Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 127769 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Universitas Indonesia, 2000
S23219
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
cover
Elita
"Skema piramida yang berkedok Multi-Level Marketing (MLM) telah menjadi isu yang signifikan seiring dengan berkembangnya teknologi dan inovasi bentuk usaha dalam industri penjualan langsung dan pemasaran jaringan. Dalam hal mengatur terkait direct selling, pemerintah Indonesia dengan kedaulatannya memiliki limitasi dalam mengeluarkan regulasi. Batasan-batasan tersebut salah satunya bersumber dari perjanjian multilateral ataupun bilateral yang mengikat Indonesia. Skripsi ini bertujuan untuk mengeksplorasi titik temu antara pengaturan direct selling di Indonesia dan perjanjian perdagangan internasional yang mengikatnya mengenai praktik pemasaran berjenjang (MLM) dan skema piramida. Fokusnya adalah pada bagaimana Indonesia mengatur MLM, dan sejauh mana peraturan tersebut sejalan atau berpotensi bertentangan dengan perjanjian perdagangan Free Trade Agreement (FTA) dan WTO. Penelitian ini menggali kerangka hukum dan regulasi yang ada yang melindungi konsumen dari potensi penipuan dalam skema piramida dan prevalensi skema piramida di MLM, serta menganalisis bagaimana perjanjian-perjanjian perdagangan internasional mempengaruhi dan berdampak pada kebijakan MLM di Indonesia. Skripsi ini juga membandingkan pendekatan Indonesia dengan negara-negara seperti Tiongkok, yang telah mengadopsi kebijakan berbeda terkait penjualan langsung dan MLM di bawah kerangka WTO. Penelitian ini memberikan pemahaman lebih dalam tentang upaya perlindungan konsumen dalam menghadapi skema piramida berkedok MLM dan menyoroti perlunya peningkatan kerja sama antara pihak berwenang, perusahaan MLM, dan konsumen dalam memitigasi risiko yang terkait dengan skema piramida.

Pyramid schemes under the guise of Multi-Level Marketing (MLM) have become a significant issue along with the development of technology and innovation in business forms in the direct sales and network marketing industries. In terms of regulating direct selling, the Indonesian government with its sovereignty has limitations in issuing regulations. One of these limitations comes from multilateral or bilateral agreements that bind Indonesia. This thesis aims to explore the intersection between direct selling regulations in Indonesia and the international trade agreements that bind them regarding multi-level marketing (MLM) practices and pyramid schemes. The focus is on how Indonesia regulates MLM, and the extent to which these regulations are in line with or potentially conflict with the Free Trade Agreement (FTA) and WTO trade agreements. This research explores the existing legal and regulatory framework that protects consumers from potential fraud in pyramid schemes and the prevalence of pyramid schemes in MLM, as well as analyzing how international trade agreements influence and impact MLM policy in Indonesia. This thesis also compares Indonesia's approach with countries such as China, which have adopted different policies regarding direct sales and MLM under the WTO framework. This research provides a deeper understanding of consumer protection efforts in dealing with pyramid schemes under the guise of MLM and highlights the need for increased cooperation between authorities, MLM companies and consumers in mitigating the risks associated with pyramid schemes."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Suryani Surjani
Depok: Universitas Indonesia, 1993
S23067
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Imam Westanto Priambodo
"Bangsa Indonesia pada masa kini sedang melakukan pembangunan. Seiring dengan roda pembangunan pemerintah mengeluarkan kebijakan-kebijakan yang dapat menunjang. Sektor perbankan sangat berperan dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat antara lain dengan memberikan jasa garansi bank nasabah dimaksudkan Garansi bank yang diberikan untuk memberikan bantuan pada dan kemudahan bagi nasabah yang sifat nya menunjang usahanya. Namun untuk mengurangi faktor risiko dalam pemberian garansi bank, kontra jaminan sangat diperlukan. Karena itu PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk sebagai lembaga keuangan yang salah satu usahanya memberikan garansi bagi nasaban yang memerlukannya mensyaratkan suatu kontra jaminan yang dapat berupa uang tunai atau harta kekayaan. Pemberian garansi bank dengan kontra jaminan adalah mutlak disyaratkan oleh bank sebab bank dapat mengeksekusinya untuk membayar utang terjamin kepada bank, setelah dilaksanakannya pembayaran garansi bank kepada pihak ketiga (penerima jaminan) apabila ada klaim."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 1997
S20736
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Semakin majunya perkembangan bisnis di Indonesia
mengakibatkan meningkatnya kebutuhan ekonomi masyarakat.
Negara pun ikut berjuang untuk mempertahankan kemakmuran
dan kesejahteraan rakyatnya. Salah satu peluang usaha yang
banyak dikembangkan oleh para pengusaha di Indonesia adalah
dengan sistem pemasaran secara jaringan (MLM). Sistem ini
sangat mudah dan dengan cepat dapat menjangkau daerah
pemasaran yang luas. Akibat adanya MLM, masyarakat
berlomba-lomba untuk mengembangkan usahanya secara cepat
agar mereka terhindar dari keterpurukan kondisi
perekonomian yang dimilikinya. Mereka yang bergabung pada
MLM disebut distributor. Sebagai distributor, mereka dapat
memasarkan produk, melakukan promosinya sendiri, karena
seorang distributor bertindak untuk dan atas namanya
sendiri. Tetapi karena di Indonesia sudah banyak yang
melakukan perjanjian dengan menggunakan perjanjian baku
(standard contract), maka seorang distributor juga terikat
oleh perjanjian yang dituangkan dalam bentuk formulirformulir
baku yang dibuat oleh pihak pengusaha (prinsipal).
Walaupun dicantumkan bahwa distributor adalah pihak yang
berdiri sendiri, pada kenyataannya mau tidak mau
distributor harus mentaati apa yang telah dibuat oleh
prinsipal. Adanya perjanjian baku yang dibuat oleh
prinsipal, terkadang belum memenuhi kepentingan distributor
sehingga distributorlah yang menanggung segala resiko atas
perjanjian yang ditandatanganinya. Untuk itulah peranan
distributor sangat penting dalam melakukan usaha MLMnya, ia
harus mencari informasi sebanyak-banyaknya mengenai usaha
yang akan dijalaninya. Dan ia harus memahami serta mengerti
hal-hal yang tercantum dalam perjanjian yang telah
disetujui dan ditandatanganinya agar tidak merugikan
dirinya dikemudian hari. Untuk itulah penulis berusaha
mengembangkan peranan distributor dengan adanya perjanjian
baku yang terdapat dalam MLM khususnya di PT. Amindoway
Jaya.
Perjanjian baku..., Ahsantina, FH UI, 2005
"
[Universitas Indonesia, ], 2005
S21159
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fernando
"Skripsi ini membahas mengenai praktik tying agreement yang terdapat pada perjanjian kredit bank dalam memasarkan syarat keberadaan produk asuransi. Praktik tying agreement pada perjanjian kredit bank dapat dikatakan terjadi jika pihak bank meniadakan asas kebebasan memilih perusahaan asuransi, sebagaimana lebih lanjut diatur dalam SEOJK No. 32/SEOJK. 05/2016, selain juga diatur pada SEOJK No. 33/SEOJK.03/2016.
Hasil penelitian ini menyatakan bahwa meskipun suatu perjanjian kredit bank mempraktikkan tying agreement dalam memasarkan persyaratan keberadaan produk asuransi, penegak hukum, dalam hal ini KPPU ataupun Pengadilan di tingkat Banding dan Kasasi seyogyianya menerapkan pendekatan rule of reason.

This thesis discusses the practice of tying agreement contained in bank credit accord in marketing of the requirement of existence of insurance product. The practice of tying agreement on bank credit accord can be said to occur if the bank negates the principle of choice of insurance company, as further stipulated in SEOJK No. 32 SEOJK. 05 2016, as well set on SEOJK No. 33 SEOJK. 03 2016.
The result of this research reveals although the bank credit accord practicing tying agreement in marketing the requirement of the existence of insurance product, law enforcers, which in this case KPPU or Court at appeal level and Cassation should apply the approach of rule of reason.
"
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tjutju Fatimah
"The research aims to get the valid empirical data (Sahih, valid and trust worthy) about how to describe:
1. Entrepreneurship characteristics of distributor in Direct selling Multi Level Marketing at PT Amindoway Jaya Jakarta
2. Behavior of distributor Chain in Direct Selling Multi Level Marketing at PT Amindoway Jaya Jakarta
3. Motivation of Distributor in direct selling Multi Level Marketing ay PT Amindoway Jaya Jakarta
4. Business success of distributor in direct selling Multi Level Marketing PT Amindoway Jakarta
The population of research PT Amindoway Jaya distributors. The research use a survey method with descriptive analysis approach.The time for research on Januari 2006 to Juni 2006. The research is carried out on 30 distributors as sample for respondent and took with simple random sampling method in form of questionnaire to know the percentage, the data analysis is directed to solve problem formulation as a relative distribution frequency, which means data csllifed into a number of groups and stated and measured in percentage analisis beetwen variables and their indicators.
The research shows that:
1. Entreprenuership Characteristics variable and its indicators: 14.6 percent of respondents says Strongly Agree, 6.2 percent Agree, 0.1 percent Doubtful, 4.4 percent Less Agree, and 4.7 percent Strongly Disagree.
2. Distributor Behavior variable and its indicators: 13.4 percent of respondents says Strongly Agree, 14.1 percent Agree, 0.6 percent Doubtful, 1.7 percent Less Agree, and 0.2 percent Strongly Disagree.
3. Distributor Motivation variable and its indicators: 18.4 percent of respondents says Strongly Agree, 9.4 percent Agree, 1.3 percent Doubtful, 0.6 percent Less Agree, and 0.3 percent Strongly Disagree.
4. Business Success variable and its indicators: 13.2 percent of respondents says Strongly Agree, 14.0 percent Agree, 0.1 percent Doubtful, 2.3 percent Less Agree, and 0.4 percent Strongly Disagree."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2006
T17391
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>