Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 1889 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Lamairesse, E.
"Buku ini adalah terjemahan dalam bahasa Perancis dari teks Kama Sutra India (pedoman tentang cinta oleh Vatsyayana) sebuah teologi Hindu. Terjemahan dibuat oleh E. Lamairesse seorang mantan insinyur kepala yang ditugaskan di India. Isi buku berupa terjemahan dengan tambahan komentar dari penerjemah, antara lain mengenai: 1. Sentuhan-sentuhan seksual; 2. Cara-cara berhubungan badan; 3. Teriakan-teriakan ketika berhubungan badan; 4. Posisi berhubungan badan; 5. Keinginan seksual yang bermacam-macam tergantung wanita tersbeut berasal dari India bagian Utara atau Selatan; 6. Kewajiban seorang istri; 7. Minuman-minuman yang membangkitkan hasrat berhubungan badan; 8. Bagaimana cara memperoleh uang atau kekayaan dari pasangan selingkuh, dan sebagainya."
Paris: George's Carre, [date of publication not identified]
BKL.0791-AH 5
Buku Klasik  Universitas Indonesia Library
cover
Vatsyayana, Van
Yogyakarta : Narasi, 2007,
306.7 Vat k
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Mastiur Pharmata
"Skripsi ini membahas mengenai sistem nilai budaya dan ajaran seks yang terkandung dalam Serat Nitimani. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analisis dengan menggunakan teori Kerangka Sistem Nilai Budaya oleh Kluckhohn.
Hasil dari penelitian ini adalah bahwa ajaran seks dalam Serat Nitimani terbukti mengandung sistem nilai budaya Jawa yang berlandaskan pada nilai religiusitas. Pada akhirnya dapat dilihat bahwa Serat Nitimani mengandung ajaran atau pedoman moral, nilai, dan kaidah bagi orang Jawa mengenai bagaimana cara melakukan hubungan seks yang benar dan tepat, karena hal tersebut berhubungan dengan inti ajaran kebatinan Jawa yaitu sangkan paraning dumadi dan manunggaling kawula Gusti.

This undergraduate thesis discuss about cultural value system and sex guidance as reflected in Serat Nitimani. This research used the descriptive analyzes method based on Kluckhohn?s cultural value system outline theory.
This research will result a conclusion that sex guidance inside the Serat Nitimani has proven that it contains Javanese cultural value system which based on the religiosity. At the end of the research, we can see that Serat Nitimani contains of lessons and guidance of morality, value, and principals for the Javanese about how to do sex correct and properly because it relates to the Javanese main spirituality guidance; sangkanparaning dumadi and manunggaling kawula gusti."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2009
S11397
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
"Naskah ini merupakan naskah yang berisi piwulang yang berkenaan dengan pendidikan seks yang dikaitkan dengan mistis Islam. Keseluruhan ada 32 bab. Asal koleksi naskah milik R. Tanojo."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
PW.10-KT 17
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
Raden Brata Kesawa
"Buku ini berisi ajaran bagaimana tata cara bersanggama yang baik, yang diharapkan dapat memperoleh keturunan/anak, yaitu: 1. asal mula adanya tata cara sanggama; 2. sarana bersanggama bagi pria; 3. sarana bersanggama bagi wanita; 4. bacaan mantra dalam bersanggama; 5. halangan bersanggama dan penanggulangannya. 6. perawatan tubuh; 7. terbentuknya benih yang baik; 8. mantra dalam bersanggama, seperti asmarasabda, asmara cipta; asmara wanita; asmara bontra."
Kediri: Tan Khoen Swie, 1929
BKL.0245-PW 78
Buku Klasik  Universitas Indonesia Library
cover
Raden Mas Adipati Arya Sugondo
"Buku ini berisi uraian pengetahuan dalam percintaan khususnya untuk para wanita dalam menciptakan kepuasan dan kesempurnaannya."
Soerakarta: Albert Rusche, 1919
BKL.0584-PW 113
Buku Klasik  Universitas Indonesia Library
cover
Abu Umar Basyir
Solo : Rumah Dzikir, 2006
297.566 Bas s
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Maulidya Fadhilah
"Angka literasi seksual di Indonesia masih tergolong rendah. Menurut data dari riset yang dilakukan oleh UNICEF, remaja Indonesia memiliki pengetahuan yang terbatas tentang kesehatan reproduksi dan AIDS sehingga menempatkan mereka pada risio tinggi memiliki kehamilan yang tidak diinginkan atau terinfeksi oleh penyakit menular seksual. Menurut survey pada tahun 2011, hanya 20 dari penduduk Indonesia dari umur 15-24 tahun yang mempunyai pengetahuan secara lengkap mengenai H.I.V. Melihat data tersebut, Ruang Anak Dunia Foundation, sebagai lembaga swadaya masyarakat yang bergerak dalam isu anak, membuat kampanye pemasaran sosial yang bertujuan untuk meningkatkan literasi seksual anak sesuai dengan The International Guidelines on Sexuality Education. Kampanye pemasaran sosial `Lebih Mengerti agar Dapat Dimengerti` mengajak orangtua untuk belajar agar mengerti apa yang harus diberitahu kepada anak dalam pendidikan seksual sejak dini. Kampanye ini menggunakan pendekatan rasional yang menarik agar target adopter tergerak untuk melakukan perubahan perilaku. Kampanye ini dilakukan mengacu kepada strategi pemasaran sosial dengan total biaya Rp23,825.000,-

The number of sexual literacy in Indonesia is still relatively low. According to data from research conducted by UNICEF, Indonesian adolescents have limited knowledge about reproductive health and AIDS, thus putting them at high risk of having unwanted pregnancies or being infected by sexually transmitted diseases. According to a survey conducted in 2011, only 20 of Indonesia`s population from 15-24 years old have complete knowledge of H.I.V. Looking at the data, Ruang Anak Dunia Foundation, as a non-governmental organization that deals with children`s issues, creates a social marketing campaign aimed at improving children`s sexual literacy according to The International Guidelines on Sexuality Education. Social marketing campaigns Lebih Mengerti agar Dapat Dimengerti invites parents to learn to understand what to tell the child in early sexual education. This campaign uses a rational approach that appeals to target adopters to change behavior. This campaign was conducted based on social marketing strategy with total cost Rp23,825,000, -"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2018
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
I Made Sukarta
"Ibu perlu mengajarkan tentang seks kepada anak remajanya, karena remaja kurang memahami tentang seks secara baik dan benar. Ketidaktahuan remaja tentang seks berdampak pada bentuk penyimpangan perilaku seks seperti perkosaan, seks bebas, kehamilan yang tidak dikehendaki, PMS dan berbagai masalah lainnya. Idealnya orang tualah yang memberikan pendidikan dan pengajaran tentang seks kepada anak remajanya, ibu lebih dekat dan tahu kebutuhan anaknya dibanding ayah.
Penelitian untuk mengetahui gambaran faktor - faktor yang berhubungan dengan sikap ibu terhadap pendidikan seks remaja di Kecamatan Lamuru Kabupaten Bone Propinsi Sulawesi-Selatan tahun 2003. Metode penelitian crass sectional penelitian dilaksanakan pada 5 desa dari 12 desa yang diambil secara multi stage sampling. Subyek penelitian ini sebanyak 170 orang ibu - ibu yang memiliki anak remaja berusia 10 - 24 tahun.
Tujuan penelitian adalah ingin mengetahui bagaimana gambaran faktor - faktor yang berhubungan dengan sikap ibu terhadap pendidikan seks remaja di Kecamatan Lamuru Kabupaten Bane Propinsi Sulawesi - Selatan tahun 2003.
Hasil penelitian diperoleh bahwa ibu - ibu yang berpartisipasi berumur antara 27 - 60 tahun dengan umur rata-rata 37 tahun, tingkat pendidikan terbanyak SD, (55.9 %) pengetahuan tentang pendidikan seks remaja katagori baik (71.8 %). Responden yang bekerja (44.1 %), tingkat penghasilan tinggi (20.6%), yang taat ibadah (50 %). Jumlah remaja kecil (1 - 2 orang), (82.9 %) dan yang memperoleh informasi tentang seks (78.8 %), pendidikan suami responden terbanyak pendidikan rendah SLTP ke bawah (65.3 %) Ibu - ibu yang bersikap setuju terhadap pendidikan seks remaja 57.1 %. Faktor dominan berhubungan dengan sikap ibu tehadap pendidikan seks remaja adalah pengetahuan nilaEi p= 0.0001 dan OR 4.5207.
Semua pihak yang menaruh perhatian terhadap masalah - masalah pendidikan seks remaja perlu berkolaborasi dalam pemberian pendidikan seks kepada remaja dengan melibatkan orang tua secara aktif.

It is a common perception that mothers have to talk about sexuality matters to their adolescents, as adolescents are mostly lack of knowledge on that sensitive issue. The situation of the lack of knowledge and information on sexuality is sometimes leads to a deviation on sexual behavior, such as sexual abusing, raping, free-sex, unwanted pregnancy, contracted to STD, and other problems related to it In an ideal world, the parent is the most person who should provide sex education and other things related to sexuality matters to their teenagers, in this case, usually the mother is closer and more understand with their children's needs, than the father.
The study wants to explore on factors related to mother's attitude on sexual education for adolescent, with a cross-sectional as the method. The study is carried out in 5 villages among 12 existing villages at Kecamatan Larnuru. The subject of the study is 170 mothers who have adolescent age 10 to 24 years old.
The purpose of the study is to find out the factors related to ,mother's attitude on sexual education for adolescent in Kecamatan Lamuru Kabupafen Bone at South Sulawesi in year 2003.
The result of the study described that mothers who involved with the study has an age range between 27 to 60 years old, with an average on 37 years old. Their level of education is mostly primary school (55.9%), and their level of knowledge on sexual education has category as a good knowledge on sexual education (71.8%). Respondents who are working mother is about 44d%, having have high. salary is around 20.6%, and considering to have high regards on religious is about 50%. They are mostly (82,9%) having only I to 2 adolescents; there are 78.8% of respondents - who exposed to information on sexuality. The most common on husband's education is junior high school and lower (65.3%). Respondents who agree on sex education for adolescent is about 57.1%. The most dominant factor related to mother's attitude on sexual education the mother's knowledge on sex education, with p-value is 0.0001 and the OR is 4.5207.
Based en the findings, it is suggested that for all person or institution concerned to the problems related to sex education for adolescent, they have to be have collaboration with each other in order to construct the approach on giving the sex education for adolescent, and with an active involvement of the parents.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2003
T12762
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sjarifah Salmah
"Bagi remaja kelompok usia 10 - 19 tahun, pendidikan kesehatan reproduksi merupakan pendekatan awal yang bersifat preventif. Pendekatan ini dilakukan dengan harapan agar remaja dapat menyayangi dan memelihara kesehatan reproduksinya, sehingga mereka terhindar dari hal-hal yang berhubungan dengan antara lain kehamilan pada usia muda dan akibat yang ditimbulkannya. Komsumsi gizi yang mencukupi, menjadikan remaja secara biologis lebih cepat tumbuh dibandingkan tahun-tahun yang lalu. Pengaruh arus globalisasi dan rasa ingin tahu yang menonjol perlu mendapat jawaban yang benar, agar mereka tidak salah menghadapi tantangan kebutuhan biologis yang meronta dalam pertumbuhannya. Jenis penelitian ini adalah eksperimen lapangan dengan desain dasar "non equivalent control group" dan diubah menjadi "modified control group" agar sesuai dengan tujuan penelitian. Analisis statistik dilakukan dengan uji univariat dan bivariat.
Hasil penelitian : 1. Pengetahuan responden meningkat secara bermakna pada kedua metode. 2. Perubahan sikap hanya terjadi pada metode ceramah. 3. Metode ceramah lebih efektif meningkatkan pengetahuan responden. 4. Pendidikan dan pekerjaan ibu/bapak responden tidak tampak banyak berperan/berkontribusi dalam memberikan pengetahuan kesehatan reproduksi kepada anak remajanya.
Kesimpulan : Kedua metode dapat meningkatkan pengetahuan responden, namun metode ceramah lebih efektif meningkatkan pengetahuan dibandingkan metode simulasi; Kedua metode tidak berpengaruh kepada retensi memori responden.
Saran : Agar remaja menyayangi dan memelihara kesehatan reproduksinya, maka pengetahuan tentang alat reproduksi pria dan wanita, hormon dan fungsinya, dan pola reproduksi sehat perlu diberikan pada siswa kelas II ke atas.;The effect of Game and Lecture Methods on the Reproduction Health EducationFor the teenagers of 10 - 19 years of age, reproduction health education is one of the preventive approaches to the sex related problems.

The objective of this approach is to make the teen-agers care and maintain their reproduction health, so that they will be prevented from facing certain problem such as young woman pregnancy and its related consequences. As the result of consuming nutritious food, the teen-agers can physically grow faster than those of the previous years. Their feeling of curiosity in sexual issues in addition to the influence of globalization upon them should be tackled in a correct manner so that they will be able to cope with their biological needs positively during the course of their growth. Statistical analysis is applied by using univariate and bivariate examinations.
The results of the research : 1. The respondents improves significantly after the application of the two methods, 2. The lecture method is, however, more effective in improving the knowledge of the respondent, 3. The alteration of attitude exists in the lecture method, 4. There is no indication that the professions and educational background of the parents have influenced the improvement of the knowledge on the reproduction health of their children.
Conclusion : The two methods can improve the knowledge of the respondent. The lecture method is however, more effective than the simulation method. The two method have no significant influence for the retention of the respondents' memories.
Suggestion : In order that the teenagers can care and maintain their reproduction health, it is suggested that the knowledge on the male and female reproduction organs, hormones and their functions, as well as healthy reproduction patterns be taught to the students of the second or higher grades of the secondary high schools.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 1995
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>