Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 1788 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Mas Tirtadrana
"Buku ini membahas mengenai cara menanam padi dan palawija di sawah dan tegalan dengan memperhatikan masa tanam yang baik."
Ngajogjakarta: J. Sigris, 1905
BKL.0897-LL 120
Buku Klasik  Universitas Indonesia Library
cover
"Naskah ini ditulis oleh R.T. Sastradipura dan dibeli oleh Pigeaud dari Ir. Moens di Yogyakarta pada tanggal 18 Maret 1932. Kemudian pada bulan Oktober 1932 naskah diringkas oleh Mandrasastra. Naskah berisi teks Serat Darmakandha, terdiri atas enam cerita yang bermotif keislaman : 1. Menceritakan tiga satria bernama Raden Mukjijat, Istijrat, dan Karamat. Sejak melamar Dyah Sriarti, putra seorang wiku bernama Sidiksasmita di petapaan Candisekar, sampai dipanggil dan mengabdi kepada raja Cahyanurrasa di negara Darusalam. Raden Mukjijat diangkat sebagai patih, Raden Istijrat diangkat sebagai jaksa, dan Raden Karamat diangkat sebagai pangulu, kemudian masing-masing diberi seorang putri saudara sang Raja. Dyah Sriati menjadi prameswari sang Raja, bergelar Kangjeng Ratu Kancanawungu, sedangkan sang Wiku Sidiksasmita menyempurnakan tapanya di Candisekar. Pangulu Karamat diutus sang Prabu mencari sang Resi Ngabdul Kunneni yang bertempat tinggal di Candisari, dan setelah bertemu kemudian kembali untuk menghadap Raja. Diceritakan juga bagaimana Jaksa Istijrat menyelesaikan pekerjaannya untuk mengadili tiga orang manusia yang akan mengubur mayat bapaknya. Selanjutnya diceritakan bagaimana kebijaksanaan Patih Mukjijat yang dapat memberikan petunjuk tentang keberadaan benda milik Jaka Kusnun, pusaka peninggalan bapaknya. 2. Bagian ini menceritakan perjalanan Jaka Kusnun, sejak menemukan pusaka milik bapaknya hingga menikah dengan Retna Kumalawati, putri Bahdani, kemudian diangkat sebagai raja di Bahdani, menggantikan mertuanya (sang Prabu) yang kini telah menjadi pendeta. Sri Kusnun pergi ke Darusalam, menyerahkan putrinya supaya dipersunting putra raja Darusalam, seusai keperluannya kemudian kembali ke Bahdani. Di negeri Bahdani Sri Kusnun akan diracun oleh patihnya, namun ternyata yang terkena racun adalah patih tersebut. 3. Menceritakan perjalanan Jaka Wasis dan Jaka Bodho putra Ki Pralambang di desa Misilan termasuk daerah negara Bahdani, sejak pergi dari desanya menuju ke negara Bahdani untuk mencari pekerjaan, hingga pada waktu Jaka Bodho mengikuti sayembara Sri Kusnun di Bahdani. Setelah Jaka Bodho diterima kemudian diberi seorang putri raja bernama Dyah Jumilahin, dan diangkat menjadi seorang patih dengan nama Raden Adipati Wicaksana. Jaka Wasis diangkat sebagai bupati pulisi bernama Raden Tumenggung Wignyalukita.
Alkisah Ki Pralambang di desa Misilan daerah Bahdani ingin menengok anak-anaknya yang sudah menjadi pembesar. Dua orang putranya tersebut memberikan hadiah tanah 150 bahu, kemudian mendirikan masjid dan memberikan dana. 4. Menceritakan perjalanan Pak Beja dan Pak Cilaka orang desa dari daerah Bahdani. 5. Menceritakan perjalanan Jaka Sidik Iman di Tegalsamun daerah Bahdani, melaksanakan nasehat ayahnya supaya mengabdi pada ksatria yang paling agung, namun ia belum mengerti nasehat tersebut, akhirnya menjadi perawat gajah milik sang Prabu. Jaka Sidik Iman diwisuda menjadi panglima prajurit, bernama Tumenggung Suranggakara, karena berhasil menangkap seekor gajah. Akhirnya Tumenggung Suranggakara dinikahkan dengan putri patih. 6. Menceritakan perjalanan Prabu Mayakusuma di negara Rejamulya, patihnya bernama Sonyadarma. Patih yang berbuat dusta tersebut kemudian mati terkena hukum Tuhan. Jaka Sabar yang setia menggantikan kedudukan patih dengan nama Adipati Setyadarma, yang kemudian dikawinkan dengan adik raja bernama Dewi Tejaretna. Sang Raja kemudian pergi ke negara Darusalam, melamar putri Darusalam bernama Mustikawati. Menurut kolofon depan, teks ini ditulis oleh R.T. Sasradipura, Bupati Nayakeng Kraton Yogyakarta. Sasradipura adalah salah seorang anak dari Pangeran Purujaya, putra HB VII. Naskah mulai ditulis pada hari Rabu Pon, 4 Mulud, Be 1840 (16 Maret 1910). Pada kolofon belakang disebutkan bahwa naskah selesai disalin pada hari Selasa Paing, 28 Sapar 1841 (28 Februari 1911), oleh Mas Sayidin, seorang magang carik kraton di Yogyakarta. 1) dhandanggula; 2) asmaradana; 3) sinom; 4) kinanthi; 5) mijil; 6) pangkur; 7) megatruh; 8) pucung; 9) maskumambang; 10) dhandanggula; 11) kinathi; 12) pangkur; 13) durma; 14) megatruh; 15) asmaradana; 16) maskumambang; 17) gambuh; 18) kinanthi; 19) mijil; 20) dhandanggula; 21) durma; 22) sinom; 23) kinanthi; 24) asmaradana; 25) pucung; 26) pangkur; 27) mijil; 28) asmaradana."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
CI.19-NR 170
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
"Naskah ini berisi tiga teks, yaitu: teks piwulang Serat Darmakandha, yang isinya berbeda dengan edisi cetak (Semarang, 1887) yang diringkas dalam Pratelan II: 85-90. Teks tersusun dalam sepuluh pupuh, sebagai berikut: (1) dhandhanggula; (2) kinanthi; (3) asmarandana; (4) sinom; (5) pangkur; (6) pucung; (7) megatruh; (8) mijil; (9) asmarandana; (10) sinom. Teks kedua adalah legenda Iskandar, berjudul Babad Lairipun Baron Sekender (h.131-335). Teks tersusun dalam 14 pupuh, sebagai berikut: (1) asmarandana; (2) pangkur; (3) durma; (4) dhandhanggula; (5) mijil; (6) pangkur; (7) durma; (8) dhandhanggula; (9) sinom; (10) durma; (11) sal; (12) pangkur; (13) sinom; (14) dhandhanggula. Teks terakhir. h.336-739 (terputus), berisi cerita sejarah yang berjudul Babad Nitik Sidtan Agungan. Daftar pupuhnya sebagai berikut: (1) dhandhanggula; (2) sinom; (3) mijil; (4) megatruh; (5) asmarandana; (6) pangkur; (7) sinom; (8) pangkur; (9) dhandhanggula; (10) asmarandana; (11) dhandhanggula; (12) sinom; (13) sal; (14) mijil; (15) sinom; (16) maskumambang; (17) sinom; (18) dhandhanggula; (19) pangkur; (20) asmarandana; (21) girisa; (22) megatruh; (23) mijil; (24) sinom; (25) pangkur; (26) dhandhanggula; (27) sinom; (28) asmarandana; (29) gambuh; (30) durma; (31) kinanthi; (32) durma; (33) kinanthi; (34) mijil; (35) asmarandana."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
CL.104-NR 519
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
"Buku ini menguraikan tentang pengetahuan yang menyangkut masalah kebatinan. Bagaimana cara-caranya mempelajari ilmu kesempurnaan hidup, karena kalau bisa mencapainya maka seseorang akan damai, tentram, bahagia dalam hidupnya. Diantaranya adalah seseorang jangan melupakan diri (asal-usulnya), bagaimana olah batin yang sempurna dalam mengagungkan Allah."
Kediri: Tan Khoen Swie, 1923
BKL.0033-PW 33
Buku Klasik  Universitas Indonesia Library
cover
"Naskah ini merupakan tembusan karbon dari naskah salinan yang dibuat oleh staf Dr. Kraemer di Panti Boedaja, Surakarta, tahun 1932. Naskah berisi teks Serat Cabolek (juga disebut Serat Bratatama), yang satu versi dengan redaksi yang oleh Soebardi dinamakan redaksi ke-3 (1975: 5). Teks versi tersebut disusun pada tahun 1866 di Yogyakarta atas perintah Sultan Hamengkubuwana VI. Salinan lain dari naskah ini, berupa tembusan karbon, adalah MSB/L.80a, LOr 8367, dan PNRJ/G 190. Naskah babon yang disalin dalam naskah ini tidak diidentifikasikan secara tepat, hanya dinyatakan berasal dari Yogyakarta."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
CS.12-A 28.02
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
Raden Boedidarma
"Buku ini merupakan piwulang yang ditujukan bagi kaum muda yang mengikhtiarkan keselamatan. Piwulang antara lain, sregep, kesed, resikan, andhugal, goroh, gemi, andhap asor dan sebagainya."
Weltevreden: Bale Pustaka, 1919
BKL.0043-PW 43
Buku Klasik  Universitas Indonesia Library
cover
"Buku ini merupakan fotocopy dari buku serat pawukon yang disalin dari Keraton Surakarta. Buku ini berisi perhitungan dan sifat manusia sesuai dengan wuku yang berjumlah 30 buah. Wuku adalah waktu yang lamanya 7 hari dipergunakan untuk pertanian."
Semarang: N.V.E.C.T. van drop, 1931
BKL.0064-PR 10
Buku Klasik  Universitas Indonesia Library
cover
Rd. Rangga Wirawangsa
"Serat sarasedya ini menguraikan tentang pengetahuan mengenai hakekat kesempurnaan, ?sangkan paran?, dan ilmu takad, yaitu: 1. perjalanan sang Widayaka (Ajisaka) ketika berguru pada ayahnay sendiri, yaitu Empu Anggajali dan kemudian dilanjutkan berguru pada Sang Hyang Bathara Wisnu; 2. perjalanan Nararya Sena (Bima) ketika berguru pada Durna, disuruh mencari air Amrta (tirtamrta) di tengah samudera; 3. perjalanan Nabi Edris ketika sedang berbincang tentang Tuhan, naik ke Surga."
Kediri: Tan Khoen Swie, 1921
BKL.0312-PW 85
Buku Klasik  Universitas Indonesia Library
cover
R.B. Soelardi
"Serat Riyanta adalah sebuah novel Jawa yang oleh para pengamat kesustraan jawa seperti J.J. Ras dan Suripan S. Utomo dianggap sebagai novel Jawa modern yang pertama. Novel ini tidak lagi berorientasi pada keraton. Masalah yang disajikan pada novel Riyanta, berkisar pada masalah tokoh yang sangat manusiawi."
Weltevreden: Papyrus, 1920
BKL.0839-CL 52
Buku Klasik  Universitas Indonesia Library
cover
R. Ngabehi Djajengpranata
"Isi buku ini adalah: 1) Pertemanan dua kawan Sastradireja dan Harjaprawira dirampok dagangan beras mereka (kerukunan Antarteman); 2) Mereka kulakan beras ke pasar Surabaya; 3) Sastradireja menikah dengan Rr. Saminah; 4) Sungai Brantas banjir bandang, Sastradireja mengangkat anak lalu disekolahkan dan kemudian berhasil menjadi Kiyai; 5) Sastradireja mempunyai sifat yang baik sekali; 6) Sastradireja dalam mendidik anak perempuannya sangat diutamakan sifat-sifat yang baik; 7) Kejelekan Harjaprawira, dan juga anak lelaki dan perempuannya; 8) Sastradireja meninggal, dibuat menderita oleh Harjaprawira; 9) Anak angkat Sastradireja membalas kebaikan ayah angkatnya; 10) orang yang buruk tindak-tanduknya mendapat ganjaran yang setimpal jika yang jelek menjadi sengsara, sementara yang baik akan mendapat kemuliaan hidup."
Weltevreden: Volkslectuur, 1921
BKL.0919-CL 60
Buku Klasik  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>