Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 155 dokumen yang sesuai dengan query
cover
R.Ng. [Raden Ngabehi] Yasadipura I
Jakarta: Depdikbud, 1982
899.222 YAS m
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Raden Ngabehi Jasadipura I
"Buku Menak Demis ini adalah salinan dari naskah tulisan tangan koleksi KGB van K en W (Hs KBG 138 pupuh: 128?140). Buku Menak Demis adalah salah satu bagian dari rangkaian Serat Menak gubahan Jasadipura I terbitan Bale Pustaka tahun 1935. Adapun rangkaian isinya adalah: 1. Sang Amir hendak pulang ke Mekah. Di tengah jalan berkelahi melawan raksasa; 2. Dewi Kuraisin membantu perang; 3. Sang Amir bertemu raksasa wanita memanggul; 4. Sang Amir mendapat kuda tunggangan keturunan peri dan raksasa; 5. Prabu Umarmadi mengeluh kekurangan makanan; 6. Sang Amir bertemu dengan Prabu Umarmadi; 7. Umarmadi tidak mengenali Wong Agung; 8. Wong Agung bertemu dengan istrinya, Dewi Muninggar; 9. Prabu Nuriswan dan Prabu Jobin kalah perang; 10. Prabu Nuriswan mengungsi ke Demis; 11. Wong Agung mengirim surat tantangan kepada raja di Demis; 12. Para raja dipermainkan oleh Umarmaya; 13. Wong Agung dan Umarmaya mengalihkan perhatian menemui raja di Demis."
Betawi Sentrem: Bale Pustaka, 1934
BKL.0621-CP 17
Buku Klasik  Universitas Indonesia Library
cover
R.Ng. [Raden Ngabehi] Yasadipura I
Jakarta: Depdikbud, 1982
899.222 YAS m
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
"Cerita Islam yang diambil dari Hikayat Amir Hamzah."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
GS 14-CI.4
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
"Cerita Islam yang diambil dari Hikayat Amir Hamzah."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
GS 15-CI.5
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
R.Ng. [Raden Ngabehi] Yasadipura I
"Buku Menak Kanjun (Menak Parangakik) adalah salah satu bagian dari Serat Menak gubahan Jasadipura I, terbitan Bale Pustaka tahun 1934. Adapun ringkasan isinya adalah: 1.) (hlm. 3) Wong Agung dan Raden Maktal diracun oleh musuh.; 2.) (hlm. 10) Wong Agung dan Raden Maktal disiksa oleh raja Kanjun.; 3.) (hlm. 14) Umar Maya hendak menolong Wong Agung; 4.) (hlm. 21) Raden Maktal lepas dari penjara lalu menyiapkan pasukan.; 5.) (hlm. 27) Raden Maktal mengamuk di medan perang.; 6.) (hlm. 31) Dewi Sudarawreti perang dengan putri di Karsinah.; 7.) (hlm. 39) Wong Agung bebas dari penjara.; 8.) (hlm. 48) Wong Agung bertemu dengan dua putri.; 9.) (hlm. 52) Wong Agung perang melawan raja Kanjun.; 10.) (hlm. 57) Wong Agung kawin dengan kedua putri.; 11.) (hlm. 61) Wong Agung Berada di Kuparman.; 12.) (hlm. 66) Dewi Maspinjun, raja putri di Medayin.; 13.) (hlm. 72) Wong Agung melamar Dewi Maspinjun.; 14.) (hlm. 75) Prabu Banakamsi melamar Dewi Maspinjun."
Betawi Sentrem: Bale Pustaka, 1934
BKL.0627-CP 23
Buku Klasik  Universitas Indonesia Library
cover
R.Ng. [Raden Ngabehi] Yasadipura I
Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI, 1982
899.231 YAS m
Koleksi Publik  Universitas Indonesia Library
cover
"Naskah ini berisi teks yang tidak biasa ditemui dalam khasanah kesusastraan Jawa. Isinya gabungan dua cerita yang berasal dari latar belakang budaya yang berbeda, yakni kisah Amir Hamzah dari siklus cerita Menak dipadu dengan cerita wayang purwa dari siklus Bratayuda. Ceritanya sangat menarik, yakni ketika Wong Agung Jayengrana, raja di tanah Arab, kedatangan seorang bernama Ki Aliman yang berasal dari tanah Jawa. Ki Aliman menuju Arabia untuk menyampaikan permintaan bantuan kepada raja Arab, sehubungan dengan situasi tanah Jawa yang masih terbelenggu dan terkebelakang karena pemikiran tradisional. Di samping itu disebabkan oleh keadaan yang tidak aman karena tindakan Kurawa yang semena-mena. Amir Hamzah menyetujui untuk mengirim pasukan ke Jawa, lalu memerintahkan Ratmarmaya dan Ratmarmadi untuk menggalang kekuatan. Dalam rombongan tersebut ikut pula di antaranya Pangeran Iman Suwasa, Prabu Lamdahur, Raden Maktal dan Raja Khandar. Kedatangan pasukan Arab di Jawa disambut oleh prajurit Kurawa dengan perang. Pertempuran dahsyat terjadi. Akhirnya pihak Kurawa terdesak dan menyerah. Setelah itu pasukan Arab terlibat pertempuran dengan Pandawa, yang mengantarkan pertemuan antara Wong Agung dengan Puntadewa. Perjumpaannya dengan Puntadewa ditandai dengan dialog mengenai ketuhanan dan hakiakt hidup. Cerita tidak tamat, karena masih dalam adegan peperangan antara pasukan Amarta-Dwarawati yang didukung oleh kekuatan prajurit kera, melawan pasukan Arab. 1) asmaradana; 2) dhandanggula; 3) kinanthi; 4) durma; 5) sinom; 6) pangkur; 7) durma; 8) asmaradana; 9) durma; 10) pangkur; 11) asmaradana; 12) pangkur; 13) sinom; 14) durma; 15) sinom; 16) dhandanggula; 17) pangkur; 18) durma; 19) pangkur; 20) kinanthi; 21) sinom; 22) durma; 23) pangkur; 24) durma; 25) kinanthi; 26) megatruh; 27) dhandanggula; 28) kinanthi; 29) sinom; 30) asmaradana; 31) dhandanggula; 32) kinanthi; 33) megatruh; 34) durma; 35) pangkur; 36) sinom; 37) durma; 38) dhandanggula; 39) pangkur; 40) durma; 41) dhandanggula; 42) sinom; 43) pangkur; 44) dhandanggula; 45) kinanthi; 46) durma; 47) pangkur; 48) asmaradana; 49) dhandanggula; 50) sinom; 51) dhandanggula; 52) mijil; 53) durma; 54) pangkur; 55) sinom; 56) kinanthi; 57) asmaradana; 58) sinom; 59) dhandanggula; 60) maskumambang; 61) kinanthi; 62) dhandanggula; 63) pangkur; 64) durma; 65) asmaradana; 66) dhandanggula. Keterangan penanggalan teks tidak ada, sehingga waktu penulisan belum dapat diperkirakan. Berdasarkan kosakata serta nama-nama yang disebutkan di dalam teks, diperkirakan teks ini merupakan produk sastra Pasisir. Sejauh ini belum diketahui seberapa banyak teks sekorpus yang ada. Informasi tentang teks ini belum disinggung dan dibicarakan secara terinci dalam pelbagai katalog naskah Jawa. Mengenai identifikasi waktu penyalinan tidak dicantumkan dalam teks. Namun dengan melihat gaya penyalinan dan usia kertasnya, dapat diperkirakan bahwa teks ini disalin antara pertengahan sampai akhir abad ke-19. Gaya tulisan yang dipakai dapat diidentifikasikan bercorak Pasisir Tengah; identifikasi ini diperkuat dengan adanya nama penjilid, menerangkan bahwa naskah telah dijilid di Boekbinderij Adiman, Pasar Kliwon, Nganguk Kidul, Kudus. Pada h.i terdapat keterangan menyebutkan bahwa Pigeaud menerima naskah ini dari M. Atmareja di Yogyakarta pada 7 Februari 1939."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
CI.61-NR 357
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
"Naskah dluwang ini, beraksara pegon, mengandung sebuah teks dari siklus Menak. Tidak ada keterangan yang menjelaskan tentang teks, baik judul, isi cerita maupun latar belakang asal teks, namun berdasarkan bahasa serta ciri-ciri lain, diperkirakan bahwa teks ini berasal dari daerah Pasisir. Penyunting juga menduga naskah disalin di daerah yang sama. Setelah membandingkannya dengan Serat Menak dalam Poerbatjaraka 1940a, Resowidjojo 1941 dan Pratelan I, ternyata teks Menak ini tidak ada yang mendekati isinya. Namun demikian, pada umumnya jalan ceritanya tidak jauh berbeda dengan versi Yasadipuran, hanya segi-segi tertentu saja yang tampak ditonjolkan, misalnya peran Umarmaya dan Umarmadi lebih dominan dalam alur cerita. Referensi lebih lanjut tentang Serat Menak dapat diperiksa dalam FSUI/CI.60."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
CI.67-NR 351
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
"Serat Menak, versi Yasadipuran. Naskah ini berisi keseluruhan jilid V (genap 104 pupuh) dari Serat Menak edisi Van Dorp (1886); kecocokan antara naskah ini dengan edisi Van Dorp memberi kesan seakan-akan naskah disalin langsung dari versi cetak tersebut. Edisi cetak diberi judul Menak Malebari, sedangkan naskah ini berjudul Menak Jayengmurti. Dalam jilid V tersebut dimuat cerita petualangan Amir Hamzah sejak bertempur dengan Raja Maliat Kustur, raja Kubarsi di negara Kusnia-Malebari, hingga peperangannya dengan Raja Johan Firman dari negara Tasmitan. Untuk ringkasan lengkap lihat Pratelan I: 286-299. Menurut catatan pada h.321, penyalin naskah bernama Gombak, yang menyelesaikan pekerjaannya pada tahun 1901. Tempat penyalinan tidak disebutkan, tetapi mungkin di Surakarta. Gaya tulisan yang dipakai sudah menyerupai gaya sekolahan. Naskah ini merupakan hadiah dari PT Caltex Pacific Indonesia kepada Fakultas Sastra Universitas Indonesia, pada tanggal 21 Januari 1977."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
CI.74-CT 20
Naskah  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>