Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 1003 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"Catatan dan salinan yang disusun oleh J.W. van Dapperen pada tahun 1936, semuanya tentang obat-obat tradisional Jawa. Naskah terdiri atas beberapa bagian, yaitu: 1. Bab pertama berisi bahasa Belanda, berisi sebuah daftar alfabetis dari obat-obatan rahasia yang sering dipakai; 2. Dari hlm. 16-27 terdapat daftar bahan-bahan beracun yang dapat diolah untuk obat manusia. Sumber bagian ini pun tidak dijelaskan; 3. Bab berikutnya terpisah dalam beberapa bagian (29-37, 46, 60, 65-90), karena kesalahan penjilidan. Teks berbahasa Jawa dan Belanda menerangkan tentang ramuan resep untuk aneka macam penyakit; 4. Bab 3 di atas disisipi dengan teks lain yang sangat mirip, mengambil dari KBG 147 (hlm.38-45); 5. Daftar aldabetis nama-nama penyakit dalam bahasa Jawa, sebagaimana disebutkan dalam KBG 147 (hlm.60-61); 6. Catatan lepas dari van Dapperen (64-65); 7. Daftar alfabetis nama-nama penyakit dalam bahasa Jawa, sebagaimana disebutkan dalam KBG 219 (hlm.91-92); 8. Daftar alfabetis nama tetumbuhan yang disebutkan dalam KBG 219 (hlm.93-95). Untuk naskah lain karya van Dapperen, lihat FSUI/BA.147 dan LL.54a-b."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
LL.41-B 48.01
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
Stefanus Lukas
"Makin besar rumah sakit, berarti makin banyak jumlah dokter dengan berbaagai macam keahlian, yang akan menyebabkan keanekaragaman resep yang dituliskan sehingga menyulitkan pihak rumah sakit dalam menyediakan obat. Dalam hal ini pengadaan obat menjadi semakin serba tidak pasti, membingungkan, obat dalam "hutan belantara".
Formularium rumah sakit merupakan buku yang berisi nama obat-obatan yang disediakan di rumah sakit untuk pasien rawat inap dan rawat jalan. Dengan formularium diharapkan dapat memudahkan dokter dalam menulis resep. Namun dalam pelaksanaannya dapat menimbulkan konflik bagi dokter karena dirasakan sebagai pembatasan dalam memilih obat yang tepat.
Penelitian ini merupakan suatu survei analitik cross sectional. Pengumpulan data primer dilakukan dengan wawancara mendalam terhadap 10 orang dokter penulis resep terbanyak yang masuk di Instalasi Farmasi Rurnah Sakit (IFRS) dan data sekunder di ambit dari resep yang masuk di IFRS selama 3 bulan terakhir yaitu bulan Maret, April, ,dan Mei 2000 yang berjumlah 1.116 lembar resep. Penelitian ini dilakukan di poli rawat jalan dan IFRS PGI Cikini. Hasil penelitian ini dianalisis secara statistik univariat dan bivariat, T test dan Chi Square menggunakan SPSS 10. Penelitian ini menyimpulkan bahwa rata-rata penulisan resep di RS PGI Cikini di luar formularium berjumlah 50,8%. Kebanyakan dokter tidak memahami isi buku formularium (70%), sedangkan pendidikan dokter dan status dokter ada hubungan dengan penulisan resep. Dokter umum dengan status honorer dan tetap lebih banyak menulis resep di luar formularium daripada dokter spesialis atau subspesialis sebagai dokter tamu. Sebagai saran untuk tindak lanjut, maka direksi rumah sakit perlu mengintervensi terhadap dokter sebagai penulis resep supaya menu makan formularium rumah sakit dan memberikan tugas kepada panitia farmasi dan terapi untuk mensosialisasikan buku formularium secara terus menerus.

The bigger the hospital means that there are doctors with various specialties who prone to prescribe drugs without taking into consideration the hospital formula. This will cause difficulties to the hospital in trying to be able to provide all the drugs needed. The hospital as the drugs provider will face uncertainties confusion and without direction like somebody in the wilderness. Hospital formula is a book contains name of drugs provided by hospital for both inpatients and outpatients. With the formulary, we expect it can help and guide doctors to write a prescription. But, as a matter of fact we find that formulary can become an abstract for doctors to choose what they think is the best for their patients.
This research is using a cross sectional analytic survey. The process of collecting primary data was undertaken by interviewing intensively 10 doctors as the ten biggest prescribes. Secondary data was taken from the prescription received by Hospital Pharmacy Installation in this recent 3 months, March, April, and May 2000. They are 1.116 prescriptions. This research was done in outpatient Department and Cikini Hospital Pharmacy Installation. This research is using univariat and bivariat statistic methods; T test and chi square in SPSS 10. The results show that prescription of Drugs unlisted in the formula book (50.8%). Most of doctors do not understand content of formula book (70%), whereas the basic medical education and status of the doctors have a correlation with prescription writing. General Physicians with honorary status and full time status are more often prescribing drugs unlisted in the formula book compared to specialist doctors or super specialist doctors who are the visiting doctors of the hospital.
As the conclusion I suggest the board of Director should insist to the doctors as the drugs prescribes to use the Hospital Formula Book properly and do not prescribe unlisted drugs. Furthermore, The Pharmacy and Therapy Committee has to socialize the Hospital Formula Book continuously and evaluate the implementation periodically.
"
2000
T4028
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Emma Aprilia
"Dokter adalah tenaga kesehatan yang memiliki peran dan otoritas dalam penulisan resep obat untuk pasien. Proses seleksi dan pemilihan obat seharusnya dilakukan secara rasional dan mengikuti pedoman panduan obat yang ditetapkan oleh World Health Organization. Masih banyak ditemui peresepan obat di luar formularium di Rumah Sakit Risa Sentra Medika, 70 % dari 100% target penggunaan formularium. Penelitian ini bertujuan mengetahui motivasi dokter dalam penulisan resep. Faktor yang mempengaruhi dilihat dari faktor motivasi instrinsik (persepsi, kepentingan, dan aspirasi) faktor ekstrinsik (diagnosis, konsistensi, dan kerjasama), organisasi (kepemimpinan, sosialisasi, supervisi, fee), industri farmasi (promosi dan imbalan), serta implementasi kebijakan. Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan kualitatif dan desain studi kasus. Data primer diperoleh dari wawancara mendalam dan dilengkapi dengan observasi dan telaah dokumen sebagai bentuk triangulasi. Penelitian ini menyimpulkan bahwa motivasi dokter dalam menuliskan resep dipengaruhi oleh banyak faktor antara lain, diagnosis penyakit, kondisi keuangan pasien, imbalan dari hasil kerjasama dengan industri farmasi. Imbalan dari pihak luar memberikan pengaruh yang kuat pada dokter dalam menuliskan resep. Sebagai saran untuk tindak lanjut, diperlukan peraturan yang jelas mengenai penerapan formularium oleh Direktur Rumah Sakit Risa Sentra Medika. Hal lain yang penting untuk diperhatikan dalam proses pelaksanaan penggunaan formularium adalah pemberian imbalan dan sanksi yang jelas bagi para dokter.

Doctor are health profesionals who have a role and authority in prescribing drugs to patients. Selection process and selection of drugs should be done rationally and follow the guidelines established drug guidelines by the World Health Organization. There are mostly found outside the formulary prescriptions at Risa Hospital Medical Center, 70% of the 100% target of the use of formularies. This study aims to find motivation in the prescribing physician. Factors influencing views of intrinsic motivation factors (perceptions, interests, and aspirations), extrinsic factors (diagnosis, consistency, and cooperation), organization (leadership, socialization, supervision, fee), the pharmaceutical industry (promotion and compensation), as well as policy implementation. The research was conducted with a qualitative approach and case study designs. Primary data obtained from interviews and observations and is equipped with a document review as a from of triangulation. This study concluded that the motivation of doctors in prescribing is influenced by many factors, among others, the diagnosis of diseases, the financial condition of the patient, the rewards of collaboration with the pharmaceutical industry. Remuneration from an outside party provides a strong influence on the prescribing physician. As a suggestion for a follow-up, needed clear rules for the application of the formula by the Director Risa Hospital Medical Center. Another important point to consider in the process of implementing the use of formularies is giving a clear rewards and sanctions for physicians."
Depok: Universitas Indonesia, 2012
T31013
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
"Lontar Bali ini memuat judul Usada, menguraikan segala macam penyakit, bahan-bahan obatnya, serta tatacara pengobatannya secara tradisional. Ada yang berupa ramuan dari beberapa bahan obat tradisional yang diulek (berupa bureha) dan dioleskan pada bagian yang sakit, ada dengan cara sembur, minum loloh (ramuan cair), dan beberapa menggunakan mantra. Jenis-jenis penyakit yang disebutkan dalam naskah ini di antaranya: panas, semakin kurus, disengat kelabang, moro, maluang, rematik, rumpu, uyang, sakit prana, buh, panas dingin, panuwed, segala tiang dan lain sebagainya. Semuanya ini dapat diobati, sembur, maupun dengan cara minum loloh. Lempir awal dari naskah atau awal penulisan naskah tidak ada. Pada sisi kanan naskah terdapat cuplikan-cuplikan singkat yang menyebabkan nama-nama penyakit yang keterangannya diuraikan pada tiap-tiap teks di mana cuplikan itu berada. Informasi penulisan teks maupun penyalinan naskah ini tidak ditemukan."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
PR.143-LT 262b
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
"Lontar asal Bali ini berisi teks berjudul usada keling, menguraikan bermacam-macam nama penyakit (tiwang), penyebabnya, dan pengobatannya secara tradisional dengan menggunakan sarana-srana khusus yang bersifat tradisional lengkap dengan mantra-mantranya. Antara lain disebutkan nama-nama penyakit seperti: tiwang bumi (bengkak dalam perut), tiwang jawat (gatal pada badan), tiwang susu (berdenyut-denyut pada tubuh), tiwang nuju angin (berkunang-kunang pada mata), dan lain sebagainya. Di tengah-tengan teks terdapat keterangan tentang obat dan mantra dari segala tiwang, dan disebutkan ada satu jenis tiwang yang sangat berbahaya bernama tiwang dongkang atau tiwang dopang. Ciri-ciri tiwang ini adalah sakit pada pinggang sampai melengkung dan selama tiga malam penderita pasti dan tidak dapat terobati. Teks dilanjutkan dengan bentuk-bentuk pengobatan lainnya seperti: panuwed, tutuh hidung, loloh (sejenis ramuan yang diminun), rerajahan, pemancut guna bebai lan pemedi, pematuh alas angker serta mengalahkan setra aeng angker. Diakhiri dengan ajaran Sanghyang Sarwa Griguh sehubungan dengan pengobatan secara tradisional dengan segala tata cara dan sarana yang ada didalamnya. Halaman 1-3 hilang dari naskah ini. Uraiannya dimulai dari h.4-52. Kemungkinan besar halaman/lempir yang tak termuat ini berisikan uraian pendahuluan naskah atau mungkin juga merupakan uraian lain dari judul ini (?)."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
PR.144-LT 177
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
"Teks berisi aneka macam catatan yang diambil dari berbagai sumber, baik berupa tulisan maupun perorangan. Catatan-catatan tersebut menguraikan: 1) ramuan obat; untuk sakit panas, sakit perut, sakit kepaka, telinga bengkak, telinga tuli, sakit mata, sakit gigi, mimisen, segu, sakit batuk dan asma, sekel (urat yang mekar), bisul, kurap, bubul, pathek, kadhas, bidur, gatal-gatal, luka (tertusuk, terkena pisau, terbentur, kena api, kena air panas, terjatuh), terkilir, penyakit ?perempuan?, kencing batu, jengkolen, anyang-anyangen, sakit ?raja singa?, cacingan, kensing manis, obat sesudah melahirkan, obet saat menyusui, sakit encok, membersihkan darah, penawar mabuk minuman keras, penawar mabuk laut, penawar candu atau tembakau, jamu gadhung (untuk membersihkan darah), untuk menjarangkan kelahiran (bagi laki-laki), obat kuat lelaki, bermacam-macam penawar racun; 2) manfaat bagian tubuh hewan (diambil dari kitab kayatul kewan); 3) aneka macam resep seperti cara memotong botol, membasmi kutu busuk, mengawetkan kayu, menghilangkan noda, memegang besi yang sedang ditempa; 4) nama tanaman yang yang biasa digunakan sebagai obat (trena usada). Naskah ini merupakan salinan ketikan dari naskah KBG 609. Naskah induk itu disalin oleh R. Sutaprawira, seorang Patih Tegal (h.i). Staf Pigeaud menyalin naskah induk tersebut pada tanggal 4 Mei 1928, di Surakarta. Naskah salinan sebanyak dua eksemplar itu kini tersimpan dikoleksi FSUI ini, berciri A 6.01a dan b. Hanya ketikan asli (a) yang dimikroflim."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
PW.16-A 6.01a-b
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
"Buku ini mengambil sumber dari kitab primbon Betal jemur. Adapun isinya adalah menerangkan kegunaan dari burung pelatuk, bulus dan jamu-jamuan yang berasal dari akar-akar tumbuh-tumbuhan, daun-daunan, rempah-rempahan, sayuran dan lain-lain."
Yogyakarta: Mahadewa, 1942
BKL.0062-PR 8
Buku Klasik  Universitas Indonesia Library
cover
"Naskah lontar ini memuat teks yang diawali dengan panangkep sarwa mawisesa dan sarwa leyak (h.1-3), yaitu uraian tentang penakut segala kesaktian dan leyak sakti berdasarkan keputusan Betari Durga yang dilakukan pada Selasa Kliwon, lengkap dengan mantra dan rerajahannya. Dilanjutkan tentang mantra-mantra tentang pangurip sabda (4-5); Aji panulak (5a); pangataksu (5b); rare kadadak (6a); pangesengan gering (sakti) dan pangastawan bayu terhadap orang yang tertimpa sakit (6b); dan pangalah gering (7a). Teks diakhiri dengan uraian tambasaluwiring ngantakin panes (8b), yaitu obat dari segala penyebab sakit panas. Sarananya daun candi lata, daun kacubung kasyan dan bawang adas. Kaki si penderita dioles dengan daun candi lata ditambah bawang, garam dan arang, kemudian tiga batang pelepah byah diikat dengan benang sri datu lalu dibakar (tambus). Semua diolah sedemikian rupa sehingga menjadi loloh. Pada h.5a dan 6a, teks hanya digosok dengan warna hitam dan belum dibersihkan sebagaimana lempir-lempir yang lain sehingga tambak agak kotor. Sedangkan di balik sampul depan terdapat juga judul naskah, ditulis tangan memakai tinta merah. Informasi penulisan maupun penyalinan naskah ini tidak ditemukan dengan jelas."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
PR.34-LT 257
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi-Djama
"Buku ini adalah petikan dari primbon Jawa yang memuat obat-obatan (jamu) bagi para wanita, antara lain berupa: jamu agar dikasihi oleh pris; jamu bagi wanita yang ingin mempunyai anak; jamu bagi orang yang hamil dan setelah melahirkan putra dan sebagainya."
Yogyakarta: Toko Buku Mahadewa, 1940
BKL.0283-PR 14
Buku Klasik  Universitas Indonesia Library
cover
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>