Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 189450 dokumen yang sesuai dengan query
cover
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], 1997
728.559 8 KAR
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Anggie Dwi Febiyanti
"Gaya hidup makan di luar kini menjadi salah satu hiburan bagi masyarakat perkotaan, mereka menjadi lebih banyak menghabiskan waktu di restoran. Tidak hanya untuk makan melainkan juga melakukan aktivitas lainnya untuk tujuan mencari kesenangan. Hal ini menyebabkan banyak restoran yang mengembangkan fungsinya untuk memfasilitasi gaya hidup tersebut. Penulisan skripsi ini ditujukan untuk melihat pengembangan fungsi restoran yang kini semakin menjamur di masyarakat dan bagaimana kaitannya terhadap ruang interior restoran serta aktivitas manusia di dalamnya. Pengkajian ini akan dikhususkan pada restoran yang mengembangkan fungsinya sebagai tempat bermain. Tujuan pengkajian ini adalah untuk dapat melihat bagaimana peran ruang interior restoran dalam mendukung pengembangan fungsi dan pengaruhnya terhadap aktivitas manusia di dalamnya serta bagaimana kedua fungsi tersebut dapat saling mendukung satu sama lain.
Dalam penulisan skripsi ini, penulis menggunakan metode analisis kualitatif dengan melakukan pengamatan langsung pada objek studi kasus dan melakukan wawancara. Pengembangan fungsi restoran sebagai tempat bermain memberikan pengaruh terhadap ruang interior dan aktivitas manusia di dalamnya. Restoran yang mengembangkan fungsinya seperti ini tentunya akan semakin menjamur di masa depan seiring dengan berubahnya gaya hidup manusia. Oleh karena itu, hasil dari penulisan skripsi ini diharapkan dapat menjadi studi pembelajaran yang dapat digunakan dalam perancangan restoran dengan konsep bermain di masa mendatang.

;Lifestyle of eating out is become one of the entertainment for the urban community, they become a lot more time to spend in the restaurant. They are go to the restaurant not only to eat but also to other activities for the purpose of seeking pleasure. This leads to a lot of restaurants that develop functions to facilitate the lifestyle. This thesis aims to look at the development of a restaurant function is now growing in the community and how it relates to the interior space of the restaurant and human activity. This assessment focus on developing the restaurant functions as a place to play. The purpose of this assessment is to be able to see how the role of the interior restaurant space in support of the development of functions and their effects on human activities in it as well as how these two functions can support each other.
The author used the method of qualitative analysis by direct observating the object case studies and interviews. Development function of the restaurant as a place to play to give effect to the interior space and human activity in it. Restaurants which are developing functions like this will be more in the future in line with changes in human lifestyle. The results of this study are expected to be the study of learning that can be used in the design of the restaurant with the concept of play in the future.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S56852
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Cohen, Ulrike
Berlin: Langenschidt, 1986
438.2 COH h
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Paulus Agung Setiarso Fahik
"Tesis ini mengenai upaya pajak, penghitungan potensi pajak hotel dan restoran tahun 2008 serta efektifitas pajak hotel dan restoran tahun 2007 di Kabupaten Kudus. Dari hasil penghitungan data kuisioner penelitian, didapat setimasi potensi penerimaan pajak hotel tahun 2008 adalah Rp 1.053.749.466,- sedangkan estimasi potensi pajak restoran tahun 2008 adalah Rp. 11.323168.786,- sehingga total potensi pajak hotel dan restoran tahun 2008 adalah Rp. 12.376.918.252,-. Upaya pajak yang dilakukan Pemerintah Kabupaten Kudus masih sangat rendah dibandingkan dengan nilai tambah PDRB sub sektor hotel dan restoran, sedangkan tingkat efektifitas penerimaan pajak hotel dan restoran tahun 2007 adalah sangat tidak efektif.

This thesis concerning of tax effort, the potency counting on hotel and restaurant in 2008, and effectively the hotel and restaurant tax in 2007 in Kudus regency. The counting result from researcher questioner data, achievement estimated of the revenue is a hotel tax in 2008 Rp 1.053.749.466,- whereas estimated of the revenue is a restaurant tax in 2008 is Rp 11.323.168.786,- with the result that total of potency hotel and restaurant tax in 2008 is Rp 12.376.918.252,-. Tax effort to be done by Kudus Government still very low compared with value added RGDP sub sector hotel and restaurant, whereas effectively level the revenue tax of hotel and restaurant in 2007 was very uneffectively."
Depok: Fakultas Eknonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2009
T27691
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Biro Statistik, 1996
310 Ind s
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Raffey Satrio Bimo
"Semakin berkembangnya pangsa pasar industri halal, pentingnya pelaksanaan halal dalam kehidupan umat muslim semakin menjadi perhatian pemerintah Indonesia selaku negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia. Terdapat fenomena dimana banyak restoran makanan asing di Indonesia yang tidak memiliki logo halal resmi, namun menunjukkan bahwa kesan restorannya halal dengan memasang tulisan ‘No Pork’ atau ‘No Lard’ yang disebut sebagai tacit halal cues (THC). Dengan adanya fenomena ini dan juga peraturan wajib halal dari pemerintah Indonesia, penelitian ini akan menganalisis bagaimana pengaruh fenomena tersebut terhadap intensi patronase konsumen muslim yang pernah makan di restoran makanan asing yang tidak berlogo halal terhadap restoran halal. Penelitian ini dilakukan dengan metode Partial Least Squares Structural Equation Model (PLS-SEM). Hasil Penelitian menunjukkan bahwa Religios Obligation, Halal Knowledge dan Attitude Towards Halal dapat mempengaruhi Patronage Intention. Ditemukan juga bahwa Institutional Pressure, Religious obligation, dan Halal Knowledge dapat mempengaruhi Attitude Towards Halal.

The increasing market share of halal industry, increases the importance of halal implementation in the life of Muslims and is becoming the attention of the Indonesian government as the country with the largest Muslim population in the world. There is a phenomenon where many foreign food restaurants in Indonesia do not have an official halal logo, but show that the effect of the restaurant is halal by placing the inscription “No Pork” or “No Lard” called tacit halal cues. (THC). With the presence of this phenomenon and also mandatory halal regulations of the Indonesian government, this study will analyze how the effect of such phenomena on the intention of Muslim consumer patronage on foreign food restaurants that do not have a halal logo. The study was conducted using the Partial Least Squares Structural Equation Model. (PLS-SEM). The results of the research show that religious obligations, halal knowledge and attitudes towards halal can affect patronage intention. It was also found that Institutional Pressure, Religious Obligation, and Halal Knowledge can influence Attitudes Toward Halal.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gusdian Latief
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1999
S47882
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Prihartomo Andimarjoko
"Makanan etnis adalah salah satu bentuk representasi budaya, dan bisnis restoran bertema etnis menunjukkan perkembangan pesat di seluruh dunia. Di Praha, sebuah tujuan utama turis di Eropa Tengah, sembilan restoran Thai beroperasi di pusat kota, dan hanya ada satu restoran Indonesia. Telah banyak studi yang mempelajari efek kualitas servis terhadap loyalitas pengunjung restoran, namun pentingnya serta efek keautentikan di restoran etnis belum sepenuhnya dimengerti. Studi-studi mutakhir atas restoran-restoran etnis di Amerika Serikat menunjukkan bahwa persepsi keautentikan makanan dan atmosfer mempengaruhi loyalitas pelanggan melalui beberapa variabel mediasi. Tesis ini mempelajari pentingnya dan efek keautentikan di antara pelanggan restoran Indonesia di Praha, dibandingkan dengan restoran Thai yang beroperasi di wilayah yang sama. Sampel sebesar 45 responden dari masing-masing restoran memungkinkan riset ini untuk mensurvei opini pelanggan segera setelah pengalaman bersantap. Data dianalisis dengan SPSS untuk menguji pentingnya keautentikan, dan Smart PLS untuk menguji model struktural. Delapan hipotesis diuji, dan empat di antaranya diterima. Pentingnya keautentikan makanan dan atmosfer ditemukan lebih tinggi di antara pelanggan restoran Indonesia, dibandingkan restoran Thai. Efek persepsi keautentikan juga berbeda di antara kedua restoran. Di restoran Indonesia, keautentikan makanan secara positif berpengaruh terhadap behavioral intention melalui positive emotion, sedangkan keautentikan atmosferik berpengaruh positif melalui perceived value. Di restoran Thai, hanya keautentikan atmosferik yang berpengaruh positif melalui positive emotion. Perbedaan hasil tersebut bisa dijelaskan oleh perbedaan tahap eksistensi kedua jenis restoran tersebut di Praha, mulai dari exotic-narrow hingga expanding-mainstream. Dengan demikian, operator restoran etnis di fase exotic-narrow seperti Indonesia perlu lebih fokus pada keautentikan makanan (penampilan, rasa, bahan pembuatan) dan atmosferik (penampilan eksterior, dekorasi, desain interior, kontribusi musik) dibandingkan restoran yang sudah lebih expanding-mainstream seperti Thai. Berbeda dengan studi-studi sebelumnya yang hanya meneliti satu jenis restoran etnis, riset ini telah berhasil membandingkan dua jenis restoran etnis di Praha.

Ethnic foods are cultural representations, and the business of ethnic-theme restaurants shows a rapid development worldwide. In Prague, a main tourist destination in Central Europe, nine Thai restaurants are operating in the city center, while only one Indonesian restaurant is in business. Many studies have been done to examine the effects of service quality to the loyalty among restaurant goers, but the importance and effects of authenticity in ethnic restaurants are not completely understood. Recent studies on ethnic restaurants in the U.S. revealed that the perceived authenticity of food and atmospherics affected customer loyalty through different mediating variables. This thesis studied the importance and effects of perceived authenticity among the customers of the Indonesian restaurant in Prague, compared to those of a Thai restaurant in the same region. Conveniently sampled 45 respondents from each restaurant allowed the research to survey the customer?s opinion immediately after the dining experience. The data was analyzed using SPSS for examining the importance of authenticity, and Smart PLS for evaluating the structural model. Eight hypotheses were verified, four of which were accepted. The importance of both food and atmospheric authenticities in the Indonesian restaurant customers was found to be higher than that of Thai restaurant. The effects of authenticity also differ between the two restaurants. In the Indonesian restaurant, food authenticity positively affects behavioral intentions through positive emotion, while atmospheric authenticity does through perceived value. In the Thai restaurant on the other hand, only atmospheric authenticity affects positive emotion. The differences can be explained by the difference stages of existence between the two restaurants, ranging from exotic-narrow to expanding-mainstream. Therefore, the operator of a more exotic-narrow restaurant such as Indonesian should be more focused on authenticity of food (appearance, taste, ingredient materials) and atmospherics (exterior appearance, décor, interior design, music contribution), compared to more expanding-mainstream one such as Thai. Different from previous studies that only researched a single type of ethnic restaurants, this study has managed to compare two types of ethnic restaurants in Prague.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yohanes Widjaya Sadguna
"ABSTRAK
Kondisi perhotelan dan pariwisata di Indonesia sejak masa krisis sampai dengan sekarang mengalami pertumbuhan yang tidak menggembirakan. Sektor pariwisata yang dijadikan salah satu tulang punggung penerimaan negara di luar migas tidak bisa pulih karena krisis multi dimensi Indonesia yang tidak kunjung menunjukan perbaikan. Negara- negara tetangga sesama ASEAN telah berhasil menggalakan sektor pariwisatanya, bahkan Thailand sejak tahun 1998 sudah berhasil membalikan keadaan ini dengan mengalami pertumbuhan positif. Kondisi sosial, politik dan keamanan yang buruk adalah faktor yang membuat Indonesia tidak mampu menarik wistawan asing untuk berkunjung ke Indonesia. Wisatawan asing takut berkunjung ke Indonesia karena setiap hari terdapat begitu banyak berita yang menghawatirkan dan mengerikan dengan terjadinya kerusuhan antar etnis, pemboman, dan berita-berita lainnya yang menakutkan.
Memasuki era otonomi daerah kota Semarang yang seharusnya berbenah diri di sektor pariwisata, hal ini tidak terjadi karena terkena dampak buruk dari kondisi di tanah air seperti di atas. Kondisi perhotelan di Semarang, lebih khusus lagi hotel berbintang empat dan lima terlihat harus susah payah mempertahankan bisnis mereka saat ini. Hotel berbintang empat dan lima di Semarang terdiri dari; hotel Ciputra Semarang, hotel Patra Jasa Semarang, hotel Graha Santika Semarang, dan hotel Grand Candi Semarang yang merupakan satu- satunya hotel berbintang lima. Ke empat hotel tersebut memiliki pangsa pasar yang serupa yaitu tamu hotel yang berasal dari kalangan bisnis dan meeting sehingga mereka harus berhadapan satu sama lainnya.
Penyusunan karya akhir ini dilakukan dengan dua pendekatan yaitu secara eksploratori riset atau desk research yaitu melakukan studi literatur dan pengumpulan Analisa persaingan secondary datas. Riset kualitatif dilakukan atas persepsi konsumen dari hotel berbintang empat dan lima di Semarang untuk mendapatkan gambaran tentang persepsi konsumen terhadap hotel- hotel yang ada. Strategi yang diterapkan dari masing- rnasing hotel ini adalah ekstensifikasi di produk yang ditawarkan dan strategi positioning yang membedakan hotel satu sama lainnya.
Strategi ini merupakan bagian dari strategi konsolidasi dari masing- masing hotel untuk mengahadapi tantangan besar di kondisi ekstemalnya seperti kondisi ekonomi yang membuat kemampuan pasar yang menurun, pasar menciut, dan dukungan sektor perbank~ yang sulit. Kesulitan ini ditambah lagi dengan menurunnya tamu dari kalangan tamu bisnis asing yang berkunjung di Semarang karena takut mengunjungi Indonesia. Tamu dari kalangan wisatawan asing hampir tidak bisa diharapkan lagi karena secara keseluruhan mengalami penurunan seperti yang dialami daerah- daerah lain di Indonesia.
Berbicara lebih lanjut tentang produk- produk hotel berbintang empat dan lima di
Semarang, terkesan produk yang ditawarkan tidak memiliki perbedaan yang cukup
signifikan, karena satu dengan lainnya terlihat mirip dan sangat mudah ditiru. Sebenamya
positioning yang ditetapkan masing- masing hotel sudah cukup baik, dengan melihat
potensi yang dimiliki. Tampak setiap hotel berusaha mencari segmen tersendiri untuk
menarik kehadiran tamu hanya belum terlihat efektif dan masih mencari bentuk yang
paling pas.
Dari riset yang dilakukan ditarik suatu kesimpulan bahwa kondisi perhotelan berbintang empat dan lima di Semarang belum memiliki atribut tertentu yang kuat dipersepsi konsumennya. Hal ini cukup menghawatirkan karena tidak terlihat faktorpembeda dari masing- masing hotel, sehingga konsumen cenderung tidak akan loyal
terhadap hotel tertentu.
Ketertarikan pasar di hotel berbintang em pat dan lima di Semarang terlihat rendah
karena data- data penunjang seperti tingkat hunian kamar dan harga kamar terlihat
rendah. Hanya saja apabila kondisi pertumbuhan mulai menunjukan perbaikan di
kemudian hari hal ini bisa mengundang pendatang baru yang potensial. Pendatang baru
yang mengetahui bahwa konsumen tidak bisa membedakan kekuatan masing- masing
hotel akan menetapkan strateginya kepada atribut- atribut yang lemah tadi.
Untuk mensiasati penurunan pendapatan, hotel berbintang empat dan lima di
Semarang telah mencoba mengatasi penerimaan yang menurun dari tingkat hunian dan
harga kamar (dibandingakn dengan US Doillar) dengan menggenjot sektor penerimaan
lainnya, seperti menggencarkan penerimaan dari sektor konvensi, F&B, dan paket- paket
yang di tawarkan kepada masyrakat lokal. Strtegi ini diakui cukup berhasil dengan ratarata
penerimaan dari sektor non-kamar meningkat menjadi 30% -50%, bergantung dari
masing- masing hotel yang ada.
Hotel berbintang empat dan lima di Semarang disarankan agar memperhatikan
pembuatan strategi jangka panjang yang lebih jelas untuk mem-positioning-kan hotelnya
dengan lebih spesifik. Hotel Ciputra yang di saat ini dipandang sebagai hotel bisnis akan
berkonsentrasi pada sisi kuatnya di sektor bisnis dan hotel Patra Jasa yang ingin menjadi
hotel resort harus membenahi diri ke arah resort dan leisure hotel. Hotel Graha Santika
harus pula menemukan positioning yang jelas ap'*ah ingin menjadi hotel bisnis murni
ataukah hotel dengan pendekatan leisure. Sementara itu hotel Grand Candi yang
merupakan hotel berkelas bintang lima satu-- satunya di Semarang tidak bisa mengandalkan kategori bintang limanya saja untuk menarik perhatian tamu yang akan
menginap. Grand Candi yang ingin menjadi hotel berbintang lima plus, yaitu dengan
membidik pasar leisure hotel tampaknya belum berhasil membangun imej seperti yang
diharapkan.
Ke empat hotel ini mendapat persaingan keras dari hotel berbintang tiga di
Semarang yang semakin memperbaiki diri dari segi kualitas pelayanan dan perbaikan
fisik dari kamar- kamar yang ada. Tantangan lainnya adalah investor yang ingin masuk
juga ke pasar hotel kategori bintang empat ke atas kelak apabila kondisi sudah mulai
membaik nantinya. Strategi yang tepat harus dibuat untuk menghadapi persaingan jangka
pendek dan mengantisipasi persaingan di waktu mendatang."
2001
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
I Ketut Wiryadinata
"Standar kualitas pelayanan suatu hotel dibuat berdasarkan persepsi manajemen hotel terhadap harapan pelanggannya. Dengan asumsi bahwa manajemen telah memiliki persepsi yang tepat mengenai harapan pelanggannya, maka masalah berikutnya adalah bagaimana menterjemahkan persepsi tersebut menjadi suatu standar kualitas pelayanan, suatu standar pelayanan yang operasional - yang dapat diimplementasikan dan dapat diukur.
Untuk memperoleh gambaran bagaimana penetapan standar kualitas pelayanan di Hotel XYZ, dilakukan penelitian terhadap individu (manajer dan karyawan) pada unit-unit kerja/departemen yang ada di Hotel XYZ mengenai persepsi manajer dan karyawan terhadap adanya standar kualitas pelayanan, persepsi manajer dan karyawan terhadap adanya kesenjangan (Gap-2 berdasarkan Gaps Model of Service Quality) serta persepsi manajer dan karyawan terhadap penyebab kesenjangan tersebut.
Pengukuran persepsi tentang adanya standar kualitas pelayanan dilakukan dengan memberikan questionnaire yang meliputi ke 5 dimensi kualitas pelayanan yaitu (1) Penampilan fisik / tangible, (2) Kemampuan mewujudkan janji / reliability, (3) Kecepatan tanggapan dalam memberikan pelayanan / responsiveness, (4) Kemampuan memberikan jaminan pelayanan yang baik / assurance, dan (5) Kemampuan memahami kebutuhan dan keinginan pelanggan / empathy. Sedangkan persepsi terhadap faktor-faktor yang menyebabkan adanya kesenjangan meliputi (1) faktor komitmen manajemen terhadap kualitas pelayanan, (2) faktor penetapan tujuan/sasaran, (3) faktor standarisasi tugas-tugas, dan (4) faktor keyakinan/kemampuan memenuhi harapan pelanggan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa manajer memiliki persepsi lebih tinggi (skala 6.18) dari pada karyawan (skala 5.86) dari skala 7.00 dalam hal adanya standar kualitas pelayanan di Hotel XYZ. Adanya kesenjangan pada manajer (0.82) dan pada karyawan (1.14) disebabkan oleh karena adanya kesenjangan terutama pada faktor kurangnya standarisasi tugas-tugas (1.65) disusul oleh faktor kurangnya penetapan tujuan/sasaran (goal setting), (1.04).
Kesenjangan-kesenjangan tersebut dapat diperkecil dengan (1) mensosialisasikan standar kualitas yang sudah ada baik yang tertulis maupun yang tidak tertulis, (2) memberikan kesempatan kepada karyawan yang kontak langsung dengan pelanggan untuk memberikan masukan-masukan mengenai standar kualitas pelayanan, yang selanjutnya didiskusikan dan dibahas untuk menentukan standar kualitas yang lebih sesuai dengan harapan pelanggan."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2000
T10084
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>