Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 11034 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Kroes, Michael J.
New York: McGraw-Hill, 1993
629.13 KRO a
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Fielding, John P.
Cambridge, UK: Cambridge University Press, 1999
629.134 FIE i
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Anderson, John D.
Boston: McGraw-Hill, 1999
629.134 AND a
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Hary Soebagyo
"ABSTRAK
Karakteristik lelah dari material, komponen dan struktur sangat perlu untuk dipelajari serta dianalis sebelum merancang bangun pesawat terbang. Saat ini material material baru dikembangkan terus menerus untuk mendapatkan material yang mempunyai karakteristik lebih baik.
Untuk itulah salah satu komponen pada pesawat terbang yang dinamakan Lug, terbuat dari bahan baru yang disebut "ARALL (Aramid Reinforced Aluminium Laminates)", diuji untuk diketahui karakteristik lelahnya. Lug ini dipilih karena komponen ini harus dibuat dari material yang tahan terhadap kelelahan.
Pengujian dilakukan dengan menggunakan Benda Uji berbentuk Double Ended Lug yang merupakan model pendekatan dari struktur Lug pada umumnya. Simulasi pembebanan untuk uji kelelahan dipilih bervariasi, yaltu : FALSTAFF, TWIST dan Constant Amplitude.
Dari uji kelelahan ini, dapat diketahui bahwa ARALL jauh lebih kuat untuk menghambat retak dibanding Aluminium. Diketahui pula bahwa bila ARALL dipakai sebagai bahan Double Ended Lug, akan mempunyai ketahanan lelah yang jauh lebih tinggi dibanding Double Ended Lug dari bahan paduan Aluminium yang banyak dipakai pada industri pesawat terbang pada saat ini.

ABSTRACT
Fatigue characteristic of material, component and structures are very important and should be studied and analyzed before designing the aircraft structures. New material has been continuously developed to find a better material that can resist to fatigue and to understand its crack propagation properties.
For the above mention, the typical component for Aircraft structures namely Lug and new material call ARALL (Aramid Reinforced Aluminum Laminates} will be tested to get its characteristic. Lug is choose because this component demanding a resistance material to fatigue.
The test specimens being used are Double Ended Lug specimens. The test was performed with the loading type of CA (Constant Amplitudes) and the flight by flight loading of FALSTAFF (Fighter Aircraft Loading Standard For Fatigue) and TWIST (Transport Wing Standard).
The results shows that ARALL material is superior to Aluminum in slowing down the crack. This also shows that if ARALL to used to Double Ended Lug joint, the material perform very well in enduring the fatigue compare to Double Ended Lug joint made by Aluminum.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muthia Sekar Saraswati
"Mobilitasnya yang tinggi dan kemampuan menempuh jarak jauh lebih cepat dibandingkan transportasi lainnya adalah beberapa alasan yang membuat pesawat menjadi mode transportasi yang penting sekarang ini. Secara ilmiah, dengan alasan tersebut, pesawat dapat dikategorikan sebagai benda bergerak, begitu juga konvensi internasional terkait pesawat mengaturnya. Namun undang-undang di Indonesia menyatakan sebaliknya. Meskipun dianggap sebagai benda tidak bergerak, jaminan hipotek atas pesawat tidak lagi berlaku sejak berlakunya UU No. 1/2009 tentang Penerbangan, yang menyatakan jaminan atas pesawat adalah kepentingan internasional sebagaimana diatur dalam Cape Town Convention. Akan tetapi, kepentingan internasional ini tidak diakui dalam hukum jaminan yang berlaku di Indonesia, sehingga jaminan atas pesawat di Indonesia menjadi tidak pasti. Selain itu, benda terdaftar juga belum diakui di Indonesia, sehingga prinsip lex rei sitae berkembang dan memunculkan prinsip lex registri. Meskipun tidak diatur dalam suatu ketentuan hukum tersendiri, lex registri sudah diakui di Indonesia. Dengan mendaftarkan pesawat untuk dapat beroperasi dan terbang di, dari, dan ke Indonesia sudah secara implisit menghadirkan situs artifisial bagi pesawat. Sehingga dalam skripsi ini akan membicarakan tentang status kebendaan pesawat yang akan mempengaruhi hukum yang akan berlaku terhadap pesawat, sekaligus perkembangan dari cara penentuannya.Mobilitasnya yang tinggi dan kemampuan menempuh jarak jauh lebih cepat dibandingkan transportasi lainnya adalah beberapa alasan yang membuat pesawat menjadi mode transportasi yang penting sekarang ini. Secara ilmiah, dengan alasan tersebut, pesawat dapat dikategorikan sebagai benda bergerak, begitu juga konvensi internasional terkait pesawat mengaturnya. Namun undang-undang di Indonesia menyatakan sebaliknya. Meskipun dianggap sebagai benda tidak bergerak, jaminan hipotek atas pesawat tidak lagi berlaku sejak berlakunya UU No. 1/2009 tentang Penerbangan, yang menyatakan jaminan atas pesawat adalah kepentingan internasional sebagaimana diatur dalam Cape Town Convention. Akan tetapi, kepentingan internasional ini tidak diakui dalam hukum jaminan yang berlaku di Indonesia, sehingga jaminan atas pesawat di Indonesia menjadi tidak pasti. Selain itu, benda terdaftar juga belum diakui di Indonesia, sehingga prinsip lex rei sitae berkembang dan memunculkan prinsip lex registri. Meskipun tidak diatur dalam suatu ketentuan hukum tersendiri, lex registri sudah diakui di Indonesia. Dengan mendaftarkan pesawat untuk dapat beroperasi dan terbang di, dari, dan ke Indonesia sudah secara implisit menghadirkan situs artifisial bagi pesawat. Sehingga dalam skripsi ini akan membicarakan tentang status kebendaan pesawat yang akan mempengaruhi hukum yang akan berlaku terhadap pesawat, sekaligus perkembangan dari cara penentuannya.

High mobility and ability to reach far destination in a short span of time compared to other transportation modes are some of the reasons as to why airplane is becoming significant in modern life. Scientifically speaking, with the same reasoning, an aircraft can be categorized as a movable object. International conventions regarding airplane assumes the same. However, recurring Indonesian regulation states the otherwise. Even though aircraft is considered immovable object in Indonesia, mortgage upon an aircraft no longer prevails after Aviation Act 2009 puts into force, in which stated security rights of an aircraft is international interest as defined in Cape Town Convention. Even though recognized, the form of international interest is not known under any security rights in Indonesia, which makes security rights of an aircraft is not yet determined. Other than that, registered object is not yet recognized in Indonesia. This leads lex rei sitae enforcability developed into lex registri and is now applicable to registered ones. By registering the airplane in Indonesia in order to be able to operate and fly in, from, and to Indonesian air territory, lex registri has been acknowledged, though implicitly, and this leads an aircraft to have artificial situs. This article will discuss about property law aspects of an aircraft and its effect on applicable law towards an aircraft, as well as development of determinating manner of the applicable law."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anderson, John D.
New York: McGraw-Hill, 1985
629.1 AND i (1)
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Thurston, David B.
New York : MCGraw-Hill, 1980
629.134 1 THU d
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Anderson, John D.
New York: McGraw-Hill, 2012
629.1 AND i
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Kroes, Michael J.
New York: Glencoe, 1993
629.134 6 KRO a (1)
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
"Pressure vessels are closed containers designed to hold gases or liquids at a pressure substantially different from the ambient pressure. They have a variety of applications in industry, including in oil refineries, nuclear reactors, vehicle airbrake reservoirs, and more. The pressure differential with such vessels is dangerous, and due to the risk of accident and fatality around their use, the design, manufacture, operation and inspection of pressure vessels is regulated by engineering authorities and guided by legal codes and standards. Pressure Vessel Design Manual is a solutions-focused guide to the many problems and technical challenges involved in the design of pressure vessels to match stringent standards and codes. It brings together otherwise scattered information and explanations into one easy-to-use resource to minimize research and take readers from problem to solution in the most direct manner possible."
Oxford, UK: Butterworth-Heinemann, 2013
e20427614
eBooks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>