Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 205967 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Jakarta : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI, 1989
307.72 HUB
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Suady Husin
"ABSTRAK
Nias, adalah nama pulau atau daerah yang terletak disebelah
barat pulau Sumatera. Daerah ini merupakan salah satu
kabupaten yang termasuk dalam propinsi sumatera Utara. Masyarakat di daerah itu sebagian besar hidup sebagai petani.
Daerah Nias, mulanya merupakan daerah yang banyak menghasilkan dan mengeksport kopra. Karet. Beras, biji pala, kopi dan babi ke luar daerah. Ajab tetapi menjelang tahun 1960 an dan sampai sekarang, hasil-hasil itu terus mengalami penurunan. Bahkan beras yang merupakan kebutuhan pokok penduduk, sebagian harus dibantu dengan didatangkan dari luar daerah. Keadaan ini selalu ditimpahkan kesalahan pada sistem kehidupan sosial masyarakatnya, dianggap statis, tidak berkembang, tidak dapat menyesuaikan diri, kolot dan sebagainya.
Akan tetapi mereka sering tidak memahami bahwa perubahan kehidupan sosial masyarakat, juga dapat menjadi penyebab menurnnya hasil produksi pertanian. Misalnya meningkatnya tuntutan terhadap kesejahteraan sosial masyarakat dapat mempengaruhi pola tingkah laku dalam menggunakan sumberdaya alam. Timbulnya upaya dengan maksud menaikkan daya dukung lingkungan, tetapi sering terjadi sebaliknya yakni menurunnya daya dukung lingkungan. Yang pada gilirannya membawa dampak pada sistem lain, dan diantaranya menurunnya hasil produksi pertanian.
Bertitik tolak dari pemikiran itu kami mencoba mengadakan
penelitian pada dinamika kehidupan sosial masyarakat Nias
dalam kaitannya dengan keserasian ekosistem. Yang meniadi
masalah dalam penelitian ini adalah : (1) Sejauh mana dan
faktor apa yang mendorong terjadinya perkembangan/Perubahan
pada sistem kehidupan sosial masyarakat ; (2) bagaimana
fungsi perubahan terhadap ekosistem.
Penelitian bertujuan : (a) untuk dapat mengidentifikasi
dipertimbangkan untuk mengadakan proyeksi terhadap pola-pola
kehidupan masa mendatang serta (b) dapat mengetahui
kemungkinan kebijaksanaan dan mekanisme pengendalian sosial
untuk membatasi gangguan terhadap ekosistem yang sebaik?
baiknya.
Adapun vaniabel yang diteliti yaitu perkembangan sistem
pencaharian hidup, mulai dari stadium antropòsere I sampai
dengan stadium antroposere V. Dengan indikator : faktor yang
mendorong mereka melakukan dan tidak melakukan sistem
pencaharian itu ; bagaimana dampak sistem pencaharian itu
terhadap unsur ekosistem ( lingkungan alam ); bagaimana
keadaan hasil yang diperoleh dengan keadaan lìngkungan itu ?
Penelitian ini dilakukan di daerah Nias, dengan ernpat
kecamatan sebagai sampel lokasi, setiap kecamatan itu
ditetapkan empatdesa/kelurahan yang menjadi sampel lokasi.
Sampel lokasi ditentukan secara stratifeld sampling
berdasarkan purposive sample. Setiap desa/kelurahan sampel
lokasi ditetapkan dua orang informan puposive sample.
Sedangkan responder, ditetapkan sebanyak 100 orang yang
diambil dari setiap sampel lokasi yang jumlahnya didasarkan
Pada Perentase. jumlah rumah tangga yang terdapat pada
Masing-masing kecamatan dan desa/kelurahan sampel lokasi itu.
Data diperoleh dengan cara ; Wawancara dengan para informan
angket utuk dijawab oleh para responden, pengamatan
lapangan dan menelaah bahan?bahan bacaan yang berkaitan
dengan penelitian.
Adapun hasil penelitian dapat disimpulkan secara ringkas
sebagai berikut :
(1) Dinamika yang terjadi dalam sistem kehidupan sosial
masyarakat Nias dalam memenuhi kebutuhan hidupnya, pada
saat ini telah berada dan beradaptasi dengan semakin
terkosentrasi pada sitem pencaharian agraris ( tingkat
kehidupan manusia pada stadium antroposere IV ).
(2) Adaptasi yang dilakukan pada setiap tahap stadium
kehidupan itu ( stadiurn antroposere I, II dan III ),
walaupun telah berada pada sistem pencaharian agraris,
selalu meniadi penyebab dan menyebabkan rnenurunnya
kualitas lìngkungan hidup alam. Seperti menjadi
langkanya berbagai jenis Flora dan fauna, menyempitnya
areal hutan, rusaknya ekosistem pantai dan sebagainya.
(3) Si Dinamika kehidupan sosial masyarakat Nias yang
menyebabkan menurunnya kualitas lingkungan hidup alam
Terutama seperti semakin tingginya pertumbuhan penduduk,
semakin menyebarnya kemiskinan dan ketidak tahuan,
integrasi budaya dan luar. Sehingga hal ini
mempengaruhi sistem interaksi masyarakat itu terhadap
lingkungan hidup alam. Misalnya sikap penggunaan
sumberdaya alam yang tak bijaksana, intensif dan
ekstensifnya penggunaan sumberdaya alam dan sebagainya.
Keadaan ini membawa dampak pada sistem lain, diantaranya
menurunnya hasi produksi pertanian.

ABSTRACT
Nias is an island in the area of west Sumatera. This
districts is part of the province of north Sumatera. Most of
it population are farmers and fisherman. Initially, Nias
products and exports are copra, rubber, rice, nutmeg, coffee
and pigs. As of 1960, results of said products decrease.
Rice, as a primary need, must be imported.
Thus may be caused by the system of its social life which is
not developing and unable to cope with the present situation.
Thus resulting in the decrease of the agricultural product.
Based On this reality, we are trying to make a re.1m12
reserach on the social life of the Nias community, connected
to the dynamics of the adapted interrelated ecosystem. The
question in this research are : (1) What factors are
connected to development of the social life of the community?
(2) what is the impact of the development on the ecosystem?
the purpose of this research are : (a) to identyfy the social
life of the Nias community ; factors that must be considered
for the projections of its life design and (b) the
possibility of common social mechanisme to overcame
disturbances on the ecosystem.
The variable to research is the system of their means of
living, starting from stadium antroposere I till stadium
antroposere V. An indicator : system to perform the means of
living ; how the impact works regarding the ecosystem
( natural environment ) ; and what is the result of the
persent natural enveronment ?
A reserach was made in the Nias area, with fours districts
( kecamatan ) as an example, and each district was chosen as
four country/district ( desa/kelurahan ) as location example.
Then the location was each village/village head was drawn up
by two infromants. While a respondent was drawn up 100
persons based on its total percentage of hauses at each
district and village.
Data werw gathered from ; interviews with informants,
circulation of questionnaires, observation on the spot an
recing materials connected to this research.
Conclution of this research :
(1) The dynamics accured on the system of the social life of
Nias community in fulfilling the needs of life adapted to
agriculture ( human life on stadium antroposere IV ).
(2) Adapted at each stadium of living ( stadium antroposere
I, II, and III ). Although a system on agriculture was
reached always causing a decrease in the quality of
natural environment. For instances flora and fauna,
forest, sea coastr, etc.
(3) Social life of Nias community which its decrease in the
quality of the environment of nature. Mostly, the
increase of its population, poverty and ignorance of
cultural integration from outside. Such effecting the
interaction system on the people towartds the natural
environment. Such as benefinting from natural sources,
and the like, also an un avourable impact on other
systems, like the decrease in the result of agriculture.
"
1990
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aditya Ilhami Anwar
"Karya sastra dalam proses penciptaannya terkadang tidak lepas dari pandangan dunia pengarangnya. Pandangan dunia tersebut lahir akibat adanya interaksi antara pengarang dengan situasi sosial tertentu yang dihadapinya. Mikhail Bulgakov melalui novelanya yang berjudul Manusia Berjiwa Anjing) dan Роковые Яйца Telur Fatal mengkritisi kebijakan perumahan yang dilakukan oleh pemerintah Soviet, ia sering menampilkan kekurangan yang ada di apartemen komunal di dalam kedua novela. Permasalahan dalam penelitian ini adalah apakah penggambaran tentang apartemen komunal yang ada di dalam novela lahir dari pandangan dunia Bulgakov dan bagaimana Bulgakov menggambarkan apartemen komunal dalam novela yang dibuatnya. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui pandangan dunia Mikhail Bulgakov tentang apartemen komunal dan bagaimana Bulgakov merefleksikan pandangan dunianya tersebut ke dalam novela yang dibuatnya. Penelitian ini bersifat kualitatif deskriptif. Teori strukturalisme genetik Lucien Goldmann digunakan untuk menganalisis pandangan dunia Bulgakov. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pandangan dunia Bulgakov mempengaruhi penggambaran tentang apartemen komunal yang ada di dalam kedua novela. Apartemen komunal digambarkan oleh Bulgakov sebagai tempat tinggal yang tidak nyaman, banyak aturan dan tidak aman.
In the making of literary works, sometimes it can`t be separated from the world view of the author. The world view was born as a result of the interaction between the author with certain social situations that he/she faces. Mikhail Bulgakov through his novellas The Heart of a Dog and The Fatal Eggs criticized the housing policy carried out by the Soviet government, he often displays the shortcomings that exist in communal apartments in the two novellas. The problems in this research is whether the description of the communal apartment in the novellas was born from Bulgakov`s world view and how Bulgakov described the communal apartment in the novellas he made. This research aims to determine Mikhail Bulgakov`s world view of communal apartment and how Bulgakov reflects his world view into the novellas he made. This research is qualitative descriptive. Lucien Goldmann's genetic structuralism theory was used to analyze Bulgakov's world view. The results showed that Bulgakov`s worldview influenced the portrayal of communal apartments in both novellas. The communal apartment is described by Bulgakov as an uncomfortable place to stay, lots of rules and not safe.
"
2020
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 1983
301.3 MAN
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1998
306 POL
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Harry Waluyo
Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1989
307.3 HAR p
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
"This paper explores the importance of multicultural approach to be implemented in education system of Indonesia. The writer argues that this approach emphasizes tolerance, mutual respect and awareness toward difference. Optimum implementation of multicultural approach will support such harmonious living within Indonesian pluralistic society."
[Departemen Kriminologi. FISIP UI, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia], 2009
pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Priyanto Wibowo
"ABSTRAK
Studi ini merupakan studi tentang kondisi dan situasi di pedesaan Cina yang berubah
total sejak Mao bersama dengan PKC mengambil alih kekuasaan di Cina pada tahun
1949. Namun sebenarnya perubahan sudah terjadi jauh sebelum tahun 1949, yaitu ketika
PKC mulai berdiri pada tahun 1921 dan sejak saat itu konsep-konsep pembangunan
masyarakat sosialis mulai diperkenalkan dan dipraktekkan. Selama sepuluh tahun sejak
tahun 1949 hingga tahun 1959, perubahan tidak hanya terjadi pada tataran sistem politik
dan pemerintahan, namun yang lebih penting lagi adalah perubahan pada sistem sosial
yaitu dengan berubahnya institusi-institusi sosial serta perubahan struktur sosial dan
peran sosial dengan berubahnya mekanisme dalam masyarakat.

Dalam studi ini, untuk menggambarkan terjadinya perubahan sosial sebagai dampak
dari kebijakan-kebijakan yang dilakukan oleh PKC dimana kebijakan tersebut berakar
dari pikiran-pikiran Mao, digunakan teori sosial Talcott Parsons. Teori sosial Parsons
dalam bukunya The Social System (1951) pada intinya menyebutkan bahwa sistem sosial
sangat bergantung pada sistem budaya. Jika sistem budaya berubah, maka perubahan juga
akan terjadi pada sistem sosial. Perubahan sistem sosial baru akan terjadi jika terjadi
perubahan dalam sistem budaya. Dalam konteks ini maka yang terjadi di pedesaan Cina
pada kurun waktu tersebut adalah sebuah perubahan sosial yang mengikuti perubahan
budaya setelah masuknya paham Mantisme-Leninisme yang menggantikan sistem
budaya Konfusianis. Proses perubahan itu sendiri akan dijelaskan dengan menggunakan
beberapa teori antara lain adalah teori modernisasi dari David Apter, Giddens yang
menekankan aspek kehidupan sosial sebagai suatu episode yang berarti memiliki awal
dan akhir yang dapat dikenali serta Piotr Sztompka dengan Fungsionalisme
Strukturalnya, sementara untuk menjelaskan bentuk-bentuk aksi yang terjadi digunakan
teori Collective Actionnya Charles Tilly.

Ada beberapa tahap terjadinya perubahan sosial di pedesaan Cina dalam kurun waktu
antara tahun 1949 sampai tahun 1959. Mao memulai rekayasa sosialnya dengan
mengadakan Gerakan Land Reform pada tahun 1950, Ialu Kolektivisasi serta mencapai
puncaknya pada pembentukan Komune Rakyat pada tahun 1958. Dalam periode inilah
terjadi perubahan sosial yang begitu besar. Masyarakat Cina tradisional yang dengan teori
Apter (1967) dapat di lihat sebagai masyarakat yang memiliki tiga tipe sfratifikasi yaitu
menyangkut kasta, kelas dan status, melalui organisasi Komune Rakyat telah menjadi
sebuah rnasyarakat yang harus hidup bersama secara komunal dalam struktur dan fungsi
yang baru."
2006
D651
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jimmy Tana
"Penulisan karya ilmiah ini dilatarbelakangi karena adanya permasalahan penanganan pemilu pada tahun 2019 oleh Polresta Bandar Lampung yang mengalami kesulitan dalam mengatasi konflik sosial. Penegakan hukum represif sudah dilakukan, namun belum mampu meredam konflik yang terjadi. Pada akhirnya penegakan hukum melalui sisi pencegahan juga dilakukan walaupun menurut teori konflik sosial bahwa konflik sosial tidak mungkin dicegah karena masyarakat menginginkan perubahan.
Permasalahan tersebut dikaji dengan teori konflik sosial, teori penegakan hukum penal dan non penal, konsep pemolisian masyarakat. Sedangkan jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan dengan metode pendekatan penelitian lapangan (field research).
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penegakan hukum terhadap tindak pidana pemilu yang dilakukan Satreksrim Polresta Bandar Lampung khususnya dalam melakukan penyelidikan kejahatan politik uang tidak dilanjutkan ke tahap penyidikan karena kompetensi penyidik belum sesuai syarat yang ditentukan oleh undang-undang Pemilu. Penanganan kasus hoax, hate speech yang dapat memicu konflik juga belum mampu memberikan efek jera kepada pelaku kejahatan tersebut. Oleh karenanya dilakukan upaya pencegahan melalui polisi masyarakat agar masyarakat dapat turut menjaga Kamtibmas. Hambatan-hambatan yang dihadapi dalam melakukan penegakan hukum dalam mengatasi konflik sosial pada Pemilu 2019 adalah, belum optimalnya pelaksanaan Asta Siap, Metode pencegahan belum optimal melalui satuan fungsi pencegahan, kompetensi, sarana prasarana serta perilaku anggota juga belum dioptimalkan dalam mencapai tujuan dalam menjaga Kamtibmas.

This research is motivated by the increasing number of irregularities or violations of the background to writing this scientific work was the problem of handling the 2019 election by the Bandar Lampung Police, which experienced difficulties in overcoming social conflicts. Repressive law enforcement has been carried out, but has not been able to reduce the conflict that occurred. In the end, law enforcement through prevention is also carried out even though according to social conflict theory it is impossible to prevent social conflict because society wants change.
This problem is studied using social conflict theory, penal and non-penal law enforcement theory, and the concept of community policing. Meanwhile, this type of research is qualitative research using a field research approach method.
The results of this research indicate that law enforcement regarding election crimes carried out by the Bandar Lampung Police Criminal Investigation Unit, especially in conducting investigations into money politics crimes, did not proceed to the investigation stage because the investigators' competence did not meet the requirements determined by the Election law. Handling cases of hoaxes and hate speech which can trigger conflict has also not been able to provide a deterrent effect to the perpetrators of these crimes. Therefore, preventive efforts are being made through community police so that the community can participate in maintaining security and order. The obstacles faced in enforcing the law in overcoming social conflict in the 2019 elections are that the implementation of Asta Siap is not yet optimal, prevention methods are not yet optimal through prevention function units, competence, infrastructure and member behavior have also not been optimized in achieving the goal of maintaining Public Order and Order.
"
Jakarta: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Koritelu, Paulus
"Fokus utama penelitian ini untuk melihat perubahan hubungan sosial duan dan lolat di Olilit dalam kurun waktu 1995-2004. Temuan sebelumnya: Hubungan sosial duan dan lolat; baik Drabbe, Renwarin maupun McKinnon menemukan bahwa: hubungan sosial duan dan lolat merupakan bagian dari struktur sosial yang di dalamnya terdapat status dan peranan sebagai duan dan lolat. Status yang dimaksudkan berhubungan dengan posisi sebagai pemberi anak dara dan posisi sebagai penerima anak dara. Sedang peranan: dalam hal memilih dan menentukan jodoh, membayar harta adat serta peranan dan fungsi sebagai pelindung dalam sistem Arin serta peranan dalam pembuatan tais sebagai simbol pengikat hubungan sosial duan dan lolat. Ketiga peneliti di Tanimbar juga menemukan adanya faktor-faktor yang berpengaruh terhadap hubungan sosial duan dan lolat antara lain faktor konflik, faktor birokrasi formal dan faktor agama. Dengan data tersebut, maka penelitian ini akan dilakukan dengan menggunakan teori tindakan sosial dan struktur sosial dari Weber yang menekankan pentingnya memahami arti subyektif dari satu tindakan sosial serta dasar rasionalitas obyektif dalam setiap tindakan sosial.
Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan menggunakan 3 teknik perolehan data yakni: 1. Observasi. 2. Diskusi kelompok terfokus (FGD) dan 3. Indept Interview. Ketiga teknik ini digunakan untuk saling melengkapi, apalagi waktu penelitian yang singkat serta secara substansial berusaha melakukan cross-check data dari informan yang sama pada ketiga kesempatan yang berbeda. Konsistensi data penelitian dari ketiga teknik tersebut dapat dikontrol melalui instrumen yang digunakan dalam penelitian.
Karena itu kontrol atas hal itu dapat dilakukan ke informan baik pada waktu diskusi, diwawancara secara mendalam maupun ketika diobservasi. Karena substansi observasinya dalam kurun waktu yang lalu, maka observasi dibantu dengan teknik recall interview dari sumber-sumber yang representative. Penelitian difokuskan pada 54 informan, 40 orang diajak diskusi dalam 5 kelompok yang berbeda, 22 orang diwawancarai, diantaranya berasal dari 8 peserta diskusi.
Temuan studi ini memperlihatkan: ada terjadi perubahan hubungan sosial duan dan lolat saling berbeda dalam kurun waktu 1995-1999 dan 2000-2004, yaitu sebagai berikut:
- Status adat dalam 2 kurun waktu tersebut tetap ada dan tidak tergantikan dengan status yang lain, walaupun dalam perannya mengalami pergeseran dari satu orang ke orang lainnya.
- Terjadi perubahan dalam peran adat dalam hubungan sosial duan maupun lolat (peran untuk memilih atau menentukan jodoh; sedikit bergeser/berubah dalam tahun 1995- 1999), peran membayar harta adat; tidak berubah dalam tahun 1995-1999). Sedang peran sebagai pelindung dalam sistem arin maupun pembuatan tais juga mengalami pergeseran/perubahan dalam kurun waktu 1995-1999.
- Sedang semua peran adat duan dan lolat mengalami perubahan yang sangat kelihatan ?perubahan besar/banyak? dalam kurun waktu 2000-2004, baik memilih jodoh, membayar harta adat, maupun peran dalam sistem Arin dan pembuatan tais pengikat hubungan sosial duan dan lolat.
- Dalam tahun 1995-1999 faktor konflik dan perang tidak berpengaruh, sedang faktor agama dan aturan birokrasi formal membuat sedikit perubahan/pergeseran dalam hubungan sosial duan dan lolat. Sedang dalam tahun 2000-2004, faktor aturan birokrasi formal sangat berperan banyak/besar terhadap perubahan hubungan sosial duan dan lolat, demikian halnya dengan konflik internal antara duan dan lolat. Berbeda dengan agama yang sebenarnya tidak berpengaruh.
Temuan tentang status adat duan dan lolat di Olilit yakni: Ompakain, udanain, dan empuain adalah hal baru yang tidak ditemukan dalam penelitian sebelumnya. Perubahan hubungan sosial duan dan lolat terjadi dalam tingkatan perubahan yang berbeda dalam dua kurun waktu tersebut, dan hal itu berlaku untuk semua dimensi hubungan sosial duan dan lolat. Hal inilah yang tidak dijelaskan dalam teori atau temuan sebelumnya. Termasuk kehadiran kota kabupaten di Olilit merupakan sebuah temuan yang berbeda dengan temuan-temuan sebelumnya. Bahwa dinamika dari situasi tersebut menjadi salah satu stimulus yang memberi penjelasan atas perubahan hubungan sosial duan dan lolat dalam dua kurun waktu tersebut. Satu masukan yang bisa disampaikan: diperlukan satu upaya duduk bersama antara birokrat atau pemda, agama dan orang Olilit untuk membuat kebijakan praktis atas proses perubahan hubungan sosial yang sedang terjadi sampai saat ini.
Kehadiran kota kabupaten menjadi sebuah fenomena yang amat relevan untuk menerapkan teori Weber tentang Rasionalitas tindakan sosial berdasarkan Otoritas Legal Formal dalam birokrasi, ternyata membawa pengaruh besar dalam perubahan hubungan sosial duan dan lolat, di samping faktor Teknologi dan sedikit juga pengaruh dari faktor Agama.

This research principal focus for seeing change of social relationship duan and lolat in Olilit in range of time of 1995-2004. Finding before all: Social relationship duan and lolat; good Drabbe Renwarin and also McKinnon find that: social relationship duan and lolat is part of social structure which in it there are status and role as duan and lolat. Status which meant relating to position as giver of child of virgin and position of as receiver child of virgin. Medium of role: in the case of choosing and determine couple, pay for custom estae and also function and role as protector in system Arin and also role of making of tais as fastener symbol the relation of social duan and lolat. Third researcher in Tanimbar also find existence of factor having an effect on to social relationship duan and lolat for example conflict factor, formal bureaucracy factor and religion factor. With the data, hence this research will be done by using social action theory and social structure from Emphasizing weber important thinks comprehend meaning of subjective out of an social action and also objective rationality base in every social action.
Research method which applied is qualitative by using 3 technique in data acquisition namely: 1. observation. 2. Discussion group of focused (FGD) and 3. Indept Interview. Third this technique applied for complementary, more than anything else brief research time and also in substansial make an attempt on cross check data from same informan at third of different opportunity. Research data consistency from the technical is third can be controlled through instrument which applied in research. In consequence control to that thing can be done to informan either at discussion time, interviewed exhaustively and also when observation. Because the observation substance in last range of time, hence observation assisted with technique in recall interview from source of source of which representative. Research is focussed at 54 informan, 40 people invited by discussion at 5 different group, 22 held an interview people, between the come out of 8 discussants.
This study finding show: there is happened change of social relationship duan and lolat is each other differing in range of time of 1995-1999 and 2000-2004, that is as follows:
- Status custom in 2 the range of time is irreplaceable and immanent with other status, although in the role experience friction out of one people to other people.
- Has been a change in role of custom in social relationship duan and also lolat (role for choosing or determine couple; a few change/friction in year 1995-1999), role of paying custom estae don't change in year 1995-1999). Medium role of as protector in system arin and also making of tais also experience change/friction in range of time of 1995-1999.? Is medium all role of custom duan and lolat experience change which hardly looked to be "Big changing / a lot" in range of time of 2000-2004, good choose couple, pay for custom estae, and also role of in system Arin and making of tais fastener the relation of social duan and lolat.
- In year 1995-1999 war and conflict factor don't have an effect, medium of formal bureaucracy order and religion factor make a few change/friction in socials relationships duan and lolat. Medium in year 2000-2004, formal bureaucracy order factor so central large/many to change of social relationship duan and lolat, that way the things of internal conflict between duan and lolat. Differ from religion which actually don't have an effect.
Finding concerning custom status duan and lolat in Olilit namely: Ompakain, udanain, and empuain is new things which be not found in research before all. Change of social relationship duan and lolat tedadi in different change level in two the range of time, and that thing valid for all dimensions the relation of socials duan and lolat. This things is not explained in finding or theory before all. Included attendance of sub-province town in Olilit is a different finding with finding finding before all. That dynamics from the situation becoming one of stimulus giving explanation of to change of social relationship duan and lolat in two the range of time. An input which can be submitted: required an sessile effort with between local government or bureaucrats, religion and people Olilit for making practical policy to process change of social relationship being happened till now.
Attendance of sub-province town become a very phenomenon relevant to apply Weber theory concerning Social action rationality based on Formal legal Authority in bureaucracy, temyata bring major effect in change of social relationship duan and lolat, beside Technological factor and a few also influences from Religions factors."
Depok: Universitas Indonesia, 2009
D927
UI - Disertasi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>