Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5459 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Gunawan Sutjipto
Jakarta: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, [date of publication not identified]
621.8 GUN a
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Terheijden, C. van
Bandung: Binacipta, 1981
621.9 TER a
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Terheijden, C. van
Bandung: Binacipta, 1981
621.9 TER gt
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Sargo, Suhari
Jakarta: Bursa Buku SM-FTUI, 1972
629.28 Sar d
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Dion Krisnadi
"Sekarang ini, persaingan pada industri perangkat lunak di Indonesia semakin bertambah. Untuk dapat berhasil dalam persaingan tersebut, salah satu elemen penting adalah kualitas perangkat lunak yang dihasilkan. Kualitas perangkat lunak dipengaruhi oleh proses perangkat lunak yang diterapkan. Oleh karena itu, DMWSoftware sebagai perusahaan pengembang perangkat lunak ingin meningkatkan kualitas melalui peningkatan proses yang diterapkannya, secara khusus dari craftsmanship menjadi engineering. Hal ini agar perusahaan dapat menghasilkan perangkat lunak berkualitas untuk projek skala kecil maupun besar.
Peningkatan proses perangkat lunak dilakukan dengan kerangka kerja CMMI-Dev (Capability Maturity Model Integration for Development) continuous. Pertama-tama, evaluasi dilakukan untuk mengetahui tingkat kapabilitas dari beberapa daerah proses (process area/PA) dalam kerangka kerja CMMI-Dev. Penentuan PA dilakukan dengan CMMI roadmap, sementara evaluasi dilakukan dengan metode SCAMPI-C (Standar CMMI Appraisal Method for Process Improvement) dan alat bantu PST (PIID and SCAMPI Tools). Setelah itu, dilakukan analisis diagram Ishikawa untuk mengidentifikasi akar masalah dalam mencapai tingkat kapabilitas satu, yang kemudian diprioritaskan menggunakan diagram Pareto. Rekomendasi diberikan untuk menyelesaikan akar masalah utama, dan dianalisis dampaknya apabila rekomendasi diterapkan. Rekomendasi kemudian divalidasi kepada perusahaan untuk mengetahui apakah rekomendasi dapat dilakukan untuk meningkatkan proses perangkat lunak perusahaan.
Berdasarkan CMMI roadmap, diperoleh lima PA yang sesuai, yaitu requirement management (REQM), process and product quality assurances (PPQA), configuration management (CM), project planning (PP), dan project monitoring and control (PMC). Dengan diagram Ishikawa dan diagram Pareto, diperoleh lima akar masalah utama, yaitu standard operating procedure (SOP) tidak tersedia, sumber daya manusia (SDM) tidak tersedia, dokumentasi tidak dilakukan secara lengkap, proses tidak lengkap, dan proses yang tidak baku. Rekomendasi diberikan terkait kelima permasalahan pada kelima PA. Dampak dari penerapan rekomendasi adalah perusahaan dapat mengatasi 75% hingga 87,5% permasalahan pada kelima PA. Selain itu, penerapan rekomendasi juga secara tidak langsung menyelesaikan masalah pada PPQA dan PMC hingga 100%.

Competition among software companies in Indonesia has been growing lately. The quality of software being made has become crucial to win the competition. This quality depends very much on the software process used by the company. Therefore, DMWSoftware as a software development company wants to improve their software quality by improving their software process, specifically from craftsmanship into engineering. This is done so that the company can deliver good quality software, both in small and large scale projects.
The framework used in this study for software process improvement is CMMI-Dev (Capability Maturity Model Integration for Development) continuous representation. This study begins by assessing organisation?s process based on some process area (PA) in CMMI-Dev to determine the capability level of those processes. PAs are determined using CMMI roadmap, while assessment is conducted using SCAMPI-C (Standar CMMI Appraisal Method for Process Improvement) and PST tools (PIID and SCAMPI Tools). The next step is identifying the root causes of failure in achieving capability level one (in selected PA) using Ishikawa diagram. These root causes are then prioritized using Pareto diagram. Recommendations are given to solve the selected root cause, and analyzed to find the impact of implementing the recommendations. These recommendations are then validated by the company to determine whether these recommendations can be implemented to improve their software process.
Based on CMMI roadmap, five PA are obtained, namely requirement management (REQM), process and product quality assurances (PPQA), configuration management (CM), project planning (PP), and project monitoring and control (PMC). Using Ishikawa diagram and Pareto diagram, five major root causes are obtained, which are standar operating procedure (SOP) is not available, human resource is not available, documentation is not done completely, incomplete process, and unstandardized process. Recommendations are given to solve those root causes in each PA. Implementing these recommendations will help DMWSoftware in solving 75% to 87.5% problems found in those five PAs. In addition, by implementing these recommendations, DMWSoftware will indirectly solve the problems in PPQA and PMC up to 100%.
"
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2014
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Triyono
"ABSTRAK
PT Manos Solusi (Manos) memiliki produk perangkat lunak yang saat ini digunakan oleh para kliennya. Saat ini, produk perangkat lunak Manos yang diserahkan kepada klien masih memiliki bug yang jumlahnya tidak sesuai dengan standar yang ditetapkan manajemen. Salah satu masalah yang dihadapi Manos adalah kurangnya pemahaman tim pengembang terhadap kebutuhan perangkat lunak (software requirement). Hal ini mengakibatkan perangkat lunak yang dihasilkan mengandung bug. Untuk mendorong peningkatan pemahaman tim pengembang terhadap kebutuhan perangkat lunak, Manos menerapkan teknik pengembangan perangkat lunak test driven development. Manos melakukan uji coba pengembangan dua modul perangkat lunak yang setara kompleksitasnya untuk dikerjakan oleh sebuah tim menggunakan test driven development dan tim lain tidak menggunakan. Analisis yang dilakukan terhadap bug yang dikandung maupun umpan balik tim pengembang menunjukkan test driven development memberikan peningkatkan pemahaman tim pengembang atas kebutuhan perangkat lunak di Manos. Akan tetapi, Manos masih perlu melakukan perbaikan-perbaikan agar mendapatkan manfaat lebih optimal dari penerapan test driven development.

ABSTRACT
PT Manos Solusi (Manos) develops software products for its clients. Nowadays, Manos software delivered to its clients still contains too many bugs that does not meet management standard. One of Manos problem is the lack of software requirement understanding from its developer. This condition lead to introduce bugs on Manos software. To improve developers understanding on software requirement, Manos implement test driven development approach on its software development process. Manos conduct an experiment on two software module with comparable complexity, one module is developed by a team using test driven development approach, while the other is not. Analisys on bug contained in developed software module and feedback from developer team shows that test driven development improve developer understanding on software requirement. However, Manos still need to improve its software development process to gain optimal benefit from test driven development implementation.
"
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2016
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Barry Muhammad Nadim
"Motor DC merupakan alat listrik yang berfungsi untuk mengkonversikan suatu energi listrik menjadi energi mekanik dengan menggunakan suplai teganan DC. Untuk mendapakan performance yang baik dari motor DC, maka ada beberapa hal yang harus diperhatikan. Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi efisiensi dari motor ini adalah temperatur lingkungan. Semakin besar temperatur lingkungan pada area saat motor DC saat beroperasi (melebihi standar), besar nilai efisiensinya pun akan mengurang. Oleh karena itu motor DC harus beroperasi pada suhu lingkungan yang normal dan pembebanan yang sesuai agar dapat bekerja dengan efisiensi yang paling baik. Hal ini dapat dilihat dengan cara melakukan komparasi besar nilai efisiensi terhadap perubahan temperatur lingkungan pada area tersebut. Pada hasil pengujian terlihat bahwa penurunan efisiensi untuk variasi torsi pembebanan 2 Nm (15.7% dari rated torque), 2.6 Nm (20.4% dari rated torque), dan 3.2 Nm (25.1% dari rated torque) dari nilai puncaknya ke nilai terendah pada ambient temperature 26.9⁰C sampai 50⁰C berturut-turut adalah sebesar 1.9%, 1.2%, dan 0.7%.

DC motor is an electrical device that converts electrical energy into mechanical energy by using DC power supply. In order to get a good performance from DC motor, there are several things that have to be noticed. One of the factors that can affect efficiency on this motor is ambient tempreature. The higher the ambient temperature (overheated) when DC motor operates, the lower will the efficiency value. Therefore, DC motor must be operated at the right temperature and the right load in order to get the best efficiency. This can be seen by doing an efficiency value comparation towards ambient temperature shift on the area. Experiment result shows that the decreasing in effcieny from its highest to lowest value for ambient temperature 26.9⁰C to 50⁰C is 1.9% for 2 Nm (15.7% from rated torque), 1.2% for 2.6 Nm (20.4% from rated torque), and 0.7% for 3.2 Nm (25.1% from rated torque)."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
S58961
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nies Anggraeni
"Benda-benda obsidian sering ditemukan sebagai satu jenis dari sekian banyak jenis temuan yang terdapat di situs - situs arkeologi. Sebagian di antaranya dapat diketahui sebagai alat manusia pada masa lalu. Alat-alat obsidian yang ditemukan di situs-situs kini merupakan sebagian dari koleksi prasejarah di Pusat Penelitian Purbakala dan Peninggalan Nasional, Museum Pusat dan beberapa museum di daerah-daerah di masa di temukan obsidian. Alat-alat obsidian tersebut hingga saat ini masih belum dideskripsikan secara terperinci, bahkan para sarjana arkeologi terdahulu tidak membahasnya secara mendalam (Zwrierzycki 1926 ; Hoop 1940 ; Franssen 1941 ; Erdbrink '1942 ; Heekeren 1972), Suatu deskripsi yang terperinci dalam hal ini amat dibutuhkan terutama untuk memberikan kemungkinan dilakukannya perbandingan antara alat-alat obsidian di suatu situs dengan situs lainnya. Analisa bahan untuk mengetahui pertanggalan mutlak dari alat-alat obsidian tersebut belum dikerjakan pada masa lalu, sehingga sukar untuk menempatkan alat obsidian kedalam suatu masa prasejarah tertentu (Soejono 1968 : 2). Demikian pula analisa hubungan antara alat obsidian dengan stratigrafi maupun dengan..."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1978
S11933
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Santoso Wibowo
"Obsidian merupakan bahan batuan yang khas dan memiliki kelebihan dari bahan lain, kelebihan ini seperti terdapat pada bentuknya yang ringan serta memiliki ketajaman yang lebih dari bahan lain, sehingga batuan obsidian oleh manusia pada masa lalu dimanfaatkan sebagai alat untuk membantu dalam melakukan aktivitas sehari-hari. Sebuah batu dapat dikatakan sebagai alat apabila batu tersebut memiliki ciri-ciri alat batu yang berupa bentuk dan pola-pola peretusan akibat pembuatan ataupun akibat pemakaian. Salah satu tempat di Indonesia, dimana obsidian dimanfaatkan sebagai alat yaitu di daerah Leles, Garut Jawa Barat. Untuk mencapai tujuan penelitian dalam usaha rnenjelaskan Cara-cara pemakaian alat obsidian dari Leles, maka dilakukan beberapa tahapan. Pertama dilakukan pengamatan langsung terhadap obsidian yang bertujuan untuk mendapatkan informasi data yang lebih detail. Pada tahap selanjutnya dilakukan analisis khusus terhadap obsidian yang hanya memiliki pangkasan tajamanan atau peretusan. Analisis peretusan meliputi variabel lokasi retus, sudut retus dan gambaran retus. Selanjutnya masing-masing variabel tersebut kemudian diintegrasikan sehingga dapat diketahui tipe-tipe dari alat obsidian Leles. Setelah mengetahui tipe-tipe alat tersebut selanjutnya menghubungkan dengan Cara pemakaian atau penggunaan alat sehingga dapat diketahui cara-cara pemakaian atau penggunaan alat yang terdapat pads tipe-tipe tersebut. Tujuan penelitian ini dapat dicapai dan kesimpulan yang dapat diambil yaitu bahwa alat-alat batu yang terbuat dari bahan obsidian terutama alat serut, mendominasi alat-alat kehidupan sehari-hari di Leles Garut. Selain itu pula situs Leles ini meneerminkan situs pemukiman dengan kegiatan hidup sehari-hari seperti bercocok tanam, memasak, membuat dan merawat alat dan lain sebagainya."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2002
S11997
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Parker, Steve
United Kingdom: Parragon, 2000
R 621.9 PAR h
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>