Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5687 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Stephens, Jan
Bloomington : Indiana University Press, 1955
915.4 STE h
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Gupta, Sisir
Bombay: Asia Publishing House, 1966
327.9 GUP k
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Fleming, Peter
London: Jonathan Cape, 1936
915.1 FLE n
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Boy Dharmawan
"ABSTRAK
Tesis ini membahas konflik India-Pakistan dengan memfokuskan pada sengketa wilayah Kashmir tahun 1972-1998. Periode tersebut dipilih karena konflik Kashmir memasuki babak baru setelah ditandatangani Perjanjian Simla pada tahun 1972 dan tahun 1998 kedua negara melakukan uji coba nuklir sehingga membuat konflik Kashmir menjadi Iebih kompleks. Pada awalnya konflik tersebut muncul ketika Inggris memutuskan untuk meninggalkan subkontinen pada tahun 1947, sekaligus membagi subkontinen tersebut menjadi dua negara yaitu India dan Pakistan sehingga kedua negara tersebut merdeka. Faktor utama penyebab dari konflik tersebut adalah faktor primordial yaitu faktor agama yang rekomendasikan oleh Inggris dalam pembagian subkontinen. Yang kemudian diperburuk dengan keterlibatan aktor internasional. Sengketa ,,,tersebut telah menyebabkan kedua negara terlibat dua kali peperangan pada tahun 1947 dan 1955. Pokok permasalahan yang akan dibahas dalam tesis ini adalah apa yang memicu kedua negara tersebut bersengketa dalam masalah Kashmir ?. Kedua, mengapa konflik tersebut cenderung terus berlarut ?. Ketiga, apa peranan aktor internasional dalam hal ini AS, Rusia dan China dalam konflik tersebut. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menjelaskan konflik Kashmir dan meneliti mengapa masalah Kashmir sulit untuk diselesaikan meskipun kedua negara telah terlibat dua kali peperangan. Kerangka pemikiran yang digunakan untuk menelaah konflik ini adalah pemikiran yang diberikan oleh Clifford Geertz mengenai primordial, dan pemikiran K.J. Holsti dan Werner Levi yang berkaitan dengan konflik. Metode penelitian tesis ini bersifat deskriptif analistis dengan menggunakah metode penelitian kepustakaan. Berbagai upaya penyelesaian telah dilakukan namun sangat sulit mencari penyelesaian konflik karena begitu kompleksnya permasalahan. Faktor primordial menyebabkan masing-masing pihak cendrung bersikap irasional, apalagi konflik tersebut diperburuk dengan campur tangan negara-negara besar seperti AS, China dan Rusia yang kepentingannya bertolak belakang bagi penyelesaian konflik tersebut. Meskipun demikian, beberapa proporsal yang bersifat kompromistis yang mungkin. -dapat dipakai dalam penyelesaian konflik tersebut antara lain referendum, partisi, kemerdekaan, kondominium, trusteeship, dan statusquo. Yang paling realitis dan pragmatis diantaranya adalah kondominium karena melibatkan semua pihak yang bertikai. Namun demikian yang terpenting dalam konflik tersebut adalah adanya political will dari masing-masing pihak dengan mengenyampingkan sikap kebencian dan permusuhan."
1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Delhi : Publications Dividision
050 KA (1956)
Majalah, Jurnal, Buletin  Universitas Indonesia Library
cover
Shaginyan, Marietta
Moscow: Foreign Languages Publishing House, 1954
947.92 SHA j
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Akio Alfiano Tamala
"Pada bulan Mei 1998, India melakukan uji coba nuklirnya yang kemudian diikuti dengan uji coba yang sama oleh Pakistan pada Juni 1998. Terjadinya uji coba nuklir tersebut, tidak terlepas dan konflik yang berkepanjangan antara India dan Pakistan, sejak pembagian kedua negara tersebut sehingga menjadi dua negara merdeka pada tahun 1947. Uji coba nuklir ini merupakan suatu perwujudan penggentaran dari masing-masing pihak terhadap lawan, dalam upayanya untuk menghindari serangan nuklir lawan.
Dalam pembahasan tesis ini, akan dikemukakan tiga faktor utama yang dianggap mempengaruhi terjadinya uji coba nuklir tersebut. Pertama, adanya konflik primordial yang merupakan latar belakang atau akar konflik antara India dan Pakistan. Kedua, adanya rasa keterancaman Pakistan dari India, karena kepemilikan nuklirnya, yang sebenamya hal tersebut ditujukan untuk menangkal nuklir Cina. Rasa keterancaman tersebut, memotivasi Pakistan untuk mengembangkan nuklirnya juga. Ketiga, adanya persaingan India dan Cina dalam kepemilikan nuklir yang timbul karena adanya rasa keterancaman India dari Cina terutama dalam kemampuan nuklirnya.
Pokok permasalahan yang akan dibahas dalam tesis ini adalah pertama, bagaimana konflik primordial antara India dan Pakistan memotivasi kedua negara untuk mengembangkan nuklir, hingga terjadinya uji coba nuklir taun 1998?; Kedua, bagaimana konflik yang belum terselesaikan antara India dan Pakistan, mempengaruhi ketegangan baru antara kedua negara yang diwujudkan dalam uji coba nuklir?; Ketiga, bagaimanakah persaingan antara India dan Cina dalam kepemilikan nuklir mengakibatkan terjadinya uji coba nuklir India - Pakistan di tahun 1998?
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menjelaskan bagaimana sampai terjadinya uji coba nuklir India - Pakistan pada tahun 1998, terutama menyangkut faktor-faktor yang menyebabkan uji coba tersebut. Kerangka pemikiran yang digunakan untuk membahas masalah tersebut, adalah pemikiran Thomas Donaldson dan Thomas Schelling mengenai penggentaran nuklir, serta pemikiran dari Clifford Geertz mengenai primordial.Metode penelitian tesis ini bersifat deskriptif analistis dengan menggunakan metode penelitian kepustakaan.
Pada bagian akhir penulisan diuraikan kesimpulan yang dihasilkan, yang memperlihatkan temuan-temuan yang diperoleh dari analisis-analisis yang dilakukan pada bab-bab sebelumnya."
2000
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Syaifuddin
"ABSTRAK
Dengan metode deskriptif, penelitian ini mengkaji permasalahan bagaimanan kebijakan luar negeri Pakistan terhadap India dalam upaya penyelesaian sengketa wilayah Kashmir. Kecuali dalam konteks pernbicaraan sejarah konflik Kashmir, penelitian ini mengambil periode mulai dari tahun 1998 sampai tahun 2003. Pembahasan politik luar negeri Pakistan di kawasan Asia Selatan pada era pasca Perang Dingin sangat berhubungan dengan konflik India-Pakistan karena konflik tersebut merupakan isu paling dominan dalam masalah kemanan regional Asia Selatan. Konstelasi/struktur kekuatan sub-kontinen Asia Selatan adalah didominasi oleh India sebagai negara Core, kemudian Pakistan sebagai negara Bargainer dan negara-negara Asia Selatan lainnya sebagai Periphery Powers. Karena dominasi atau hegemoni India di kawasan ini sangat menentukan keamanan regional Asia Selatan, maka faktor lndia menyita perhatian yang cukup besar dalam pelaksanaan politik luar negeri Pakistan. Dikaitkan dengan keamanan regional Asia Selatan dan dominasi India, Pakistan antara lain memprioritaskan dua isu dalam pelaksanaan politik luar negerinya, yaitu pertahanan yang memadai dalam menghadapi negara tetangga (India) yang relatif jauh lebih kuat dan prioritas pada peningkatan bargaining position juga terhadap India dalam masalah Kashmir. Karena itulah yang menjadi prioritas utama dalam politik luar negeri Pakistan adalah bagaimana Pakistan dapat meningkatkan kemampuan pertahanannya. Dua hal yang terkait langsung dengan masalah kcamanan ini adalah, seperti telah disebutkan diatas, masalah Kashmir, masalah program nuklir India dan ancaman yang ditimbulkan oleh peningkatan kemampuan rudal-rudal jarak menengah India yang terus dikembangkan yang tentu saja dengan mudah dapat menjangkau wilayah Pakistan. Masalah Kashmir dan program nuklir India adalah masalah yang sating berkaitan. Untuk menghadapi permasalahan tersebutbut, Pakistan menggunakan strategi akomodasi. Hal ini didasarkan pada pcrtimhangan kapabilitas militer Pakistan yang lebih inferior dibandingkan dengan India. Pakistan Lebih cenderung menggunakan upaya-upaya damai dalam menyelesaikan dua masalah tersebut meskipun Pakistan tetap berusaha mengembangkan kemampuan militernya. Hal ini dilakukan untuk menghadapi ancaman militer India dikemudian hari. Dalam masalah Kashmir, pakistan menggunakan kebijakan internasionalisasi isu Kashmir. Pakistan mengupayakan penyelesaian sengketa wilayah Kashmir melalui jalur internasional disamping upaya bilateral. Berbeda dengan kebijakan internasionalisasi isu Kashmir, maka Kebijakan luar negeri Pakistan terhadap masalah nuklir India adalah regionalisasi isu nuklir. Bagi Pakistan, program nuklir yang dijalankan india lebih terasa dampaknya terhadap keamanan regional. Salah satu usulan Pakistan dalarn menanggulangi rnasalah nuklir Asia Selatan ini adalah pembentukan Nuclear Free Zone di kawasan Asia Selatan.

"
2005
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1999
S8040
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Seoul: Korean Overseas Information Service, 1988.
951.9 KOR m
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>