Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 7768 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Walbeehm, A.H.J.G.
"Buku ini berisi uraian mengenai kata-kata dalam bahasa Jawa sebagai bagian dari kalimat (Jawa). Diawali dengan uraian mengenai kata kerja dan diakhiri dengan kata sambung, dan susunan kalimat."
Batavia: Boekhandel Visser, 1897
BKL.0859-BA 76
Buku Klasik  Universitas Indonesia Library
cover
Zoetmulder, Petrus Josephus
"ulasan studi tata bahasa mengenai bahasa jawa kuno"
Bandung: A.C. Nix, 1950
R BLD 499.29 ZOE t
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Walbeehm, A.H.J.G.
"Buku ini membahas mengenai kata-kata dalam tingkat tutur bahasa Jawa ngoko, pemakaian krama (krama fakultatif, krama desa, krama inggil), madya, basa kasar, basa kedhaton."
Batavia: Albert Rusche, 1896
BKL.0850-BA 57
Buku Klasik  Universitas Indonesia Library
cover
Duyzentkunst, Frida Balk-Smit
Amsterdam: Nijgh & Van Ditmar, 1994
BLD 439.318 DUY w
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI, 1990
499.221 2 TIP
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1991
499.222 5 TAT (1)
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
D. Edi Subroto
Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1991
499.221 5 EDI t (1)
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
"Preposisi adalah jenis kata yang berfungsi sebagai penghubung atau perangkai yang merangkaikan seluruh struktur sumbu dengan struktur gramatikal lain yang merupakan bagiannya. Preposisi diikuti oleh nomina dan menghubungkannya dengan kata lain dalam ikatan eksosentris berupa frase preposisional. Begitu pun dengan Bahasa Jawa Kuno, preposisi diikuti oleh nomina. Preposisi memiliki makna gramatikal yaitu hanya mempunyai makna dan fungsi jika berada di dalam struktur kalimat. Dalam kalimat, preposisi selalu hadir bersama-sama sumbunya membentuk frase preposisional sehingga dalam Bahasa Jawa Kuno preposisi tidak pernah berada pada akhir kalimat. Secara sintaktis, frase preposisional dapat mengisi fungsi obyek dan fungsi pelengkap dalam tataran klausa. Secara semantis, preposisi dalam Bahasa Jawa Kuno berfungsi menandai peran-peran tertentu sebagai hasil hubungan antara argumen pengisi sumbu dan predikator dalam suatu proposisi. Peran-peran yang dapat ditandai oleh preposisi Bahasa Jawa Kuno adalah: pelaku, lokatif dinamis, lokatif statis, tujuan, temporal, sebab, alat, sumber, asal, perihal, dan situasi. Tujuan dari penulisan ini adalah ingin mengidentifikasi preposisi dalam Bahasa Jawa Kuno. Dan situ diharapkan dapat menjadi sumbangan besar bagi para pembaca dan peneliti-peneliti selanjutnya dalam memahami Bahasa Jawa Kuno."
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2005
S11358
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Serat sandi sutra ini berisi keterangan tentang aksara Jawa, terutama membicarakan mengenai vokal, dasanama, dan tata kalimat. Menurut keterangan di h.i, Pigeaud membeli naskah kertas tela ini di Yogyakarta pada tanggal 27 Mei 1932, dari Ir. Moens. Moens memperolehnya dari Kraton Kanoman, Cirebon. Karena judulnya memakai istilah Yudanagaran, kemungkinan pemiliknya di Cirebon bernama Pangeran Yudanagaran. Naskah telah pernah dibuat ringkasannya olen Mandrasastra pada Januari 1933, tetapi ringkasan tersebut tidak terlampir di dalamnya (kemungkinan sudah hilang). Untuk naskah lain dengan judul sandi sutra, lihat MSB/S.31 dan LOr 2175. Bandingkan keterangan Pigeaud 1967: 294 maupun referensi naskah lain dalam Pigeaud 1970: 373."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
PW.83-NR 197
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
"Teks ini berisi 51 buah ?tembung camboran?, di mana masing-masing diuraikan asalnya disertai dengan penjelasan artinya. Yang dimaksud dengan istilah ?tembung camboran? adalah kata majemuk. Namun yang diuraikan disini bukan kata majemuk biasa, tetapi kata dengan dua suku kata, yang diduga berasal dari singkatan dua kata lain berdasarkan homofoni suku katanya. Keterangan asal kata dengan cara ini biasanya disebutkan keratabasa atau etimologi rakyat (folk etymology. K.G.P.A.A. Mangkunagara VII memberikan naskah ini kepada Pigeaud pada bulan April 1932 di Surakarta. Dengan demikian, dapat diperkirakan bahwa penulisan teks-nya dan penyalinannya dalam naskah kecil ini dilaksanakan di Mangkunagaran, sekitar tahun 1930. Terdapat keterangan ?kata majemuk? ini ?kadhapuk dados salingga lajeng dados tembung nami baku? yang menunjukkan bahwa penulis teks ini berusaha untuk mempermodern ilmu bahasa jawa tradisional, sehingga istilah keratabasa sama sekali tidak disebutkan dalam naskah ini. Setelah diperiksa naskah ini segera dialihaksarakan oleh staf Pigeaud di Surakarta. Salinan ketikan naskah ini adalah FSUI/BA.140a."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
BA.140-A 26.06a
Naskah  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>