Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 9990 dokumen yang sesuai dengan query
cover
S. Hadiwiyata
"Buku ini berisi mengenai perihal di alam kubur. Jika disusun setiap huruf awalnya, maka tersusun kalimat ?Muga paring rahmat sapa Allah ing Kangjeng Nabi Mukammad?, yang berarti semoga mendapat berkah dan rahmat dari Nabi Muhammad SAW."
Solo: AB. Siti Sjamsijah, 1925
BKL.0765-IS 79
Buku Klasik  Universitas Indonesia Library
cover
Mazhahiri, Ayatullah Husain
Jakarta: Lentera , 2000
297.5 MAZ jt
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Sulaiman
"ABSTRAK
Tema cerpen Kubur adalah pertentangan antara pihak Paman dengan pihak Mas Hari. Mas Hari sendiri, dan kakaknya Mas Harto yang sepaham dengannya, adalah putra-putra Paman. Pertentangan yang terjadi itu berkenaan dengan soal penembokan kubur istri Paman.Sedangkan amanat utama cerpen Kubur ini ialah bahwa hukum membangun tembok di atas kubur seseorang adalah terlarang. Amanat ini disampaikan lewat pandangan tokoh Paman dan salah seorang putranya yang sepaham yakni Mas Harto.Pandangan Paman sebagai telah diuraikan pada bagian sebelum ini, mewakili pandangan Muhammadiyah. Memang secara kebetulan Paman sendiri adalah seorang anggota perkumpul an Muhammadiyah. Ada pun pandangan Mas Hari, yang dikatakan se_bagai abangan, sebenarnya mewakili pandangan Nahdhatul Ulama.Pertentangan di bidang agama antara Muhammadiyah dengan abangan hampir dapat dipastikan tidak mungkin. Muhammadiyah, sebagaimana halnya Nahdhatul Ulama yang melalui organisasi tarekat banyak menarik kaum abangan menjadi santri (Dhofier, 1982: 142), bahkan banyak melakukan pendekatan terhadap kaum abangan untuk menarik mereka menjadi santri (Anshari, 1983: 260-261; Rusydi, 1983: 178)_

"
1986
S10884
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Since the enactment of Permendiknas (Regulation of Minister of National Education) No.22 regarding the contents standard (SI), in its implementation it still faces various problems and obstructions, especially in PAI learning. Among the indicators is, the teachers of Islamic religious education (GPAI) find a difficulty in understanding both the SI document and its implementation. In general, teachers also face difficulty in developing the syllabus, especially in formulating the indicators. The study on SI implementation at SMP (Junior High School) is to answer the question on how is GPAI capability in planning and implementing the learning, doing the assessment on PAI learning as well as the obstructing factor in PAI learning. Among the finding of such study shows that GPAI capability in planning and implementing the learning is in fair category. This is affected by the limitation of GPAI understanding on SI document, in syllabus development as well as RPP composing. The assessment procedure on PAI learning in general refers to the Permendiknas No.22 of 2006, but generally GPAI faces difficulty in doing the assessment on good behaviour since there is no assessment format yet."
EDJPPAK
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Hasbullah
Jakarta: RajaGrafindo Persada, 1996
297.64 HAS k
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Rahma Dani Puji Astuti
"ABSTRAK
Pondok pesantren di Indonesia saat ini cenderung mengalami perubahan dari pesantren tradisional menjadi pesantren modern. Pesantren modern biasanya menggunakan label Islamic Modern Boarding School yang terlihat menerapkan biaya yang mahal, hal ini berbeda dengan biaya pada pondok pesantren tradisional. Berdasarkan studi literatur sebelumnya ditemukan bahwa terdapat kompetisi dan komersialisasi pada lembaga pendidikan Islam. Sehingga ada beberapa pondok pesantren yang memberikan opsi biaya asrama. Penulis berargumen dengan berkembangnya masyarakat muslim kelas menengah di perkotaan mendorong komersialisasi dalam pendidikan Islam. Meskipun melakukan komersialisasi, sebagai lembaga pendidikan Islam pesantren modern masih menganggap modal spiritual sebagai hal yang penting. Pondok pesantren modern dapat berperan sebagai agen sosialisasi dalam menciptakan identitas para santri menjadi muslim modern. Pada artikel ini, penulis menggunakan metode kualitatif. Penelitian ini menggunakan data primer dan data sekunder dari pondok pesantren serta beberapa penelitian sebelumnya yang sejenis. Penelitian ini dilakukan di Pondok Pesantren Al-Adzkar Pamulang.

ABSTRACT
Islamic boarding schools in Indonesia tend to change from a traditional boarding school into a modern boarding school. Modern boarding school usually uses the ldquo Islamic Modern Boarding School rdquo label that seem have an expensive cost, differently from the traditional boarding school cost. Based on previous studies, it was found that there is competition and commercialization in Islamic education institutions. Because of that commercialization, many Islamic Boarding School gives some option for santri to stay at dormitory that boarding school serve. The writer argues that the development of middle class muslim in cities pushed the commercialization in the education of Islam. Although doing commercialize, modern boarding school as an education of Islam still considers spiritual capital as important thing. However, the consequences of commercialization cause the majority of modern boarding students come from the mid high class. Modern boarding school can act as an agent of socialization in creating the identity of the students into a modern Muslim. In this research, the writer use a qualitative method. The research was using primary data and secondary data from the boarding school and some previous of studies that simmilar. This research was conducted in Pondok Pesantren Al Adzkar, Pamulang."
2016
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
cover
cover
Jakarta: Bumi Aksara, 1995
297.64 FIL
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Fahmi Muhammad Ahmadi
"Pesantren yang merupakan subkultur bangsa Indonesia tentunya mempunyai struktur sosial sendiri yang unik. Kiai adalah tokoh sentral pesantren yang memimpin dan berdiri sebagai imam, guru juga pemilik lembaga pendidikan yang bernama pesantren. Sehingga kiai memiliki otoritas yang penuh terhadap persantren yang dipimpinnya. Tak berlebihan kalau kemudian kiai disebut sebagai salah satu dari agen perubahan sosial yang ada dalam pesantren dan juga cultural broker bagi pesantren. Sebagai sebuah organisasi, pesantren tidak hanya kiai yang disebut aktor. Ada beberapa aktor dalam pesantren, salah satunya adalah ibu nyai yaitu istri kiai pemilik atau pengasuh pesantren.
Pesantren Al Munawwir Krapyak Yogyakarta adalah pesantren salaf yang didalamnya tradisi Islam NU sangat kental. Pendidikan klasikal masih menjadi metode pendidikan dalam pesantren tersebut. Peran kiai masih dominan sebagaimana layaknya pesantren pada umumnya. Tetapi ada beberapa ibu nyai dalam pesantren ini juga memiliki peran yang tidak kalah dengan kiai. Sebab ibu nyai tidak digambarkan sebagai pendamping kiai saja tetapi ada peranan yang ibu nyai mainkan karena ibu nyai termasuk dalam elit pesantren yang tentunya memiliki power sebagaimana layaknya elit sosial dalam masyarakat.
Seberapa ibu nyai dalam pesantren Al Munawwir ini turut serta untuk memberikan arti dalam perjalanan pesantren. Dimana ibu nyai turut berperan serta dalam pengambilan kebijakan-kebijakan pesantren. Peran ibu nyai yang menonjol dalam pesantren merupakan basil dari proses yang berlangsung dalam diri ibu nyai. Adanya persepsi yang dimilikinya dan struktur sosial pesantren yang saling berinteraksi ditambah dengan adanya motif dan situasi serta kondisi yang mendukung membuat ibu nyai dapat melakukan reproduksi dan memainkan perannya dengan kesadarannya sendiri. Tak dapat dinafikan adanya dorongan dari aktor-aktor lain dalam pesantren yang mendorong ibu nyai.
Human capital yang dimiliki oleh ibu nyai membuat ibu nyai dapat memberdayakan dirinya dan membuatnya lebih berperan dalam komunitas pesantren. Saat ibu nyai telah mendapatkan tempat dan legitimasi dari komunitas pesantren sebagai alit ibu nyai dapat membawa angin perubahan bagi pesantren. Ibu nyai sebagai perempuan sanggup mengalokasikan power dalam tindakan sosialnya. Otoritas power yang dimiliki ternyata dimanfwkan sedemikian rupa oleh ibu nyai walaupun ibu nyai mendapatkan tantangan sebagai konsekuensi logis ketika ada sekelompok orang yang bplum siap.
Pesanlren salaf tidak seperti dibayangkan selama ini sebagai sesuatu yang ortodok dan kaku yang mengkungkung peran dan kebebasan perempuan. Di pesantren ini peran ibu nyai ternyata tidak lepas dari legitimasi yang diberikan oleh komunitas pesantren terlebih adanya kiai yang memberikan legitimasi tersebut."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2002
T156
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>