Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 47668 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sutami
Jakarta: Badan Pekerjaan Umum, 1971
693.592 SUT k
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Cipta Offset, 1986
624.183 KON
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Asiyanto
Jakarta: UI-Press, 2008
693.5 ASI m
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
F.X. Supartono
"ABSTRAK
Makalah ini membahas beberapa aspek dari beton mutu tinggi dan beton berkinerja
tinggi, terutama sehubungan dengan aspek kekedapannya, yang akan banyak berguna
dalam memproteksi beton sebagai bahan konstruksi bawah tanah, terutama bila
tanahnya mengandung zat yang agresif terhadap korosi beton. Dengan menambahkan
mikrosilika sebagai aditif mineral, disamping bisa meningkatkan mutu beton, ternyata
juga telah meningkatkan kekedapannya terhadap air bertekanan, serta juga
meningkatkan ketahanannya terhadap zat yang mengandung sulfat."
Fakultas Teknik , 1998
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Tambunan, Berliana
"Keberhasilan suatu proses konstruksi tergantung dari hubungan antara partisipan terkait dalam proses konstruksi tersebut. Proses konstruksi biasanya melibatkan individu atau perusahaan, sebagai partisipan utama yaitu Pemilik, Perancang dan Kontraktor.
Kontruksi yang memiliki dinamika dan kompleksitas proyek yang tinggi menimbulkan berbagai pada hubungan kerjasama antara pemilik dan arsitek/engineer yang tidak terduga. Apabila kemampuan teknik pemilik proyek kurang mendukung, maka baik pemilik maupun konsultan atau kontraktor perlu lebih antisipatif terhadap kebutuhan masing-masing pihak lainnya. Dengan komunikasi dan infomasi yang baik antar partisipan terkait dapat menangani ancaman yang dihitung dalam rangka mengoptimalkan biaya dan waktu.
Waktu penyelesaian dan biaya proyek kontruksi sangat penting bagi owner. Kesalahan perancang untuk menyadari bagaimana desain akan dilaksanakan oleh kontraktor akan menyebabkan pea mesalahan jadwal proyek dan menangguhkan proses kontruksi. Perancang tidak raja mendisain proyek, tetapi bertanggungjawab terhadap pengawasan dan pemeriksaan kegiatan kontruksi. Kecepatan perubahan dilapangan dapat menyebabkan perancang kurang berpartisipasi dalam penyelesaian proyek konstruksi secara terkendali. Sehingga memperpanjang waktu penyelesaian proyek.
Penelitian dimulai dengan mengidentifikasikan masalah yang dihadapi konsultan perancang dan faktor yang mempengaruhinya. Teori dan konsep constructability menjadi kerangka pemikiran penelitian yang berkaitan dengan personil konsultan perancang yang dapat mempengaruhi proses disain yang bertujuan. untuk meningkatkan kinerja waktu pelaksanaan proyek konstruksi selanjutnya dimasa mendatang.
Penelitian dilakukan dengan mengidentifikasikan parameter yang dapat mengukur hubungan dan pengaruh variabel pemahaman perancang akan metoda konstruksi terkait dengan kinerja proyek konstruksi.
Hasil penelitian atas dasar 33 sampel proyek konstruksi di Indonesia menggambarkan bahwa kinerja waktu dipengaruhi oleh pemahaman perancang akan sistem pengecoran dan sistem formwork yang diperlukan. Pemahaman atas sistem peralatan terbukti melalui teknic dummy juga significant untuk menjamin tercapainya kinerja waktu yang diinginkan. Penelitian ini juga membuktikan bahwa kinerja biaya sangat berhubungan dengan kinerja waktu untuk gedung bertingkat."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
T9469
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Halimah Tunafiah
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
TA3474
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Dewan Pengurus LP JK Nasional, 2008
KOINDON
Majalah, Jurnal, Buletin  Universitas Indonesia Library
cover
Gunawan Theodosius, compiler
Jakarta: Delta Group, 1990
693.5 The d
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Wilopo Rusmaraji
"Pelat lantai adalah salah satu elemen dalam struktur bangunan yang salah satu fungsinya adalah untuk membagi ruangan secara vertikal. Selain itu secara struktural, pelat lantai juga berfungsi untuk menambah kekakuan dari keseluruhan elemen struktur dalam bangunan. Sebagai pembagi ruangan secara vertikal, keberadaan pelat lantai sangat diperlukan apabila kita ingin menambah ruangan untuk her aktifitas di atas ruangan yang lama atau dengan kata lain menambah lantai ke-dua. Pelat lantai sendiri menurut arah penyaluran gayanya dibagi menjadi pelat lantai sate arah, pelat lantai dua arah dan pelat datar. Sedangkan menurut komposisi bahan penyusunnya pelat lantai dapat diklasifikasikan menjadi lantai monolitik, precast dan komposit. Masing-masing tipe memiliki kelebihan dan kekurangan dan dapat dipergunakan sesuai dengan kebutuhan masing-masing orang. Sudah menjadi sifat dasar manusia untuk mencari segala sesuatu yang lebih murah, lebih cepat, lebih praktis, dsb. Begitu juga dalam menentukan jenis pelat lantai yang akan digunakan. Untuk itulah manusia mengembangkan sistem komposit yang banyak digunakan dalam bangunan bertingkat tinggi. Selain itu manusia juga berupaya mencari bahan bangunan yang lebih ringan untuk membuat pelat lantai agar dapat lebih tahan terhadap gaya gempa. Salah satu caranya adalah dengan membuat rongga pada pelat lantai seperti terlihat pada hollow precast prestressed concrete slab Salah satu kelemahan bahan komposit di alas adalah harganya yang mahal dan kurang mampu dijangkau oleh masyarakat banyak sehingga di Indonesia dikembangkan pelat lantai dengan menggunakan keramik komposit beton. Bahan bangunan ini sudah teruji sebagai bahan penyusun pelat lantai yang kuat, cepat, dan ramah lingkungan karena terbuat dari material alami (tanah liat). Selain itu harganya juga relatif lebih murah ketimbang bahan bangunan penyusun pelat lantai konvensional lainnya (beton bertulang)."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
S48527
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Asosiasi Semen Indonesia & Institut Semen dan Beton,
693 WSBI
Majalah, Jurnal, Buletin  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>