebut anglisisme (anglicisme). Sedangkan pengertian peminjaman sendiri , yakni memasukkan unsur fonologis, gramatikal atau leksikal dalam bahasa atau dialek dari bahasa atau dialek lain karena kontak atau peniruan_"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1983
S14325
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1990
R 499.221 KOS
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>